4. Simbol dan makna tari

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

3. Karakteristik tari

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3)

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

DESAIN GRAFIS. Salah satu kriteria penting dari sebuah antar muka adalah tampilan yang menarik.

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut:

(MSPI), p A. A. M. Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

Komunikasi Multimedia

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar

Proses Penciptaan Tari. Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

Pure Magick Energy With Tarot Card. :

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

Hasil Karya Seni Patung Modern dari Transpormasi Nilai-Nilai Ceritera Sutasoma Oleh Drs. I Dewa Putu Merta, M.Si

Gambar Cover buku

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks?

DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 2 )

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam dunia anak luar biasa istilah tunagrahita kategori ringan memiliki

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

Sabtu, 1 Desember 2012

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

TARI BARIS RASA CINA Oleh I Nyoman Payuyasa Dosen Prodi Film dan Televisi FSRD ISI DENPASAR

Aplikasi Warna dalam Tipografi, Pedoman Penggunaan huruf secara Efektif

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA

DISAIN TATA RIAS DAN BUSANA SENDRATARI SUMUNARING ABHAYAGIRI DIPENTASKAN DI KOMPLEKS TAMAN WISATA CANDI BOKO. Oleh: Pramlarsih Wulansari

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

: mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan. No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

4. Bagi mahasiswa yang memiliki sakit ringan menggunakan pita berwarna biru, dipasang di lengan sebelah kiri menggunakan peniti.

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

BAB IV KESIMPULAN. Skripsi yang berjudul Makna Motif dan Warna Hollyebok ( 혼례복 ) dalam

Penerapan karakter huruf pada media [ POSTER ]

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra tindakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

V.3.5 Pola Kosmologi dalam Kostum Tari topeng Cirebon

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAGIAN III W A R N A

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

Poster PKM berbeda dengan poster produk, jasa, dan layanan masyarakat. Bukan berupa pesan himbauan, anjuran, dan larangan.

Mengenal Pola Lantai Pada Karya Tari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB IV ANALISIS KARYA. serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi dari tema visualisasi ekspresi

Makna Logo..., Titis, FIKOM 2015

Teknik dasar BATIK TULIS

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

BAB V PEMBAHASAN. merupakan penggambaran yang berupa visual. Secara umum, penggunaan simbol. sebagai pemimpin yang didasarkan pada visual serta warna.

Setyoadi Purwanto Agro 1

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

Transkripsi:

4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua kemungkinan yaitu Anda tidak dapat menafsirkan makna yang ada di dalam simbolsimbol tari, atau tari yang Anda amati tidak memiliki simbol untuk ditafsirkan maknanya, karena tidak semua jenis tari memiliki simbol yang mengandung arti. Tipe tari studi atau tipe tari murni, merupakan contoh tipe tari yang tidak memiliki simbol untuk ditafsirkan maknanya, karena gerak yang dikonstruksi dalam dua tipe tersebut adalah gerak-gerak indah hasil eksplorasi gerak tubuh, bukan kontruksi gerakgerak yang mengandung makna yang disebut gerak maknawi. Pembahasan berikut ini difokuskan kepada simbol dan makna tari, untuk membantu Anda memahami makna dari simbol-simbol di dalam tari yang Anda amati. Secara etimologi simbol berasal dari kata dalam bahasa Inggris symbol dan kata symbolicum dari bahasa Latin pengertian secara umum adalah memberikan kesan yang berarti atau menarik. Satoto (2000: 10) menjelaskan beberapa pengertian simbol berikut ini: 1. Simbol berasal dari kata symbolos dalam bahasa Yunani yang berati tanda atau ciri yang memeberitahukan sesuatu kepada orang lain; 2. Simbol atau lambang dalam Kamus Umum bahasa Indonesia karya W.J.S Purwodarminto adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya yang menyatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu; 3. Simbol dalam kamus logika disebutkan oleh The Liang Gie adalah tanda buatan yang bukan berujud kata-kata untuk mewakili sesuatu dalambidang logika saja. 4. Simbol adalah sesuatu hal atau keadaan yang merupakan media pemahamn terhadap objek. Dalam penjelasan selanjutnya, Satoto (2000 : 10-20) mengemukakan perbedaan antara isyarat, tanda dan simbol yang pada akhirnya memperjelas pengertian simbol atau lambang ialah sesuatu hal atau keadaan yang memimpin pemahaman subjek kepada objek. Tindakan manusia selalu menggunakan simbol-simbol untuk media komunikasi dengan sesamanya. Komunikasi antar manusia selain menggunakan simbol bahasa juga dapat menggunakan bentuk lain, misalnya naskah, surat. Berupa isyarat misalnya bunyi lonceng, peluit, gerak tubuh, gembar, warna, patung-patung totem, candi-candi serta simbol dan isyarat lainnya

yang digunakan untuk menyatakan perasaan, keinginan, kebutuhan atau untuk mendapatan keterangan dari pihak lain. Simbol di dalam tari bukan hanya dalam bentuk benda tetapi juga dalam bentuk tindakan. Simbol dalam tari dalam bentuk benda misalnya (a) tema; (b) gerak ; (c) pola lantai; (d) ritme; (e) tempo dan irama gerak; (f) pola iringan; (g) tata rias; (h) warna, motif, atribut dalam busana; (i) properti; (j) dekorasi panggung; (k) warna lampu, serta simbol dalam elemen tari lainnya. Simbol dalam bentuk tindakan disebut dengan tindakan simbolis dapat berupa aturan-aturan dalam menari, misalnya (a) penari sebelum menari melakukan kewajiban berpuasa dan berdoa; (b) ketika penari sedang menari harus konsentrasi, bersungguh-sungguh, harus percaya diri namun tidak boleh sombong; dan (c) penari setelah menari berdoa karena telah melaksanakan kewajiban menari. Simbol-simbol benda dan tindakan di dalam tari tersebut tidak akan bermakna apapun apabila tidak ditafsirkan. Kata ber-mak-na dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya mempunyai (mengandung) arti penting (dalam). Oleh karena itu, simbol benda dan tindakan di dalam tari, harus ditafsirkan agar tari dapat diketahui maksudnya dan arti pentingnya bagi kehidupan manusia. Simbol di dalam gerak dan sikap diam di dalam tari yang memiliki makna disebut dengan gesture atau gerak maknawi. Tari tradisional lebih banyak memiliki gesture atau gerak maknawi, dibandingkan dengan tari non tradisional. Contohnya: 1) Sikap sembah atau sikap anjali dalam tari tradisional, yaitu sikap kedua telapak tangan dikatupkan. Sikap tersebut berarti penghormatan kepada Dewa jika diangkat dikepala. Penghomatan kepada guru dan pertapa apabila diletakkan di depan wajah. Penghormatan untuk teman apabila di depan dada; 2) Gerakan tangan ulap-ulap dalam tari Jawa (tari tradisional), yaitu menggerakkan satu atau dua tangan di depan alis. Gerakan tersebut berarti melihat sesuatu dari jauh; 3) Gerakan tangan menusuk-nusuk dengan tombak dalam tari Berburu (tari tradisional) dari Irian Jaya. Gerakan tersebut berarti menggambarkan pemburu yang memporoleh hasil buruannya, tujuan untuk mempengaruhi secara magis agar hasil buruannya benar-benar banyak; 4) Gerak tangan dengan posisi tertentu untuk membedakan karakter dalam tari Jawa tradisional. Gerak tangan dengan posisi sejajar pinggang berarti karakter tari halus.

Gerak tangan dengan posisi sejajar perut berarti karakter tari gagah atau dinamis. Gerak tangan dengan posisi sejajar lengan berarti karakter tari agresif atau kasar. 5) Sikap dan gerak tangan simetris dalam tari tradisional, yaitu sikap atau gerak tangan kanan dan kiri sama, berarti tokoh dalam tari memiliki karakter yang tenang dan berwibawa. Sebaliknya, sikap dan gerak tangan asimetris dalam tari tradisional, yaitu sikap atau gerak tangan bagian kanan dan kiri berbeda, berarti tokoh dalam tari ini memiliki karakter tidak tenang, lekas marah atau karakter yang dinamis; 6) Gerakan kepala, tangan, badan dan kaki dengan volume kecil dalam tari tradisional, berarti gerak untuk tari putri yang meberikan kesan halus dan lembut. Namun sebaliknya, gerakan kepala, tangan, badan dan kaki dengan volume besar dalam tari tradisional, berarti gerak untuk tari putra yang meberikan kesan gagah penuh energi; dan gesture atau gerak maknawi dari anggota tubuh lainnya dalam tari tradisional, seperti gerakan kaki, pandangan mata, gerak bola mata, gerak kelopak mata, gerak alis, gerak alis, gerak badan (torso) yang memiliki makna untuk di tafsirkan. Simbol dalam atribut tari tradisional untuk membantu mengetahui status tokoh tari melalui atribut yang dikenakan, seperti contoh mahkota adalah simbol yang memiliki makna pemakainya adalah raja atau ratu. Motif kain yang dikenakan oleh penari juga dapat membantu mengetahui status tokoh tari. Motif kain parang besar memiliki makna pemakainya adalah raja, sedangkan motif kain lurik pemakainya adalah rakyat. Memahami makna tari tradisional bukan berarti harus menafsirkan simbol dari satu elemen tari. Makna dalam tari tradisional seringkali dapat ditemukan dari simbol dalam berbagai elemen tari. Contoh makna tari Pakarena dari Sulawesi Selatan yang menggambarkan watak perempuan Gowa yang sopan, lembut, setia, patuh dan hormat kepada suami, diketahui dari simbol gerak tari yang dilakukan oleh penari yang penuh kelembutan, serius, hening dengan inner dynamik yang sepenuhnya, walaupun diiringi dengan musik yang sangat keras. Makna menggambarkan siklus kehidupan manusia dinyatakan dari gerakan berputar mengikuti arah jarum jam dan irama kehidupan dinyatakan dengan gerakan dengan level naik turun. Tari non tradisional juga memiliki gesture atau gerak maknawi, walaupun tidak sebanyak tari tradisional, tetapi penjelasan beberapa simbol dalam tari non tradisional

yang dikemukakan oleh Mery (1965) berikut ini, membantu Anda dalam memahami maksud tari. 1) Badan manusia di bagi menjadi tiga bagian. Gerak apabila dilakukan di bagian dada ke atas, berarti ungkapan yang bersifat spiritual atau intelektual. Gerak apabila dilakukan dari bahu sampai pinggang bererti ungkapan emosional. Gerak dilakukan dari pinggang sampai bawah berarti vitalitas hidup; 2) Garis gerak bermacam-macam, diantaranya (a) simetris berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan sederhana dan kokoh, namun apabila banyak digunakan akan memberikan kesan membosankan; (b) asimetris berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan dinamis dan menarik; (c) garis gerak yang bertemu berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan berenergi dan vitalitas; dan (d) garis terpisah berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan halus dan lembut; 3) Volume gerak bermacam-macam (a) volume gerak besar dan terbuka berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan laki-laki; (b) volume gerak sedang berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan laki-laki yang halus; dan (c) volume gerak kecil dan tertutup berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan perempuan; 4) Pola gerak bermacam-macam (a) pola gerak datar berarti ungkapan gerak untuk memberikn kesan jujur, terbuka dan dangkal; (b) pola gerak vertikal keatas atau bawah berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan egosentris, menyerah; (c) pola gerak horisontal bererti ungkapan gerak untuk memberikan kesan ingin pergi; (d) pola gerak bersilangan berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan kuat dan bingung; (e) tidak ada sedikitpun badan yang berpola bersilangan berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan tenang dan terbuka; (f) pola gerak lengkung berarti ungkapan gerak untuk memeberikan kesan manis; dan (g) pola gerak spiral berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan antar penari terilihat dekat. Simbol di dalam tari tidak hanya ada di dalam gerak tari. Namun, simbol juga ada di dalam elemen tari lainnya, untuk diintepretasikan dan diketahui maknanya. Simbol dan makna biasanya merupakan hasil kesepakan dari suatu masyarakat setempat untuk memahami sesuatu, dapat sama atau tidak sama dengan masyarakat lainnya. Berikut ini adalah contoh simbol dalam warna untuk membantu memahami karakter tokoh tari melalui warna busana atau warna properti yang dikenakan:

1) warna dibagi menjadi dua kategori yaitu warna hangat dan warna dingin. Merah, orage dan kuning termasuk dalam warna hangat yang dapat memberikan kesan menarik perhatian. Biru, hijau dan ungu adalah warna dingin yang cenderung redup dapat memberikan kesan rileks ( Ching dan Corky Binggeli, 2011 ;114) 2) warna dalam kostum tari bermacam-macam (a) warna merah merupakan simbol yang memiliki makna berani dan agresif; (b) warna kuning merupakan simbol yang memiliki makna keluhuran budi; (c) warna orange merupakan simbol memiliki makna semangat, bergairah,menarik; dan (d) warna putih merupakan simbol yang memiliki makna suci dan bersih; (e) warna hijau dan biru merupakan simbol yang memiliki makna kedamaian ketentraman, keharmonisan.