III METODOLOGI PENELITIAN. Nangka yang didapatkan dari Pasar Induk Caringin Kota Bandung dan biakan

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian, (3) Prosedur Penelitian, dan (4) Jadwal Penelitian

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

Pengumpulan daun apu-apu

Peralatan dan Metoda

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Bahan-bahan yang Digunakan,

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

III. METODE PENELITIAN. Pertanian, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, dan Laboratorium

Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium Isolasi, Laboratorium Teknologi. Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Pangan, Laboratorium Invivo,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

III. MATERI DAN METODE. Peternakan UIN Suska Riau, penelitian berlangsung selama 3 bulan, mulai bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

LATAR BELAKANG. Bahan bakar Fosil - Persediannya menipis - Tidak ramah lingkungan. Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur afkir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari peternakan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan vermicomposting dilakukan di rumah plastik FP Unila. Perhitungan

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

Transkripsi:

III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode Penelitian dan (3) Prosedur Penelitian 1.1. Bahan dan Alat Penelitian 1.1.1. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Jerami Nangka yang didapatkan dari Pasar Induk Caringin Kota Bandung dan biakan kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger yang didapatkan dari labtek XI Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan Tween 80 didapatkan dari toko kimia Bratachem Bandung serta alumunium foil dari toko plastik daerah Cibadak Bandung. Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menunjang proses hidrolisis enzimatik ini yaitu air, NaOH 2%, larutan Nutrisi, larutan Buffer sitrat (ph 4, 5, dan 6), kertas saring, dan aquades yang didapatkan dari laboratorium penelitian Universitas Pasundan. 1.1.2. Alat Penelitian Alat-alat yang akan digunakan untuk penelitian ini antara lain pengering (Cabinet dryer), gunting, penggiling (chopper), pengayak (Vibratory Screen), seperangkat alat pemanas refluks (Electrothermal Engineering), Erlenmeyer 250 ml merk Iwaki, kawat ose, baskom, ph indikator, kain saring, timbangan digital merk TANITA kapasitas 10 oz, Autoklaf, inkubator, sentrifugator PLC series, dan shaker (Kotterman 4010).

1.2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. 1.2.1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menyiapkan bahan yaitu jerami nangka dan enzim dari kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger sebelum dilakukan proses hidrolisis enzimatik. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah : 1. Perlakuan awal (Pretreatment) terhadap jerami nangka Tujuan dari pretreatment adalah untuk mempermudah proses hidrolisis enzimatik dengan metode fisik dan kimiawi. Proses pretreatment ini dilakukan dengan mengeringkan jerami nangka yang telah didapatkan kemudian dilakukan penggilingan dan pengayakan hingga 100 mesh. Bubuk jerami nangka selanjutnya dipanaskan bersamaan dengan NaOH 2% menggunakan refluks selama 6 jam pada suhu 85 0 C, kemudian dikeringkan kembali menggunakan Cabinet dryer selama 8 jam pada suhu 105 0 C. 2. Isolasi enzim Trichoderma reesei dan Aspergillus niger Isolasi enzim dilakukan untuk mendapatkan cairan enzim serta untuk mengetahui aktifitas enzim dari kedua mikroorganisme. Isolasi enzim dilakukan dengan cara kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger diinkubasi pada media serbuk jerami nangka hasil pretreatment bersama larutan nutrisi selama 8 hari pada suhu 30 0 C. Kemudian cairan enzim

dipisahkan menggunakan sentrifugator sehingga didapatkan cairan enzim kasar dari kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger. Pengujian yang dilakukan pada penelitian pendahuluan adalah pengukuran aktivitas enzim dilakukan dengan penentuan kadar glukosa menggunakan metode Somogyi Nelson. 1.2.2. Penelitian Utama Pada penelitian utama ini merupakan penelitian kelanjutan dari penelitian pendahuluan. Dimana setelah didapatkan cairan enzim dari mikroorganisme Trichoderma reesei dan Aspergillus niger selanjutnya dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh nilai ph dan rasio enzim (Trichoderma reesei dan Aspergillus niger) terhadap karakteristik glukosa yang dihasilkan. 1. Rancangan Perlakuan Rancangan perlakuan pada penelitian utama terdiri dari dua faktor yaitu nilai ph (p), serta rasio enzim dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger (r). a. Faktor ph (p) terdiri dari 3 taraf, yaitu : p1 = ph 4 p2 = ph 5 p3 = ph 6 b. Faktor rasio enzim (Trichoderma reesei dan Aspergillus niger) terdiri dari 5 taraf, yaitu : r1 = 0:1 r2 = 1:0 r3 = 1:1

r4 = 1:2 r5 = 2:1 2. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian adalah pola faktorial (3x5) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 kali ulangan, sehingga diperoleh sebanyak 30 kombinasi. Adapun variabel yang digunakan adalah nilai ph (P) yang merupakan faktor pertama (p 1 : 4, p 2 : 5, p 3 : 6 ) dan rasio enzim Trichoderma reesei dan Aspergillus niger (R) sebagai faktor kedua (r 1 ; 0:1 r 2 ; 1:0, r 3 ; 1:1, r 4 ; 1:2, r 5 ; 2:1). Model percobaan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Yijk = µ + Kk + Pi + Rj+ (PR)ij+ εijk Dimana: k = 1,2,3 (banyaknya ulangan) Y ijk = Nilai pengamatan untuk taraf ke-i dari faktor ph dan taraf ke-j dari faktor rasio enzim Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dan ulangan ke-k. µ = Nilai rata-rata yang sebenarnya. K k Pi Rj = Pengaruh kelompok ulangan ke-k. = Pengaruh aditif dari taraf ke-i faktor P (nilai ph) = Pengaruh aditif dari taraf ke-j faktor R (rasio enzim (Trichoderma reesei dan Aspergillus niger) PR ij faktor R. ε ijk = Pengaruh dari interaksi antara taraf ke-i faktor P dan taraf ke-j = Pengaruh galat percobaan.

Tabel 1. Matrik Model Rancangan Acak Kelompok (pola faktorial 3 x 5) Nilai ph (P) p 1 (4) p 2 (5) p 3 (6) Rasio Enzim (R) r 1 (0:1) r 2 (1:0) r 3 (1:1) r 4 (1:2) r 5 (2:1) r 1 (0:1) r 2 (1:0) r 3 (1:1) r 4 (1:2) r 5 (2:1) r 1 (0:1) r 2 (1:0) r 3 (1:1) r 4 (1:2) r 5 (2:1) I p1r1 p1r2 p1r3 p1r4 p1r5 p2r1 p2r2 p2r3 p2r4 p2r5 p3r1 p3r2 p3r3 p3r4 p3r5 Ulangan II p1r1 p1r2 p1r3 p1r4 p1r5 p1r1 p1r2 p1r3 p1r4 p1r5 p1r1 p1r2 p1r3 p1r4 p1r5 Berdasarkan rancangan faktorial diatas, denah (lay out) rancangan faktorial 3x3 dari 3 ulangan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 2. Denah (layout) Rancangan Percobaan Faktorial 3 x 5 Kelompok Ulangan I p2r1 p2r3 p1r2 p1r4 p3r3 p3r1 p3r5 p2r2 p2r4 p1r3 p3r4 p2r5 p1r5 p3r2 p1r1 Kelompok Ulangan II p2r2 p2r4 p1r5 p1r4 p3r2 p3r5 p3r1 p2r5 p2r1 p1r1 p3r3 p2r3 p1r2 p3r4 p1r3 3.2.3. Rancangan Analisis Berdasarkan rancangan percobaan diatas, maka dapat dibuat analisis variansi (ANAVA) untuk mendapatkan kesimpulan mengenai pengaruh perlakuan seperti pada Tabel 7.

Tabel 3. Analisis Variansi (ANAVA) Percobaan Faktorial dengan RAK Sumber Variansi Derajat Bebas (db) Jumlah kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F Hitung F Tabel Kelompok r 1 JKK KTK - - Perlakuan ab 1 JKP KTP - - Faktor A r 1 JK(P) KT(P) KT(P)/KTG - Faktor B b 1 JK(R) KT(R) KT(R)/KTG - Interaksi AB (a-1)(b-1) JK (PxR) KT(PxR) KT(PxR)/KTG - Galat (r-1)(ab-1) JKG KTG - - Total rab-1 JKT - - - Keterangan : r P R = replikasi (ulangan) = faktor nilai ph Sumber : Gaspersz, 2005. = faktor rasio enzim selulase (Trichoderma reesei dan Aspergillus niger) DB = derajat bebas JK = jumlah kuadrat KT = kuadrat tengah Dalam sidik ragam digunakan nilai F hitung untuk menentukan tingkat pengaruh nyata dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Hipotesis ditolak, jika F hitung F tabel pada taraf 5%, apabila nilai ph dan rasio enzim Trichoderma reesei dan Aspergillus niger serta interaksinya tidak berpengaruh terhadap karakteristik glukosa, sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut. 2. Hipotesis diterima, jika F hitung > F tabel pada taraf 5%, apabila nilai ph dan rasio enzim Trichoderma reesei dan Aspergillus niger serta interaksinya

berpengaruh terhadap karakteristik glukosa, sehingga perlu dilakukan uji lanjut Duncan untuk melihat perbedaan antar perlakuan dari masing-masing perlakuan pada taraf 5%. 3.2.4. Rancangan Respon Rancangan respon yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah respon kimia, fisik dan organoleptik terhadap glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis enzimatik jerami nangka. Respon kimia dari glukosa yang dilakukan meliputi kadar gula pereduksi, kadar air, kadar abu, dan tingkat kemanisan. Respon fisik yang dilakukan adalah perhitungan rendemen dan kestabilan. Sedangkan untuk respon organoleptik yang diujikan adalah uji hedonik terhadap warna dan aroma glukosa. 1.3. Prosedur Penelitian 1.3.1. Prosedur Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mempermudah proses hidrolisis enzimatik dan untuk mendapatkan cairan enzim dari mikroorganisme Trichoderma reesei dan Aspergillus niger. Penelitian pendahuluan meliputi proses pretreatment (kimia dan fisik), isolasi enzim, dan penentuan waktu hidrolisis. Deskripsi proses penelitian pendahuluan adalah sebagai berikut: a. Perlakuan awal (Pretreatment) 1. Pencucian Jerami nangka yang didapatkan dilakukan pencucian terlebih dahulu untuk menghilangkan kontaminan yang menempel pada jerami nangka.

2. Blansing Blansing dilakukan untuk melunakkan jaringan bahan, menonaktifkan enzim dan menghilangkan kandungan getah dalam jerami nangka. Blansing dilakukan selama 10 menit dalam suhu 75 0 C. 3. Pengeringan Jerami nangka yang telah dicuci kemudian dikeringkan menggunakan cabinet dryer untuk mengurangi kadar air jerami nangka 4. Pemotongan Jerami nangka yang telah dikeringkan kemudian dilakukan pengecilan ukuran menggunakan gunting untuk memudahkan pada proses penggilingan 5. Penggilingan Proses penggilingan dengan chopper dilakukan bertujuan untuk memperbesar luas permukaan jerami nangka sehingga lebih mudah diuraikan oleh enzim mikroorganisme. 6. Pengayakan Serbuk jerami nangka kemudian diayak menggunakan vibratory screen untuk mendapatkan ukuran serbuk jerami yang diinginkan yaitu 100 mesh, dengan ukuran tersebut akan mempercepat dekomposisi lignoselulosa dan penguraian oleh mikroorganisme. 7. Pemanasan (refluks) Serbuk jerami nangka yang sudah diayak dengan ukuran 100 mesh kemudian dipanaskan menggunakan refluks bersama dengan NaOH 2%

selama 6 jam dalam suhu 85 0 C untuk membantu proses penguraian lignoselulosa, membuka ikatan struktur selulosa, menghilangkan lignin dan getah dari jerami nangka yang akan mempermudah enzim dalam menghidrolisis 8. Pencucian Ampas serbuk jerami nangka kemudian dicuci untuk menghilangkan sisa NaOH 2% dengan dibilas menggunakan air dan aquades 9. Tes ph Tes ph dilakukan hingga didapat ph netral untuk memastikan kandungan NaOH tidak terkandung lagi dalam ampas serbuk jerami nangka 10. Penyaringan Ampas serbuk jerami nangka disaring menggunakan kain saring untuk menghilangkan sebagian kandungan air sebelum dilakukan proses pengeringan kembali 11. Pengeringan Ampas serbuk jerami nangka di keringkan dengan Cabinet dryer pada suhu 105 0 C selama 8 jam untuk menguapkan seluruh kandungan air dari serbuk jerami nangka dan mengkatalis dekomposisi hemiselulosa serta melepaskan selulosa

b. Pendahuluan (Isolasi Enzim) 1. Penimbangan Serbuk jerami nangka hasil pretreatment ditimbang dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 2. Pencampuran Serbuk jerami nangka dalam Erlenmeyer ditambahkan dengan larutan nutrisi sebanyak 25 ml sebagai penunjang pertumbuhan dari kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger 3. Sterilisasi Sterilisasi dilakukan untuk mensterilkan media dan membunuh mikroorganisme pathogen yang dapat menghambat proses hidrolisis enzimatik, dimana sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf selama 121 0 C selama 15 menit dalam tekanan 2 atm. 4. Pendinginan Pendinginan di suhu ruang setelah proses sterilisasi dilakukan untuk menyesuaikan kembali suhu setelah sterilisasi sebelum dilakukan inokulasi kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger karena proses hidrolisis enzimatik tidak dapat berlangsung pada suhu terlalu tinggi. 5. Inokulasi Kapang Trichoderma reesei atau Aspergillus niger yang sebelumnya telah disuspensikan pada larutan Tween 80 1% sebanyak 100 ml, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer yang telah didinginkan di suhu ruang

6. Inkubasi Proses inkubasi dilakukan agar kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dapat menghidrolisis selulosa dari serbuk jerami nangka sehingga didapatkan enzim selulase yang diperlukan untuk proses penelitian utama. Inkubasi dilakukan di incubator secara aerob selama 8 hari pada suhu 30 0 C 7. Pengujian aktivitas enzim Pengujian aktivitas enzim dilakukan setiap 24 jam selama masa inkubasi 8 hari. 8. Pemisahan Proses pemisahan dilakukan menggunakan alat sentrifugator untuk memperoleh enzim hasil hidrolisis enzimatik oleh kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dengan penambahan larutan surfaktan Tween 80 1% sebanyak 100 ml dengan kecepatani 4000 rpm selama 30 menit. c. Pendahuluan (Penentuan waktu hidrolisis) 1. Penimbangan Serbuk jerami nangka hasil pretreatment ditimbang dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dilakukan pengujian glukosa secara kualitatif dengan menggunakan uji Barfoed 2. Pengkondisian Pengkondisian dilakukan dengan menambahkan larutan buffer hingga didapatkan ph 5 untuk mempercepat berlangsungnya proses hidrolisis.

3. Inokulasi Media yang telah dikondisikan kemudian dicampurkan dengan enzim dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dengan rasio volume sesuai perlakuan 1:1 untuk diketahui pengaruhnya terhadap karakterisrik glukosa yang kan dihasilkan 4. Inkubasi Proses inkubasi dilakukan menggunakan inkubator dan shaker dengan suhu 50 0 C selama 48 jam dengan kecepatan 75 rpm untuk menghasilkan glukosa dari hasil hidrolisis enzimatik terhadap jerami nangka 5. Pengecekan kadar gula pereduksi total Pengecekan kadar gula pereduksi total dilakukan tiap jam selama masa inkubasi 12 jam untuk mengetahui waktu inkubasi yang tepat pada penelitian utama (hidrolisis enzimatik). 1.3.2. Prosedur Penelitian Utama Penelitian utama dilakukan untuk mengetahui pengaruh nilai ph dan rasio enzim dari kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger yang digunakan serta interaksinya terhadap karakteristik glukosa yang dihasilkan. Deskripsi proses penelitian utama adalah sebagai berikut: 1. Penimbangan Serbuk jerami nangka hasil pretreatment ditimbang sebanyak 10 gram untuk tiap perlakuan ke dalam Erlenmeyer 250 ml untuk selanjutnya dilakukan proses hidrolisis enzimatik

2. Pengkondisian Pengkondisian dilakukan dengan menambahkan larutan buffer hingga didapat beberapa nilai ph yang berbeda (ph 4, 5, dan 6) untuk mempercepat berlangsungnya proses hidrolisis dan mengetahui pengaruh perbedaan nilai ph terhadap karakteristik glukosa yang dihasilkan 3. Inokulasi Media yang telah dikondisikan kemudian dicampurkan dengan enzim dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dengan rasio volume sesuai perlakuan (1:2, 0:1 1:1, 1:0, 2:1) untuk diketahui pengaruhnya terhadap karakterisrik glukosa yang kan dihasilkan 4. Inkubasi Proses inkubasi dilakukan menggunakan inkubator dan shaker dengan suhu terpilih selama 48 jam dengan kecepatan 75 rpm untuk menghasilkan glukosa dari hasil hidrolisis enzimatik terhadap jerami nangka 5. Pemisahan Pemisahan dilakukan untuk memisahkan larutan glukosa dengan endapannya sehingga didapatkan larutan glukosa yang lebih murni. 6. Pemurnian Pemurnian menggunakan resin penukar ion dilakukan bertujuan untuk menghilangkan kandungan buffer sitrat dalam glukosa

7. Pemekatan Pemekatan dilakukan menggunakan evaporator hingga didapatkan kekentalan glukosa yang diinginkan selama 10 menit pada suhu 80 C.

Jerami Nangka (2 kg) Air bersih Pencucian Blansing T: 75 0 C t: 10 menit Air kotor Pengeringan (Cabinet dryer) T: 70 0 C t: 6-8 jam Uap air Pemotongan Penggilingan Pengayakan 100 mesh NaOH 2% Pemanasan (refluks) T: 85 0 C, t: 6 jam Pencucian ph buffer sitrat Tes ph (hingga netral) Penyaringan NaOH Ampas Pengeringan (Cabinet dryer) T: 105 0 C, t: 8 jam Uap air Bubuk Jerami Nangka Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Pendahuluan (Preatreatment) (Sumber: Modifikasi dari Anwar N., dkk., 2010)

Bubuk Jerami Nangka 20 gram Penimbangan Larutan Nutrisi 100 ml Pencampuran Sterilisasi (autoclave) T: 121 0 C, t:15 menit Pendinginan T:27 0 C Trichoderma reesei, Aspergillus niger (tersuspensi dalam 10 ml Tween 80 1%) Inokulasi T: 27 0 C Inkubasi T: 30 0 C, t: 14 hari Pengujian aktifitas enzim per 24 jam T: 27 0 C, t: 8 hari Tween 80 1% 100 ml Pemisahan (sentrifugasi) V:4000 rpm, t:30 menit Ampas bubuk jerami nangka Cairan enzim Trichoderma reesei dan Aspergillus niger Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Pendahuluan (Isolasi Enzim) (Sumber: Modifikasi dari Oktavia, F. I., dkk., 2014)

Bubuk Jerami Nangka Penimbangan 20 gram Uji Barfoed Lar. Buffer sitrat 200 ml Pengkondisian ph 5 Enzim selulase Trichoderma reesei dan Aspergillus niger (1:1) 5% Inokulasi T: 27 0 C Inkubasi (waterbath shaker) T: 50 0 C T: 12 jam V: 75 rpm Cek kadar gula pereduksi total per jam Gambar 3. Diagram Alir Penelitian Pendahuluan (Penetapan Waktu Hidrolisis) (Sumber: Modifikasi dari Oktavia, F. I., dkk., 2014)

Bubuk Jerami Nangka Penimbangan 10 gram Lar. Buffer sitrat 100 ml Pengkondisian (ph 4, 5, 6) Enzim selulase Trichoderma reesei dan Aspergillus niger (0:1, 1:2, 1:1, 2:1, 1:0) 5% Inokulasi T: 27 0 C Inkubasi (waterbath shaker) T: 50 0 C t: (terpilih) V: 75 rpm Pemisahan (Sentrifugasi) V: 4000 rpm, t: 30 menit Resin Penukar Ion Buffer Sitrat Evaporasi T: 80 C, t: 10 menit, P: 31 kpa Uap Air Glukosa Gambar 4. Diagram alir penelitian utama (Hidrolisis Enzimatik) (Sumber: Modifikasi dari Oktavia, F. I., dkk., 2014)

1.4. Jadwal Penelitian Tabel 4. Jadwal Penelitian Jenis Kegiatan Bulan I Bulan II 1 2 3 4 1 2 3 4 Administrasi lab Persiapan bahan & alat Penelitian Pendahuluan Penelitian Utama Pengamatan Monitoring & evaluasi Pembuatan laporan akhir