Analisis Lama Waktu Pembongkaran Ikan Pada Kapal Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo

dokumen-dokumen yang mirip
THE EFFICIENCY OF SUPPLIES CHARGING TIME GILL NET AT FISHING PORT DUMAI CITY RIAU PROVINCE ABSTRACT.

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

ABSTRACT. Keywords: private port, purse seine, efficiency charging time supplies

ANALISIS ANTRIAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) LAMPULO BANDA ACEH MARTUNIS

Time Efficiency Of Fish Landing Toward Mooring Time Sondong Fishing Boats In Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai City Riau Province ABSTRACT


BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB II. Landasan Teori

IDENTIFICATION SERVICE SYSTEM UNLOADING FISHING BOATS IN THE OCEAN FISHING PORT BELAWAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

Study On Time Efficiency of Unloading Time of The Purse Seiner at Fishing Port of PT. Hasil Laut Sejati, Riau Islands Province.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

KOMPARASI EFISIENSI WAKTU BONGKAR DAN WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN MELAUT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PPI DUMAI PROPINSI RIAU

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

3.1.1 Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia Produk yang dilayani oleh teller PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Unit Magelang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

BAB III METODE PENELITIAN

JOM VOL.3. 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University. 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

Oleh Linois D Simarmata 1), Jonny Zain 2), Syaifuddin 2) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University ABSTRACT

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

PENENTUAN KAPASITAS TERMINAL KAPAL PENGANGKUT CURAH KERING DI PT. XYZ

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Adrian et al., Antrian Teori Antrian Pada Loket Pembayaran Pusat Perbelanjaan Carrefour...

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Study On Time Efficiency of Tuna (thunnus sp) Catches Landing Toward Mooring Time of The Long Liner at Fishing Port of Bungus, west Sumatera Province

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

Operations Management

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek

Model Antrian. Queuing Theory

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

CONTOH STUDI KASUS ANTRIAN

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Optimisasi Kebutuhan Terminal Loading Point di PT X *

Operations Management

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Hasil Tangkapan Purse Seine di TPI Ujong Baroh, Aceh Barat, Aceh

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Garda Bangun Nusa berdiri berdasarkan akte notaris nomor 16,tanggal

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN PT. PLN (PERSERO) AREA BALI SELATAN RAYON KUTA

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model Sistem Antrian Bank Mega Cabang Puri Indah

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada 4 poin penting tentang kinerja

ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENERIMAAN INVOICE

POLA ANTRIAN KAPAL PERIKANAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU AYANG ARMELITA ROSALIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado. A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

BAB II LANDASAN TEORI

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

Hubungan Panjang Alat Tangkap Purse Seine Dengan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo, Aceh

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

T-5 RANCANGAN MODEL SIMULASI ANTRIAN UNTUK MENGURANGI KEMACETAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK BANTEN

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) BLINTUT BARONG TONGKOK KUTAI BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

Transkripsi:

Analisis Lama Waktu Pembongkaran Ikan Pada Kapal Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo Analysis of Fish Loading and Unloadingof Purse Seine of Fishing Vessel in Lampulo Ocean Fishing Port Nazarul Akmal 1*, Rizwan 1, Edy Miswar 2 1 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Kelautan Dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh. 2 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Kelautan Dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh. *email korepondensi: nazarulakmal@gmail.com ABSTRACT The queue is a line of waiting customers who require the service of existing systems. The use of time loading and unloading the catch as efficiently as possible to reduce queues and a decrease in the quality of the catch. This research was conducted aiming to find out the system queues that are used, to calculate the length of time a fish against the demolition of the docking ship time efficiency of purse seine and examines the factors which affected it in Lampulo Ocean fishing port for this type of vessel purse seine. The analysis is done using the raw queue formula of double line system one stage and analysis of the level of efficiency of time loading and unloading vessels purse seine. The results showed that the model queue that occurs in Lampulo PPS is (M/M/5): (FCFS/I/I). Value and the waiting time in the queue is 0 hours and number of ships waiting in line does not exist, whereas the waiting time in the system is 1.3, the number of ships that were in the system 1 the ship and the level of efficiency of the loading time of approximately 85.34%-92.14% with loading and unloading efficiency on average 88.08%. There are five free variables that affect the efficiency of loading and unloading time with a value of r = 0.968 and R2 = 96.8%. Thus the difference free variable gives a contribution to the difference of time efficiency of 96.8%. Keyword: queue, purse seine, efficiency, unloading ABSTRAK Antrian merupakan suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan pelayanan dari sistem yang ada. Penggunaan waktu bongkar muat hasil tangkapan seefisien mungkin untuk mengurangi antrian dan penurunan mutu hasil tangkapan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sistem antrian yang digunakan, menghitung lamanya waktu pembongkaran ikan terhadap efisiensi waktu tambat kapal purse seinedan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhinya di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo untuk jenis kapal purse seine. Analisis dilakukan menggunakan rumus baku antrian dari sistem jalur ganda satu tahapan dan analisis tingkat efisiensi waktu bongkar muat kapal purse seine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model antrian yang terjadi di PPS Lampuloadalah (M/M/5) : (FCFS/I/I). Nilai dan waktu tunggu dalam antrian adalah 0 jam dan jumlah kapal yang mengantri tidak ada, sedangkan waktu tunggu dalam sistem adalah 1,3 jam, jumlah kapal yang berada dalam sistem 1 kapal dan tingkat efisiensi waktu bongkar sekitar 85,34% - 92,14% dengan efisiensi bongkar muat rata-rata 88,08%. Ada lima 472

variabel bebas yang mempengaruhi efisiensi waktu bongkar muat dengan nilai r = 0,968 dan R 2 = 96,8%. Dengan demikian perbedaan variabel bebas memberikan konstribusi terhadap perbedaan efisiensi waktu sebesar 96,8%. Kata Kunci:Antrian, Purse Seine, Efisiensi, Bongkar Muat PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dan negara bahari dengan luas perairan dua pertiga dari daratannya, yaitu 5.8 juta km 2 dan terdiri atas lebih dari 17.504 pulau. Hal tersebut membuka peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkannya seoptimal mungkin, baik melalui pengelolan dan eksploitasi (Lubis, 2012). Armada penangkapan di PPS lampulo secara umum didominasi oleh kapal purse seine. Alat tangkap purse seine merupakan alat penangkap ikandari jaring yang dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan hingga alatberbentuk seperti mangkuk pada akhir proses penangkapan ikan. Menurut data Syahbandar Lampulo (2016), jumlah armada penangkapan di PPS Lampulo sebanyak 355 unit, sedangkan jenis alat tangkap hanya terdapat 3 jenis alat tangkap, dengan jumlah alat tangkap yang paling dominan adalah alat tangkap purse seine sebanyak 259 unit.alat tangkap purse seine juga merupakan penghasil tangkapan paling banyak dari pada alat tangkap lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya pembongkaran ikan adalah jenis dan ukuran ikan hasil tangkapan, jumlah hasil tangkapan, cara pembongkaran ikan, jumlah buruh dan ukuran kapal. Semakin lama proses aktivitas pendaratan ikan yang dilaksanakan oleh nelayan, maka mutu ikan yang menjadi hasil tangkapan akan menurun. Oleh karena itu, proses pendaratan ikan harus dilakukan secara cepat atau menggunakan waktu yang lebih efisien untuk menjaga mutu ikan. Selain itu nelayan juga akan menghemat biaya produksi untuk biaya jasa tambat armada di dermaga dan mengurangi antrian armada yang akan mendaratkan ikan. BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, stopwatch, buku tulis, alat tulis, dan laptop, seperti yang terlihat pada Tabel 1. Table 1Alat dan Bahan No Nama Alat dan Bahan Kegunaan 1 Kamera Dokumentasi penelitian 2 Stopwatch Menghitung lama aktivitas bongkar muat 3 Buku tulis Mencatat hasil penelitian 4 Alat tulis Menulis data 5 Laptop Mengolah data 473

Waktu Dan Tempat Penelitian Gambar 1 Peta wilayah penelitian Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap yaitu pengumpulan data utama dan data pendukung. Data pokok adalah data yang digunakan untuk menentukan tingkat efesiensi waktu pembongkaran hasil tangkapan kapal purse seine. Data pokok tersebut terdiri atas waktu yang digunakan untuk aktivitas pembongkaran hasil tangkapan, yaitu sebagai berikut: 1. Waktu yang digunakan untuk aktivitas pembongkaran hasil tangkapan yang terhitung dari kapal tambat ke dermaga sampai aktivitas pembongkaran hasil tangkapan selesai yaitu ikan sampai ke TPI. Waktu efektif yang digunakan untuk aktivitas pembongkaran hasil tangkapan, yaitu waktu yang digunakan khusus hanya untuk pembongkaran hasil tangkapan. 2. Data pokok tersebut akan diambil selama 10 hari, dimana setiap harinya hanya mengamati aktivitas pembongkaran ikan sebanyak satu unit alat tangkap purse seine yang pertama mendaratkan hasil tangkapan di PPS Lampulo. Hasil dari data pokok akan di catat di tabel perhitungan waktu aktivitas pendaratan ikan. 3. Data pendukung adalah data yang digunakan untuk menjelaskan hasil analisis efisiensi waktu pembongkaran hasil tangkapan. Data tersebut terdiri atas: ukuran kapal (GT), hasil tangkapan, jumlah pelaku bongkar muat, kecepatan bongkar muat, dan waktu terbuang. Analisis Data Analisis Data Model Antrian Data yang diperoleh dari pengumpulan data kemudian diolah dengan menggunakan metode pengolahan data yang dilakukan sebagai berikut. 474

1. Pengujian distribusi data waktu jumlah kedatangan kapal dan data waktu pelayanan aktivitas bongkar muat hasil tangkapan; 2. Menghitung variabel model antrian. Menurut Herjanto (2009), untuk menentukan perbedaan antara model antrian satu dengan yang lain, DG Kendall telah mengembangkan suatu sistem notasi seperti berikut: (a/b/c) : (d/e/f) Keterangan: a : Distribusi kedatangan b : Distribusi waktu pelayanan c : Jumlah fasilitas pelayanan d : Disiplin antrian e : Panjang antrian f : Ukuran populasi kedatangan Tabel 2. Notasi yang digunakan dalam sistem antrian No Item Nilai Notasi 1 Proses kedatangan Poisson Konstan M D 2 Proses pelayanan Eksponensial Konstan M D 3 Jumlah server Satu atau lebih C 4 Aturan antrian Sesuai urutan kedatangan Ada aturan prioritas FCFS PRI 5 Panjang antrian Tidak terbatas Terbatas I F 6 Ukuran populasi Tidak terbatas I kedatangan Terbatas F Perhitungan untuk menyelesaikan masalah antrian diselesaikan dengan persamaanpersamaan berikut: P 0 = ρ = Lq = Ls = Lq+ Wq = Ws = Wq + Keterangan: λ = Jumlah kedatangan kapal rata-rata per satuan waktu μ = Jumlah rata-rata kapal yang dilayani per satuan waktu 475

ρ = Faktor utilitas sistem P 0 = Peluang terdapatnya 0 unit dalam sistem Lq = Rata-rata jumlah kapal dalam antrian Ls = Rata-rata jumlah kapal dalam sistem Wq = Waktu tunggu rata-rata kapal dalam antrian Ws = Waktu tunggu rata-rata kapal dalam sistem C = Jumlah fasilitas pelayanan Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah Analisis Data Tingkat Efisiensi Data yang sudah diperoleh yaitu data pokok dan pendukung dikumpulkan untuk menentukan tingkat efisiensi bongkar muat hasil tangkapan kemudian dianalisa secara statistik dan deskriptif. Untuk menentukan tingkat efisiensi waktu pembongkaran hasil tangkapan terhadap waktu tambat kapal purse seine, digunakan persamaan Zain (2015) sebagai berikut: X 100% Keterangan: E = Tingkat efisiensi (%) WE = Waktu efektif yang digunakan untuk aktivitas pembongkaran hasil tangkapan (menit) WT = Waktu pembongkaran hasil tangkapan (menit) Hasil yang diperoleh selanjutnya ditentukan tingkat efisiensinya kedalam 4 tingkatan efisiensi menurut Zain (dalam Alfin 2013) sebagai berikut: Tabel 2 Tingkat Efisiensi No Tingkat Efisiensi Nilai Efisiensi 1 Efisien 75% hingga 100% 2 Kurang Efisien 50% hingga 74,99% 3 Tidak Efisien 25% hingga 49,99% 4 Sangat Tidak Efisien <25% Hasil analisis tersebut selanjutnya dibahas menggunakan data pendukung dan literatur yang berkaitan. Data pendukung tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang menghubungkan antara data pendukung dan efisiensi waktu pembongkaran hasil tangkapan. Bentuk hubungan antara data pendukung dan efisiensi waktu tersebut akan dilihat melalui persamaan regresi berganda dengan efisiensi waktu sebagai variabel terikat dan variabel bebas (x 1 ) ukuran kapal, (x 2 ) hasil tangkapan, (x 3 ) jumlah pelaku bongkar muat hasil tangkapan, (x 4 ) kecepatan bongkar muat hasil tangkapan, dan (x 5 ) waktu terbuang menggunakan Microsoft Exel. Dengan persamaan umum regresi berganda sebagai berikut: Yi = b 0 + b 1 x 1 + b 2 x 2 + + b n x n 476

HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Antrian Kapal di PPS Lampulo Model Antrian Aktivitas pembongkaran hasil tangkapan di PPS Lampulo mengikuti pola antrian jalur ganda satu tahapan. Satu tahapan yang terjadi yaitu proses pembongkaran hasil tangkapan sampai seluruh hasil tangkapan terjual berada difasilitas yang sama hingga akhirnya kapal keluar dari pelabuhan. Berdasarkan hasil penelitian, kapal yang sudah melakukan aktivitas bongkar muat akan keluar dari sistem setelah hasil tangkapan yang didaratkan habis terjual. Berdasarkan hasil penelitian, kapal yang melakukan aktivitas bongkar muat hasil tangkapan di PPS Lampulo digambarkan dengan pola distribusi poisson dan pelayanannya mengikuti distribusi eksponensial. Hal tersebut dapat dilihat pada periode sibuk PPS Lampulo yaitu pada jam 05.00 sampai 13.00, jumlah kapal yang datang untuk melakukan aktivitas bongkar muat hasil tangkapan menumpuk pada waktu tersebut. Berdasarkan hasil analisa, model antrian kapal di fasilitas bongkar muat hasil tangkapan PPS Lampulo menurut notasi Kendall dapat dirumuskan sebagai (M/M/5):(FCFS/I/I) dengan disiplin antrian yang diterapkan di PPS Lampulo adalah FCFS (First Come First Served). Gambar 2 Distribusi kedatangan kapal per hari Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah kedatangan kapal cenderung berfluktuatif. Jumlah kapal terbanyak terdapat pada pengamatan hari ke 16 yaitu sebanyak 16 kapal dan jumlah paling sedikit terdapat pada pengamatan di hari ke 12 dan 13. Pada hari ke 13 tidak ada kapal dikarenakan pada hari tersebut bertepatan dengan pilkada serentak di Aceh. Data tersebut diambil berdasarkan hasil observasi dari hari senin sampai dengan hari minggu kecuali pada hari jumat dikarenakan pada hari tersebut nelayan dilarang melaut (hukum adat aceh). Tingkat pelayanan/bongkar muat hasil tangkapan di PPS Lampulo rata-rata lebih dari 2 jam. Berdasarkan gambar 3, pelayanan paling lama terjadi pada pengamatan di hari ke 7 dan pelayanan yang tercepat terjadi pada pengamatan hari ke 12. 477

Gambar 3 Lama Rata-Rata Waktu Pelayanan Bongkar Muat Karakteristik antrian yang terjadi pada fasilitas pelayanan bongkar muat PPS Lampulo yaitu (M/M/5):(FCFS/I/I) : Jalur : Ganda Fase pelayanan : Tunggal Populasi : Tidak terbatas Panjang antrian : Tidak terbatas Disiplin antrian : First Come First Served Pola kedatangan : Poisson Pola pelayanan : Eksponensial Perhitungan Menggunakan Rumus Baku Antrian Menurut Herjanto (2009), sistem antrian dapat digambarkan sebagai suatu keadaan dimana terdapat input (dapat berupa manusia, benda, pekerjaan, dan sebagainya) yang akan dilayani/diproses, masuk ke dalam daerah tunggu dan mengantri untuk selanjutmya mendapatkan pelayanan, dan akhirnya keluar dari sistem. Hasil perhitungan menggunakan rumus baku antrian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Perhitungan Menggunakan Rumus Baku Antrian No Variabel Model Antrian Hasil 1 Laju kedatangan (λ) 10 kapal/hari 2 Laju Pelayanan (μ) 12 kapal/hari 3 Jumlah Fasilitas 5 4 Tingkat Pemanfaatan Fasilitas (ρ) 0.833 5 Peluang Tidak Ada Kapal Dalam Antrian (P 0 ) 0.435 6 Rata-rata Jumlah Kapal Dalam Antrian (Lq) 0 kapal 7 Rata-rata Jumlah Kapal Dalam Sistem (Ls) 1 kapal 8 Waktu Tunggu Rata-rata Dalam Antrian (Wq) 0 jam 9 Waktu Tunggu Rata-rata Dalam Sistem (Ws) 1.3 jam 478

Efisiensi Waktu Bongkar Muat Waktu Bongkar Waktu operasional PPS Lampulo dibuka 24 jam untuk armada kapal perikanan yang akan bertambat di dermaga untuk melakukan aktivitas bongkar muat hasil tangkapan. Kegiatan bongkar muat hasil tangkapan biasanya dimulai jam 05.00 sampai selesai. Jumlah kapal paling banyak datang ke PPS Lampulo berada pada interval waktu jam 05.00 sampai 09.00 WIB. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 10 kapal perikanan purse seine, waktu bongkar muat armada kapal tersebut berkisar antara 80 menit sampai 290 menit. Dimana waktu bongkar paling lama terjadi pada kapal Berkat Baro yaitu 290 menit, sedangkan waktu yang paling sedikit terjadi pada kapal Zona Asia yaitu 80 menit. Waktu Terbuang Waktu terbuang adalah waktu yang digunakan untuk aktivitas lainnya pada saat aktivitas bongkar muat hasil tangkapan berlangsung. Biasanya waktu terbuang terjadi karena pelaku aktivitas bongkar muat hasil tangkapan merokok, istirahat, sortir ikan yang dilakukan di atas kapal, dan sarapan yang melebihi waktu yang ditentukan. Waktu terbuang yang terjadi selama aktivitas bongkar muat hasil tangkapan 10 kapal perikanan purse seine berkisar antara 10 sampai 45 menit. Adapun waktu terbuang yang paling banyak terjadi pada kapal Berkat Baro, sedangkan waktu terbuang paling sedikit terjadi pada kapal Zona Asia. Waktu Bongkar Efektif Waktu bongkar efektif adalah waktu yang digunakan khusus hanya untuk aktivitas bongkar muat hasil tangkapan yang dimulai dari membuka palka hingga semua hasil tangkapan sampai ke dermaga dan TPI.Selama penelitian yang telah dilakukan terhadap 10 armada kapal purse seine, waktu bongkar efektif yang paling lama terjadi pada kapal Berkat Baro dengan waktu 245 menit, sedangkan waktu bongkar efektif paling sedikit terjadi pada kapal Zona Asia dengan waktu 70 menit. Waktu bongkar efektif pada aktivitas bongkar muat hasil tangkapan sangat dipengaruhi oleh waktu terbuang, semakin lama waktu terbuang yang terjadi maka semakin tidak efektif pula waktu bongkar muat hasil tangkapan tersebut. Kecepatan Bongkar Kecepatan bongkar merupakan hasil yang didapatkan dari jumlah ikan yang didaratkan/dibongkar (ton) dibagi dengan lama waktu bongkar muat hasil tangkapan yang digunakan selama aktivitas bongkar muat hasil tangkapan berlangsung (jam). Jumlah hasil tangkapan ikan selama melakukan penelitian berkisar antara 1,4 ton sampai 14 ton dengan kecepatan bongkar muatnya berkisar antara 0,98 sampai 2,90 ton/jam. Adapun kecepatan bongkar muat paling lama terjadi pada kapal Sempati Star Sha dengan kecepatan bongkar 0,98 ton/jam, sedangkan kecepatan bongkar muat paling cepat terjadi pada kapal Berkat Baro dengan kecepatan bongkar muatnya 2,90 ton/jam. Efisiensi Waktu Bongkar Muat Efisiensi waktu bongkar merupakan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan aktivitas bongkar muat hasil tangkapan yang digunakan sebaik-baik mungkin tanpa 479

membuang-buang waktu sehingga tiba dalam waktu yang lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan dapat diketahui dengan cara waktu bongkar efektif dibagi dengan waktu bongkar kapal dikali 100%.Tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan di PPS Lampulo dapat dilihat pada tabel 4. Table 4 Tingkat Efisiensi Waktu Bongkar Muat Hasil Tangkapan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Kapal Fajar Hikmah Berkat Baro Zona Asia Kakap Merah Baru Sempati Star Sha Putra Hidayah Mulia Baro Nusantar a Jaya Usaha Bersama Ekskutif Star Ukuran Kapal (GT) Waktu Bongkar (menit) Waktu Terbuang (menit) Waktu Bongkar Efektif (menit) Kecepatan Bongkar (ton/jam) Efisiens i Waktu Bongka r (%) 60 170 22 148 1,02 87,05 108 290 45 245 2,90 84,48 43 80 10 70 1,2 87,5 76 167 15 152 2,12 91,01 48 116 17 99 0,98 85,34 59 195 28 167 1,2 85,64 51 121 12 109 1,74 90,08 41 190 27 163 2,81 85,78 34 140 11 129 1,11 92,14 57 160 13 147 1,09 91,87 Hubungan Tingkat Efisiensi Terhadap Faktor yang Berpengaruh Analisis data yang diperoleh berdasarkan penelitian tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan di PPS Lampulo memiliki korelasi yang sangat kuat (R=0,968) dimana hal ini dapat dinyatakan bahwa 96,8% perubahan terhadap tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan dapat dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu ukuran kapal (GT) (x 1 ), hasil tangkapan (x 2 ), jumlah pelaku bongkar muat (x 3 ), kecepatan bongkar muat (x 4 ), dan waktu terbuang (x 5 ). Variabel bebas ini merupakan indikator dari manajemen suatu pelabuhan perikanan sehingga dari hasil analisis dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Y= 85,894 + 0,019 x1 + 0,625 x2 + 1,184 x3 1,419 x4 0,575 x5 480

PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa pola antrian di PPS Lampulo mengikuti pola antrian jalur ganda satu tahapan dengan pola kedatangan berdistribusi poisson dan pelayanan/bongkar muat berdistribusi eksponensial, populasi yang tidak terbatas dan panjang antrian tidak terbatas. Notasi model antrian analitis yang digunakan adalah (M/M/5):(FCFS/I/I). Menurut Siswanto (2007) tujuan dasar dari model-model antrian adalah peminimum sekaligus dua jenis biaya, yaitu biaya langsung untuk menyediakan pelayanan dan biaya individu yang menunggu untuk memperoleh pelayanan. Laju kedatangan kapal ( λ ) di PPS Lampulo yaitu 10 kapal/hari dan laju pelayanan/bongkar muat ( ) yaitu 12 kapal/hari. Hal ini didukung oleh pernyataan Martunis (2012) yang menyatakan bahwa jumlah kapal dalam sistem harus lebih besar daripada jumlah dalam antrian. Tingkat efisiensi waktu bongkar muat di PPS Lampulo berkisar antara 85,34% sampai dengan 92,14% dengan rata-rata tingkat efisiensinya 88,08%. Besarnya tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan di PPS Lampulo di pengaruhi oleh ukuran kapal (GT), hasil tangkapan (ton), jumlah pelaku bongkar muat, kecepatan bongkar muat, dan waktu terbuang. Konstanta regresi sebesar 85,894 dapat diartikan sebagian besarnya tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan yang diberikan oleh variabel bebas yaitu ukuran kapal (x 1 ), hasil tangkapan (x 2 ), jumlah pelaku bongkar muat (x 3 ), kecepatan bongkar muat (x 4 ), dan waktu terbuang (x 5 ) sehingga memberikan keragaman terhadap tingkat efisiensi. Koefisien b 1 ukuran kapal (x 1 ) sebesar 0,019 yang artinya tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan akan mengalami kenaikan sebesar 0,019%. Koefisien bernilai positif maksudnya adalah terjadi hubungan positif antara ukuran kapal dengan efisiensi waktu. Hal ini disebabkan oleh ukuran kapal yang berbeda dapat mempengaruhi tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan. Besar atau kecilnya ukuran armada kapal yang digunakan dapat mempengaruhi aktivitas bongkar muat hasil tangkapan. Dimana semakin besar ukuran kapal, maka akan semakin banyak pula jumlah ikan yang ditampung. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan semakin besar ukuran kapal yang melakukan bongkar muat hasil tangkapan maka waktu yang digunakan semakin besar sehingga semakin rendah tingkat efisiensinya dan sebaliknya. Koefisien b 2 hasil tangkapan (x 2 ) sebesar 0,625 yang artinya tingkat efisiensi akan mengalami kenaikan sebesar 0,625%. Koefisien bernilai positif maksudnya adalah terjadi hubungan positif antara jumlah hasil tangkapan dengan efisiensi waktu. Semakin besar jumlah hasil tangkapan maka semakin besar efisiensi waktu yang digunakan. Jumlah hasil tangkapan dapat mempengaruhi tingkat efisiensi waktu bongkar, dimana semakin besar hasil tangkapan yang didaratakan maka semakin banyak waktu yang digunakan sehingga pelaku bongkar muat akan semakin cepat mengalami kelelahan dan proses bongkar muat hasil tangkapan akan semakin lambat. Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar hasil tangkapan tingkat efisiensi akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antar variabel bebas yang dianalisis bersamaan, sehingga hasil analisis dari setiap variabel dapat dikatakan benar meskipun kontradiktif dengan hasil sebenarnya, karena hasil tersebut dipengaruhi variabel lainnya. 481

Nilai koefisien b 3 jumlah pelaku bongkar muat (x 3 ) sebesar 1,184 yang artinya tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan akan mengalami kenaikan sebesar 1,184%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara jumlah pelaku bongkar muat dengan efisiensi waktu. Jumlah pelaku bongkar muat dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya proses bongkar muat. Semakin banyak jumlah pelaku bongkar muat yang bekerja di kapal maka waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat hasil tangkapan akan semakin cepat sehingga lebih efisien dalam menggunakan waktu. Nilai koefisien b 4 kecepatan bongkar muat hasil tangkapan (x 4 ) sebesar -1,419 yang artinya tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan akan mengalami penurunan sebesar 1,419%. Koefisien bernilai negatif maksudnya adalah terjadi hubungan negatif antara kecepatan bongkar muat hasil tangkapan dengan efisiensi waktu. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfin (2013) yang menyatakan bahwa semakin besar kecepatan bongkar muat maka tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan akan semakin besar. Seharusnya kecepatan bongkar muat hasil tangkapan dapat mempengaruhi tingkat efisiensi waktu bongkar, dimana semakin cepat bongkar muat maka aktivitas bongkar muat akan semakin efisien. Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat aktivitas bongkar muat maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Hal ini disebabkan adanya keterkaitan antar variabel bebas yang dianalisis bersamaan. Sehingga hasil analisis dari setiap variabel dapat daikatakan benar meskipun kontradiktif dengan kondisi sebenarnya, karena hasil tersebut dipengaruhi oleh variabel lainnya. Koefisien b 5 waktu terbuang (x 5 ) sebesar -0,575 yang artinya tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan akan mengalami penurunan sebesar 0,575%. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara waktu terbuang dengan efisiensi waktu. Semakin besar waktu terbuang maka tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan akan semakin rendah. Waktu terbuang merupakan waktu yang digunakan untuk aktivitas lainnya pada saat proses bongkar muat hasil tangkapan sedang berlangsung. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan dari pelaku bongkar muat seperti, merokok, istirahat, sortir ikan yang dilakukan di atas kapal, dan sarapan. Hasil analisis nilai rata-rata tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan di PPS Lampulo didapat sebesar 88,08% sehingga dapat dikatakan tingkat efisiensi waktu bongkar muat hasil tangkapan di PPS Lampulo yaitu menunjukkan tingkat yang efisien (75% sampai 100%). KESIMPULAN Model antrian yang terjadi di PPS Lampulo adalah (M/M/5):(FCFS/I/I) dan sistem antriannya jalur ganda satu tahapan (Multi Channel Single Phase). Waktu tunggu rata-rata dalam antrian (Wq) yaitu 0,0000435 (0 jam), waktu tunggu rata-rata kapal dalam sistem (Ws) yaitu 1,3 jam, dan tingkat pemanfaatan fasilitas 83,3%. Tingkat efisiensi bongkar muat hasil tangkapan armada kapal purse seine di PPS Lampulo berkisar antara 85,34% sampai 92,14% dengan rata-rata tingkat efisiensinya yaitu 88,08%. 482

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi yaitu, ukuran kapal (GT) (x 1 ), hasil tangkapan (x 2 ), jumlah pelaku bongkar muat (x 3 ), kecepatan bongkar muat (x 4 ), dan waktu terbuang (x 5 ). DAFTAR PUSTAKA Alfin. 2013. Efisiensi waktu bongkar kapal perikanan purse seine pelabuhan Perikanan PT. Hasil Laut Sejati Kota Batam Provinsi Riau. Skripsi. Universitas Riau. Riau Herjanto, E. 2009. Sains manajemen analisis kuantitatif untuk pengambilan keputusan, Grasindo. Jakarta. Lubis E. 2012. Pelabuhan Perikanan. Bogor (ID): IPB Press. Martunis. 2014. Analisis antrian kapal di pelabuhan perikanan pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh. Skripsi, Insitut Pertanian Bogor, Bogor. Siswanto. 2007. Operations research jilid III. Erlangga. Jakarta. Syahbandar PPS Lampulo. 2017. Jumlah Armada kapal di pelabuhan perikanan Samudera Lampulo Tahun 2016. Banda Aceh. Zain, J. 2015. Komparasi efisiensi waktu bongkar dan waktu pengisian perbekalan melaut kapal perikanan sondong di PPI Dumai Propinsi Riau. Jurnal IPTEKS PSP, 2 (3): 272-282. 483