43 Beti Nur Hayati & Suparjan Kemitraan Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Program CSR Batik Cap Pewarna Alami di PT. Semen Gresik Pabrik Tuban Kemitraan Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program CSR Batik Cap Pewarna Alami Di Pt. Semen Gresik Pabrik Tuban Beti Nur Hayati, S.Sos. & Drs. Suparjan, M.Si. Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada Email : betinurhayati12@gmail.com & Suparjan.ugm@gmail.com ABSTRACT The purpose of this study was to describe the benefits obtained by the beneficiaries of the community empowerment batik cap pewarna alami CSR PT. Semen Gresik Tuban plant using partnerships as a strategy in the implementation. This study used qualitative research methods. Data was collected by interview and observation on program beneficiaries, NGOs, and the company PT. Semen Gresik Tuban plant. Results from this study is a community empowerment program batik natural dye is a CSR program PT. Semen Gresik Tuban plant in partnership with the Koalisi Perempuan Ronggolawe provides the benefits of increasing the capacity of the members of the program can not make batik cap pewarna alami become skilled in batik cap. In addition to improving knowledge about design of batik and also provide additional equipment as capital to produce batik cap pewarna alami. Keywords : Partnerships, Community Empowerment, Corporate Social Responsibility, PT. Semen Gresik Tuban Plant INTISARI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh penerima manfaat dari program pemberdayaan masyarakat batik cap pewarna alami CSR PT. Semen Gresik pabrik Tuban dengan menggunakan kemitraan sebagai strategi dalam pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan observasi pada penerima program, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak perusahaan PT. Semen Gresik pabrik Tuban. Hasil dari penelitian ini adalah program pemberdayaan masyarakat batik cap pewarna alami yang merupakan program CSR PT. Semen Gresik pabrik Tuban yang bermitra dengan Koalisi Perempuan
Jurnal Sosiologi USK 44 Volume 11, Nomor 1, Juni 2017 Ronggolawe memberikan manfaat berupa meningkatkan kapasitas anggota program dari yang semula tidak bisa membuat batik cap menjadi memiliki ketrampilan membatik cap. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan mengenai motif batik dan juga memberikan tambahan peralatan sebagai modal untuk memproduksi batik cap pewarna alami. Kata kunci : Kemitraan, Pemberdayaan Masyarakat, CSR, PT. Semen Gresik Pabrik Tuban Pendahuluan Perusahaan merupakan entitas yang keberadaannya tidak bisa lepas dari lingkungan sosialnya. Aktivitas perusahaan dalam kegiatan produksi-nya membawa berbagai dampak baik di lingkungan maupun masyarakat-nya. Keberadaan perusahaan di satu sisi membawa dampak positif. Misalnya dengan adanya perusahaan di tengah masyarakat menaikkan perputaran ekonomi sebab dapat membuka lapangan pekerjaan baik secara formal maupun informal. Namun disisi lain adanya aktivitas perusahaan juga membawa dampak negatif bagi masyarakat, misalnya lingkungan yang rusak. Corporate Social Responsibility muncul sebagai tuntutan terhadap perusahaan sebagai akibat dari adanya dampak negatif yang ditimbulkan bagi masyarakat dan lingkungan. Penerapan kegiatan CSR mengacu pada 3 prinsip yang dikembangkan oleh Elkington yang lebih dikenal dengan prinsip triple bottom lines yaitu People, Planet, Profit. Konsepnya selain menghasilkan laba bagi para shareholder-nya juga harus memper-hatikan kepentingan para stakeholder-nya serta lingkungan sekitarnya. Salah satu stakeholder perusahaan adalah masyarakat di sekitarnya. dengan peduli dengan masalah sosial yang sekitar. Salah satunya adalah dihadapi masyarakat Masalah kemiskinan masih men-jadi masalah utama yang dihadapi negara berkembang, begitu juga di Indonesia. Angka kemiskinan di Indonesia relatif tinggi. Pada tahun 2017 bulan Maret menurut data BPS angka kemiskinan mencapai 27,77 juta orang atau sekitar 10,64%. Pemerin-tah mendorong keterlibatan berbagai sektor untuk mengatasinya. Hal tersebut terlihat dari munculnya produk kebijakan mengenai Corporate Social Responsibility (CSR). Peraturan tersebut diantaranya melalui UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
45 Beti Nur Hayati & Suparjan Kemitraan Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Program CSR Batik Cap Pewarna Alami di PT. Semen Gresik Pabrik Tuban Terbatas serta Peraturan yang mengikat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebagaimana Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL terdiri program perkuatan usaha kecil melalui pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan), serta program pember-dayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut Program Bina Ling-kungan), dengan dana kegiatan yang bersumber dari laba BUMN. Tujuan dari adanya peraturan tersebut ialah untuk mendorong sektor swasta untuk lebih peduli terhadap masalah sosial, utamanya di daerah sekitar perusahaan. Sehingga saat ini pengalokasian dana CSR di dorong untuk digunanakan dalam kegiatan yang bersifat pemberdayaan, bukan hanya sekedar charity. PT. Semen Gresik pabrik Tuban merupakan salah satu BUMN yang lokasinya berada di Kabupaten Tuban. Sebagai perusahaan BUMN, sejak tahun 2012 manajemen PT. Semen Gresik menyalurkan dana CSR kepada 26 desa di 3 Kecamatan di Tuban yang masuk dalam kategori ring satu perusahaan. Dana perusahaan yang dialokasikan untuk CSR cukup besar. Pada tahun 2016 PT. Semen Gresik Tuban menyalurkan dana CSR sebesar 7,25 Milyar. PT. Semen Gresik Tuban mengalokasikan dana sebanyak 250 juta per desa. Terdapat berbagai program dalam implementasi CSR PT. Semen Gresik pabrik Tuban. Pada program pember-dayaannya, PT. Semen Gresik pabrik Tuban melakukan dengan sistem kemitraan. Salah satunya pada program batik cap pewarna alami. Pada tulisan ini akan mencoba menjelaskan mengenai kemitraan sebagai salah satu strategi pemberdayaan masyarakat dengan menjelaskan proses implementasi program kemitraan serta manfaat yang diperoleh anggota dalam program batik cap pewarna alami. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gaji dan Desa Karanglo, yaitu desa yang menjadi sasaran program pemberdayaan batik cap pewarna alami CSR PT. Semen Gresik pabrik Tuban. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara penerima manfaat program, LSM pendamping, serta pihak perusahaan PT. Semen Gresik pabrik Tuban. Sementara data sekunder didapatkan dari literatur yang berhubungan
Jurnal Sosiologi USK 46 Volume 11, Nomor 1, Juni 2017 dengan kemitraan dalam program pemberdayaan masyarakat serta dokumen perusahaan mengenai program batik cap pewarna alami. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara pada masyarakat penerima manfaat program, LSM pendamping, serta pihak perusahaan PT. Semen Gresik pabrik Tuban. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil dan Pembahasan Program pemberdayaan batik cap pewarna alami merupakan salah satu program CSR PT. Semen Gresik pabrik Tuban yang dilakukan pada tahun 2016. Program tersebut dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai bulan Desember 2016. Sasaran program tersebut adalah perempuan dari Desa Gaji dan Desa Karanglo yang meru-pakan daerah ring 1 perusahaan. Jumlah peserta program adalah 20 orang, masing-masing 10 dari Desa Gaji dan 10 dari Desa Karanglo. Pelaksanaan program terse-but PT. Semen Gresik pabrik Tuban bermitra dengan salah satu lembaga swadaya masyarakat di Tuban yaitu Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR). Koalisi Perempuan Ronggolawe merupa-kan salah satu LSM di Tuban yang berkonsentrasi terhadap isu perem-puan dan anak. Sehingga PT. Semen Gresik menunjuknya seba-gai mitra dalam program pemberdayaan batik cap pewarna alami. Selain itu, LSM Koalisi Perempuan Ronggolawe juga telah berpenga-laman melakukan pelatihan program membatik di beberapa desa di Kecamatan Kerek. Kemitraan adalah strategi yang diciptakan untuk melibatkan pihak lain dalam bentuk partisipasi yang berdasarkan prinsip mutual benefit gains (Wong, Fearon and Philip, 2007). Pengertian lain menjelaskan bahwa Kemitraan adalah kolaborasi strategis antara bisnis dan organisasi non profit dimana risiko, sumber daya dan keterampilan dibagi dalam program-program yang menguntungkan masing-masing partner serta masyarakat. Artinya kemitraan dilakukan antara 2 pihak atau lebih untuk mendapatkan keuntungan pada masing-masing pihak yang bermitra. PT. Semen Gresik pabrik Tuban sebagai salah satu BUMN di dorong untuk melakukan CSR di area sekitar perusahaan. salah satunya dengan pemberdayaan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Perusahaan sebagai suatu entitas yang memiliki potensi sumber daya keuangan. Namun perusahaan memiliki keterbatasan kapasitas
47 Beti Nur Hayati & Suparjan Kemitraan Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Program CSR Batik Cap Pewarna Alami di PT. Semen Gresik Pabrik Tuban penge-tahuan dan tenaga untuk menger-jakan sebuah program pember-dayaan sendiri. Untuk itu diperlukan pihak lain yang dianggap berkompeten di bidang-nya untuk membantu perusahaan mewu-judkan tujuannya. Sementara pihak Koalisi Perempuan Ronggolawe, meru-pakan lembaga swadaya masya-rakat yang memiliki visi dan misi untuk memberdayakan masyarakat. Koalisi Perempuan Ronggolawe memiliki sumber daya berupa tenaga yang berkompetensi di bidang batik. Sementara masyarakat sekitar perusahaan memiliki potensi di bidang batik. Hal tersebut dikarenakan Kecamatan Kerek, tempat pabrik Semen Gresik pabrik Tuban dikenal sebagai salah satu sentra industri batik di Tuban. Berdasarkan potensi yang dimiliki masing-masing pihak, dila-kukan proses kemitraan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Sehingga muncul program pember-dayaan batik cap pewarna alami yang dilakukan di Desa Gaji dan Desa Karanglo. Pada kemitraan ini, PT. Semen Gresik pabrik Tuban berperan sebagai penyedia dana bagi seluruh kegiatan program pemberdayaan batik cap pewarna alami. Sementara pihak Koalisi Perempuan Ronggolawe adalah sebagai pelaksana kegiatan. Berdasarkan teori sosiologi, kemitraan dalam program peberdayaan batik cap pewarna alami dapat dianalisis menggunakan teori pertukaran. Pada teori pertukaran, seseorang akan berinteraksi dengan pihak lain jika hal tersebut dianggap menguntungkan, dapat memberi imbalan. Menurut Ritzer, Teori Homans ini berangkat dari asumsi ekonomi dasar (pilihan rasional), yaitu individu memberi apa dan mendapatkan apa, apakah menguntungkan atau tidak. Berdasarkan hal tersebut, terdapat kesamaan antara teori pilihan rasional oleh Homans dengan konsep kemitraan. Kemitraan terbentuk pada dasarnya atas dasar saling menguntngkan antar 2 pihak atau lebih yang bermitra. Jika salah satu pihak darinya tidak mendapat keuntungan, biasanya kemitraan tidak akan terbentuk. Pada program batik cap pewarna alami, kemitraan terbentuk karena masing-masing pihak saling diuntung-kan. Sesuai dengan teori pertukaran, terbentuknya kemitraan tersebut juga karena ada tujaun yang ingin dicapai. Hal tersebut bisa terlihat dari tujuan diadakannya program batik cap pewarna alami. Tujuan diadakannya program batik cap pewarna alami adalah pertama, memberikan pemaha-man, pengetahuan, dan keahlian dalam proses produksi batik cap pewarna alami. Kedua adalah mendorong peningkatan
Jurnal Sosiologi USK 48 Volume 11, Nomor 1, Juni 2017 produksi batik cap pewarna alami yang dapat dihasilkan oleh peserta pelatihan. Tujuan tersebut telah disepakati antara PT. Semen Gresik pabrik Tuban dengan Koalisi Perempuan Ronggolawe dalam bentuk perjanjian kerjasama. Sementara masyarakat angota program, berdasar-kan hasil wawancara tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan kapasitas sehingga dapat menambah penghasilan. Program pemberdayaan batik cap pewarna alami dimulai dengan assesment dan wawancara peserta. Adanya assesment tersebut dilakukan oleh pihak Kolaisi Perempuan Ronggo-lawe terhadap calon peserta. Tujuannya untuk mengetahui komitmen calon peserta dalam mengikuti program. Setelah terpilih 20 anggota, tahap selanjutnya adalah kegiatan Forum Group Discussion (FGD). Pada FGD ini dilakukan proses penentuan jadwal pelatihan program serta penjelasan alur kegiatan. Tahap ke tiga adalah opening program yang dihadiri pejabat daerah, anggota program, perwakilan PT. Semen Gresik pabrik Tuban, serta pihak LSM Koalisi Perempuan Ronggolawe. Tahap selanjutnya dilakukan studi banding peserta program ke sentra pengrajin batik cap. Tujuannya untuk meningkatkan motivasi peserta. Selan-jutnya dilakukan pelatihan batik cap pewarna alami oleh pelatih yang ditunjuk dari Koalisi Perempuan Ronggolawe dan dilanjutkan dengan pendampingan kepada peserta program. Pelaksanaan pendampingan dilakukan di masing-masing rumah peserta hingga periode program berakhir. Selama pendampingan, peserta juga diberi pelatihan pemasaran online. proses secara Program batik cap pewarna alami merupakan salah satu program pemberdayaan. Pemberdayaan juga dimaknai sebagai proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan, dan atau proses pemberian daya/kekuatan/ kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Sulistyani, 2004: 77). Pada program batik cap pewarna alami CSR PT. Semen Gresik pabrik Tuban terdapat proses pemberian daya dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang berdaya. Pada kasus ini pihak yang memiliki daya adalah perusahaan PT. Semen Gresik pabrik Tuban. Daya yang dimiliki berupa sumber daya finansial berupa dana yang dapat digunakan untuk mengem-bangkan kapasitas. Pihak LSM Koalisi Perempuan Ronggolawe disini juga berperan sebagai pihak
49 Beti Nur Hayati & Suparjan Kemitraan Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Program CSR Batik Cap Pewarna Alami di PT. Semen Gresik Pabrik Tuban yang memiliki daya yaitu berupa sumber daya manusia yang memiliki kepasitas di bidang ketrampilan membatik cap. PT. Semen Gresik pabrik Tuban dan LSM Koalisi Perempuan Ronggolawe bermitra untuk mening-katkan kapasitas masyarakat yang semula tidak bisa membuat batik cap pewarna alami menjadi memiliki kemampuan membuat batik cap pewarna alami. Bentuknya melalui pelatihan, pendampingan, serta bantuan alat dan bahan produksi. Berdasarkan hasil wawancara kepada 8 anggota peserta program batik cap pewarna alami, diperoleh data : 1. Peserta memperoleh keterampilan baru berupa batik cap pewarna alami. Sebelum adanya program pemberdayaan batik cap pewarna alami CSR PT. Semen Gresik pabrik Tuban, peserta pelatihan belum bisa membatik cap pewarna alami. Peserta hanya bisa batik tulis saja. 2. Program batik cap pewarna alami memberikan pengalaman baru bagi peserta karena di dalam program tersebut terdapat study banding yang membuat peserta lebih mengenal jenis motif dan teknik membatik 3. Adanya bantuan alat dan bahan dapat dijadikan modal produksi membuat batik cap 4. Kendala dalam program batik cap pewarna alami adalah masih sulitnya pemasaran hasil produksi batik cap sehingga belum memberikan dampak peningkatan penghasilan. Kesimpulan Model pembangunan saat ini telah bergeser dari singel actor menjadi multi actor. Artinya pemerintah buka satu-satunya aktor yang bertanggung jawab dalam pembangunan. Namun juga melibatkan berbagai aktor lain termasuk sektor swasta. Salah satu wujudnya dengan mendorong program CSR dari yang bersifat karikatif menjadi bersifat pember-dayaan. Pada upaya pemberdayaan masyarakat seringkali perusahaan melakukannya dengan sistem kemitraan. Kemitraan diambil sebagai salah satu strategi pemberdayaan dapat memberikan hasil yang maksimal karena kemitraan merupakan strategi mengkolaborasikan dari 2 sumber daya atau lebih untuk tujuan yang sama. Kemitraan dalam sebuah pember-dayaan dapat berhasil ketika aktor yang bermitra sama-sama memiliki sumber daya yang diunggulkan serta memiliki tujuan yang sama.
Jurnal Sosiologi USK 50 Volume 11, Nomor 1, Juni 2017 Namun yang perlu diperhatikan dalam sebuah program pmberdayaan adalah keberlanjutan. Mengingat dalam sebuah kemitraan terjalin atas hubungan antar beberapa aktor, pertanyaan selanjutnya apakah kepentingan para aktor yang terlibat dalam sebuah kemitraan tersebut mempengaruhi keberlan-jutan program. Hal tersebut tentu perlu penelitian lebih lanjut. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. 2017. Presentase Penduduk Miskin Maret 2017. https://www.bps.go.id/ diakses pada 24 November 2017 K. Wong C, Fearon G. Philip, (2007), Understanding egovernment and egovernance: stakeholders, partnerships and CSR, Interna-tional Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 24 Iss 9 pp. 927 943 Niveen Labib Eid Anton Robert Sabella, (2014), A Fresh Approach to Corporate Social Responsibility (CSR): Partner-ships Between Businesses and Non-Profit Sectors, Corporate Governance, Vol. 14 Iss 3 pp. 352 362 PT. Semen Gresik pabrik Tuban. 2017. Laporan Evaluasi Program Batik Cap Pewarna Alami. PT. Semen Gresik pabrik Tuban Ritzer, dan Goodman J. Douglas,.2009. Teori Sosiologi, dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Bantul: Kreasi Wacana Suharto, Edi. 2009. Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat CSR. Bandung: Alfabeta Sulistyani, A. T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media. Sunartiningsih, A (Ed). 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media. Muthohar. 2017. Inilah Pro-gram Unggulan CSR Semen Gresik tahun 2017. http://beritajatim.com diakses pada 24 November 2017