BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Penelitian ini hendak mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi guru yang terdidri kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian yang disaratkan sebagai bagian uji sertifikasi guru. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena data penelitian berupa angkaangka dan analisisi menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13). Dalam penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan penguasaan kompetensi guru yang sudah sertifikasi sesuai dengan data yang ada. Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian ini adalah guru SMP Kristen 2 Salatiga, yang bersertifikasi ada 16 orang guru yang digunakan sebagai populasi. Tabel 3.1 Populasi 16 Guru SMP Kristen 2 Salatiga Tahun 2014 yang Sudah Sertifikasi Nama Sekolah Jumlah Guru yang Sudah Bersertifikasi SMP Kristen 2 Salatiga 16 * Sumber : SMP Kristen 2 Eben Heazer Salatiga, Tahun : 2014 3.2.2 Sampel Penelitian Pengertian Sampel menurut Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa: sampel adalah bagian dari populasi. Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiyono (2010:118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono (2007:61) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Di dalam penelitian ini terdapat populasi 16 orang guru yang sudah bersertifikasi, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 16 orang guru. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2011:69). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Menurut 48
Sugiyono (2010:308), sumber data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer yang diperoleh dari pengisian angket sampel. Menurut Arikunto (2001:136) Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan pekerjaannya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai penguasaan kompetensi guru yang sudah bersertifikasi adalah sebagai berikut: a. Angket (Questionnaire) Menurut Suharsimi Arikunto (2010:199), Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini angket yang diberikan kepada responden terdiri atas: 1) Angket terbuka mengenai data pribadi responden seperti nama, NIP, pangkat, golongan, masa kerja, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pelatihan yang pernah diikuti dan prestasi yang pernah diraih. 2) Angket tertutup yaitu jawabannya sudah tersedia sehingga responden tinggal memilih. Peneliti mengukur variabel dengan skala ordinal. Menurut Syofian Siregar (2012:135), skala ordinal adalah data yang berasal dari kategori yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai ketingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama. 49
Model skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Raiting Scale. Dengan memberikan nilai skala untuk setiap jawaban yang berjumlah lima kategori. Alternatif jawaban setiap pernyataan diberi skor sebagai berikut dengan taraf signifikan: Sangat Baik = 5 Baik = 4 Cukup Baik = 3 Kurang Baik = 2 Tidak Baik = 1 Data dari kuisioner/angket yang terkumpul dibagi dalam lima kategori yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Selanjutnya menurut Riduwan (2011:94), data diukur dengan skala ordinal untuk masingmasing item dengan rumus: Jumlah Skor Kriterium = Skor Tertinggi x Jumlah Item x Jumlah Responden Untuk menghitung setiap kompetensi secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut: Interval Kategori 0% - 20% Sangat Kurang Baik 21% - 40% Kurang Baik 41% - 60% Cukup Baik 61% - 80% Baik 81% -100% Sangat Baik *Sumber : Riduwan (2011:95) 50
b. Dokumentas Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, filem dokumenter, data yang relevan penelitian. c. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi langsung dengan responden yang jumlahnya relatif kecil. Metode wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih kecil dan mendalam. 3.4 Instrumen Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah melakukan pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang baik untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Penelitian kuantitatif, umumnya peneliti menggunakan instrumen (alat ukur) untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2001 : 136) Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di olah. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai penguasaan kompetensi guru adalah kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Raiting Sacle (skala bertingkat). Yaitu sebuah petannyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatantingkatan yaitu mulai darisangat setuju sampai kesangat tidak setuju (Suharsimi, 2006:152). 51
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Penguasaan Kompetensi Guru Sertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir 1 Kompetensi 1.1 Memahami 1. Saya memahami latar Pedagogik karekteristik peserta belakang dan 11 didik dari aspek kemampuan awal fisik, moral, peserta didik. spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual. 1.2 Menguasai teori 2. Saya menerapkan teori belajar dan prinsipprinsiprinsip belajar dan prinsip- pembelajaran pembelajaran yang yang mendidik. mendidik. 3. Dalam menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar. 1.3 Menegembangkan 4. Saya mengembangkan kurikulum yang kurikulum yang terkait terkait dengan dengan mata pelajaran bidang yang diampu pengembangan yang diampu. 1.4 Menyelenggarakan 5. Saya melaksanakan pembelajaran yang pembelajaran yang mendidik. kondusif 1.5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6. Saya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. 52
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir 1.6 Memfasilitasi pengembangan 7. Saya memfasilitasi pengembangan potensi potensi peserta peserta didik untuk didik untuk mengaktualisasikan mengaltualisasikan berbagai potensi yang berbagai potensi dimiliki yang dimiliki. 1.7 Berkomunikasi 8. Saya berkomunikasi secara efektif, secara efektif, empatik empatik dan santun dan santun kepada dengan peserta peserta didik didik. 1.8 Menyelenggarakan 9. Saya penilaian dan menyelenggarakan evaluasi proses dan hasil belajar penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 1.9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 1.10 Melakukan tindakan refleksi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 10. Saya memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 11. Saya melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 2 Kompetensi Kepribadian 2.1 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan Nasional Indonesia. 1. Saya menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal dan gender. 2. Saya bersikap sesuai dengan norma agama, hukum dan norma sosial yang berlaku dimasyarakat serta 11 53
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir kebudayaan Nasional Indonesia. 2.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 2.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa arif dan berwibawa. 2.4 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. 2.5 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 3. Saya berperilaku jujur, tegas dan manusiawi. 4. Saya mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. 5. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didikdan anggota masyarakat 6. Konsisten dalam bersikap dan bertindak 7. Saya memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik. 8. Dalam mengajar saya menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi. 9. Merasa bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. 10. Saya bekerja mandiri secara profesional. 11. Memehami kode etik profesi guru dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 54
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir 3 Kompetensi 3.1 Menguasai materi, 1. Saya menguasai 10 struktur, konsep materi, struktur Profesional dan pola pikir konsep dan pola keilmuan yang pikir keilmuan mendukung mata pelajaran yang yang mendukung ampu. mata pelajaran yang saya ampu. 3.2 Menguasai standar 2. Saya memahami kompetensi dan standar kompetensi kompetensi dasar dan kompetensi mata pelajaran dasar yang diampu. matapelajaran. 3. Saya memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran 3.3 Mengembangkan 4. Saya memilih materi materi sesuai pembelajaran yang dengan tingkat diampu secra perkembangan efektif. peserta didik. 5. Dalam mengelola materi pelajaran saya secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 3.4 Mengembangkan 6. Saya melakukan keprofesionalan reflektif terhadap secara kinerja sendiri berkelanjutan secara terus dengan melakukan tindakan reflektif. menerus 7. Saya memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan keprofesionalan 55
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir 8. Saya melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan. 3.5 Memanfaatkan 9. Saya mengikuti 4 Kompetensi Sosial teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri 4.1 Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi 4.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tua dan masyarakat. kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 10. Saya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi untuk pengembangan diri. 1. Saya bertindak objektif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. 2. Saya tidak membeda-bedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah. 3. Saya berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif tentang 8 56
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. 4. Saya melibatkan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan untuk mengatasi kesulitan belajar 4.3 Beradaptasi di 5. Saya bisa tempat bertugas beradaptasi dengan diseluruh wilayah lingkungan tempat Repoblik bekerja dalam Indonesia yang rangka memiliki keragaan sosial budaya. meningkatkan efektifitas pendidik. 6. Saya melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan. 3.4 Berkomunikasi dengan komunitas 7. Saya berkomunikasi profesi sendiri dan dengan teman profesi lain secara sejawat, profesi lisan dan tulisan ilmiah dan atau bentuk lain. komunitas ilmiah linnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. 57
8. saya menyampaikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi JUMLAH 40 3.5 Teknik Analisis Data Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) instrumen. Teknik ini digunakan agar data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan persyaratan valid dan reliabel. Uji coba instrumen akan dilakukan pada guru SMP Kristen 2 Salatiga, Jawa Tengah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tentang tingkat kompetensi guru besertifikasi di kalangan guru SMP Kristen 2 Salatiga ini adalah analisis deskriftif kuantitatif. Menurut Syaifuddin Azwar (2001:126), analisis deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Analisis deskriftif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya yaitu dengan menghitung total skor penguasaan kompetensi di kalangan guru SMP Kristen 2 Salatiga tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 58
3.5.1 Validitas Instrumen Menurut Arikunto (2006:168) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrumen yang valid/sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya. Instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya kuesioner dari variabel sertifikasi guru terhadap penguasaan kompetensi guru. Menurut Sugiyono ( 2008:179) bila harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji validitas instrument ini menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 20.0 dengan teknik perhitungan bivarate pearson (korelasi produk moment pearson). 1. Uji Validitas Kompetensi Pedagogik Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi pedagogik, dari 11 item instrumen 10 item diantaranya dinyatakan valid dan hanya 1 item yang dinyatakan tidak valid. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi pedagogik yang dapat digunakan yaitu item1, item2 item3, item4, item5, item6, item8, item9, item10, 59
item11. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah item5, dengan koefisien korelasi 0,874 dan paling rendah adalah item7 dengan koefisien korelasi 0,267 yang kemudian item yang tidak valid. 2. Uji validitas kompetensi kepribadian Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi kepribadian, dari 11 item instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua. 3. Uji validitas kompetensi profesional Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi profesional, dari 10 item instrumen variabel kompetensi profesional, 9 item diantaranya dinyatakan valid dan ada 1 item yang dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 9. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi profesional yang dapat digunakan yaitu item1, item2 item3, item4, item5, item6, item7, item 8, item10. 4. Uji validitas kompetensi sosial Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi sosial dari 8 item instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka 60
dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua. 3.5.2 Reliabilitas instrumen Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila berkali-kali digunakan oleh peneliti sendiri maupun orang lain akan menunjukkan hasil yang sama pada suatu obyek penelitian. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Cronbach's Alpha, instrumen penelitian dianalisis menggunakan program SPSS 20.0 for windows. Menurut Sugiyono (2010:257), terdapat pedoman memberikan interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00 0,199 = Sangat Rendah 0,20 0,399 = Rendah 0,40 0,599 = Sedang 0,60 0,799 = Kuat 0,80 1,00 = Sangat kuat 1. Hasil uji realibilitas kompetensi pedagogik Berdasarkan hasil uji realibilitas menjelaskan bahwa instrumen dari variabel kompetensi pedagogik mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,877 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai 61
dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. 2. Hasil uji realibilitas kompetensi kepribadian Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari variabel kompetensi kepribadian mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,889 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. 3. Hasil uji realibilitas kompetensi profesional Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari variabel kompetensi profesional mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,885 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. 4. Hasil uji realibilitas kompetensi sosial Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari variabel kompetensi sosial mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,784 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa koefisien korelasi instrumen dari variabel kompetensi pedagogik termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat dari koefisien korelasi sebesar 0,887 berada pada 62
interval koefisien antara 0,80-1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi kepribadian termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,889 berada pada interval koefisien antara 0,80 1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi profesional termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,885 berada pada interval koefisien antara 0,80 1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Sedangkan untuk variabel kompetensi sosial Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi sosial termasuk dalam kategori kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,784 berada pada interval koefisien antara 0,60 0,779 artinya kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. 63