Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN Kata Kunci : Guided Inquiry dengan Teknik Think Pair Share, Hasil Belajar [1]

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DOLO

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi, dan Sahrul Saehana

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

: Model Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar Fisika.

Suhaemi, I Komang Werdhiana dan H.Amiruddin Hatibe.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PALU

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Learning Start With A Question Berbasis Eksperimen Sederhana terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X Man 2 Model Palu

Unnes Physics Education Journal

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI ROLE APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUHU DAN PERUBAHANNYA DI SMP NEGERI 3 PALU

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 2 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Asesmen Ranking Task Exercise (RTE) terhadap Pemahaman Konsep Hukum Newton

Penerapan Model Pembelajaran Terpadu untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 3 Palu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN : Pembelajaran Berbasis Proyek, Pembelajaran Langsung, Pemahaman Konsep

Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PALU

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Nurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin Abstrak Kata Kunci:

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU

Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Sigi

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Perbedaan Hasil Belajar Fisika antara Metode Pembelajaran Kumon dan Metode Pembelajaran Group to Group Exchange pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Kata Kunci: Model Pembelajaran Sinektik, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

Unnes Physics Education Journal

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 4 ISSN

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbasis Mind Maping terhadap Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP Negeri 18 Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PALU

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 3 ISSN

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PALU

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No.1 ISSN

Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Multimedia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Tekanan Zat Cair di SMPN 18 Palu

Bonitalia, Hendrik Arung Lamba dan Sahrul Saehana

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 4 ISSN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan

Pengaruh Pendekatan Literasi Sains Dengan Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMA Negeri 1 Leihitu Maluku Tengah

Model Pembelajaran Learning Cycle Tipe 5E untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X MA Al-khairaat Pusat Palu

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

Unnes Physics Education Journal

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Metode Pictorial Riddle; Metode Demonstrasi; Hasil Belajar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN 5E TERHADAP PERUBAHAN KONSEP TENTANG HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PALU

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP KALOR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PALU

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Unnes Physics Education Journal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALU PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang ada, jenis penelitian yang digunakan adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

PENERAPAN MODEL ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT AND SATISFACTION ) DALAM PEMBELAJARAN TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pengetahuan awal, pemahaman konsep I. PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE TAI DAN TIPE TPS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

ISSN Indikhiro Awalani Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI MODEL TERPADU MADANI Yurika, Syamsu, Muhammad Ali yurika_physic@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi Tengah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dan peningkatan hasil belajar IPA fisika dengan menggunakan model think pair share dan model pembelajaran guided inquiry pada siswa kelas VIII SMP Negeri Model Terpadu Madani. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain Non ekivalen pretest-posttest design. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan menghasilkan kelas VIII Chairil Anwar sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII Ws. Rendra sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh rerata skor pretest hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 9,54 dengan standar deviasi 3,35, untuk rerata skor posttest adalah 19,08 dengan standar deviasi 3,16. Untuk kelas kontrol diperoleh rerata skor pretest 9,46 dengan standar deviasi 2,75, sedangkan untuk rerata skor posttest adalah 16,77 dengan standar deviasi 4,20. Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk menguji perbedaan rerata skor hasil belajar siswa dengan taraf signifikan α=0,05. Diperoleh nilai hasil t hitung = 2,22 dan t tabel = 2,00. Ini berarti bahwa nilai t hitung berada diluar daerah penerimaan H o. Berdasarkan uji N-gain diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 61,71% pada kelas eksperimen dan 47% pada kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, ada perbedaan dan peningkatan model pembeajaran guided inquiry dengan teknik think pair share dengan model pembelajaran guided inquiry terhadap hasil belajar IPA fisika siswa kelas VIII SMP Negeri Model Terpadu Madani, hal inilah yang menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran yang digunakan. Kata Kunci : Guided Inquiry dengan Teknik Think Pair Share, Hasil Belajar [1] I. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) dibawah naungan OECD (Organization Economic and Development) mengenai kemampuan science pada anak usia 15-16 tahun, yang di teliti pada tahun 2012 dan dipublikasikan pada tanggal 03-12-2013 bahwa Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 Negara [1]. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa di Indonesia dalam bidang sains masih terbilang sangat rendah, sehingga di perlukan suatu perbaikan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar agar hasil belajar yang di peroleh lebih maksimal. Banyak faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar pada mata pelajaran fisika. Faktorfaktor tersebut antara lain : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi 24 intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa. Sedangkan salah satu faktor eksternalnya ialah peran guru. Sebagai pengelola pembelajaran, guru harus mampu mengorganisasi dalam menggali potensipotensi yang ada pada diri siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa [2]. Untuk memperoleh hasil belajar fisika yang lebih baik diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran, dimana siswa dapat terlibat langsung didalamnya. Inovasi pembelajaran tersebut yaitu perpaduan antara model pembelajaran guided inquiry dengan teknik think pair share. Pada model pembelajaran ini dapat membimbing siswa untuk belajar dalam mengembangkan pengetahuan bersama, sehingga pengetahuan yang didapat siswa sama dengan siswa lainnya. Bilgin mengatakan penggabungan inkuiri terbimbing dengan pembelajaran kooperatif dapat meningkatakan prestasi belajar siswa [3].

Perpaduan antara model dan metode ini dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih kuat [4]. Model pembelajaran Guided inquiry dengan teknik think pair share merupakan perpaduan antara model pembelajaran dan metode pembelajaran. Perpaduan ini bertujuan untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Guided inquiry merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa memperoleh pengetahuan secara mandiri, sedangkan think pair share merupakan pembelajaran kooperatif dimana siswa dapat belajar bersama sehingga pengetahuan yang didapat lebih maksimal dibandingkan siswa harus belajar sendiri. Perpaduan model dan metode pembelajaran ini perlu memperhatikan karakteristik dari model guided inquiry dan metode Think Pair Share agar ciri dari model pembelajaran guided inquiry tidak hilang pada saat dipadukan dengan metode Think Pair Share. Oleh sebab itu, sintaks pembelajaran think pair share disisipkan dalam sintaks guided inquiry pada bagian merumuskan hipotesis, pada bagian ini siswa dapat berkomunikasi dalam merumuskan hipotesis, berbagi, dan mengetahui hipotesis yang akan digunakan untuk diuji pada langkah selanjutnya, sehingga perpaduan model pembelajaran dan metode pembelajaran ini dapat memunculkan sintaks yang baru. Adapun langkah-langkah model think pair share dapat diuraikan sebagai berikut: [4] 1. Guru menyajikan masalah kepada siswa yang diperoleh dari pengalaman nyata, dimana siswa dapat melihat gambaran masalah sesuai dengan kehidupan seharihari, 2. Merumuskan hipotesis, pada tahapan ini guru membimbing siswa untuk berpikir (think), berpasangan (pair), dan berbagi (share) untuk menjawab masalah yang ada kemudian merumuskan hipotesis sebagai jawaban awal masalah yang disajikan. Guru meyakinkan hipotesis yang mingkin dari hipotesis-hipotesis yang diajukan setiap pasangan yang relevan dengan permasalahan yang diberikan, 3. Mengumpulkan data, dimana pada tahapan ini guru membimbing siswa untuk memperoleh data agar hipotesis yang diajukan dapat terpecahkan, 26 Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) 4. Menganalisis data, siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan mengalisis data yang telah diperoleh. Pada tahapan ini guru membimbing siswa mengetahui hipotesisnya salah atau benar. Benar atau tidaknya hipotesis dapat dijelaskan sesuai dengan proses yang telah dilakukan, 5. Membuat kesimpulan, langkah ini dilakukan untuk memperolah jawaban berdasarkan data yang diperoleh siswa. II. METODE PENELITIAN Desain atau rancangan pada penelitian ini menggunakan Non ekivalen pretest-posttest design atau rancangan pretest-posttest yang tidak ekuivalen, yaitu memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama kondisinya. Artinya tingkat kecerdasannya hampir sama, sehingga kelas yang satu dijadikan sebagai kelas eksperimen kelas yang satunya lagi dijadikan sebagai kelas kontrol. Bentuk desainnya disajikan pada Tabel 1 [5] Tabel 1 Desain Penelitian Group Tes Perlakuan Tes Awal Akhir Kelas O X 1 O Eksperimen Kelas Kontrol O X 2 O Keterangan : O: Tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) X 1: Perlakuan dengan model pembelajaran guided inquiry dengan teknik think pair share. X 2: Perlakuan dengan model pembelajaran guided inquiry. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Model Terpadu Madani tahun ajaran 2015-2016. Sampel dari penelitian ini yaitu siswa kelas VIII Chairil Anwar sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII Ws. Rendra sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara sengaja. Maksudnya peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi, sampel diambil tidak secara acak, tetapi berdasarkan pertimbangan guru dan peneliti. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes untuk mengetahui hasil belajar IPA fisika, tes ini digunakan untuk melihat perbedaan dan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan teknik think pair share pada kelas eksperimen dan model pembelajaran guided inquiry pada kelas kontrol. Tes yang diberikan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol sama. Tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda sebanyak 25 item soal yang dilakukan sebanyak dua kali pengujian, yaitu pada tahap awal sebelum perlakuan (pretest) dan tahap akhir setelah perlakuan (posttest). Validitas tes yang dilakukan peneliti berupa validitas ahli dan validitas item (uji coba sekolah). Jadi, sebelum menganalisis hasilnya peneliti melakukan validitas ahli yang kemudian dikoreksi dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selanjutnya untuk menganalisis hasilnya peneliti melakukan pengolahan data hasil uji coba sekolah dengan mempertimbangkan baik dari segi validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembedanya. Data yang diperoleh dari penelitian ini selanjutnya diolah dengan menggunakan uji statistik berupa uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan uji N-gain. III. HASIL dan PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka pada bagian ini akan dibahas apakah ada pengaruh model pembelajaran guided inquiry dengan teknik think pair share terhadap hasil belajar IPA fisika siswa kelas VIII SMP Negeri Model Terpadu Madani. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan dua perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dengan menggunakan model think pair share dan kelas kontrol dengan inquiry melalui hasil belajar yang diperoleh dari pretest dan posttest. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, diketahui bahwa kemampuan awal siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari pemberian tes awal (pretest) pada kelas VIII Chairil Anwar dan kelas VIII Ws. Rendra. Adapun data hasil penelitian di atas, disajikan pada Tabel 2 Tabel 2 Deskripsi Skor Tes Hasil Belajar Fisika Kelas VIII Chairil Anwar dan Kelas VIII Ws. Rendra (Pretest). Deskripsi Kelas VIII Chairil Anwar Kelas VIII Ws. Rendra Jumlah Siswa 26 26 Skor Minimum 4 5 Skor Maksimum 15 16 Skor Ideal 25 25 Skor Total 248 246 Skor Rata-rata 9,54 9,46 Standar Deviasi 3,35 2,75 27 Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, hasil pemberian tes akhir (posttest) kelas eksperimen (VIII Chairil Anwar) lebih baik daripada kelas kontrol (VIII Ws. Rendra). Hasil penelitian tersebut dapat disajikan pada Tabel 3 Tabel 3 Deskripsi Skor Tes Hasil Belajar Fisika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest). Deskripsi Jumlah Siswa Skor Minimum Skor Maksimum Skor Ideal Skor Total Skor Rata-rata Standar Deviasi Kelas VIII Chairil Anwar (Eksperimen) 26 13 24 25 496 19,08 3,161 Kelas VIII Ws. Rendra (Kontrol) 26 9 24 25 436 16,77 4,198 Berdasarkan uji normalitas pretest diketahui nilai χ 2 Hitung < χ 2 tabel atau χ 2 Hitung baik kelas VIII Chairil Awar maupun kelas VIII Ws. Rendra lebih kecil dibandingkan nilai χ 2 tabel. Dimana untuk kelas VIII Chairil Anwar χ 2 Hitung = 3,50 dan χ 2 tabel = 7,81, untuk kelas VIII Ws. Rendra χ 2 Hitung = 2,37 dan χ 2 tabel = 7,81. Berdasarkan uji Normalitas posttest untuk kelas eksperimen χ 2 Hitung = 2,89 dan χ 2 tabel = 7,81 dan untuk kelas kontrol χ 2 Hitung = 0,84 dan χ 2 tabel = 7,81. Sesuai kriteria pengambilan keputusan, maka data tersebut berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitas pretest diketahui nilai F hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai F tabel. Dengan kata lain F hitung < F tabel atau F o < F (v1, v2), secara matematis dapat dituliskan 1,57 < 1,98. Sedangkan untuk posttest yaitu 0,64 < 1,98. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, bahwa data pretest maupun posttest tersebut memiliki varians yang sama atau homogen. Artinya, tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pengujian hipotesis menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dan kriteria pengujian dimana H o diterima jika t (1-1/2 ) < t < t (1-1/2 ), diketahui data dari pretest yaitu 2,00 < 0,10 < 2,00. Hal ini berarti, nilai t hitung berada pada daerah penerimaan H o. Dengan kata lain, bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA fisika antara kelas VIII Ws. Rendra dengan kelas VIII Chairil Anwar. Sedangkan untuk data dari posttest yaitu t hitung t tabel atau 2,22 2,00. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA fisika siswa antara kelas yang mendapatkan

pembelajaran menggunakan model guided inquiry dengan teknik think pair share dengan kelas yang mendapatkan pembelajaaran menggunakan model guided inquiry. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen yang inquiry dengan teknik think pair share maupun kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran guided inquiry dihitung berdasarkan skor N-gain. Berdasarkan skor N- gain yang diperoleh di kelas eksperimen maupun kelas kontrol dimana skor N-gain kelas eksperimen = 61,71% dan kelas kontrol = 47%, data tersebut dapat dilihat bahwa kualitatif skor N-gain kelas eksperimen maupun kelas kontrol berada dikriteria sedang, berarti terdapat peningkatan hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Namun berdasarkan data tersebut pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal ini berarti ada pengaruh penggunaan model pembelajaran guided inquiry dengan teknik think pair share terhadap hasil belajar IPA fisika siswa kelas VIII SMP Negeri Model Terpadu Madani. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, akan memperoleh hasil belajar yang berbeda. Perbedaan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari skor rata-rata tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas tersebut. Pengaruh hasil belajar yang lebih besar terjadi pada kelas eksperimen, karena pada kelas eksperimen menggunakan think pair share. Pada kelas eksperimen siswa dituntut untuk selalu aktif dalam memperoleh pengetahuannya dengan cara berhipotesis, bereksperimen dan berdiskusi. Sedangkan pada kelas kontrol siswa juga dituntut untuk memperoleh pengetahuannya secara mandiri, hanya saja pada kelas ini siswa hanya berhipotesis dan bereksperimen tanpa berdiskusi dengan pasangannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang hampir sama, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang telah diperoleh dari kedua kelas tersebut. Tetapi masing-masing siswa dari setiap kelas tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan siswa tersebut yaitu siswa yang memiliki kemampuan baik dan rajin memperoleh hasil belajar lebih baik, siswa yang memiliki kemampuan dan kesempatan yang baik tetapi kurang rajin tidak menunjukkan hasil yang memuaskan, siswa yang memiliki kemampuan rendah tetapi rajin memperoleh hasil belajar yang masih kurang, dan adapula siswa yang memiliki kemampuan rendah dan tidak rajin memperoleh hasil belajar yang sangat rendah. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada siswa yang tidak dapat mengimbangi siswa lainnya, yang mengakibatkan ada siswa yang ketinggalan dalam pembelajaran. Siswa yang tadinya ketinggalan dalam proses pembelajaran akhirnya menjadi malas untuk menyesuaikan dengan teman lainnya, karena tidak memahami lagi materi yang diajarkan yang menyebabkan siswa ini menjadi pasif selama pembelajaran berlangsung. Hal inilah yang mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh kurang memuaskan. Pada kelas ekperimen, perbedaan kemampuan masing-masing siswa tersebut tidak terlihat, karena pada saat pembelajaran peneliti mempertimbangkan kondisi siswa sebelum menentukan pasangannya, hal ini dilakukan dengan cara memberikan tes awal (pretest), sebelum diberikan tes awal peneliti memberikan penyampaian untuk mempelajari materi gaya yang akan diberikan tes, tetapi sebelumnya kedua kelas ini sama sekali belum mendapatkan perlakuan tentang materi gaya, Sehingga siswa mempelajarinya hanya berdasarkan apa yang mereka ketahui. Dari sinilah peneliti menentukan pasangan siswa, dimana siswa yang memperoleh skor sangat tinggi dipasangkan dengan siswa yang memperoleh skor sangat rendah, begitupun seterusnya sampai akhirnya siswa yang memperoleh skor sedang dipasangkan dengan siswa yang memperoleh skor sedang juga, sehingga pada saat proses penelitian berlangsung kemampuan siswa yang berbedabeda tersebut tidak terlihat lagi. Sedangkan pada kelas kontrol justru kemampuan siswa yang berbeda-beda terlihat sangat jelas dimana siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah terlihat sangat jelas, hal ini terjadi karena pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol dilakukan secara individu tanpa berdiskusi dengan temannya. Penggunaan model pembelajaran guided inquiry dengan teknik think pair share pada kelas eksperimen lebih baik dalam peningktan 28

hasil belajar IPA fisika siswa daripada kelas kontrol, hal ini dapat diperoleh dari skor posttest. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Pada kelas eksperimen dengan menggunakan model think pair share berusaha untuk menuntut siswa selalu aktif, menuntun siswa dalam mengembangkan pengetahuannya dengan bimbingan guru, berpikir bersama dengan pasangannya dalam menemukan pengetahuan, kemudian membagikan pengetahuan yang telah mereka peroleh agar hasil belajar yang diperoleh semakin baik. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ulya (2013), bahwa belajar dengan kebersamaan akan meningkatkan motivasi siswa dalam memperoleh pengetahuan, sehingga hasil belajar yang diterima semakin maksimal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa perpaduan model pembelajaran guided inquiry dan metode kooperatif tipe think pair share kedalam sintaks guided inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan ungkapan [3], bahwa penggabungan instruksi guided inquiry dengan pembelajaran kooperatif memiliki pemahaman konsep yang lebih baik dan perilaku yang lebih positif. Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan kebersamaan untuk menemukan pengetahuan akan menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. Sedangkan pada penelitian [6], mengungkapkan bahwa kegiatan dalam pembelajaran inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses dan kemandirian siswa. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan pembelajaran inquiry tanpa disertai dengan pembelajaran kooperatif hanya meningkatkan kemandirian siswa saja. Hasil temuan tersebut dapat dilihat sangat jelas perbedaan antara kelas eksperimen yang inquiry dengan teknik think pair share dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran guided inquiry tanpa disertai dengan pembelajaran kooperatif. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana pada kelas eksperimen siswa berhipotesis dan berdiskusi untuk memperoleh suatu pengetahuan, sedangkan pada kelas kontrol siswa hanya berhipotesis tanpa berdiskusi, akibatnya pengetahuan yang ia dapat hanya berdasarkan apa yang ia ketahui. IV. 1. KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan dan peningkatan hasil belajar IPA fisika dengan inquiry dengan teknik think pair share dengan model pembelajaran guided inquiry pada siswa kelas VIII SMP Negeri Model Terpadu Madani. Hal ini dapat dilihat dari rerata skor pretest kelas eksperimen adalah 9,54 dan rerata skor posttest 19,08, untuk kelas kontrol diperoleh rerata skor pretest 9,46 dan untuk rerata skor posttest adalah 16,77. Berdasarkan analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk menguji perbedaan rerata skor hasil belajar siswa dengan taraf signifikan α=0,05. Diperoleh nilai hasil t hitung = 2,22 dan t tabel = 2,00. Ini berarti bahwa nilai t hitung berada diluar daerah penerimaan H o. Kemudian berdasarkan uji N-gain diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 61,71% pada kelas eksperimen dan 47% pada kelas kontrol (berada pada kriteria sedang), hal inilah yang menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran yang digunakan. 2. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada penelitian mengenai model think pair share, maka peneliti menyarankan : 1) Untuk menggunakan model pembelajaran guided inquiry dengan teknik think pair share guru harus mengetahui langkahlangkah pembelajaran yang akan digunakan agar jelas dan terarah dengan benar, karena pada prinsipnya guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. 2) Untuk mempertimbangkan berbagai kondisi siswa dalam membentuk pasangan, agar hasil belajar yang diperoleh maksimal. Karena kondisi siswa dapat mempengaruhi proses diskusi antar siswa yang dapat berdampak pada hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA 29

[1] Mendikbud. (2013, 1 Desember). Pendidikan Indonesia dalam Kondisi Gawat Darurat. Anatara News [Online], Halaman 1. Tersedia : http://www.antaranews.com/berita/467070/mendikbud- -pendidikan-indonesia-dalam-kondisi-gawat-darurat. [08 November 2014]. [2] Erlina, S. 2011. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. [3] Bilgin, I. 2009. The effects of guided inquiry instruction incorporating a cooperative learning approach on university students achievement of acid and bases concepts and attitude. Scientific Research and Essay, 4 (10) :1038-1046. [4] Ulya S, 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbasis Think Pair Share (TPS) Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Kelas XI SMA. Unnes Physic Education Journal 2 (3) (2013). [5] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta [6] Brickman, P. 2009. Effects of Inquiry based Learning on Students Science Literacy Skill and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3 (2) : 1-22. 30