BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia berdasarkan laporan The United Nation Development Program (UNDP) Tahun 2007 yang berdasarkan pada Human Development Index (HDI), jauh tertinggal dengan Negara ASEAN lainnya. Indonesia menempati urutan ke 108 dengan indeks 0,728 (Wikipedia, 2009). Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang bergantung pada tersedianya SDM. Menghadapi era globalisasi, dimana diberlakukannya pasar bebas dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan serta meningkatnya persaingan antar rumah sakit dibutuhkan SDM yang berkualitas dan professional di bidangnya. Dengan demikian tantangan utama dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya adalah pengambangan SDM. Tenaga kesehatan yang telah berada di dalam sektor pelayanan kesehatan perlu dikembangkan dan diarahkan agar dapat bekerja lebih produktif (Sumantri, 2002). Pada dasarnya pendidikan keperawatan akan berhasil karena ada dukungan keluarga dan motivasi yang tinggi. Motivasi merupakan salah satu prasyarat yang paling penting dalam belajar. Bila tidak ada motivasi, proses belajar tidak akan terjadi. Dukungan keluarga adalah informasi atau nasihat verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban keluarga atau di dapat
karena kehadiran mereka yang mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Dukungan keluarga tersebut berasal dari orangorang di sekitar remaja tersebut yaitu orang tua, saudara, teman dan lain-lain Gottlieb (1998) di kutip oleh Zaenuddin (2002). Dukungan keluarga adalah persepsi seseorang bahwa dirinya menjadi bagian dari jaringan sosial yang didalamnya tiap anggotanya saling mendukung (http;//www.epsikologi.com remaja, htm). Selain dukungan keluarga ada yang sangat berhubungan dengan mahasiswa melanjutkan program ners adalah motivasi. Motivasi belajar adalah suatu daya penggerak atau pendorong yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pekerjaan yaitu belajar. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguhsungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah akan menyebabkan sikap malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran (Dalyono, 2001). Menurut Wlodkowski dalam Sudrajat (2009), menyatakan bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu sikap (attitudes), kebutuhan (needs), rangsangan (stimulation), emosi (affects), kemampuan dan penguatan. Sikap (attitudes) adalah kombinasi antara konsep, informasi dan emosi yang menyebabkan kecenderungan individu untuk mereaksi senang atau tidak senang terhadap orang, kelompok, ide, kejadian atau objek-objek tertentu. Sikap mahasiswa terhadap tutor, materi dan situasi belajar, dirinya sebagai mahasiswa, dan terhadap harapannya untuk berhasil, mempengaruhi 2
proses belajar. Kebutuhan (needs) adalah suatu kondisi kekurangan yang mendorong individu untuk melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan (Wlodkowski, 1985). Semakin kuat mahasiswa merasakan suatu kebutuhan, semakin besar usaha yang dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Rangsangan (stimulation) adalah segala perubahan dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang menyebabkan individu menjadi aktif (Wlodkowski, 1985). Semakin menarik dan bermanfaat suatu kegiatan, semakin aktif mahasiswa terlibat dalam kegiatan tersebut (Wlodkowski, 1985). Emosi (affects) mengacu pada pengalaman individu selama proses belajar. Emosi dapat merupakan pendorong intrinsik. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan emosi mahasiswa dalam proses belajar adalah penting untuk memelihara motivasi belajar mahasiswa (Wlodkowski, 1985). Kemampuan mengacu pada kemampuan individu untuk merespon sebagai hasil belajar (Perlmutter & Hall, 1992). Mahasiswa akan merasa memiliki kemampuan apabila mahasiswa menyadari bahwa dirinya telah mencapai tingkat pengetahuan atau ketrampilan tertentu yang sesuai dengan standar pribadi atau sosial. Motivasi belajar mahasiswa akan meningkat apabila proses belajar meningkatkan kesadaran mahasiswa akan kemajuan, penguasaan dan tanggung jawab dalam belajar (Wlodkowski, 1985). Penguatan adalah segala kegiatan yang memelihara dan meningkatkan kemungkinan untuk merespon lebih lanjut (Wlodkowski, 1985). Yang dimaksud penguatan disini adalah dukungan keluarga. 3
Menurut Nursalam (2002) program profesi merupakan suatu proses sosialisasi peserta didik dalam mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan keterampilan professional: intelektual, sikap, dan teknis dalam melaksanakan asuhan keperawatan, maka program profesi mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa melalui penyesuaian professional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan secara komprehensif, sehingga memiliki kemampuan professional. Berdasarkan data dari BAK Tahun 2009 Universitas Muhammadiyah Semarang telah menyelengarakan program Ners pada tahun 2006 dan peserta didiknya sebesar 65% sedangkan pada tahun 2007 mahasiswa yang mengikuti program Ners yaitu sebesar 78 % hal ini menunjukkan adanya peningkatan. Studi pendahuluan tentang motivasi mahasiswa melanjutkan progam ners dengan waancara singkat dengan sepuluh mahasiswa semester akhir didapatkan keterangan yang berminat melanjutkan program ners sebanyak 70%. Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan motivasi mahasiswa semester akhir untuk melanjutkan ke Program Ners di Universitas Muhammadiyah Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dan 4
motivasi mahasiswa semester akhir program studi S1 Keperawatan untuk melanjutkan ke program Ners di Universitas Muhammadiyah Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan motivasi mahasiswa semester akhir untuk melanjutkan ke program Ners di Universitas Muhammadiyah Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan dukungan keluarga mahasiswa semester akhir program studi S1 Keperawatan untuk melanjutkan ke program ners di Universitas Muhammadiyah Semarang. b. Mendiskripsikan motivasi mahasiswa semester akhir program studi S1 Keperawatan untuk melanjutkan ke program ners di Universitas Muhammadiyah Semarang. c. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan motivasi mahasiswa semester akhir program studi S1 Keperawatan untuk melanjutkan ke program Ners di Universitas Muhammadiyah Semarang. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat : 1. Bagi institusi pendidikan 5
a. Diharapkan dapat memberikan gambaran situasional hubungan dukungan keluarga dengan motivasi mahasiswa untuk melanjutkan ke program Ners Universitas Muhammadiyah Semarang. b. Digharapkan dapat dimanfaatkan dalam mengarahkan kesiapan mahasiswa untuk mengikuti program Ners sehigga proses pembelajaran tercapai. 2. Bagi profesi Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatan dan pengembangan keperawatan di Indonesia serta dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan profesionalisme keperawatan. 3. Bagi Peneliti Menjadi pengalaman yang nyata dalam melakukan penelitian secara baik dan benar, sehingga dapat menjadi motivator dan landasan untuk melakukan penelitian berikutnnya. E. Bidang Ilmu Bidang ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu keperawatan dengan kajian di bidang ilmu keperawatan, khusus pada keperawatan komunitas. 6