BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109

BAB I PENDAHULUAN. Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang bermutu merupakan harapan dan dambaan seluruh

EDUCATION (MBCfE) UNTUK MENGUKUR KINERJA PROGRAM STUDI (STUDI KASUS DI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN DAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FKIP UNS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu. komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,

mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.

EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL DI PROGRAM STUDI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan menjadi sangat penting perannya dalam mengantarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KESEJAHTERAAN GURU. A. Pengertian Kesejahteraan. Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti.

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi seperti pedang bermata dua, selain membantu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

RENCANA STRATEGIS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan

ABSTRAKSI PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2004

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DI SMA NEGERI 2 PATI TAHUN PELAJARAN 2005/2006

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. 183) mendefinisikan prestasi sekolah sebagai hasil atau tingkat keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pasal 5 ayat (1) mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak. memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi

KOMPARASI PROSES SUPERVISI KLINIS DITINJAU DARI SERTIFIKASI DAN MASA KERJA KEPALA SEKOLAH SD/MI KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. survei yang dilakukan oleh the Asian-South Pacific Bureau of Adult Education

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN BAGI ORANG KURANG MAMPU SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia karena mendapatkan pendidikan, Tanpa pendidikan Manusia. mulia dengan pendidikan termasuk di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan model-model tertentu sehingga orang dapat memperoleh. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC),

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. menurut United Nations for Development Programme (UNDP) melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. karakter suatu bangsa dibangun dari proses pendidikan. Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yaitu: Melindungi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shinta Yunita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari

BAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan. aspek yang sangat penting dalam pembentukan generasi bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Yang terbayang oleh kita saat ini adalah seberapa jauh kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kini menghadapi tantangan baru dalam menghadapi permasalahan globalisasi. Di sisi lain permasalahan internal juga datang silih berganti, isu-isu kritis yang sering muncul adalah adanya keinginan untuk melakukan perbaikan di segala bidang termasuk dunia pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu komponen supra sistem pembangun yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Era globalisasi sekarang ini sangat tinggi berpengaruh dalam dunia pendidikan, masyarakat sangat membutuhkan pendidikan yang berkualitas untuk membangun sumber daya manusia di negeri ini. Selain itu, masyarakat juga menjadikan pendidikan sebagai salah satu proses pada kehidupan untuk meningkatkan taraf hidup dan menghindari kesenjangan sosial, sehingga itu pendidikan di sini memiliki aspek penting sebagai pembangun peradaban bangsa. Dalam UUD Pasal 31 ayat (1) dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sementara itu, Pasal 31 ayat (3) menyebutkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Di samping itu, Pasal 31 ayat (4) menjelaskan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional. Indonesia dilihat dari Undang-Undang RI di atas sangat mengutamakan pendidikan, karena pendidikan ini yang akan membawa perubahan generasi penerus yang lebih baik, yang akan membuat negara ini lebih berkembang, sehingga pendidikan ini menjadikan generasi yang penuh kecerdasan serta kepribadian yang baik. Untuk membentuk generasi yang berbudi luhur ini tidak 1

mudah, karena sangat berpengaruh dengan kualitas pendidikan di negara ini. Selain itu, Kemenristek dikti (2015:19) menyatakan: Kualitas pendidikan tinggi masih relatif rendah baik dalam konteks institusi (Perguruan Tinggi) maupun program studi yang diindikasikan oleh mayoritas Perguruan Tinggi hanya berakreditasi C dan masih sangat sedikit yang beakreditasi A atau B. Disamping itu, Perguruan Tinggi Indonesia juga belum mampu berkompetisi dengan Perguruan Tinggi negara lain bahkan masih tertinggal dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah lembaga internasional secara berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan menempatkan universitas-universitas Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di Indonesia sekalipun berada pada posisi yang masih rendah. Ekspektasi masyarakat pada Perguruan Tinggi berkembang pada saat pertama kali Perguruan Tinggi berdiri, masyarakat berharap Perguruan Tinggi bisa memerankan dirinya sebagai agent of education. Saat Perguruan Tinggi sudah mampu memerankan dirinya sebagai agent of education, masyarakat berharap lebih, Perguruan Tinggi tidak hanya dapat memerankan dirinya sebagai agent of education tetapi juga memerankan diri sebagai agent of research and development. Harapan ini terus berlanjut sampai sekarang ini dimana masyarakat berharap Perguruan Tinggi bisa memerankan dirinya sebagai agent of knowledge and technology transfer dan akhirnya sebagai agent of economic development. 2 Gambar 1.1 Ekspektasi Masyarakat terhadap Peran Perguruan Tinggi (Sumber: Kemenristek dikti, 2015: 11)

3 Pada kenyataannya ekpektasi masyarakat terhadap perguruan tinggi disampaikan Zulkarnaen dalam surat kabar kompasiana (2014, 20 Agustus) kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama, Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia kemungkinan terjadi karena rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran. Mutu suatu program studi di suatu perguruan tinggi merupakan salah satu yang perlu ditingkatkan secara berkelanjutan (continuos improvement) seiring dengan meningkatnya persaingan di masyarakat. Keberhasilan suatu perguruan tinggi dapat dilihat dari berbagai hal, seperti banyaknya mahasiswa yang masuk, banyaknya kelulusan, lama studi yang singkat bagi lulusan yang dihasilkan, kualitas lulusan setelah bekerja. Sehingga, banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan dari perguruan tinggi dalam menghadapi persaingan yang terjadi. Untuk mencapai keberhasilan diperlukan pengukuran tingkat kinerja agar dapat diketahui sejauh mana kinerja yang dilakukan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari pengukuran

4 kinerja tersebut dapat diketahui hal-hal apa saja yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan maupun hal yang perlu diperbaiki dalam mencapai keberhasilan. Jurusan Ilmu Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS yang masing-masing memiliki program studi yang merupakan penghasil dan pengembang tenaga kependidikan. Pada kedua jurusan ini terdapat beberapa program studi yaitu: (1) Program Studi Pendidikan Bimbingan Konseling; (2) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar; (3) Program Studi Pendidikan Guru Guru Anak Usia Dini; (4) Program Studi Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi; (5) Program Studi Pendidikan Kepelatihan dan Olahraga. Melihat dari beberapa aspek output Program Studi pada Kedua jurusan ini seharusnya kedua jurusan ini memiliki standar yang tepat untuk menilai kinerja seluruh dosen maupun karyawan. Penilaian yang dilakukan masingmasing program studi ini belum terstruktur dan terdokumentasi secara baik. Evaluasi penting dilakukan agar program studi mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan layanan pendidikan secara terus menerus. Metode Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence atau kriteria Baldrige merupakan penuntun bagi sebuah perusahaan institusi untuk mencapai kinerja bermutu tinggi yang terdiri dari tujuh kriteria yaitu kepemimpinan, perencanaan strategi, fokus pelanggan, pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan, fokus pada tenaga kerja, manajemen proses, dan hasil. Kriteria Malcolm Baldrige juga dipakai untuk menyelesaikan masalah untuk mengetahui besarnya nilai kinerja perusahaan, posisi perusahaan di pasar, kelebihan dan kekurangan perusahaan serta mendapat kriteria kompetitif dan penetapan prioritas. Selain itu MBCfE ini memberikan kerangka kerja untuk peningkatan menuju keunggulan kinerja yang berfokus pada persyaratanpersyaratan untuk mencapai keunggulan kinerja dan telah terbukti merupakan praktik-praktik manajemen global yang valid untuk meningkatkan keunggulan kinerja organisasi.

5 Penggunaan Metode Malcolm Baldrige Criteria For Education (MBCfE) merupakan panduan yang tepat untuk dijadiakan pedoman bagi institusi pendidikan dalam meningkatkan kinerja program studi dan manajemen program studi dalam suatu perguruan tinggi. Sehingga metode ini tepat diterapkan pada masing-masing program studi pada Jurusan Ilmu Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS karena pendekatannya komprehesif dan melakukan analisis secara menyeluruh pada sistem kerja organisasi. Metode ini membahas dari mulai tahap pendekatan hingga ke tahap penerapan dan merupakan suatu sistem manajemen kualitas yang dimaksudkan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dari sebuah orgnanisasi. Dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat diangkat judul penelitian PENGGUNAAN METODE MALCOLM BALDRIGE CRITERIA for EDUCATION (MBCfE) UNTUK MENGUKUR KINERJA PROGRAM STUDI. Studi Kasus Di Jurusan Ilmu Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, dapat mengidentifikasi masalah antara lain: 1. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia 2. Rendahnya kualitas Perguruan Tinggi di Indonesia. 3. Perlunya tindakan evaluasi perguruan tinggi demi meningkatkan kualitas dan perbaikan mutu. 4. Evaluasi eksternal yang selama ini dilakukan masih belum cukup untuk mengetahui kualitas mutu internal organisasi. 5. Penyusunan perencanaan pada program studi belum didasarkan pada hasil evaluasi kinerja program studi yang komprehensif.

6 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, mengingat jangkauan aspek yang dievaluasi sangat luas, maka dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Mengukur kinerja program studi yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan strategis program studi. 2. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menggunakan metode Malcolm Baldrige Criteria for Education, yang diterapkan pada masing-masing prodi jurusan Ilmu Pendidikan dan jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS yang terdiri dari program studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling, Program studi pendidikan Guru Sekolah Dasar, Program Studi Pendidikan Guru - Pendidikan Anak Usia Dini,Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, dan Program Studi Pendidikan Kepelatihan dan Olahraga. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Berapa besar skor yang didapat dari masing-masing program studi pada jurusan Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS dihitung menggunakan metode MBCfE? 2. Bagaimana tingkat posisi kategori kinerja masing-masing program studi pada jurusan Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS diukur menggunakan metode MBCfE? 3. Hal apa saja yang menjadi strategi peningkatan kinerja di masing-masing program studi pada jurusan Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS dianalisis menggunakan metode MBCfE? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mendpatkan hasil seberapa tingkatan posisi peringkat dari masing-masing

7 program studi pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS menggunakan MBCfE.Secara operasional tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Melakukan evaluasi terhadap perolehan skor dari masing-masing program studi pada jurusan Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS dihitung menggunakan metode MBCfE. 2. Melakukan evaluasi terhadap tingkat posisi kategori kinerja masing-masing program studi pada jurusan Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS berdasarkan klasifikasi MBCfE. 3. Melakukan evaluasi terhadap hal yang menjadi strategi peningkatan kinerja di masing-masing program studi pada jurusan Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS dianalisis menggunakan metode MBCfE. F. Manfaat Penelitian Penlitian ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui mutu kinerja pada masing-masing program studi pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS secara menyeluruh dan akurat, sehingga diharapkan dapat memberi jawaban dari berbagai permasalahan penelitian baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis a. Mengkaji secara ilmiah penerapan metode MBCfE dalam menganalisa kinerja pada program studi pada jurusan Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS. b. Menganalisis tingkat kinerja pendidikan yang sedang dijalankan, sebagai masukan bagi masing-masing program studi pada Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS untuk menjadikan tolak ukur mutu kinerja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masing-masing program studi pada jurusan Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS dapat memberikan

8 informasi berupa data dan hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. b. Sebagai masukan bagi masing-masing program studi pada jurusan Ilmu Pendidikan dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu. c. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi pihak yang ingin mempelajari lebih lanjut dalam mengenai menejemen kinerja, khususnya tentang MBCfE.