BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan fungsinya. Internet

BAB I PENDAHULUAN. Awal kehidupan setiap manusia tidaklah sendiri, manusia selalu. dengan cara berkomunikasi baik itu secara verbal maupun nonverbal.

BAB I PENDAHULUAN. Skuter yang dirancang pabrikan Yamaha di Negara asal negeri sakura Jepang,

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi kehidupan seseorang dikarenakan intensitas dan frekuensinya yang

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa. Dalam komunikasi massainformasi disampaikan melalui media massa.

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perguruan tinggi layaknya sebuah miniatur negara, mempunyai tatanan

berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi. Industri-industri musik

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan paling luar

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk berbagai tujuan dan kepentingan. Dengan informasi manusia dapat

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Anggota

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN. atau tempat-tempat wisata mainstream lainnya. Namun jika dikulik lebih jauh,

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

TEORI INTERPRETIF. Modul ke: 14FIKOM FENOMENOLOGIS DAN KONTRUKTIVISME. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

BAB 2 DATA & ANALISA

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya manusia mempunyai rasa saling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini emas semakin disukai sebagai salah satu pilihan investasi, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan di masyarakat selalu mengalami banyak perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FENOMENA ROOFTOPPING DI JAKARTA (STUDI FENOMENOLOGI PADA ROOFTOPPERS DI JAKARTA) The Rooftopping phenomenon in Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup manusia. Jika pada zaman dahulu manusia lebih terbiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, dimana fungsinya sangat dibutuhkan di zaman transaksi dan

BAB 5 PENUTUP. berbagai arah. Hal ini menyebabkan setiap pengguna dapat memperoleh informasi

BAB I PENDAHULUAN. pasar, produsen semakin lebih kreatif terhadap jasa dan produk yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pelanggan dengan potensi profitable dengan membangun sebuah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

Latar Belakang Eksistensi Proyek. rumah tangga, industri, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mobilitas mereka. Untuk pasar Indonesia, perusahaan-perusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. manusia dan media. Baudrillard banyak mengkaji tentang fenomena media,

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak akan. melibatkan proses pemahaman dan memahami orang.

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan

BAB V PENUTUP KESIMPULAN Konstruksi Gaya Hidup Vegetarian

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.


BAB I PENDAHULUAN. maupun anak-anak. Kata remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bertujuan. Setiap pernyataan padadasarnya adalah tindakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB III. Metodologi Penelitian. dengan wawasanya. Sebagian orang menyatakan paradigma (Paradigm) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan terkenal dengan kelezatan kopinya. Kopi telah menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 : 109). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin

atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK MOTOR YAMAHA JUPITER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran mobil murah yang disebut mobil hemat energi dan harga

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial

PERAN DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL. keretek di Tengah Angkutan kota Kecamatan Majalaya)

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kendaraan pribadi, oleh karena itu perusahaan otomotif menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. Hijab merupakan simbol komunikasi dan sebagai identitas bagi wanita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembeda adalah penanganan dalam proses tindak pemidanaan terhadap narapidana

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan pemanasan global dan penggunaan mesin-mesin, yang tidak ramah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi saat ini yang makin fleksibel, mudah, cepat dan efisian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia akan mobilitas dari tempat satu ketempat yang lain

TEORI KOMUNIKASI. Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan SOFIA AUNUL, M.SI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB III. Metodologi Penelitian

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB V PENUTUP Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Contohnya adalah tren untuk makan sambil hang-out

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan bisnis di era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. modifikasi sepeda motor untuk medan non-aspal atau off road. Pamor motor trail

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Mobil adalah kendaraan darat yang digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak (bensin atau solar) untuk menghidupkan mesinnya. Mobil kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri) dan Latin 'movére' (bergerak). Mobil adalah salah satu alat yang membantu manusia dalam berpindah tempat. Mobil sering disebut sarana transportasi yang sangat menunjang bagi kehidupan manusia. Dengan adanya mobil kehidupan menjadi lebih mudah dan praktis dalam berpindah tempat, dibanding dengan berjalan kaki yang memakan waktu dan tenaga lebih. Jenis mobil yang tersedia sangat bervariasi, mulai dari bentuk atau modelnya, fasilitas yang nyaman, efisien, dan praktis penggunaanya. Semakin berkembangnya zaman semakin banyak mobil yang ditawarkan oleh pabrikan kepada produsen dengan menyesuaikan kebutuhan masing-masing kebutuhan konsumen. Di era yang sudah modern ini banyak terlihat para remaja yang hobi memvariasikan mobilnya. Mobil yang divariasikan baik secara interior maupun 1

2 eksterior. Contoh variasi seperti dengan membuat pendek gap atau menceperkan mobilnya. Banyak cara agar bisa menjadikan mobil terlihat ceper, salah satunya yaitu mulai dari memotong per dan shock absorber. Selain dari itu semua banyak faktor yang perlu diperhatikan dan pertimbangan sebelum menerapkan modifikasi bergaya ceper. Ada berbagai anggapan dari para remaja bahwa kelebihan dari menceperi mobilya itu dapat meningkatkan penampilan eksterior mobil. Maka sebaliknya ada juga masyarakat yang malah menggunakan mobil tua atau mobil retro yang biasanya adalah mobil mobil sedan khusunya pada tahun 80an yang dinilai antik, tidak hanya orang tua peminatnya tapi juga anak anak muda yang menyukai barang barang vintage atau antik salah satu yang banyak peminatnya adalah mobil Toyota Corolla DX. Toyota Corolla DX sebagai mobil retro atau mobil jadul kini sudah mulai mengembangkan sayapnya dengan membentuk komunitas regional di seluruh Indonesia, termasuk DX Bandoeng sebagai komunitas Toyota Corolla DX di Bandung, Jawa Barat. Tujuan dari terbentuknya DX Bandoeng ini hanya satu, yaitu untuk mengumpulkan paran pengguna mobil Toyota DX yang disebut mobil retro atau mobil jadul yang penggunanya sudah jarang, untuk sebagai wadah para penggemar mobil ini, dijadikan tempat sharing, forum jual beli, sharing tentang mobil Toyota Corolla DX yang tersebar di kota Bandung. Bagi Komunitas DX Bandoeng, solidaritas itu sendiri diartikan sebagai setia kawan antara minoritas pengguna mobil tua ini agar mobil Toyota Corolla DX ini

3 tidak hilang para penggemarnya karena Hal ini terbukti dengan seringnya mereka menolong sesama pengguna Toyota Corolla DX di jalan, seringnya mereka berkumpul, menolong sesama pengguna Toyota Corolla DX yang mendapat musibah meskipun belum mengenalnya, sikap mereka saat menyapa Toyota Corolla DX lain. Kebersamaan dan interaksi yang baik diantara sesama pengguna mobil Toyota Corolla DX membuat terjalinnya hubungan baik diantara satu sama lain. Tanpa harus diminta bahkan dipaksa komunitas Toyota Corolla DX maupun pencinta Toyota Corolla DX telah terbiasa dengan solidaritas. Rasa solidaritas tersebut telah muncul dari setiap individu masing-masing, walaupun tidak semua terikat kedalam satu komunitas yang sama. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori Fenomenologi (fenomena) yaitu salah satu metode pemcarian data dalam metode penelitian kualitatif. Fenomenologi merupakan sebuah aliran filsafat yang menilai manusia sebagi sebuah fenomena. Fenomenologi mempelajari tentang arti kehidupan beberapa individu dengan melihat konsep pengalaman hidup mereka atau fenomenanya. Fokus dari fenomenologi adalah melihat apakah objek penelitiannya memiliki kesamaan secara universal dalam menanggapi sebuah fenomena. Fenomenologi adalah ilmu yang menjelaskan dan mengklarifikasi sebuah fenomena, atau studi tetang fenomena. Dengan kata lain, fenomenologi mempelajari tentang fenomena yang nampak di depan mata dan bagaimana penampakannya.

4 Pada masa kini fenomena yang terjadi di Kota Bandung adalah bagaimana Solidnya sebuah kelompok atau komunitas dalam sesama pengguna mobil Corolla DX. Toyota Corolla DX kini mulai mengibarkan sayapnya untuk menjadi salah satu komunitas yang baik dan loyal dalam menggunakan mobil toyota Corolla DX serta dalam berbagai bentuk aktualisasi diri lainnya seperti mengadakan Gathering, penjualan marchedise, dan lain-lain. Fenomena ini menjadi tambahan kekuatan bagi mobil tua atau jadul Toyota Corolla DX sebagai komunitas mobil tua dengan mempunyai penggua yang fanatik dan solid. Fenomena ini juga merupakan sebuah realitas yang terjadi di tengah masyarakat karena realitas tersebut merupakan sesuatu hal yang tadinya tidak ada. Banyak sekali komunitas komunitas yang ada di kota Bandung dari mulai komunitas pencita hewan, sport dan otomotif seperti komunitas reptil, mobil yang mewah dan lain lain yang menarik untuk diteliti, tetapi tidak terlalu banyak komunitas mempunyai anggota yang sangat solid atau anggota nya sangat dekat dengan satu dan lainya. Seperti sebuah komunitas yang sangat banyak anggotanya tetapi tidak semua anggota kenal satu dengan lainya. Oleh karena itu alasan peneliti mengenai fenomena solidaritas Komunitas DX Bandoeng karena keberadaan DX Bandoeng cukup mencolok dan sudah mulai dikenal sebagai komunitas yang solid dalam mennggunakan Toyota Corolla DX.

5 1.2 Fokus dan Pertanyaan Penelitian 1.2.1 Fokus Penelitian Berdasarkan konteks penelitian diatas, peneliti memutuskan menfokuskan penelitian ini pada: BAGAIMANA FENOMENA KOMUNITAS DX BANDOENG KOTA BANDUNG 1.2.2 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana DX Bandoeng memakna solidaritas? 2. Apa motif DX Bandoeng Dalam mengguna Toyota Corolla DX? 3. Bagaimana Interaksi di antara sesama anggota DX Bandoeng? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mendeskripsikan fenomena Kebersamaan DX Bandoeng (Komunitas DX Bandoeng) dalam menggunakan mobil Toyota Corolla DX di kota Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai solidaritas DX Bandoeng (Komunitas DX Bandoeng) di Kota Bandung dalam menggunakan mobil Toyota Corolla DX.

6 Tujuan penelitian ini menunjukan apa yang akan dicapai dari penelitian, yang pada akhirnya tujuan akan digunakan sebagai rujukan untuk merumuskan hasil dan kesimpulan peneliti. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui makna solidaritas DX Bandoeng. 2. Untuk mengetahui motif DX Bandoeng dalam menggunakan DX Bandoeng. 3. Untuk mengetahui interaksi antar sesama anggota DX Bandoeng. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini terbagi atas kegunaan teoritis dan kegunaan praktis yang dapat diperoleh. Diantaranya sebagai berikut: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan manfaat bagi penggunaan pendekatan dan teori yang digunakan dalam penelitian ini, dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, sehingga dalam bidang ilmu komunikasi pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat kegunaannya. Bagi penelitian-penelitian yang relevan selanjutnya dapat dijadikan sebagai studi perbandingan dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian fenomenologis. 2. Secara Praktis

7 a. Kegunaan Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan serta pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu komunikasi, khususnya tentang fenomena Solidaritas DX Bandoeng (Komunitas DX Bandoeng) di Kota Bandung dalam menggunakan mobil Toyota Corolla DX. b. Kegunaan Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan memberikan gambaran yang berguna sebegai referensi bagi mahasiswa Universitas Pasundan ledepannya dalam mengetahui Kebersmaan sesama pengguna Mobil Toyota Corolla DX, di dalam komunitas DX Bandoeng. 1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi sebagai kerangka pemikiran yang akan menjadi tolak ukur dalam membahas dan memecahkan masalah yang ada dalam penelitian ini. Istilah fenomenologi mengacu pada sebuah benda, kejadian, atau kondisi yang dilihat. Oleh karena itu, fenomenologi merupakan cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. Dengan demikian, fenomenologi berarti membiarkan segala sesuatu menjadi jelas sebagaimana adanya.

8 Fenomenologi memulai segala sesuatu dengan diam, yaitu sebagai tindakan untuk mengungkap makna dari sesuatu yang sedang diteliti. Husserl yang dikutip oleh Kuswarno dalam bukunya Fenomenologi, memandang bahwa: Fenomenologi mempelajari bentuk bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalami secara langsung, seolah olah kita mengalaminya sendiri. Fenomenologi tidak saja mengklasifikasikan setiap tindakan sadar yang dilakukan, namun juga meliputi prediksi terhadap tindakan di masa yang akan datang, dilihat dari aspek-aspek yang terkait dengannya. Semuanya itu bersumber dari bagaimana seseorang memaknai objek dalam pengalamannya. Oleh karena itu, tidak salah apabila fenomenologi juga diartikan sebagai studi tentang makna, dimana makna lebih luas dari sekedar bahasa yang mewakilinya. (kuswarno, 2009:10) Pendapat tersebut cukup memberikan gambaran bahwa fenomenologi bertujuan untuk mengetahui dan memahami Solidaritas yang dirasakan oleh anggota Komunitas DX Bandoeng (DX Bandoeng) bisa kita rasakan juga, atau seolah-olah mengalaminya juga. Tujuan utama fenomenologi adalah mepelajari bagaimana fenomena dialami dalam kesadaran, pikiran, dan dalam tindakan, seperti bagaimana fenomena tersebut bernilai atau diterima secara estetis. Fenomenologi mencoba mencari pemahaman bagaimana manusia mengkontruksi makna dan konsep-konsep penting dalam kerangngka intersubjektif. Para pelaku tindakan sosial oleh Schutz dinamakan sebagai aktor memiliki makna subjektif terhadap tindakan sosial yang dilakukannya. Namun Schutz berpendapat, makna subjektif tersebut bukan ada di dunia privat, personal,

9 atau individual. Hal ini diperjelas oleh Schutz yang dikutip dari buku Fenomenologi karya Kuswarno, adalah sebagai berikut: Makna subjektif yang terbentuk dalam dunia sosial oleh aktor berupa sebuah kesamaan dan kebersamaan (common and share) diantara para aktor. Oleh karenanya sebuah makna subjektif disebut sebagai intersubjektif:. (2013:110) Dikaitkan dengan fenomena Solidaritas DX Bandoeng, para anggota DX Bandoeng merupakan aktor yang mengkontruksi kehidupan mereka sendiri dalam tindakan solidaritas sesama pengguna mobil corolla DX dan apa yang mereka lakukan memiliki makna subjektif yang kemudian mereka berinteraksi dengan sesama Corolla DX karena kesamaan atau kebersamaan sehingga maknanya bersifat subjektif. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki motif tertentu yang melatar belakangi seseorang melakukan tindakan tersebut. Motif dapat menggambarkan keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Menurut Schutz ada dua fase untuk menggambarkan tindakan seseorang. Berikut yang dijelaskan Kuswarno dalam bukunya Fenomenologi, adalah sebagai berikut: Dua fase yang diusulkan Schutz diberi nama tindakan in order to motive (um zu motive), yang merujuk pada masa yang akan datang : dan tindakan because motive (weil motive) yang merujuk pada masa lalu. (2013:111) Dalam konteks fenomenologi, Solidaritas Komunitas DX Bandoeng (DX Bandoeng) adalah faktor yang melakukan tindakan, para aktor tersebut memiliki historis dan dapat dilihat dalam bentuk yang alami. Mengikuti pemikiran Schutz,

10 Solidaritas DX Bandoeng sebagai aktor mungkin memiliki salah satu atau bahkan kedua motif, yaitu motif yang berorientasi pada masa depan (in order to motive), dan motif yang berorientasi pada masa lalu (because motive) Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologi dalam buku Phenomenology In Rhetorc and Communication yang dijelaskan Kuswarno dalam buku Fenomenologi sebagai berikut: 1. Pengetahuan ditemukan sejarah langsung dalam pengalaman sadar akan pengetahuan dunia ketika berhubungan dengannya. 2. Makna benda terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Dengan kata lain, bagaimana seseorang berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi orang tersebut. 3. Bahasa merupakan kecenderungan makna. (1981:67) Fenomenologi merupakan pendekatan penelitian yang kita aplikasikan pada bidang-bidang permasalahan yang melibatkan ikon kehidupan yang terjadi pada suatu ruang dan waktu. Ikon tersebut bisa merupakan peristiwa, pengalaman hidup, proses, trend, atau hal lain-lain yang kental dengan nuansa budaya. Fenomenologi bertujuan mencari refleksi dibalik semua hal tersebut, sehingga kajian teoritis bukanlah bagi seorang peneliti fenomenologis. Fenomena yang tampak sebenarnya adalah refleksi realitas yang tidak berdiri sendiri karena apa yang tampak adalah objek yang penuh makna transcendental. Agar seorang peneliti mendapatkan hakikat kebenaran, maka harus menerobos melampaui fenomena yang tampak.

11 Tugas utama analisis fenomenologi adalah merekonstruksi dunia kehidupan manusia sebenarnya dalam bentuk yang mereka alami sendiri. Realitas dunia tersebut bersifat intersubjektif dalam arti bahwa anggota masyarakat berbagi persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan melalui interaksi atau komunikasi. Shutz membuat model tindakan manusia melalui proses yang dinamakan tipikasi. Tipikasi Schutz yang dijelaskan Kuswarno dalam buku Fenomenologi sebagai berikut: Tipikasi ini menyediakan seperangkat alat identifikasi, klarifikasi, dan model perbandingan dari tindakan dan interaksi sosial. Dengan menggunakan kriteria yang telah di definisikan untuk menempatkan fenomena ke dalam tipetipe khusus. (2009:39) Penelitian fenomenologi pada dasaranya berprinsip a priori, sehingga tidak diawali dan didasari oleh teori tertentu. Penelitian fenomenologi justru berangkat dari perspektif filsafat, mengenai apa yang diamati, dan bagaimana cara mengamatinya. Adapun premis-premis dasar yang dignakan dalam penelitian fenomenologi Kuswarno dalam buku Fenomenologi adalah sebagai berikut: 1. Sebuah peristiwa akan berarti bagi mereka yang mengalaminya secara langsung. 2. Pemahaman objektif di mediasi oleh pengalaman subjektif. 3. Pengalaman manusia terdapat pada struktur pengalaman itu sendiri. Tidak dikonstruksi oleh peneliti. (2009:58)

12 Teori fenomenologi menjadi suatu landasan bagi peneliti untuk mendalami serta mencari hakikat dari bagaimana sebuah Fenomena Solidaritas Pengguna Toyota Corolla DX di dalam Komunitas DX Bandoeng. mengatakan: Adianto dan Q-Anses dalam buku Filsafat Ilmu Komunikasi Makna dalam fenomenologi adalah derivasi (berasal) dari potensialitas sebuah objek atau pengalaman yang khusus dalam kehidupan pribadi. Esensinya, makna yang berasal dari suatu ibjek atau pengalaman akan bergantung pada latar belakang individu dan kejadian tertentu dalam hidup. Kalangan fenomenologi percaya bahwa dunia dialami dan makna dibangun melalui bahasa. (2007:127) Penelitian fenomenologi pada dasarnya berusaha mempelajari baaimana seorang memaknai fenomena atau kejadian yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Peneliti berusaha mempelajari bagaimana informan memaknai Solidaritas Pengguna Toyota Corolla DX di dalam Komunitas DX Bandoeng di kota Bandung. Manusia merupakan mahkluk sosial dan tidak bisa lepas dari lingkungan sosialnya, walaupun jika ada suatu kasus bahwa individu berada dalam posisi tidak kenal siapa-siapa dalam sebuah lingkungan sosial, tetap saja individu tersebut merupakan bagian dari lingkungan sosial tersebut. Motif setiap manusia sebenarnya berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh hal dari dalam diri dan luar dari individu tersebut.

13 Menurut Bonner dalam buku Sosiologi Pendidikan karangan Gunawana, mendefinisikan Interaksi sosial adalah sebagai berikut: Interaksi sosial adalah suatu hubungan dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, dan sebaliknya. (2000:311) Konteks fenomenologis dalam penelitian ini adalah Solidaritas Komunitas DX Bandoeng (DX Bandoeng) dalam menggunakan mobil Toyota Corolla DX, yang dimana setiap Minggunya diadakan kopi darat (Kopdar) sesama anggota, untuk diadakan sebagai tempat sharing atau bertukar pikiran mengenai mobil Corolla DX, atau sebagai tempat jual beli mobil maupun onderdil yang berhubungan dengan Toyota Corolla DX sebagai mobil tua yang cukup jarang penggunanya.

14 Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Fenomena Komunitas DX Bandoeng, Bandung Jawa Barat Fenomenologi Alfred Schutz (1899-1959) FENOMENA Makna Motif Interaksi Dilihat dari makna anggota di dalam mengikuti komunitas DX Bandoeng Dilihat dari motif anggota di dalam mengikuti komunitas DX Bandoeng Dilihat dari interaksi anggota di dalam mengikuti komunitas DX Bandoeng Sumber: Alfred Schutz dalam buku Fenomenologi (1899-1959) dan modifikasi peneliti dan pembimbing (2016)