Nama Bank : Bank Mayapada Internasional.Tbk Posisi : Triwulan I 2018

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan NSFR PT Bank Panin Tbk

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO )

LAPORAN PERHITUNGAN NET STABLE FUNDING RATIO (NSFR)

LAPORAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO)

LAPORAN NSFR. Total Nilai Tertimbang. 1 tahun

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO) TRIWULANAN

PEDOMAN PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO) I. LATAR BELAKANG

PEDOMAN PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN RASIO PENDANAAN STABIL BERSIH (NET STABLE FUNDING RATIO)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) BULANAN

2017, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan L

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 NSFR dihitung dengan formula sebagai berikut:. Konversi mata uang asing menjadi rupiah dilakukan dengan mengg

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 13 / / DPNP tanggal 2011

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN. Nilai HQLA setelah pengurangan nilai

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : Juni 2017

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

Maret Nilai outstanding kewajiban dan komitmen / nilai tagihan kontraktual 23,402,794 8,973,782 26,284,848 10,112,101

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : September 2017

2 meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi terutama yang berpihak kepada usaha mikro, kecil, dan menengah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

PENGUNGKAPAN NILAI LIQUIDITY COVERAGE RATIO (LCR)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /SEOJK.03/2017

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN Posisi Laporan : Maret 2017

Jatuh Tempo Saldo 1 bulan >1 bln s.d. 3 bln >3 bln s.d. 6 bln >6 bln s.d. 12 bln >12 bulan

ANALISIS PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULAN. Analisis secara Individu

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

OOTORITAS JASA KEUANGAN ReREPUBLIK INDONESIA

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

Pengungkapan Ekposur Risiko Bank


SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

KESALAHAN PELAPORAN DAN KLARIFIKASI PENGISIAN LAPORAN BULANAN BANK UMUM (LBU)

NERACA KONSOLIDASIAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

PT Bank KEB Hana Indonesia Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ( reverse repo )

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

2016, No tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

30-Jun-17 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah. Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lainnya Total

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah)

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi Juni 2017

Tabel 1.a. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN

Transkripsi:

Nama Bank : Bank Mayapada Internasional.Tbk Posisi : Triwulan I 2018 A. PERHITUNGAN NSFR ASF (Available Stable Funding) Komponen ASF (Dalam Jutaan Rupiah) Nilai Tercatat Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Total Nilai Tanpa Jangka < 6 bulan < 6 bulan - 1 tahun 1 tahun Tertimbang Waktu¹ 1 Modal : 9.125.923 - - 1.481.275 10.607.198 2 Modal sesuai POJK KPMM 9.125.923 - - 1.481.275 10.607.198 3 Instrumen modal lainnya - - - - - Simpanan yang berasal dari nasabah perorangan dan pendanaan yang 4 berasal dari nasabah usaha mikro dan usaha kecil: 8.225.208 35.780.020 838.428 34.226 40.737.353 5 Simpanan dan pendanaan stabil 6.037.722 814.883 24.122 50 6.532.941 6 Simpanan dan pendanaan kurang stabil 2.187.486 34.965.137 814.306 34.176 34.204.412 7 Pendanaan yang berasal dari nasabah korporasi: 2.250.725 18.127.684 125.007 1.957.588 9.391.648 8 Simpanan operasional 2.232.789 - - - 1.116.395 9 Pendanaan lainnya yang berasal dari nasabah korporasi 17.936 18.127.684 125.007 1.957.588 8.275.253 10 Liabilitas yang memiliki pasangan aset yang saling bergantung - - - - - 11 Liabilitas dan ekuitas lainnya : 12 NSFR liabilitas derivatif 13 ekuitas dan liabilitas lainnya yang tidak masuk dalam kategori diatas 72.537 - - - - 14 Total ASF 60.736.199 1

RSF (Required Stable Funding) Komponen RSF (Dalam Jutaan Rupiah) Nilai Tercatat Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Total Nilai Tanpa Jangka < 6 bulan < 6 bulan - 1 tahun 1 tahun Tertimbang Waktu¹ 15 Total HQLA dalam rangka perhitungan NSFR - 16 Simpanan pada lembaga keuangan lain untuk tujuan operasional - 735.042 - - 367.521 Pinjaman dengan kategori Lancar dan Dalam Perhatian Khusus 17 (performing) - 36.241.445 21.212.138 4.455.092 30.022.465 18 kepada lembaga keuangan yang dijamin dengan HQLA Level 1 - - - - - kepada lembaga keuangan yang dijamin bukan dengan HQLA Level 1 19 dan pinjaman kepada lembaga keuangan tanpa jaminan - 246.079 28.866 23.549 74.894 kepada korporasi non-keuangan, nasabah retail dan nasabah usaha mikro dan kecil, pemerintah pusat, pemerintah negara lain, Bank 20 Indonesia, bank sentral negara lain dan entitas sektor publik, yang diantaranya: - 35.894.611 21.183.054 3.676.733 29.222.438 memenuhi kualifikasi untuk mendapat bobot risiko 35% atau kurang, 21 sesuai SE OJK ATMR untuk Risiko Kredit Kredit beragun rumah tinggal yang tidak sedang dijaminkan, yang 22 diantaranya : memenuhi kualifikasi untuk mendapat bobot risiko 35% atau kurang, 23 sesuai SE OJK ATMR untuk Risiko Kredit 24 Surat Berharga dengan kategori Lancar dan Kurang Lancar (performing) yang tidak sedang dijaminkan, tidak gagal bayar, dan tidak masuk sebagai HQLA, termasuk saham yang diperdagangkan di bursa - - - - - - 265 218 28.644 24.589-31 - 10.511 6.847-100.460-715.655 693.698 25 Aset yang memiliki pasangan liabilitas yang saling bergantung - - - - - 26 Aset lainnya : - 4.254.609 89.204 1.812.828 6.156.641 27 Komoditas fisik yang yang diperdagangkan, termasuk emas - - Kas, surat berharga dan aset lainnya yang dicatat sebagai initial margin 28 untuk kontrak derivatif dan kas atau aset lain yang diserahkan sebagai - - default fund pada central counterparty (CCP) 29 NSFR aset derivatif - - 30 NSFR liabilitas derivatif sebelum dikurangi dengan variation margin - - 31 Seluruh aset lainnya yang tidak masuk dalam kategori diatas - 4.254.609 89.204 1.812.828 6.156.641 32 Rekening Administratif 134.343 33 Total RSF 36.680.970 34 Rasio Pendanaan Stabil Bersih (Net Stable Funding Ratio (%)) 165,58% ¹ Komponen yang dilaporkan dalam kategori tanpa jangka waktu adalah komponen yang tidak memiliki jangka waktu kontraktual, antara lain: instrumen modal yang bersifat permanen (perpetual), short positions, open maturity positions, giro, ekuitas yang tidak masuk dalam kategori HQLA dan komoditas 2

B. ANALISIS PERKEMBANGAN NSFR Analisis Berdasarkan hasil perhitungan, rasio Net Stable Funding Ratio (NSFR) Bank Mayapada per Triwulan I 2018 sebesar 165,58%. Nilai rasio tersebut masih diatas batas ketentuan minimum POJK yang berlaku yaitu pemenuhan rasio NSFR minimum 100% baik secara individu maupun konsolidasi. Komponen Penilaian Rasio NSFR Bank Nilai NSFR Bank per Triwulan I 2018 berasal dari perbandingan komponen Available Stable Funding (ASF) dengan Required Stable Funding (RSF) yaitu sebagai berikut : 1. Total ASF yang dimiliki Bank Mayapada sebesar Rp. 60,74 triliun dengan komposisi setelah dikenakan persentase faktor ASF sebagai berikut: i. Modal sebesar Rp. 10,61 triliun (17,46% dari total ASF). ii. Simpanan yang berasal dari nasabah perorangan sebesar Rp. 40,74 triliun (67,07% dari total ASF). iii. Pendanaan yang berasal dari nasabah korporasi sebesar Rp. 9,39 triliun (15,46% dari total ASF). Perhitungan ASF didominasi oleh simpanan yang berasal dari nasabah perorangan yang terdiri dari simpanan stabil dan simpanan kurang stabil dengan tanpa jangka waktu (Giro dan Tabungan) maupun jangka waktu (Deposito) yaitu dengan simpanan stabil sebesar Rp. 6,53 triliun dan simpanan kurang stabil sebesar Rp. 34,20 triliun. 2. Total RSF yang dimiliki Bank Mayapada sebesar Rp. 36,68 triliun. Nilai RSF merupakan hasil penjumlahan dari Aset pada Neraca dan Transaksi Rekening Administratif. 3

Aset pada Neraca setelah dikenakan faktor RSF sebesar Rp. 36,55 triliun (99,63% dari total RSF) yang terdiri dari : i. Simpanan atau penempatan dana pada lembaga keuangan lain untuk aktivitas operasional sebesar Rp. 367,52 miliar (1,01% dari total Aset pada Neraca). ii. Pinjaman kategori lancar dan dalam perhatian khusus dan surat berharga dengan kategori lancar dan kurang lancar sebesar Rp. 30,02 triliun (82,15% dari total Aset pada Neraca) yang terdiri dari: a. Pinjaman kategori lancar kepada lembaga keuangan dan tanpa agunan, termasuk penempatan dana pada lembaga keuangan lain dan bukan untuk aktivitas operasional sebesar Rp. 74,89 miliar (0,25% dari Total Pinjaman dan Surat Berharga Kategori Lancar). b. Pinjaman kategori lancar kepada perusahaan non-keuangan, nasabah perorangan dan nasabah usaha mikro dan kecil, pemerintah pusat, pemerintah negara lain dan entitas sektor publik sebesar Rp. 29,02 triliun (96,68% dari total Pinjaman dan Surat Berharga Kategori Lancar). c. Tagihan (termasuk pinjaman dan SBI) kepada Bank Indonesia sebesar Rp. 197,53 miliar (0,66% dari Total Pinjaman dan Surat Berharga Kategori Lancar). d. Kredit beragun rumah tinggal sebesar Rp. 31,44 miliar (0,10% dari total Pinjaman dan Surat Berharga Kategori Lancar). e. Surat berharga dengan kategori Lancar dan Kurang Lancar dan saham yang diperdagangkan di bursa dengan syarat tertentu sebesar Rp. 693,70 miliar (2,31% dari total Pinjaman dan Surat Berharga Kategori Lancar). iii. Aset lainnya sebesar Rp. 6,16 triliun (16,85% yang terdiri dari total Aset pada Neraca) : a. Kredit atau pinjaman dengan kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet (Non Performing Loan) sebesar Rp. 2,18 triliun (35,38% dari total Aset lainnya). b. Aset Tetap sebesar Rp. 1,78 triliun (28,95% dari total Aset lainnya). c. Faktor Pengurang Modal sebesar Rp. 2,20 triliun (35,67% dari total Aset lainnya). 4

Total Transaksi Rekening Administratif setelah dikenakan persentase faktor RSF per Triwulan I 2018 hanya terdiri dari kewajiban komitmen dalam bentuk fasilitas kredit dan fasilitas likuiditas yang bersifat tidak dapat dibatalkan (irrevocable) atau dapat dibatalkan dengan syarat (conditionally revocable) sebesar Rp. 134,34 miliar (0,37% dari Total RSF). Komposisi RSF didominasi oleh Aset pada Neraca atau 99,63% dari total RSF dengan perhitungan RSF didominasi oleh pinjaman kategori lancar dan dalam perhatian khusus dan surat berharga dengan kategori lancar dan kurang lancar sebesar Rp. 30,02 triliun atau 82,15% dari total Aset pada Neraca Dari komposisi Aset dan Liabilitas diatas, komposisi rasio NSFR untuk Aset dan Liabilitas Bank yang saling bergantung tidak signifikan seperti Aset dan Liabilitas satu sama lain berdasarkan perjanjian kontraktual, arus pembayaran pokok dari aset yang terkait hanya dapat digunakan untuk melunasi liabilitas yang terkait, dan liabilitas yang terkait tidak dapat digunakan untuk mendanai aset lain, begitu pula dengan keterkaitan dalam transaksi. 5