KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN LITBANGYASA TEKNOLOGI INDUSTRI. PENGEMBANGAN INDUSTRI (BPPI) : Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

dokumen-dokumen yang mirip
KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN LAYANAN PERKANTORAN

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN LAYANAN INTERNAL (OVERHEAD)

I. PENDAHULUAN. Ikan rucah merupakan ikan-ikan kecil dengan ukuran maksimum 10 cm yang ikut

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN ,5 ribu US$ (Kemenperin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang memiliki sifat rentan terhadap kerusakan oleh lingkungan luar dengan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kolagen alami hewan yang terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI SKRIPSI

PENGARUH FOSFORiLASl DAN MODIFIKASI ENZIMATIS TERHADAP BEBERAPA SIFAT FUNGSIONAL PROTEIN KEDELAI

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MENTERI KEUANGAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN BALAI BESAR/BARISTAND INDUSTRI

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB I PENDAHULUAN. goreng segar, 15% pada daging ayam/ikan berbumbu, 15-20% pada daging

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara penghasil rempah-rempah, yang juga

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk alami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016).

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA. Bab I Pendahuluan. Abstrak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Astawan (2008), jambu biji merupakan buah yang sangat

I. PENDAHULUAN. Non-nutritive feed additive merupakan suatu zat yang dicampurkan ke. dalam ransum ternak dengan bermacam-macam tujuan misalnya, memacu

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

I. PENDAHULUAN. sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat. dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENGANTAR. Lipase merupakan enzim yang berperan sebagai katalis dalam proses

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

Transkripsi:

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN LITBANGYASA TEKNOLOGI INDUSTRI Kementerian Negara/ Lembaga Unit Eselon I Program Hasil : Unit Eselon II/Satker Indikator Kinerja Satuan Ukur dan Jenis Keluaran Volume : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI (BPPI) : Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda : Riset dan Standardisasi Bidang Industri : Terselenggaranya Riset dan Standardisasi Bidang Industri : Litbangyasa Teknologi Industri Prioritas : 2 (Dua) Paket Teknologi A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum Pelaksanaan program prioritas Pengembangan dan Penerapan Teknologi Industri untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional dengan komoditas farmasi dan kosmetik, pangan, logam tanah jarang, karet dan produk karet, panel surya, kakao, baja, furniture kayu dan rotan.

2. Gambaran Umum Singkat Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi penyiapan teknologi bahan proses dan standardisasi, melakukan berbagai riset teknologi mendukung pelaksanaan program prioritas pengembangan dan penerapan teknologi industri untuk meningkatkan daya saing industri nasional dengan komoditi berbasis hasil perkebunan dan perikanan. Hasil-hasil litbangyasa teknologi industri ini diharapkan dapat menghasilkan teknologi yang dapat membantu dan diterapkan pada industri, khususnya dalam peningkatan daya saing melalui efisiensi dan inovasi teknologi. Untuk tahun 2018 Baristand Industri Samarinda melaksanakan kegiatan litbangyasa teknologi industri prioritas sebanyak 2 (dua) paket teknologi.

LITBANGYASA TEKNOLOGI INDUSTRI PRIORITAS YANG AKAN DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2018 Judul No Latar Belakang Tujuan Keluaran Tahapan 51 LItbangyasa Teknologi Industri Prioritas A Karakterisasi Hidrolisat Protein Ikan Toman untuk Fortifikasi Pangan Kekurangan kalori protein masih merupakan masalah gizi utama yang perlu diatasi, bersama dengan kekurangan vitamin A, iodium dan zat besi. Protein merupakan zat pembangun tubuh dan sangat penting peranannya pada pertumbuhan sel otak. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik. Salah satu potensi perikanan di Provinsi Kalimantan Timur adalah budidaya ikan toman (Channa micropeltes) yang produksinya mencapai 8.445,6 ton pada tahun 2015. Ikan toman memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu 18,92%, dan manfaat yang bagus untuk kesehatan. Akan tetapi manfaat dan potensi yang besar ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat terutama di wilayah Kaltim. Salah satu alternatif dan upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari ikan toman ini adalah menghasilkan Toman Protein Hydrolysate (TPH) untuk bahan fortifiksai pada produk pangan lainnya. Hidrolisat protein merupakan produk yang dihasilkan dari penguraian protein ikan menjadi senyawasenyawa rantai pendek. Protein mampu berinteraksi dengan senyawa-senyawa lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga berpengaruh pada aplikasi proses, mutu dan penerimaan produk. Dengan demikian, protein dari berbagai sumber, salah satunya adalah hidrolisat protein ikan, dapat dikembangkan menjadi produk yang mempunyai sifat fungsional yang tinggi, seperti emulsifier, flavor enhancer, texturizer, stabilizer, pembentuk buih dan pembentuk gel. Proses hidrolisis protein dapat dilakukan secara kimiawi maupun enzimatis. Hidrolisis secara enzimatis dapat menghasilkan penurunan ukuran peptida sehingga dapat merubah karakteristik fungsional protein dan meningkatkan kualitasnya. Protein hidrolisat yang Memproduksi hidrolisat protein dari ikan toman (Channa micropeltes) dan mengetahui karakteristik sifat fisikokimiawi, sifat fungsional dan sifat antioksidannya. 1. Termanfaatkannya potensi perikanan yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. 2. Meningkatkan nilai ekonomis ikan toman (Chanaa micropeltes). 3. Diperolehnya hidrolisat protein ikan toman (Channa micropeltes) sebagai bahan baku untuk fortifikasi pada produk olahan pangan lainnya Studi literatur, survei dan studi banding, pengadaan bahan, rancangan pelaksanaan, pelaksanaan penelitian, pengujian produk,tabelisasi dan analisis, penyusunan laporan.

Judul No Latar Belakang Tujuan Keluaran Tahapan 51 LItbangyasa Teknologi Industri Prioritas diperoleh setelah hidrolisis menghasilkan protein yang tersusun dari asam-asam amino bebas dan peptida rantai pendek yang memberikan keuntungan sebagai pangan fungsional karena profil asam aminonya. Hidrolisis protein pada penelitian ini akan dilakukan pada semua bagian ikan toman (Channa micropeltes) baik daging ataupun limbahnya (kulit, kepala dan tulang). Proses hidrolisat dilakukan secara enzimatis, menggunakan dua jenis enzim protease (trypsin dan alcalase). Selanjutnya dilakukan optimasi waktu, ph dan temperatur proses hidrolisis. Kemudian dilakukan karakterisasi sifat fisikokimia, derajat hidrolisis, sifat fungsional, antioksidan dan uji profil asam amino. Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah (added value) ikan toman (Channa micropeltes) sebagai bahan baku pembuatan hidrolisat protein. Dengan mengetahui karakteristik hidrolisat protein ikan toman akan diketahui manfaat spesifik hidrolisat protein ikan toman bagi industri pangan maupun farmasi.

Judul No Latar Belakang Tujuan Keluaran Tahapan 51 LItbangyasa Teknologi Industri Prioritas B Mikro Emulsi Ekstrak Bawang Tiwai Aasal Kalimantan Timur sebagai Bahan Tambahan Pangan Ingridien pangan merupakan salah satu kunci dalam formulasi produk pangan. Komposisi ingridien akan menentukan mutu produk akhir yang akan dijual di pasaran. Berdasarkan regulasai di Indonesia terdapat tiga tipe ingridien yaitu 1. Bahan baku (ingridien utama), 2. Ingridien fungsional (baik berupa zat gizi mikro ataupu non zat gizi) dan 3. Bahan tambahan pangan (BTP). Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk produksi pangan. Rempah-rempah adalah merupakan satu potensi yang memiliki nilai ekonomi tinggi, sayangnya saat ini pemanfaatan bahan baku lokal masih kurang optimal, begitu pula bawang tiwai asal Kalimantan Timur sehingga diperlukan riset dan pengembangan lebih lanjut. Ekstrak bawang tiwai mengandung senyawa metabolik primer berupa protein, karbohidrat, lemak dan vitamin C, juga mengandung senyawa metabolik sekunder barupa alkaloid, flavonoid, tannin, fenol, steroid, glikosida, triterpanoid, naftakuinon (eleutherinon, isoeleutherinon dan eletheriol), flavon dan kromen. Eektrak bawang tiwai memiliki ragam manfaat antara lain bidang pangan (pewarna, antioksidan, pengawet, dan minuman fungsional), bidang kesehatan untuk farmasi dan obat. Ekstrak bawang tiwai tidak mudah larut dalam air, tidak tahan terhadap suhu tinggi, tidak tahan terahadap cahaya dan tidak setabil. Pengemulsi adalah suatu bahan yang dapat mengurangi kecepatan tegangan permukaan dan tegangan antara dua fase yang dalam keadaan normal tidak saling melarutkan menjadi dapat bercampur dan selanjutnya membentuk emulsi. Beberapa pengemulsi alami dapat diekstrak dari sumber-sumber nabati ataupun hewani dan digunakan dalam bahan pangan olahan. Emulsi dapat dibedakan menjadai emulsi konvensional, mikroemulsi dan nanoemulsi berdasarkan Memperoleh formula terbaik terhadap sifat fisika kimia mikroemulsi ekstrak bawang tiwai sebagai bahan tambahan pangan (food ingridien). Mikroemulsi Ekstrak Bawang Tiwai sebagai bahan tambahan pangan. Studi literatur, survei dan studi banding, pengadaan bahan, rancangan pelaksanaan, pelaksanaan penelitian, pengujian produk,tabelisasi dan analisis, penyusunan laporan.

Judul No Latar Belakang Tujuan Keluaran Tahapan 51 LItbangyasa Teknologi Industri Prioritas ukuran partikel fase terdispersi, stabilitas dan kenampakannya. Emulsi konvensional memiliki ukuran partikel yang lebih besar, yaitu 100 nm, mikroemulsi dan nanoemulsi yang memiliki ukuran partikel sangat halus, yaitu < 25 nm untuk mikroemulsi dan < 100 nm untuk nanoemulsi. Memperhatikan permasalahan dan berbagai macam kegunaan ekstrak bawang tiwai tersebut maka dilakukan penelitian mikroemulsi ekstrak bawang tiwai sebagai bahan tambahan pangan.

B. Penerima Manfaat IKM, Industri pengolahan pangan, dan farmasi, masyarakat umum, akademisi, peneliti, pegawai dan pelanggan Baristand Industri Samarinda. C. Strategi Pencapaian Keluaran 1. Metode Pelaksanaan : melalui anggaran DIPA 2016 dalam bentuk UP / GUP dan LS 2. Tahapan dan waktu Pelaksanaan : Tahap pelaksanaan kegiatan: Setelah mendapatkan pagu tetap dan DIPA Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda seluruh pejabat dan staf merumuskan tindak lanjut realisasi dan pelaksanaan rencana kegiatan/program melalui rapat awal tahun; Menyusun jadwal penarikan / realisasi anggaran Merumuskan kebijakan-kebijakan alternatif terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan; Penetapan pelaksana kegiatan dalam bentuk Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Kepala Baristand Industri Samarinda penetapan SK Penunjukan tim penelitian. Membagi habis tugas dan tanggung jawab masing-masing kegiatan sesuai kapasitas dan kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing pejabat dan seluruh staf; Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Bulan Ke Tahapan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3986.012 Penelitian 11 Penelitian produk/teknik produksi Ket. 1. Studi Pustaka 2. Survei dan Studi Banding 3. Pelaksanaan 4. Evaluasi/Pengujian 5. Tabulasi dan Analisis Data 6. Pembuatan Laporan

Perkiraan total biaya untuk pelaksanaan kegiatan Hasil Kajian/Penelitian Penguasaan Teknologi sebesar Rp. 457.393.000,- (Empat Ratus Lima Puluh Tujuh Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Rupiah). D. Waktu Pencapaian Keluaran persiapan ini akan dilaksanakan bulan Pebruari dan Desember 2018. E. Biaya yang Diperlukan Rincian biaya tersebut dapat dilihat pada lampiran Rencana Anggaran Biaya (RAB) Samarinda, 06 Oktober 2017 Kepala Wibowo Dwi Hartoto, SH, MBA NIP. 19620913 198403 1 002