BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa disebut bodycare juga digunakan para wanita untuk merawat tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh akhlak yang baik dari seorang wanita. Menjadi seorang wanita dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus memperhatikan aspek aspek yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan adanya pemakaian ramuan seperti bahan pengawet mayat dan salep

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Zaman terus berkembang, begitu pula dengan ilmu pengetahuan

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut sangat lah penting dalam pemakaian bedak tabur muka.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. yang sekarang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. afektif, dan nilai tukar pada niat pembelian ulang Viva Cosmetics di komunitas Make Up and

BAB 1 PENDAHULUAN. ingin menunjukkan eksistensi dirinya dalam sosialitas. Bagi wanita, kecantikan

populasi konsumen Muslim di Indonesia telah mencapai 90% dari jumlah total penduduk (BPS,2013). Sebagai negara dengan populasi kaum Muslim terbesar,

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB V PENUTUP. 1. Variabel Harga mempengaruhi Brand preferences pada produk Wardah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin dinamis menuntut perusahaan. maupun wirausahawan untuk bergerak mengikuti selera konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Akan tetapi banyak kosmetik yang komposisinya mengandung bahan

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

BAB I PENDAHULUAN. laku atau kepribadian seseorang bahkan bisa dinilai dari penampilan mereka.

EKSPLORASI SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOSMETIK HALAL (STUDI KASUS:WARDAH) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak adanya pasar bebas ASEAN dan China (AC-FTA) yang berlaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kosmetik sebagian besar didominasi oleh wanita karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

BAB I PENDAHULUAN. objek memiliki arti yang personal dan penting, berkaitan dengan diri atau

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari kemajuan peradapan suatu masyarakat. Hal itu dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suka akan keindahan kepada wanita. Cara wanita memelihara. itulah wanita membutuhkan sesuatu yang akan membuat dirinya

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perawatan kesehatan badan dan kecantikan kulit sudah dilakukan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga keindahannya adalah dengan cara merawat diri baik dari dalam yaitu dengan berolahraga dan mengkonsumsi makanan yang sehat, yaitu makanan yang tinggi akan serat serta kandungan vitamin, maupun dengan cara merawat diri dari luar yaitu dengan menggunakan produk kosmetik. Kosmetik sudah dikenal oleh masyarakat sejak berabad-abad yang lalu semenjak jaman Mesir kuno. Masyarakat pada waktu itu telah mengenal ritual pembalseman mayat atau pengawetan mayat dengan menggunakan rempah-rempah kuno. Pada 200 tahun yang lalu, Cleopatra juga menggunakan susu sebagai rendaman saat mandi, dikarenakan manfaat dari laktosa susu yang digunakan untuk kemulusan kulitnya. Pada tahun 460-370SM Hippocrates dan kawan-kawannya mempunyai peran penting dalam sejarah awal perkembangan kosmetik dan kosmetologi modern seperti ilmu kesehatan gigi, bedah plastik, dermitologi, kimia dan farmasi. Tahun 1300 1600 banyak universitas didirikan di Inggris, Eropa Utara, Eropa Barat, dan Eropa Timur kemudian pada masa itu kosmetik dan kosmetikologi dipisahkan dari ilmu kedokteran. Tahun 1700 1900 dikenal ilmu kosmetik untuk merias dan untuk pengobatan kelainan patologi kulit. Pada tahun 1970 kosmetik menjadi sebuah alat usaha, bahkan sekarang telah menjadi perpaduan antara kosmetik dan obat, dan sejak 40 tahun terakhir ini industri kosmetik semakin 1

meningkat, banyak para dokter yang langsung meningkatkan perhatian terhadap ilmu kecantikan (bugardansehat.wordpress.com/). Perkembangan industri kosmetik di Indonesia semakin meningkat, berdasarkan sumber dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada tahun 2012 penjualan kosmetik sebesar 14% atau Rp9,76 triliun dari sebelumnya pada tahun 2011 sebesar Rp8,5 triliun (http://www.kemenperin.go.id/artikel/5897/indonesia-lahan-subur-industri-kosmetik, 2014). Pada tahun 2013 omzet kosmetik mencapai Rp11,2 triliun atau naik sekitar 10% 15% dibandingkan tahun 2012 (businessnews.co.id). Peningkatan perkembangan kosmetik tersebut membuat Indonesia memiliki berbagai macam merek produk dari dalam dan luar negeri, dan setiap industri kosmetik berlomba-lomba untuk menonjolkan kelebihan produknya di pasar Indonesia, kebanyakan dari produk tersebut lebih menciptakan variasi make up yang lebih banyak, daya tahan make up yang lama, kemasan yang lebih elegan, dan kandungan yang dapat mencerahkan serta memutihkan wajah, dengan budaya masyarakat Indonesia yang konsumtif tentulah menjadi peluang bagi perusahan industri kosmetik, hal yang lebih menonjol adalah dengan melihat budaya Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, hal ini dapat memberikan peluang yang besar bagi industri kosmetik dalam mengambil segmen pasar muslim yang lebih teliti dalam melihat produk kosmetik berdasarkan syariat agama Islam. Tabel 1.1 menunjukan besarnya penduduk Indonesia menurut agama yang dianut. 2

Tabel 1.1 Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Agama Penduduk Islam 207,176,162 Kristen 16,528,513 Katolik 6,907,873 Hindu 4,012,116 Budha 1,703,254 Khong Hu Chu 117,091 Lainnya 299,617 Tidak Terjawab 139,582 Tidak Ditanyakan 757,118 Jumlah penduduk 237,641,326 Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (bps.go.id. 2014). Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan mayoritas penduduk beragama muslim, sehingga produsen kosmetik memiliki peluang untuk menciptakan kosmetik yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh penduduk beragama muslim. Pada dasarnya agama Islam tidak melarang bagi kaum perempuan untuk merias diri namun adanya kekhawatiran mengenai kehalalannya, masalah ini dilihat oleh produsen Wardah sebagai peluang bisnis untuk mengisi kekosongan segmen produk kosmetik yang memiliki jaminan halal. Dewasa ini, masyarakat lebih selektif terhadap produk-produk yang terdapat di pasar, sebuah merek yang memiliki sertifikasi halal dapat berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat khususnya untuk masyarakat muslim dan masyarakat yang sadar akan kesehatan. Produk halal tersebut merupakan produk yang bersih, aman dan terstandarisasi (Asgari dan Borzooei, 2013). Konsumen akan melakukan pembelian terhadap suatu produk untuk mendukung aktifitasnya. Tingkatan produk yang paling dasar adalah manfaat inti. Dalam tingkatan ini 3

konsumen akan mencari kumpulan manfaat dari produk yang digunakan, dan produk tersebut diharapkan dapat mewakili permasalahan yang dihadapi konsumen. Subbudaya merupakan segmen dari budaya yang besar yang anggotanya membagikan nilai nilai dan pola perilaku yang unik dan didasarkan pada pengalaman hidup serta situasi saat ini (Hawkins dan Motherbaugh, 2013). Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Faktor agama di Indonesia merupakan salah satu karakteristik yang mempengaruhi niat konsumen dalam mengambil suatu keputusan. Kepribadian merek (Brand Personality) akan memberikan pengaruh kepada konsumennya untuk menjadi loyal terhadap suatu produk. Kosmetik Wardah menggambarkan produknya melalui endoser dengan tujuan untuk mengkomunikasikan kepribadian tertentu yang dimiliki oleh produk tersebut bahwa produk tersebut aman untuk digunakan dikarenakan sesuai dengan syariat agama Islam, desain produk dan warna yang disediakan menjangkau kalangan remaja serta orang dewasa. Daya tarik kepribadian merek (Brand Personality Appeal) adalah mengukur daya tarik kepribadian merek sehingga perusahaan dapat mengetahui seberapa besar keuntungkan kepribadian merek mereka dipandang oleh konsumen dan apa yang dapat perusahaan lakukan untuk meningkatkan daya tarik kepribadiannya ke pasar (Crosno et al., 2011). Di Indonesia telah banyak produk yang tersertifikasi halal oleh MUI. Produk kosmetik Wardah merupakan produk kosmetik yang tidak hanya memiliki sertifikasi halal dari MUI tetapi warna kosmetik yang beragam sehingga memberikan efek yang diminati oleh konsumennya. Peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh keterkaitan faktor keefektifan label halal, kepribadian merek dan daya tarik kepribadian merek. Kepribadian merek yang dirasakan konsumen adalah 4

dengan adanya kesesuaian antara produk dengan diri konsumen melalui lima dimensi yaitu: ketulusan (sincerity), kegembiraan (excitement), kompeten (competences), kesempurnaan (sophistication), dan ketahanan (ruggedness). Daya tarik kepribadian merek dapat mengetahui ketertarikan konsumen yang benar-benar ingin membeli produk kosmetik Wardah, dengan menggunakan tiga dimensi yaitu: kesukaan (favorability), orisinalitas (originality), kejelasan (clarity) dengan membatasi objek penelitian yaitu pada kosmetik Wardah. Peneliti melakukan studi pada kosmetik Wardah karena Wardah merupakan produk yang mempelopori kosmetik halal pertama di Indonesia. Target market Wardah yang bukan hanya remaja tetapi juga orang dewasa, selain itu keberagaman kosmetik yang di tawarkan oleh Wardah tidak hanya di sukai oleh wanita muslim tetapi juga wanita non-muslim dan berdasarkan survei ICSA yang dilakukan oleh Majalah SWA serta lembaga riset Frontier layanan atau kualitas produk tahun 2014 kosmetik Wardah telah mendekati harapan pelanggan dalam menggunakan produk kosmetik yang aman bagi konsumen. 1.2 Rumusan Masalah Faktor subbudaya agama merupakan salah satu kepercayaan setiap individu, sehingga konsumen muslim akan menjadi lebih selektif dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Citra merek suatu produk dapat mempengaruhi konsumen dalam mempersepsikan produk, sehingga konsumen dapat secara langsung menggambarkan produk tersebut ketika melihat atau mendengarnya. Kepribadian merek merupakan bagian dari perasaan konsumen, bahwa produk tersebut telah mewakili diri konsumen, sedangkan daya tarik kepribadian merek merupakan ukuran dari perusahaan untuk menentukan merek mereka benar-benar diminati oleh 5

konsumen. Penelitian ini akan menganalisis, dan menentukan pengaruh label halal, kepribadian merek dan daya tarik kepribadian merek pada niat pembelian kosmetik Wardah. Faktor demografi seperti usia, tingkat pendidikan dan agama menjadikan konsumen tidak sama karakteristiknya dalam mempertimbangkan pembelian produk kosmetik Wardah. 1.3 Pertanyaan Penelitian Peneliti merumuskan ke dalam 12 (Dua belas) pertanyaan penelitian mengenai pengaruh label halal, kepribadian merek dan daya tarik kepribadian merek pada niat pembelian kosmetik Wardah, dengan pertanyaan penelitian: 1. Apakah faktor citra merek terkait label halal berpengaruh pada niat pembelian? 2. Apakah faktor ketulusan berpengaruh pada niat pembelian? 3. Apakah faktor kegembiraan berpengaruh pada niat pembelian? 4. Apakah faktor kompeten berpengaruh pada niat pembelian? 5. Apakah faktor kesempurnaan berpengaruh pada niat pembelian? 6. Apakah faktor ketahanan berpengaruh pada niat pembelian? 7. Apakah faktor kesukaan berpengaruh pada niat pembelian? 8. Apakah faktor orisinalitas berpengaruh pada niat pembelian? 9. Apakah faktor kejelasan berpengaruh pada niat pembelian? 6

10. Apakah terdapat perbedaan niat pembelian berdasarkan label halal, kepribadian merek, dan daya tarik kepribadian merek ditinjau dari usia? 11. Apakah terdapat perbedaan niat pembelian berdasarkan label halal, kepribadian merek, dan daya tarik kepribadian merek ditinjau dari tingkat pendidikan? 12. Apakah terdapat perbedaan niat pembelian berdasarkan label halal, kepribadian merek, dan daya tarik kepribadian merek ditinjau dari agama? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan pengaruh label halal pada niat pembelian produk kosmetik Wardah. 2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan pengaruh kepribadian merek yang meliputi faktor ketulusan, kegembiraan, kompeten, kesempurnaan, dan ketahanan pada niat pembelian produk kosmetik Wardah. 3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan pengaruh daya tarik kepribadian merek yang meliputi faktor kesukaan, orisinalitas, dan kejelasan pada niat pembelian produk kosmetik Wardah. 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan niat pembelian berdasarkan label halal, kepribadian merek, dan daya tarik kepribadian merek ditinjau dari tingkat pendidikan. 7

5. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan niat pembelian berdasarkan label halal, kepribadian merek, dan daya tarik kepribadian merek ditinjau dari agama. 6. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan niat pembelian berdasarkan label halal, kepribadian merek, dan daya tarik kepribadian merek ditinjau dari agama. 1.5 Manfaat dari Penelitian Dengan mengadakan penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi: 1. Manfaat Akademik Penelitian ini dapat mendukung teori pemasaran khususnya dalam consumer behavior untuk mengidentifikasi pentingnya sebuah produk yang lebih spesifik dalam hal keamanan dan mengembangakan teori pengaruh niat beli suatu produk berdasarkan subbudaya yang ditinjau dari faktor agama, usia, serta pendidikan. 2. Untuk Perusahan Kosmetik Wardah Penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan dalam mengembangkan strategi bisnis dan meningkatkan penjualan serta keamanan produk kosmetik Wardah. 8

1.6 Sistematika Penulisan Tesis ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR Bab ini menguraikan mengenai landasan teori (subbudaya agama, halal, merek, citra merek, kepribadian merek daya tarik kepribadian merek dan niat pembelian), hasil riset sebelumnya, hipotesis dan model penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrument penelitian (uji validitas dan uji reliabilitas), metode pengumpulan data, metode analisis data dan latar belakang perusahaan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan mengenai hasil analisis deskriptif atas karakteristik responden, hasil analisis deskriptif data, hasil uji instrument penelitian, hasil uji hipotesis dan pembahasan. 9

BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan, implikasi pemasaran, dan saran bagi penelitian mendatang. Bagian akhir: daftar pustaka dan lampiran-lampiran. 10