BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mendorong munculnya perubahan dari berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Tidak ada negara yang mampu menutup diri dari perkembangan yang terjadi. Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara, tidak terkecuali Indonesia sebagai anggota masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri dari pergaulan internasional. Globalisasi memberikan efek ataupun dampak positif dan negatif bagi semua negara. Oleh karena itu, diperlukan suatu antisipasi agar keadaan ekonomi politik Indonesia mengalami stabilitas serta tidak mengalami kemunduran yang lebih jauh. Tahun 2015 ini dapat menjadi awal tahun yang penuh tantangan bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Indonesia dihadapkan pada Asean Economic Community AEC dimana persaingan bisnis bukan hanya diantara masyarakat Indonesia tetapi juga sesama masyarakat di wilayah ASEAN. Diprediksikan bahwa keberadaan AEC mampu mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Inti dari AEC sendiri adalah membuka luas pasar arus ekspor-impor barang dan jasa ataupun investasi antarnegara ASEAN dimana permasalahan tarif dan non tarif sudah tidak diberlakukan kembali. Dengan diberikannya kemudahan untuk bertransaksi antar negara di Asia Tenggara, diyakini dapat menjadi peluang 1
2 ataupun tantangan bagi perekenomian masyarakat Indonesia. Permasalahan tersebut memaksa perusahaan memperkuat fundamentalnya untuk mengantisipasi perkembangan global yang terjadi. Dalam hal ini, perusahaan yang tidak mampu memperbaiki kinerjanya lambat laun akan mengalami kesulitan keuangan yang pada akhirnya terjadi kebangkrutan. Kondisi ini tentu saja membuat para investor dan kreditur khawatir untuk menanamkan dananya pada perusahaan, termasuk pada perusahaan Jasa. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Indonesia bisa mengandalkan sektor jasa untuk dapat bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kondisi financial distress pada perusahaan jasa perlu dilakukan sebagai peringatan dini. Direktur Perundingan Perdagangan Jasa Kementrian Perdagangan (Kemendag), Sondang Anggraini mengatakan, dibeberapa sektor jasa dapat dijadikan prioritas dalam perdagangan bebas ASEAN. Sektor tersebut seperti pariwisata, komunikasi dan konstruksi. Namun beberapa sektor yang lain belum siap dalam menghadapi masuknya MEA karena pada subsektor jasa yang lain mengalami defisit. Berdasarkan data Kemendag, pendapatan dari jasa pariwisata mencapai US$ 1.553 juta, jasa komunikasi mencapai US$ 374 juta, dan jasa komunikasi US$ 231 juta pada bulan 2012 lalu. Sedangkan sektor jasa lain seperti transportasi, asuransi, keuangan, komputer dan informasi mengalami defisit, bahkan ada mencapai defisit US$ 10.331 juta. Di Indonesia sendiri, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi pada sektor ini, seperti kurangnya minat untuk berinvestasi di negara ASEAN dan arah
3 pengembangan pada sektor jasa dalam jangka menengah hingga jangka panjang belum jelas dalam pembuatan perencanaan bisnis serta kurangnya pemahaman mengenai peraturan bisnis bidang jasa di negara ASEAN lain. Meski demikian, ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan seperti tenaga kerja terampil yang dapat lebih mudah untuk bekerja di negaranegara ASEAN serta akses pasar yang lebih besar saat pasar bebas tersebut. Kaitannya dengan hal tersebut, pemahaman dan analisis terhadap kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan (financial distress) sangat perlu dilakukan untuk membenahi kondisi perekonomian khususnya dalam sektor jasa. (http://www.liputan6.com). Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan dan terjadi saat perusahaan mengalami kerugian selama beberapa tahun. Model prediksi kebangkrutan yang bermunculan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini (early warning system) terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk mengukur kondisi financial distress suatu perusahaan melalui analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang ada. Rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi kebangkrutan bisnis untuk periode satu sampai lima tahun sebelum bisnis tersebut benar-benar bangkrut. Menurut Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) dalam
4 penelitiannya menyatakan bahwa return on total asset (ROA) mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap kondisi bermasalah dan pengaruhnya negatif Namun, menurut Wahyu Widarjo dan Doddy Setiawan (2009) menyatakan bahwa profitabilitas yang diproksi dengan ROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia. Penelitian lain yang dilakukan oleh Evanny Indri Hapsari (2012) menyatakan bahwa return on asset (ROA) memengaruhi kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 2010, karena hasil hipotesis menunjukkan variabel berpengaruh signifikan dengan tanda persamaan regresi negatif. Dari uraian diatas, peneliti ingin mengkaji dan menganalisa kembali rasio-rasio keuangan apa saja yang dapat dijadikan prediktor dan bagaimana pengaruhnya dalam memprediksi financial distress pada perusahaan jasa yang ada di Bursa Efek Indonesia. 1.2. Perumusan Masalah Berdasar uraian diatas, adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas maupun aktivitas dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress? 2. Bagaimana pengaruh masing-masing rasio dalam memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan jasa?
5 3. Rasio manakah yang paling berpengaruh dalam memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan jasa? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasar perumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Menelaah rasio apa saja yang dapat digunakan dalam memprediksi kondisi financial distress sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan 2. Menelaah bagaimana pengaruh masing-masing rasio yang digunakan dalam memprediksi kondisi financial distress sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan 3. Menelaah rasio manakah yang paling berpengaruh dalam memprediksi kondisi financial distress sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat bagi beberapa pihak yang berkepentingan. Berikut ini merupakan manfaat dari penelitian ini: 1. Bagi perusahaan jasa dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mengantisipasi terjadinya financial distress dengan menganalisa menggunakan prediktor yang akurat 2. Bagi Investor diharapkan dapat dijadikan masukan dalam pemilihan investasi yang akan dipilih
6 3. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan solusi atas pertanyaan yang selama ini muncul mengenai bagaimana penerapan analisa prediksi kebangkrutan (financial distress) dalam perusahaan jasa. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana antara bab satu dengan bab lainnya saling berhubungan. Sistematika uraiannya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan secara keseluruhan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini terdiri dari penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan dengan penelitian ini. Selain itu, bab ini juga berisi landasan teori yang berkaitan dengan topik yang mendasari penelitian, kerangka berfikir serta hipotesis penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel, data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.
7 BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran umum subjek penelitian dan analisis data BAB V PENUTUP Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.