INDARTO WIJANARKO K

dokumen-dokumen yang mirip
ARUM MAWAR SARI K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keywords: ball throwing basic movement, game.

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Oleh : ADITYA WEGA PRIMANDIKA NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG

SKRIPSI. Oleh : AYU SUKMANA PUTRI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SINGGIH YOGA PUTRANTO K

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENERAPAN TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR KELAS V SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG TUNGKAI

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MERODA

MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA. Oleh I Putu Pranatha NIM

warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS merupakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MERODA PADA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 SIDOHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSII. Oleh : K

SKRIPSI. Oleh : GIRI WIARTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2013.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LONCAT HARIMAU DALAM SENAM LANTAI MELALUI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X MESIN 1 SMK PGRI 1 SURAKARTA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

ARTIKEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLAA. Oleh Komang Agus Dian Tri Putrawan NIM

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL TAI KELAS IV SDN KARANGASEM II

APLIKASI COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM

SKRIPSI. Oleh : AZIDZAT RODHI ARDHANA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA November 2012

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Oleh : AYUB RIDWAN SYAH K

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PUKULAN DEPAN PENCAK SILAT

PENGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI PM SMK MURNI 2 SURAKARTA

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULUTANGKIS

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL

Kata-kata Kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar,lompat jauh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

JURNAL SKRIPSI SKRIPSI. Oleh: MAHRUS MAULANA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

SKRIPSI. Oleh: DWIHARSO LISTIAWAN K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT MELALUI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli.

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Kata kunci: alat peraga maket, prestasi belajar, gambar konstruksi bangunan

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TPS MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI. Oleh DEWA AYU DWI APRIANI NIM.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN

SKRIPSI. Oleh: VIA ARIZONA K

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Everyone Is Teacher Here

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MERODA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

PENERAPAN TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

: APRIARTDO YONATA K

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

ARTIKEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW I UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH. Oleh Agus Suyasa NIM

: FAHMI RIZAL K

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

Transkripsi:

JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: INDARTO WIJANARKO K4611060 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Mei 2015

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 INDARTO WIJANARKO K4611060 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: indartowijanarko@gmail.com ABSTRAK Indarto Wijanarko. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni.2015. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran 2014/2015 melalui model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas persiapan, perencanaan, tindakan, evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 13 siswa putra dan 19 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah observasi langsung terhadap kegiatan pembelajaran, dokumentasi, dan hasil tes kognitif siswa. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan presentase. Dari hasil analisis data, diperoleh peningkatan yang signifikan pada prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada pre tes hasil belajar guling depan siswa sebesar 25,00%, pada siklus I meningkat menjadi 65,63% dan pada siklus 2 meningkat menjadi 93,75%. Hasil pada siklus 2 sudah mencapai target yang diharapkan peneliti yaitu 90%. Peningkatan terjadi pada siklus I dan siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran TAI (Team Asiisted Individualization). Pelaksanaan siklus II dengan menambah modifikasi media pembelajaran menyebabkan hasil belajar guling depan meningkat menjadi lebih baik dan tercipta proses pembelajaran yang lebih aktif, efektif, efisien, dan menyenangkan sehingga bisa mendukung suatu proses pembelajaran yang berkualitas. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan

hasil guling depan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran 2014/2015. Kata Kunci : Hasil Belajar Guling depan, Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) ABSTRACT Indarto Wijanarko. IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT IN LEARNING FRONT ROLL BY USING TAI (Team Assisted Individualization) : A CLASSROOM ACTION RESEARCH TO STUDENTS OF VII B CLASS SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT 2014/2015. A thesis. Surakarta : Teacher Training And Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta. June 2015. The purpose of this research is to improve learning achievement of students of VII B class SMP Negeri 1 Kebakkramat 2014/2015 by using TAI (Team Assited Individualization). This research is conducted in a form of Classroom Action Research (CAR). It consists of two cycles which includes preparation, planning, action, evaluation, and reflection for each cycle. The subject of the resesarch is 32 students of VII B class SMP Negeri 1 Kebakkramat which consist of 13 male students and 19 female students. Source of the data is taken from teachers and students. The data are collected through direct observation towards learning activities, documents, and result of students cognitive test. The data validity is checked by using triangulation technique. The data analysis presented in a form of descriptive and qualitative analysis. The data analysis result reveals that there is a significant improvement from the pre-cycle phase to the first cycle and from the first cycle to the second cycle. The pre-test result shows students learning achievement has reached 25,00%. Meanwhile, in the first cycle, it increases to 65,63% and rises to 93,75 in the second cycle. The result has fulfilled the expected target which is 90,00%. The improvement happened after TAI (Team Assisted Individualization) is applied. By modifying the learning media in the second cycle, learning achievement has increased and it creates active, effective, efficient, and fun learning process which support a good learning process. From this research, it can be concluded that TAI (Team Assisted Individualization) is able to improve learning achievement of students of VII B class SMP Negeri 1 Kebakkramat 2014/2015 in learning front roll. Keywords : Learning achievement in learning front roll, TAI (Team Assisted Individualization).

I. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani merupakan proses untuk mencapai tujuan pendidikan menggunakan aktivitas gerakan fisik yang diharapkan dapat menghasilkan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, emosional, intelektual, sosial, moral dan spiritual. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah pertama dengan karakteristik siswa yang lebih senang bermain dengan teman sebaya sehingga guru harus pandai menggunakan model pembelajaran yang tepat bagi karakteristik siswa yang diajarnya. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dapat menarik minat siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa hendaknya mengacu pada peningkatan aktifitas dan partisipasi siswa. Guru tidak hanya melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa akan tetapi guru diharapkan mampu membawa siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Senam lantai masuk ke dalam materi dalam kurikulum mata pelajaran pendidikan jasmani untuk tingkat sekolah menengah pertama. Saat melakukan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Kebakkramat, salah satu kelas yang mendapat materi tentang senam lantai adalah siswa kelas VII B, kelas ini mendapat materi tentang guling depan. Hasil observasi yang didapat dari guru mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas itu, siswa siswi di kelas tersebut mengalami kesulitan dalam pembelajaran senam lantai dengan materi guling depan. Kesulitan yang dialami seputar teknik dasar yang benar saat melakukan gerakan guling depan. Sebagian besar siswa tidak berani melakukan guling depan dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi kurang berhasilnya hasil belajar guling depan siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat. Selain kurangnya

minat siswa pada cabang senam lantai, kendala yang sering dihadapi guru saat memberi pembelajaran guling depan adalah siswa merasa materi yang diberikan sulit sehingga materi ini didominasi oleh beberapa siswa saja. Ini menunjukkan kurang efektifnya suatu proses belajar dan pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan kurangnya tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar sendiri siswa dituntut tuntas dalam materi ajar khususnya senam lantai sesuai dengan silabus sekolah dengan KKM yang sudah ditentukan yaitu 2,67. Dari hasil observasi di lapangan hanya beberapa siswa saja yang dapat melakukan gerakan guling depan. Kurang dari 30% dari jumlah keseluruhan siswa yang mampu memenuhi standar yang diberikan dalam hasil pembelajaran teknik dasar senam lantai, khususnya pada guling depan. Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada aplikasi model pembelajaran, dan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Cooperative Learning tipe TAI (Team Assisted Individualization). Model pembelajaran tersebut lebih meningkatkan komunikasi siswa dengan anggota dalam kelompoknya, diharapkan siswa tidak lagi malu bertanya jika mengalami kesulitan karena teman dalam kelompoknya dapat membantu. Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk saling kerjasama, aktif dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun kelompoknya serta saling mendukung antar siswa untuk mencapai tujuan kelompok melalui peningkatan kemampuan individu. Berdasarkan beberapa permasalahan diatas, maka diperlukan upaya pengoptimalan hasil belajar melalui penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Guling Depan Melalui Model Pembelajaran Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar guling depan melalui model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat Tahun Pelajaran 2014/2015. Manfaat Penelitian ini adalah: 1. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan, saran dan informasi terhadap SMP Negeri 1 Kebakkramat, untuk penerapan model pembelajaran tipe TAI ( Team Assisted Individualization) untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaaran. 2. Bagi Guru penjasorkes SMP Negeri 1 Kebakkramat kelas VII B Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Kebakkramat, model pembelajaran tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar guling depan senam lantai siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat. 3. Bagi Siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat. a. Dapat meningkatkan motifasi dan minat belajar siswa, serta meningkatkan kemampuan teknik dasar guling depan senam lantai siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat. b. Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. c. Membina rasa tanggung jawab dalam bekerja sama dan saling tolong menolong melalui pembelajaran dalam kelompok. II. KAJIAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Memahami Arti Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan". Selain itu ada beberapa pakar pendidikan yang mengemukakan pendapat seperti, Travers yang dikutip oleh Agus Suprijono (2013: 2) menyatakan "Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku",

dan Croncbach yang dikutip Agus Suprijono (2013: 2) beependapat " Learning is shown by change in behaviour as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman)". b. Tujuan Belajar Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. c. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak terlihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. 2. Definisi Model Pembelajaran Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Sedangkan model pembelajaran menurut Joyce dan Marsha Weil, 1990 yang dikutip Waluyo (2011: 31) mengetengahkan empat kelompok model pembelajaran, yaitu : a. Model Interaksi sosial. b. Model pengolahan informasi. c. Model personalhumanistik. d. Model modifikasi tingkah laku. 3. Model Cooperative Learning a. Pengertian Cooperative Learning

Suprijono menambahkan, "Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru" (Suprijono 2009 : 55). b. Ciri Ciri Cooperative Learning Suprijono menambahkan model cooperative learning akan menumbuhkan pembelajaran yang efektif bercirikan : (1) memudahkan siswa belajar" sesuatu yang "bermanfaat" seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep, dan bagaiman hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai (2009: 58). c. Tujuan Cooperative Learning Eggen dan kauchak, 1996 yang dikutip Trianto (2007:42) menyatakan "Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama". 4. Model Cooperative Learning Tipe TAI (Team Assisted Individualization) a. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Model pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) memiliki ciri khas selain pembelajaran kelompok juga pembelajaran atau bimbingan individual, terdapat kombinasi antara keduanya. Jika terdapat hasil individu yang lemah itu menjadi tanggungjawab bersama, oleh karena itu dapat didiskusikan dan dibahas dalam satu kelompok tersebut. b. Karakteristik Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Hal yang paling terpenting yang diunggulkan dalam model kooperatif

Team Assisted Individualization ini adalah siswa yang berkemampuan rendah atau lemah akan terbantu dengan adanya pembelajaran individual yang dilakukan dalam kelompok oleh siswa yang pandai, selain itu juga terdapat persaingan sehat antar anggota kelompok maupun antar kelompok lain. c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Team Assisted Individualization. Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 247), langkah-langkah kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut: 1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi 2) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. 3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. 4) Hasil belajar secara individual didiskusikan dalam kelompok.. 5) Guru memfasilitasi siswa dalam materi pembelajaran yang telah dipelajari. 6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual. 7) Guru memberi penghargaan pada kelompok. d. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization dalam Pembelajaran Penjasorkes. 1) Presentasi Kelas Guru pertama-tama memperkenalkan model pembelajaran TAI pada siswa 2) Pembagian Kelompok. Guru membagi kelas menjadi kelompokkelompok 4-5 orang dengan kemampuan yang berbeda. 3) Kerja Kelompok

Masing-masing kelompok dengan anggotanya mempraktekkan gerakan guling depan dan saling mengoreksi satu sama lain 4) Pembagian Tugas Guru menugasi kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan.. 5) Bimbingan Kelompok Guru membimbing kerja kelompok mengamati psikomotorik dan siswa secara individual dalam kerja kelompok. 6) Memberikan pengakuan atau penghargaan Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai e. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Model Learning Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Dikutip Slavin (1995: 101) menyatakan sebagai berikut. 1) Guru terlibat minimal dalam pengaturan dan pengecekan rutin. 2) Guru akan menggunakan waktunya paling sedikit dalam mengajar kelompok kecil pelaksanaan program sederhana. Disebutkan oleh Derc yang dikutip Anwar (2003: 37) kekurangan TAI bahwa: 1) Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran, dan 2) Jumlah siswa yang besar dalam kelas, maka guru akan mengalami

kesulitan dalam memberikan bimbingan kepada siswanya. 5. Senam Lantai a. Pengertian Senam Artistik merumuskan Margono pengertian senam artistik sebagai berikut: "Senam artistik adalah merupakan salah satu jenis/ macam dari cabang olahraga senam yang sering dipertandingkan. Dalam pertandingan senam artistik seorang atlit/pesenam harus menguasai gerakan-gerakan yang sudah disusun/dirangkai dari masing-masing alat dan ditetapkan sesuai dengan peraturan pertandingan yang berlaku" (Agus Margono, 2009: 77). b. Pengertian Senam Lantai Senam lantai pada umumnya disebut floor excercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Margono merumuskan bahwa, "Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki, untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang" (2009: 79). c. Guling Depan Menurut Roji yang dimaksud gerakan guling depan yaitu, "Gerakan badan berguling ke arah depan melalui bagian belakang badan (tengkuk), pinggul, pinggang, dan panggul bagian belakang" (2007: 112). d. Kesalahan Umum Kesalahan yang umum dilakukan oleh murid-murid yang baru belajar, antara lain adalah: (1) Tidak mengangkat pinggul ke atas hingga kedua lutut tetap tertekuk, (2) Tidak membengkokkan sikut ke samping tetapi ke belakang, hingga sulit untuk memasukkan kepala ke antara kedua tangan dan tidak membawa berat badan ke depan, (3) Sebelum

seluruh pundak mengenai matras sudah melompat atau menolakkan kaki ke atas, akibatnya punggung jatuh ke matras, (4) Pada waktu memasukkan kepala ke antara kedua tangan, pinggul tidak membantu mendorong badan ke depan, dan tangan tidak menahan (Syarifuddin & Muhadi, 1992: 106). e. Cara Memberi Bantuan pada Guling Depan Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992: 106) memberikan alternatif bantuan pada saat melakukan gerakan guling depan sebagai berikut : (1)Pembantu berdiri pada salah satu lutut (kanan) kaki yang lain (kiri) diletakkan sedemikian rupa hingga membantu kekuatan dan keseimbangan, (2) Tangan kanan pembantu memegang tengkuk, sedangkan tangan kiri membantu mendorong paha atau pinggulnya, (3) Pada waktu badan berguling, si pembantu membantu mengangkat pundaknya agar kepala bagian belakang yang melakukan tindakan tidak menyentuh matras. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kebakkramat, Jalan Raya Solo Sragen km. 11 Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2015 B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 13 siswa putra dan 19 siswi putri. C. Data dan Sumber Data Data diambil dari data keaktifan dan nilai hasil belajar guling depan sebelum mengalami tindakan. Sumber data diambil dari siswa untuk memperoleh data

hasil belajar guling depan. Peneliti untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran guling depan melalui model pembelajaran TAI pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran 2014/2015. Guru sebagai kolaborator, untuk mendiskusikan berbagai hal terkait dengan proses pembelajaran. D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan tes untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar guling depan yang dilakukan oleh siswa, observasi untuk mengukur aspek afektif yaitu aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran guling depan melalui model pembelajaran TAI. Alatnya menggunakan instrumen sesuai dengan rubrik dalam RPP untuk setiap aspek afektif, kognitif dan psikomotor. E. Uji Validitas Data Pengujian validitas data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan teknik Triangulasi data yang terdiri atas triangulasi data dan triangulasi sumber. F. Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan teknik analisis data secara deskriptif kualitatif dengan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. G. Indikator Capaian Penelitian Persentase indikator target pencapaian keberhasilan penelitian sebesar 90% siswa telah mencapai ketuntasan belajar. H. Prosedur Penelitian 1. Tahap Perencanaan (Planning) : langkah yang paling awal, yaitu langkah untuk merencanakan tindakan yang telah dipilih untuk memperbaiki keadaan, meliputi beberapa hal yang terkait dengan: (1) pembuatan skenario pembelajaran; (2) persiapan sarana pembelajaran; (3) persiapan instrument penelitian untuk pembelajaran; dan (4) simulasi pelaksanaan tindakan. 2. Tahap Pelaksanaan (action) : untuk melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan dalam tahap perencanaan. Peneliti utama dan

kolaborator harus saling meyakinkan bahwa apa yang telah disepakati dalam perencanaan benar-benar dapat dilaksanakan. 3. Tahap Observasi (Observation) : Tahap observasi adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat pelaksanaan tindakan. Tahap Refleksi (Reflecting): merupakan perenungan yang sangat mendalam untuk membuat kesimpulan bersama jika indikator tercapai maka dapat berlanjut ke siklus berikutnya dan jika belum tercapai harus kembali untuk melakukan revisi. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Perbandingan hasil belajar guling depan siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran 2014/2015 pada siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk gambar seperti berikut: 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Gambar 4.4. Peningkatan Persentase Hasil Belajar Guling Depan Senam Lantai pada Pre Tes, Siklus I, dan Siklus II B. Pembahasan Berdasarkan PRE TES SIKLUS I SIKLUS II hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat di simpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar guling depan senam lantai pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran 2014/2015. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan terjadi pada pre tes ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II setelah diberikan penerapan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization). Hasil belajar guling depan senam lantai meningkat pada siklus I walaupun belum optimal. Sehingga dilaksanakan tindakan siklus II berdasarkan pada refleksi siklus I. Pelaksanaan siklus II menyebabkan

hasil belajar guling depan senam lantai meningkat menjadi lebih baik dan tercipta proses pembelajaran yang lebih aktif, efektif, efisien, dan menyenangkan sehingga bisa mendukung suatu proses pembelajaran yang berkualitas. Dengan memberikan model pembelajaran yang lebih fresh seperti TAI (Team Assisted Individualization) sekaligus modifikasi pada media pembelajaran menyebabkan siswa lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar guling depan senam lantai pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat. Berdasarkan gambar 4.4 terlihat bahwa rata-rata setiap siswa mengalami peningkatan hasil belajar guling depan senam lantai. Hal tersebut menandakan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap penerapan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization). Berdasarkan hasil wawancara siswa paska siklus menyatakan bahwa mereka merasa senang dengan penerapan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) pada materi guling depan senam lantai. Pembelajaran lebih menarik dan tidak monoton sehingga siswa lebih bersemangat. 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% V. SIMPULAN, IMPLIKASI A. Simpulan DAN SARAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VII B SMP egeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran 2014/2015 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan bahwa: PRESENTASE PRESENT ASE

Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II yang sudah memenuhi target KKM. Rata-rata hasil belajar guling depan pada siklus I sebesar 65,63 % yang menunjukkan hasil pada siklus I tersebut belum mencapai KKM yang diharapkan. Pada siklus II terjadi peningkatan persentase rata-rata hasil belajar siswa menjadi 93,75%. Hasil yang diperoleh pada siklus II sudah sesuai dengan KKM mata pelajaran penjasorkes yang ditetapkan di SMP Negeri 1 Kebakkramat. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah melalui penerapan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) berpengaruh dan meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kebakkramat tahun pelajaran 2014/2015. B. Implikasi Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktorfaktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) yang diterapkan pada materi guling depan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization). Dengan diterapkannya model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) untuk peningkatan hasil belajar guling depan, maka

siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjasorkes. Pembelajaran Penjasorkes yang pada awalnya membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapat peningkatan kualitas pembelajaran Penjasorkes dan peningkatan hasil belajar siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjasorkes yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetetif yang kesemuanya ini sangat penting dalam Penjaskes. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya pada guru Penjasorkes SMP Negeri 1 Kebakkramat, sebagai berikut: 1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya, mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan, serta lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan pembelajaran. materi 2. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. 3. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun tentu saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian dan modifikasi seperlunya sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masingmasing DAFTAR PUSTAKA Agus Kristyanto. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Surakarta: UNS Press. Agus Margono. (2009). Senam. Surakarta: UNS Press Anurrahman. (2009). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media. Anwar, (2003). Kriteria Pemberian Skor Peningkatan Individual

dan Kelompok. Diperoleh 4 Maret 2015 dari Bloom, (1999)..Pengertian dan tujuan dari belajar dan pembelajaran. Diperoleh 26 Februari 2015 dari http://sainsmatika.blogspot.c om/2012/03/pengertian-dantujuan-dari-belajar-dan.html Edi, S. (2011). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Roll Depan Menggunakan Alat Bantu Media Bidang Miring Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sondokan Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Tidak Dipublikasikan, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Fitri, U. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Teams Assisted Individualization) Dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Panembahan Yogyakarta Tahun Ajaran 2011(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA). Diperoleh 20 Januari 2015, dari https://scholar.google.com/sc holar?q=related:nkselqi_0x ZSFM:scholar.google.com/& hl=id&as_sdt=0,5 Hidayat, (1995). Pengertian Gymnastiek. Diperoleh 4 Maret 2015 dari creativefpok.blogspot.com/20 11_10_01_archive.html Rahardjo, M., & Daryanto. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. repository.uksw.edu/jspui/bits tream/.../3/t1_26010788_ba B%20II.pdf Roji. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learnin: Theory, Research, and Practice. Bandung: Nusa Media Suprijono, (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aolikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar Syarifuddin, A. & Muhadi. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Trianto, (2007). Pembelajaran Kooeperatif. Diperoleh 3 Maret 2015 dari http://sainsedutainment.blogs pot.com/2011/06/pembelajara n-kooperatif.html Waluyo, (2011). Teknologi Pendidikan Dalam Penjas. Surakarta: UNS Press