UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan tahun 2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SUAMI DALAM BER-KB DI DESA WONOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG I SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Program KB dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, hingga

BAB I PENDAHULUAN. maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010).

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Berencana Indonesia) dan pelaksanaannya masih tersembunyi. Tahun demi tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per tahun selama 2 tahun terakhir adalah sebesar 1,49% (Profil

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju

JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur dengan Pemanfaatan Kontrasepsi Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK IBU DI WILAYAH PUSKESMAS I SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang.perserikatan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juga dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun Keluarga yang berkualitas

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pencegahan atau penurunan AKI di Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2013).

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

BAB I PENDAHULUAN. juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun Jumlah penduduk yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik penting di bidang

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. mulai menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang,

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan tahun 2010 hingga 2015. Dari tahun 2010 2014 pertumbuhan penduduk per tahun terus meningkat, dari 3,54 juta per tahun menjadi 3,70 juta per tahun. Tahun 2015 pertumbuhan penduduk sedikit menurun di banding tahun 2014 menjadi 3,34 juta per tahun (Kemenkes, 2015). Program pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk yang semakin meningkat, tercantum pada Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 pasal 56 ayat (2) tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Keluarga Berencana merupakan salah satu cara untuk mengendalikan jumlah penduduk yang semakin meningkat. Dengan program KB ini di harapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (BKKBN, 2015). KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan 1

2 kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan (Kemenkes, 2015). Presentase peserta KB baru pada pasangan usia subur di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian 2014 yaitu sebesar 16,51%. Tiga provinsi yang memiliki presentase tertinggi yaitu Maluku Utara sebesar 57,85%, DKI Jakarta sebesar 31,14%, dan Maluku sebesar 25,07%. Sedangkan capaian terendah terdapat di Provinsi Bali sebesar 9,45%, Jawa Timur sebesar 10,8%, dan Banten sebesar 11,21% (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Menurut Laporan Hasil Pelayanan Kontrasepsi BKKBN tahun 2015, secara nasional pada bulan Februari 2015 sebanyak 533.067 peserta. Mayoritas peserta KB baru bulan Februari 2015, didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), yaitu sebesar 81,83% dari seluruh peserta KB baru. Sedangkan peserta KB baru yang menggunakan metode jangka panjang hanya sebesar 18,17%. Pencapaian peserta KB baru pada bulan Februari secara nasional sebesar 7,79%. Pencapaian peserta KB baru sampai dengan bulan Februari 2015 sebanyak 1.032.054 peserta (BKKBN, 2015). Dalam penggunaan metode kontrasepsi, masih ditemui permasalahan yaitu banyak pasangan usia subur (PUS) kesulitan dalam pemilihan jenis kontrasepsi, ketidaktahuan pasangan usia subur (PUS) tentang persyaratan

3 dan keamanan metode kontrasepsi tersebut dan biaya yang harus dikeluarkan untuk metode kontrasepsi yang digunakan. Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan bahkan dan orang tua (Saifuddin, 2003). Pendidikan menjadi tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan seseorang yang dapat mempengaruhi kemudahan seseorang dalam menerima informasi. Status bekerja juga berefek terhadap penghasilan yang diperoleh untuk pengeluaran terhadap kebutuhan seseorang dan mempengaruhi seberapa banyak pengeluaran yang akan digunakan untuk kesehatan. Disini penulis ingin meneliti lebih lanjut hubungan tingkat pendidikan dan status bekerja dengan pemilihan metode kontrasepsi, dan akan lebih spesifik yaitu wanita usia subur dengan pendidikan terakhir yaitu: Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi dan status bekerja. 1.2. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat di ajukan permasalahan: 1. Apakah terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan pemilihan metode kontrasepsi pada wanita usia subur? 2. Apakah terdapat hubungan status bekerja dengan pemilihan metode kontrasepsi pada wanita usia subur?

4 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum: 1. Untuk mengetahui metode kontrasepsi yang dipilih berdasarkan tingkat pendidikan pada wanita usia subur. 2. Untuk mengetahui metode kontrasepsi yang dipilih berdasarkan status bekerja pada wanita usia subur. Tujuan Khusus: 1. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan pemilihan metode kontrasepsi pada wanita usia subur. 2. Untuk mengetahui hubungan status bekerja dengan pemilihan metode kontrasepsi pada wanita usia subur. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pengetahuan khususnya wanita pada usia subur yang belum menggunakan metode kontrasepsi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan maupun referensi dunia kedokteran dibidang ilmu kesehatan masyarakat dan penelitian lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai topik yang diangkat.

5 3. Bagi Tenaga Pelayanan Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh pendidikan dan status bekerja dengan penerapan penggunaan metode kontrasepsi dan diharapkan dapat menerapkan pendekatan secara holistik pada wanita yang ingin memilih kontrasepsi sehingga pelayanan yang maksimal dapat diberikan. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman dan wawasan baru bagi peneliti mengenai hubungan tingkat pendidikan dan status bekerja dengan pemilihan metode kontrasepsi. 1.5. Keaslian penelitian Table 1.1. Keaslian Penelitian PENELITI JUDUL DESAIN SUBYEK HASIL Dahliana. Hubungan Antara Deskriptif Populasi Terdapat hubungan 2013 Paritas Ibu Dan analitik semua bermakna antara pendapatan Status Ekonomi dengan akseptor KB keluarga dengan pemakaian Keluarga Dengan pendekatan aktif yang kontrasepsi suntik di Rumah Pemakaian cross datang di Bersalin Citra Palembang Kontrasepsi Suntik di Rumah Bersalin sectional Rumah Bersalin Citra Tahun 2013 (p value = 0,033). Terdapat hubungan Citra Palembang Palembang bermakna antara paritas tahun 2013 pada bulan dengan pemakaian Juli Tahun kontrasepsi suntik di Rumah 2013, sampel Bersalin Citra Palembang penelitian 40 responden Tahun 2013 (p value = 0,004). Rahmayanti, Oktaviani Mulyaningt yas. 2015 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Pendapatan Dengan Tingkat Partisipasi PUS Dalam Pelaksanaan Analisis deskripsi, analisis product moment dan korelasi Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur yang mengikuti Hasil analisis data diperoleh bahwa tingkat pendidikan PUS Desa Menganti secara umum sangat rendah yaitu 34,62% dengan rincian, PUS yang

6 Grestasari, Luluk Erdika. 2014 Program Keluarga Berencana di Desa Menganti Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Tahun 2015 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Dan Usia Ibu PUS Dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen ganda Observasion al dengan pendekatan cross sectional program keluarga berencana di Desa Menganti yang berjumlah 1.388 orang. Pemilihan sampel secara proportional random sampling. Populasi penelitian seluruh ibu PUS yang menggunakan alat kontrasepsi di Desa Jetak tahun 2014 sebanyak 1144 orang. Teknik pengambilan berpendidikan sangat tinggi sebanyak 8,46%, PUS yang pendidikannya tinggi sebanyak 28,46%, dan PUS yang pendidikannya rendah sebanyak 28,46%. Pendapatan PUS Desa Menganti secara umum sangat rendah yaitu 53,08% dengan rincian, PUS yang memiliki pendapatan sangat tinggi sebanyak 3,08%, penduduk yang pendapatan tinggi sebanyak 3,85%, dan PUS yang pendapatan rendah sebanyak 53,08%.Tingkat partisipasi PUS dalam pelaksanaan program keluarga berencana di Desa Menganti secara umum rendah yaitu 46,15% dengan rincian, PUS yang partisipasinya sangat tinggi sebanyak 8,46%, PUS yang partisipasi tinggi sebanyak 35,38%, dan penduduk yang partisipasi sangat rendah sebanyak 10,00%. Terdapat hubungan antara pendidikan dan pendapatan berdasarkan uji korelasi ganda. Terdapat hubungan antara pengetahuan (p= 0,000) dan usia (p= 0,004) ibu PUS dengan pemilihan jenis kontrasepsi. Sedangkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan (p= 0,055) dengan pemilihan jenis kontrasepsi.

7 Megawati, T., Febi, K., Adisty, R.2015 Hubungan Antara Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan KB Dengan Pengetahuan Tentang KB di Wilayah Kerja Kecamatan Amurang Barat Survei analitik dengan pendekatan cross sectional atau potong lintang sampel dengan cara proportional stratified random sampling. Sampel penelitian berjumlah 96 perawat. Terdapat hubungan antara umur dengan pengetahuan tentang KB di Wilayah Kerja Kecamatan Amurang Barat p value 0,017, terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kapitu Kecamatan Amurang Barat p value 0,004, ada hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan tentang KB di Wilayah Kerja Kecamatan Amurang Barat p value 0,009, tidak ada hubungan antara jumlah anak dengan pengetahuan tentang KB di Wilayah Kerja Kecamatan Amurang Barat p value 0,91, tidak ada hubungan antara sikap dan perilaku petugas KB dengan pengetahuan tentang KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kapitu Kecamatan Amurang Barat p value0,868