URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Agama Katolik

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

STEM CELL SEL PUNCA FIKES UMM

Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA ALASAN MELAKUKAN


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN

BAB I. PENDAHULUAN. ahli medis, bahkan orang awam diseluruh penjuru dunia. Sesuai dengan kata yang

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN KLONING 3 DIMENSI SEBAGAI NILAI UTS MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI. Oleh: Desti Indriyanti

BASIC STEM CELL. Pembimbing : Dr. Safrizal Rahman, M.Kes, sp.ot,

Konsep dasar proses kloning manusia ini dapat dilihat pada Gambar 1. Seorang wanita mendonorkan sel telurnya untuk digunakan dalam proses kloning.


REGULASI EKSPRESI GEN PADA ORGANISME EUKARYOT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

DR.ETI YERIZEL,MS FK-UNIBA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Penggunaan Sel Punca

Bioteknologi, Peran dan Aplikasinya

BAB 2 SEL PUNCA. Biologi sel punca merupakan bidang baru yang maju dan sangat pesat

ASPEK MOLEKULER PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikarenakan luka bakar menyebabkan cedera kronis yang bersifat nonhealing,

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel


BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dengan baik. Kulit yang mengalami penuaan oleh karena aging

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

BULETIN. Masa Depan Riset Kesehatan: Ada dalam Kultur Kami. vol november 2017 vol. 3 ①. 21 november 2017

BAB I PENDAHULUAN. proses di berbagai Negara. Saat ini penggunaan terapi stem cell menjadi

Kloning Manusia. Teresa L. Wargasetia. Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung


1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BIOTEKNOLOGI KEDOKTERAN. Oleh : Titta Novianti

2. Perbedaan hewan dan tumbuhan dalam memperoleh makan yang tepat adalah...

Semarang, undip.ac.id Pengetahuan tentang sel punca sudah lama dikenal di

LEMBAR KERJA KEGIATAN 8.3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA. Transfer Inti Sel Somatis

Bioteknologi adalah teknik-teknik yang menggunakan organisme hidup atau substansi dari organisme-organisme tersebut untuk membuat atau mengubah

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11

Stem Cell Therapy. Apa itu Stem Cell?

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Psikologi Faal. Minggu Pertama

TERAPI GEN. oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD

KULTUR JARINGAN TANAMAN

Makalah Kajian Bab 6 Buku : Science for All American Human Organism (Organisme Manusia). Oleh : Widi Purwianingsih Sekolah Pascasarjana UPI

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

BAB III KLONING PADA MANUSIA

Kelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro

I. PENDAHULUAN. memproduksi dan meningkatkan produktivitas peternakan. Terkandung di

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1

FISIOLOGI DAN METABOLISME, PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN DAN REPRODUKSI

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

Oleh : Erwin Maulana Farda Arifta Nanizza Lidwina Roumauli A.S Ramlah Hardiani

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.2Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui fungsi stem cell Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan stem cell pada tubuh manusia

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 7. Peran Bioteknologi dalam Mendukung Kelangsungan Hidup ManusiaLatihan Soal 7.4

KONTRAK PERKULIAHAN SPH II

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

KLONING MANUSIA DAN TINJAUAN FILSAFAT

TINJAUAN PUSTAKA Fertilisasi

SIFAT-SIFAT STEM SEL JENIS STEM CELL Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi Berdasarkan Sumbernya adult stem cell

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP

REKAYASA GENETIK DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PETERNAKAN

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biotek

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi

KLONING HEWAN. Eka Pratiwi Tenriawaru. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Prinsip-prinsip Perkembangan

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP

Kadal berbiak dengan ovovivipar (bertelur beranak), bukan vivipar (beranak).

Menuju Kloning Terapeutik Dengan Teknik SCNT

Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen

Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios = hidup, Teknologi dan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Fakta menunjukkan bahwa pada proses penuaan terjadi kemunduran dan deplesi jumlah sel

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi

Standar Isi / Kompetensi Dasar Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Studi Perkembangan Embrio C. trifenestrata

I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sel otot, sel darah, sel otak atau sel jantung. Stem cell berfungsi sebagai

SEL, JARINGAN, ORGAN, DAN SISTEM ORGAN

1. Metamorfosis Tidak Sempurna (tncomplete metamorphosis = Hemimetabola).

leukemia Kanker darah

BAB III KLONING PADA MANUSIA

MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009

PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO

SAINS KODE 410 HALAMAN 1 DARI 7 HALAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan kloning pada organisme multiseluler melalui kultur sel tunggal. Kloning dapat menghasilkan satu atau lebih organisme yang identik secara genetis dengan induk sel tunggalnya. Kata Clon berasal dari bahasa Yunani yang artinya ranting. Saat ini, kloning organisme melalui sel tunggal sangat penting karena dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan banyak jaringan yang berbeda dari satu sel intuk. Kloning hewan dan tumbuhan telah dilakukan sejak 50 tahun yang lalu dalam berbagai percobaan untuk menjawab pertanyaan tentang biologi dasar. Sebagai contoh, teori-teori terkait sel yang menyatakan bahhwa seluruh organisme berasal dari sel. Banyak para ilmuwan dahulu bertanya-tanya apakah semua sel dalam tubuh organisme multiseluler memiliki gen yang sama atau apa yang terjadi jika sebuah sel kehilangan gen selama proses diferensiasi perkembangannya. Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan melihat apakah sel yang berasal dari jaringan berbeda dapat membentuk organisme utuh, dengan kata lain, apakah kloning organisme itu mungkin untuk dilakukan. Kultur tanaman melalui sel tunggal telah dilakukan oleh F. C. Steward dan muridmuridnya pada tahun 1950 di Cornell Univesity menggunakan tanaman wortel (Gambar 1). Mereka menemukan bahwa sel pada jaringan berbeda pada wortel jika dibiakkan dalam media yang tepat dapat tumbuh menjadi individu dewasa yang secara genetis identik dengan tanaman induknya. Pada tumbuhan, setiap sel dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel pada tumbuhan tersebut untuk membentuk suatu organisme. Potensi setiap sel seperti itu disebut dengan Totipotensi. Kultur tanaman saat ini telah digunakan secara luas pada bidang pertanian. Pada beberapa tanaman, seperti anggrek, kultur merupakan satu-satunya cara yang praktis memproduksi tanaman untuk keperluan komersial. Kultur tanaman juga telah digunakan untuk memproduksi tanaman dengan sifat yang unggul seperti produksi cepat dan tahan terhadap patogen.

Gambar 1. Kultur sel tunggal tanaman wortel (Sumber: Reece, et al., 2011) 2. Transplantasi inti Sel hewan yang telah berdiferensiasi pada umumnya tidak dapat ditumbuhkan dalam kultur sel sehingga sulit untuk mengembangkan kultur sel tunggal dari sel hewan. Penggunakan sel hewan pada kultur sel menggunakan pendekatan transplantasi inti. Pendekatan ini dilakukan dengan cara membuang inti nukleus yang tidak dibuahi atau yang dibuahi dengan nukleus dari organisme yang berbeda. Nukleus dari sel donor akan mempertahankan kemampuan genetiknya sehingga sel akan berkembang membentuk seluruh jaringan, organ, dan sistem organ suatu organisme.

Percobaan transplantasi inti telah dilakukan oleh Robert Briggs dan Thomas King pada tahun 1950-an dengan menggunakan katak (Rana pipiens) dan Jhon Gurdon pada tahun 1970 menggunakan spesies katak (Xenopus laevis). Para peneliti ini mentransplantasikan inti dari sel embrio atau berudu pada telur (inti telur telah dihilangkan) dari spesies yang sama. Eksperimen Gurdon menunjukkan bahwa transplantasi inti dapat mendukung perkembangan telur secara normal menjadi berudu (Gambar 2). Gurdon menemukan bahwa transplantasi inti sangat tergantung dengan usia pendonor nukleus, dimana semakin tua usia nukleus donor, maka semakin rendah persentase berudu yang berkembang secara normal. Gurdon menyimpulkan bahwa terjadi perubahan di dalam nukleus ketika sel hewan berdiferensiasi. Pada tahun 1970, para peneliti dari Roslin Institute di Skotlandia menyatakan telah berhasil melakukan kloning pada seekor domba dengan menggunakan transplantasi inti dari sel yang berbeda (Gambar 3). Para peneliti ini membiakkan sel dari kelenjar susu pada medium bernutrisi. Nukleus dari sel kelenjar susu (donor nukleus) kemudian ditransplantasikan pada sel telur domba dan ditanamkan pada induk pengganti. Sel diploid tersebut kemudian membelah untuk membentuk embrio awal. Dari beberapa ratus embrio yang ditanam, satu sel berhasil berkembang secara normal dan menjadi organisme utuh. Domba tersebut hingga saat ini dikenal dengan nama domba Dolly. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa DNA dan kromosom domba Dolly memang identik dengan DNA dan kromosom donor nukleus. Kematian domba Dolly pada usia 6 tahun yang diakibatkan oleh komplikasi penyakit paru-paru yang biasanya menyerang domba yang jauh lebih tua menghadirkan spekulasi bahwa sel dengan nukleus yang berasal dari donor tidak cukup baik untuk perkembangan domba secara normal. Saat ini, para peneliti telah melakukan kloning pada banyak mamalia termasuk tikus, kucing, kuda, sapi, babi, anjing, dan monyet. Hewan hasil kloning dari spesies yang sama tidak selalu terlihat atau berperilaku identik. Contohnya pada kucing hasil kloning pertama yang diberi nama CC (carbon copy), memiliki corak bulu yang berbeda (corak bulu abu-abu) dibandingkan dengan induk donor nukleusnya (corak bulu jingga dan abu-abu). Selain ciri morfologi, perilaku antara kucing CC (aktif bermain) juga berbeda jika dibandingkan dengan induk donor nukleusnya (pendiam). Perbedaan semacam ini diakibatkan aktivasi gen secara acak yang dipengaruhi oleh lingkungan. Pengaruh lingkungan serta fenomena acak yang terjadi pada DNA memainkan peranan penting selama tahapan perkembangan.

Gambar 2. Kultur sel dari sel embrionik (belum terdiferensiasi) dan sel usus (sudah terdiferensiasi) pada katak (Xenopus laevis) (Sumber: Reece, et al., 2011) Keberhasilan pada kloning mamalia memunculkan spekulasi tentang kloning manusia. Beberapa peneliti di seluruh dunia telah mencoba untuk memulai langkah kloning pada manusia. Pendekatan yang paling umum digunakan adalah menggunakan transplantasi inti ke telur yang tidak dibuahi, kemudian merangsang telur untuk membelah. Tahun 2001, sekelompok peneliti di perusahaan bioteknologi di Massachusetts, negara bagian Amerika Serikat, telah mengamati pembelahan sel awal pada proses kloning sel manusia. Seoul National university di Korea Selatan mengklaim telah berhasil mengkloning sel manusia hingga tahap blastosit, walaupun kemudian hasil penelitian tersebut diragukan karena ditemukan beberapa kesalahan prosedur. Tahun 2007, Pusat Penelitian Nasional Primata di Oregon telah berhasil mengkloning embrio primata (macaque) hingga tahap blastosit. Penemuan ini kemudian mengarahkan teknologi transplantasi inti ini satu langkah lebih dekat ke kloning manusia.

Gambar 3. Proses kloning domba Dolly menggunakan donor sel dan donor nukleus (Sumber: Reece, et al., 2011)

Percobaan kloning menggunakan teknik transplantasi telah banyak dilakukan, tetapi hanya sebagian kecil embrio yang mampu berkembang normal hingga akhir. Para ilmuwan menyatakan bahwa, hewan hasil kloning yang tampak normal sekalipun ternyata memiliki cacat halus. Pada nukleus sel yang telah terdiferensiasi, sebagian gen telah diaktifkan dan sisanya di nonaktifkan. Selama proses transplantasi inti, perubahan nukleus pada sel donor menyebabkan berubahnya aktivasi gen dari yang seharusnya. Aktivasi dan inaktivasi gen secara tepat mempengaruhi tahapan perkembangan awal sel. Para peneliti menemukan bahwa DNA di dalam sel yang telah terdiferensiasi memiliki lebih banyak kelompok metil daripada DNA di dalam sel embrio pada spesies yang sama. Penemuan ini menunjukkan bahwa nukleus donor membutuhkan restrukturisasi kromatin yang tidak lengkap selama prosedur kloning. Metilasi pada DNA membantu proses ekspresi gen, gugus metil yang tidak tepat dalam DNA nukleus donor dapat mengganggu pola ekspresi gen yang diperlukan untuk perkembangan embrio secara normal. Oleh karena itu, keberhasilan kloning sangat tergantung apakah kromatin dalam nukleus donor dapat dimodifikasi secara artifisial agar menyerupai kondisi kromatin pada saat sel telur baru dibuahi. 3. Sel punca (stem cell) pada hewan Kloning pada manusia tidak bertujuan untuk reproduksi, tetapi bertujuan untuk memproduksi sel induk yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit manusia. Sel punca (stem Cell) merupakan sel yang tidak terspesialisasi sehingga dapat bereproduksi sendiri tanpa batas dan dalam kondisi yang sesuai dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Sel punca mampu mempertahankan jumlahnya dan dapat menghasilkan sel yang mampu berdiferensiasi. Embrio hewan banyak mengandung sel punca. Sel punca pada embrio awal dapat diisolasi pada tahapan blastula (pada manusia disebut blastosit) dan kemudian dibiakkan dalam medium kultur khusus sehingga sel embrionik ini dapat memperbanyak diri tanpa batas. Modifikasi medium kultur khusus dapat digunakan untuk merangsang sel embrionik berdiferensiasi menjadi jenis sel tertentu. Potensi sel embrionik lebih menjanjikan dari pada sel induk dewasa karena sel embrionik memiliki potensi pluripoten, yaitu dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel yang berbeda. Selain sel embrionik, pada tubuh dewasa juga terdapat sel punca yang berfungsi menggantikan sel-sel tertentu. Sel punca pada tubuh dewasa tidak dapat berdiferensiasi menjadi seluruh jenis sel dalam organisme seperti pada sel embrionik, meskipun sel punca tersebut dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel. Sel punca pada sumsum tulang belakang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel darah yang berbeda, sel tulang, tulang rawan, lemak, otot, dan lapisan pembuluh darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sel punca juga terdapat pada otak, kulit, rambut, mata, dan pulpa gigi. Penelitian untuk mencari sel punca pada tubuh dewasa masih dilakukan hingga saat ini. Tujuan utama pencarian ini adalah menyediakan sel punca untuk memperbaiki organ rusak pada manusia yang disebabkan oleh penyakit contohnya sel pankreas

penghasil insulin, penyakit Parkinson, atau penyakit Huntington. Sel punca pada sumsum tulang belakang telah banyak digunakan sebagai sumber untuk sel yang menghasilkan sistem kekebalan pada manusia yang dikarenakan rusaknya sistem kekebalan tersebut karena kelainan genetik, penyakit, atau kanker (Gambar 4). Gambar 4. Bekerja dengan sel punca embrionik dan sel punca dewasa (Sumber: Reece, et al., 2011)

RANGKUMAN Penemuan dan studi yang menyatakan bahwa seluruh sel dalam satu organisme memiliki genom yang sama menginisiasi percobaan pertama tentang kloning organisme. Setiap sel pada tanaman memiliki kemampuan totipotensi yaitu mampu berdiferensiasi menjadi seluruh jenis sel dan jaringan untuk membentuk satu organisme baru secara lengkap. Transplantasi ini dari sel hewan yang terdiferensiasi dari sel telur mampu berdiferensiasi menjadi organisme baru. Sel embrionik dan sel dewasa dapat berdiferensiasi secara in vitro dan in vivo yang dapat dikembangan untuk kepentingan pengobatan. Sel punca sel embrionik dapat berdiferensiasi menjadi seluruh jenis sel yang terdapat dalam satu organisme (pluripotent) sedangkan sel punca dari sel dewasa hanya dapat menjadi beberapa jenis sel tergantung sumber dari sel punca dari sel dewasa tersebut.