BAB 6 TATA CARA PEDAGANGAN ELEKTRONIS SERTA PERSYARATAN DAN PRAKTEK PERDAGANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV MEKANISME PERDAGANGAN

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

BAB 6 PROSEDUR KLIRING

DAFTAR ISI PERATURAN DAN TATA TERTIB PT. BURSA KOMODITI & DERIVATIF INDONESIA INDONESIA COMMODITY & DERIVATIVES EXCHANGE ( ICDX )

PASAR FISIK KARET TERORGANISIR

PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA

PERATURAN TRANSAKSI INDEX ONLINE (MT4) PT AGRODANA FUTURES Effective : November 2013

PERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN. Pasal 87

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.

BAB I KETENTUAN UMUM

Status : TERKENDALI. 4. Jenis-jenis penawaran yang dapat disampaikan oleh Anggota Bursa melalui FITS adalah :

BAB 14 SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN

BAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku. Pasal 49

PERATURAN TRANSAKSI INDEX MT4 ONLINE PT INDOSUKSES FUTURES

T R A D I N G R U L E S INDEX SECARA ELEKTRONIK DAN ONLINE TRADING

BAB X PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pialang Berjangka. Pasal 102

BAB I KETENTUAN UMUM

TRADING RULES CRUDE OIL (CLSC) ON-LINE TRADING

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 107/BAPPEBTI/PER/11/2013

PERATURAN TRANSAKSI INDEKS ROLLOVER/BERKALA ON-LINE Platform : Realtime Trader 4 Efektif per tanggal 07 Juli 2011

LAMPIRAN DOKUMEN PEMBUKAAN REKENING TRANSAKSI

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

T R A D I N G R U L E S INDEX SECARA ELEKTRONIK DAN ONLINE TRADING

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 99/BAPPEBTI/PER/11/2012

PERATURAN TRANSAKSI INDEX SAHAM JEPANG, INDEX SAHAM HONGKONG & INDEX SAHAM KOREA (MT4) [GULIR & NON-GULIR]

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 117/BAPPEBTI/PER/03/2015

PERATURAN PERDAGANGAN (TRADING RULES) INDEKS SAHAM SECARA ELEKTRONIK ON-LINE TRADING

Mekanisme Perdagangan

TRADING RULES REGULAR INDEX JANGKA USD. Hong Kong Hang Seng Symbol

BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGOTA KLIRING YANG MENDAPATKAN JASA LAYANAN KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

Mekanisme Perdagangan (Sumber :

XAG Monday Friday Open at and Closed at OIL Open at and Closed at XAG Monday Friday Open at and Closed at 02.

Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.

PT. Gatra Mega Berjangka TRADING RULES OIL

BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING. 300 Struktur Organisasi. 301 Pengurus. 302 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI.

1. Anggota Bursa adalah perusahaan efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan Bursa untuk melakukan perdagangan Efek di Bursa.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

USER MANUAL ONLINE TRADING APLIKASI SIMAS TRADER

M E M U T U S K A N : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG KETENTUAN TEKNIS PERILAKU PIALANG BERJANGKA.

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR

TAMBAHAN PERATURAN DAN KETENTUAN PERDAGANGAN ON-LINE KONTRAK BERJANGKA INDEKS SAHAM US DOLLAR

109 Jasa Kliring dan Penjaminan serta Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka. 110 Wewenang Lembaga Kliring Dalam Penyelesaian Kontrak Berjangka

BAB I DEFINISI DAN INTERPRETASI

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

PERATURANDANTATATERTI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

PERATURAN TRANSAKSI INDEX ON-LINE TRADING

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN. (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari :

Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 93, Tambahan Lembaran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Panduan Singkat Transaksi Simulasi Kresna Direct

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720]

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

MEKANISME PERDAGANGAN BEJ Source: PT. Bursa Efek Jakarta (

PERATURAN TRANSAKSI ONLINE KONTRAK DERIVATIF KOMODITI

Panduan Singkat Transaksi Aplikasi Kresna Direct

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-318/BEJ/ TENTANG PERUBAHAN/PENAMBAHAN PERATURAN NOMOR II-A TENTANG PERDAGANGAN EFEK

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN TRANSAKSI INDEKS ON-LINE TRADING

Mekanisme Transaksi Perdagangan Berjangka

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

PERATURAN TRANSAKSI INDEKS BERJANGKA ON-LINE Platform : Realtime Trader 4 Efektif per tanggal 07 Juli 2011

M E M U T U S K A N :

BAB 1 DEFINISI 100. DEFINISI

Peraturan teknis CFD CFD technical regulations

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT AGRODANA FUTURES Trading Rules ONLINE (MT4) Forex, Cross Rate, LLG Effective : Juli 2013

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 39/PM/2003 TENTANG KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI ATAS EFEK ATAU INDEKS EFEK

PERATURAN TRANSAKSI INDEKS ON-LINE TRADING

Transkripsi:

BAB 6 TATA CARA PEDAGANGAN ELEKTRONIS SERTA PERSYARATAN DAN PRAKTEK PERDAGANGAN TATA CARA PERDAGANGAN MELALUI ATP 600. JENIS PELAKSANAAN AMANAT Jenis pelaksanaan amanat yang dimasukkan ke dalam ATP, terdiri dari : 1. Market Order, yaitu amanat untuk membeli atau menjual Kontrak Berjangka yang dilaksanakan pada harga pasar. 2. Pending Order, yaitu amanat untuk membeli atau menjual Kontrak yang dilaksanakan jika harga pasar telah mencapai level amanat tersebut. Jenis Pending Order yang disediakan oleh ATP adalah: a. Limit Order (i) Limit Order Beli yaitu suatu amanat untuk membeli Kontrak harga pasar berada pada posisi yang sama atau lebih rendah dari harga tertentu dimaksud. (ii) Limit Order Jual yaitu suatu amanat untuk menjual Kontrak harga pasar berada pada posisi yang sama atau lebih tinggi dari harga tertentu dimaksud. b. Stop Order (i) Stop Order Beli yaitu suatu amanat untuk membeli Kontrak harga pasar berada pada posisi yang sama atau lebih tinggi dari harga tertentu dimaksud. (ii) Stop Order Jual yaitu suatu amanat untuk menjual Kontrak Berjangka pada harga tertentu. yang akan menjadi market order jika harga pasar berada pada posisi yang sama atau lebih rendah dari harga tertentu dimaksud. 601. PRIORITAS PELAKSANAAN AMANAT 1. Market Order diberikan prioritas lebih tinggi dari pada Pending Order. 2. Semua Market Order ditentukan berdasarkan urutan waktu masuknya amanat. 3. Semua Pending Order ditentukan berdasarkan persyaratan masing-masing amanat. 4. Proses mempertemukan antara amanat jual dan beli (matching) dalam ATP yang ditetapkan berdasarkan prioritas harga (price priority) dan prioritas waktu (time priority). Prioritas harga (price priority) mendapatkan prioritas yang lebih tinggi dari pada prioritas waktu (time priority).

602. PENYALURAN AMANAT 1. Amanat hanya dapat dimasukan ke dalam Daftar Amanat Elektronis selama jam perdagangan. 2. Amanat yang telah masuk dalam Daftar Amanat Elektronis harus terekam di dalam ATP sesuai dengan prioritas harga dan waktu sampai saat terjadinya transaksi atau pembatalan, atau sesuai dengan Peraturan, sampai dengan waktu penutupan jam pedagangan Elektronis. 3. Di bawah ini adalah hal-hal yang wajib dicantumkan pada waktu melaksanakan amanat beli dan jual : a. jenis amanat; b. jenis kontrak dan bulan kontrak; c. harga; d. jumlah lot; e. informasi lainnya sesuai yang ditentukan oleh Buku Petunjuk (Manual) ATP. 603. PERIODE PEMBUKAAN PERDAGANGAN 1. Periode pembukaan perdagangan dilaksanakan pada jam perdagangan sesuai dengan ketentuan pada masing-masing Kontrak Berjangka. Periode pembukaan perdagangan disediakan selama 5 menit atau selama periode waktu yang ditentukan oleh Direksi, sebelum periode perdagangan dibuka. 2. Selama periode pembukaan perdagangan, jenis amanat Pending Order dapat diteruskan ke dalam Daftar Amanat Elektronis, tetapi tidak dapat dilakukan penyepadanan (matching) sampai pada saat dibukanya Periode Perdagangan. 3. Amanat penawaran beli dan jual yang telah diteruskan ke ATP pada periode pembukaan perdagangan dapat diubah atau dibatalkan sebelum dilakukan proses penyepadanan (matching) 4. 5 (lima) detik sebelum dibukanya periode perdagangan, ATP akan melaksanakan proses penyepadanan (matching) terhadap amanat yang ada pada Daftar Amanat Elektronis dengan prosedur sebagai berikut: a. Current price dihitung berdasarkan ekuilibrium antara seluruh harga permintaan dan harga penawaran yang menghasilkan volume transaksi terbanyak, dan mengacu pada referensi harga pasar bursa dunia lainnya untuk produk-produk yang bersifat global. b. Semua penawaran beli lebih dari atau sama dengan current price, dan semua penawaran jual kurang dari atau sama dengan current price akan dialokasikan berdasarkan prioritas sesuai Pasal 601.

604. PERIODE SELAMA SESI PERDAGANGAN 1. Selama periode perdagangan berlangsung, terhadap semua amanat beli dan jual akan terjadi: a. proses validasi yang meliputi penelitian terhadap kode akses (User ID & Password) Nasabah dan kecukupan Margin; b. penyepadanan semua amanat sesuai dengan aturan urutan prioritas harga dan waktu. c. Hasil penyepadanan tersebut ditampilkan dan dikonfirmasikan kepada nasabah 2. Pialang bertanggung jawab untuk meneliti uraian transaksi yang terjadi, dan wajib melaporkan ke petugas Bursa bilamana terjadi kesalahan selambatlambatnya sebelum sesi perdagangan pada hari berikutnya dibuka. 605. PERIODE PENUTUPAN PERDAGANGAN 1. Semua amanat beli dan jual yang tidak sepadan (unmatched) pada akhir hari perdagangan diperlakukan sesuai dengan validitas amanat seperti yang dipilih pengguna. Validitas amanat dapat berlangsung satu hari perdagangan, atau sampai hari Jumat minggu berjalan, atau sampai amanat terpenuhi. 2. ATP akan mencetak daftar semua amanat yang dihapus tersebut. 3. Harga penutupan (Closing Price) akan ditetapkan berdasarkan harga transaksi terakhir (Last Done Price). 606. PEMBATALAN TRANSAKSI PADA PERIODE PERDAGANGAN Setiap amanat beli dan jual dapat dibatalkan setiap saat sebelum terjadinya transaksi, namun harus disadari bahwa seluruh atau sebagian dari penawaran beli dan jual tersebut setiap saat dapat menjadi transaksi yang mengikat. Penawaran beli dan jual tidak boleh dikhususkan untuk pihak tertentu dan transaksi perdagangan yang telah terjadi bersifat mengikat. 607. KETIDAKTERSEDIAAN SEMENTARA SISTEM ATP (TEMPORARY UNAVAILABILITY) DAN KEGAGALAN PELAKSANAAN TRANSAKSI 1. Sistem ATP dianggap tidak tersedia apabila: a. unit prosesing sentral tidak berfungsi oleh karena kegagalan mesin dan/atau piranti lunak; b. tidak ada Anggota Bursa yang berhasil mengakses ke dalam ATP; atau c. diberhentikan sementara oleh pihak yang berwenang. 2. Sistem akan memberitahukan melalui layar monitor, apabila terdapat kegagalan sistem komunikasi.

3. Apabila ATP berhenti berfungsi seperti yang dimaksudkan pada angka 1 dan 2, semua amanat yang masih berlaku akan terus dicantumkan di dalam Daftar Amanat Elektronis untuk dilanjutkan pelaksanaannya. 4. Apabila ATP berhenti berfungsi seperti yang dimaksudkan pada angka 1 dan 2, maka sebelum perdagangan dibuka kembali akan disediakan periode pembukaan perdagangan selama sekurang-kurangnya 5 menit. Dalam periode pembukaan perdagangan tersebut amanat yang masih berlaku dan tercantum di dalam ATP dapat dibatalkan atau amanat baru dapat dimasukan (selain pada masa waktu 5 detik terakhir pada periode pembukaan perdagangan). Pelaksanaan periode pembukaan perdagangan akan dilaksanakan dengan cara yang sama sesuai dengan Pasal 606 diatas. 608. PENDAFTARAN TRANSAKSI KEPADA LEMBAGA KLIRING Semua transaksi yang telah terjadi dan yang telah mendapatkan konfirmasi dari ATP akan diteruskan secara elektronis kepada Lembaga Kliring untuk dilakukan pendaftaran. 609. TAMBAHAN PROSEDUR PERDAGANGAN Direksi berwenang untuk membuat tambahan prosedur perdagangan selain dari yang tercantum dalam Peraturan dan Tata Tertib Bursa dan harus mendapat persetujuan Bappebti. 610. PERDAGANGAN HANYA BOLEH DILAKUKAN MELALUI FASILITAS BURSA Semua transaksi perdagangan harus dilakukan secara benar melalui ATP sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa. 611. KESALAHAN TRANSAKSI YANG DITEMUKAN a. Semua kesalahan transaksi yang terjadi wajib dilaporkan Anggota Bursa kepada Bursa selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sejak terjadinya kesalahan. b. Bursa akan memasukkan transaksi ini sebagai transaksi bermasalah (transaction in dispute). c. Bursa akan berusaha untuk menyelesaikan transaksi bermasalah dengan prinsip musyawarah antara Anggota Bursa. Apabila musyawarah tidak tercapai, akan diselesaikan oleh Komite Pelaksanaan Perdagangan. d. Anggota Bursa wajib menyelesaikan kewajiban keuangan masing-masing sebagai akibat penyelesaian transaksi bermasalah.

612. LARANGAN UNTUK PIALANG BERJANGKA Setiap Anggota Bursa yang bertindak sebagai Pialang Berjangka dilarang untuk: 1. Membeli atau menjual Kontrak Berjangka untuk diri sendiri atau untuk rekening pihak lain dimana Anggota Bursa tersebut mempunyai kepentingan. 2. Membocorkan informasi kepada Pihak lain mengenai amanat Nasabah yang sedang dipegangnya atau amanat-amanat yang berada di dalam Daftar Amanat Elektronis, atau membocorkan informasi yang diberitahukan kepadanya oleh Pihak lain, karena alasan kedekatan hubungannya dengan Pihak tersebut. 3. Mengambil posisi berlawanan, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap penawaran suatu Pihak, yang diberitahukan kepadanya, karena alasan kedekatan dengan Pihak tersebut. 4. Melaksanakan pembelian atau penjualan Kontrak Berjangka yang telah diatur terlebih dahulu. 5. Melakukan penawaran di pasar atau melaksanakan penawaran partai besar ( all or none ) dimana Anggota Bursa tersebut telah memberikan jaminan atas kuantitas dan harga kepada Nasabah. 6. Mengalokasikan transaksi yang telah terjadi pada rekening-rekening secara tidak adil dan memihak. 7. Menahan atau mencabut amanat atau bagian dari amanat suatu Pihak dengan tujuan menguntungkan Anggota Bursa lain.