BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengkomunikasikan keaadan keuangan dari hasil operasi. perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dalam dekade 2000-an. Pada saat ini banyak korporasi atau

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

BAB I PENDAHULUAN. hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia :

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go public menjadikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan. Hal inilah yang membuat perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. perusahaan) dengan principal (pemilik). Principal merupakan pihak yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha.

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut:

PERBEDAAN AUDIT REPORT LAG BERDASARKAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, OPINI AUDIT DAN JENIS INDUSTRI. Harini Antika Puspa Lensa Rustiana

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Kepatuhan (Compliance Theory) selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan Menurut Mulyadi (2012) laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporankeuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi. Oleh sebab itu, di dalam penyusunannya laporan keuangan memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2012) adalah: 1. Relevan (relevance)

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan. 2. Dapat dipahami (consistency) Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 3. Keandalan (reliable) Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat dibandingkan (comparability) Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahan antar periode untuk mengidentifikasikan kecendrungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaanuntuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

Informasi keuangan yang nantinya akan dijadikan instrumen untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) merupakan tujuan utama dari perusahaan go public dalam hal pelaporan keuangan (financial reporting). 2.1.2 Auditing Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2008:4) auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Sedangkan definisi auditing menurut Agoes (2004 : 3) Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keungan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangannya. Menurut Mulyadi, (2012) menyatakan bahwa Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 1 telah menetapkan masing masing standar auditing sebagai berikut : a. Standar umum, yaitu: 1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat. b. Standar pekerjaan lapangan, yaitu :

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian saat dilakukan. 3. Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar pelaporan, yaitu : 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi. Dalam pelaksanaan auditing terdapat 3 kriteria fundamental yang harus dipenuhi oleh seorang auditor yaitu : 1. Auditor harus memiliki independensi yang tinggi 2. Pendapat yang diungkapkan oleh auditor harus berdasarkan bukti bukti pendukung 3. Hasil pekerjaan auditor harus dipertanggung jawabkan dalam laporan keuangan auditan Kewajiban memenuhi standar profesi dan tanggung jawab atas opini audit menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan. Hal ini memberikan dampak terhadap lamanya penyelesaian audit jika auditor tidak memiliki kemampuan dan kecermatan. Hal ini juga menimbulkan konsekuensi bagi auditor untuk dapat memenuhi

tanggung jawab profesionalnya dalam melaporkan laporan keuangan audit secara tepat waktu. Apabila auditor dapat memenuhi tanggung jawabnya maka publikasi laporan keuangan kepada masyarakat umum akan dapat terlaksana secara tepat waktu. Oleh karena itu apabila penyelesaian audit dapat cepat dilakukan maka informasi yang akan diberikan bagi stakeholder akan lebih cepat penyampaiannya. 2.1.3 Audit Report Lag Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu. Proses penyediaan informasi akuntansi kepada publik akan memberikan nilai lebih apabila informasi tersebut disajikan secara tepat waktu. Informasi yang tepat waktu adalah informasi yang memiliki audit report lag kecil. Ketepatwaktuan merupakan kualitas yang berkaitan dengan ketersediaan informasi pada saat dibutuhkan. Waktu antara tanggal laporan keuangan dengan laporan audit (Audit Delay) mencerminkan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan informasi yang sebenarnya bernilai tinggi dapat menjadi tidak relevan kalau tidak tersedia pada saat dibutuhkan. Ketepatwaktuan informasi mengandung pengertian bahwa informasitersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan. Audit report lag sering disebut juga audit delay dalam beberapa penelitian didefinisikan sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal

dengan tanggal diterbitkannya laporan audit.menurut Parwati dan Suhardjo, (2009). Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan. Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan Auditreport lag adalah rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Menurut Dyer dan McHugh (1975) dalam Ahmad, Alim, dan Subekti (2005) membagi keterlambatan atau lag menjadi: 1. Preliminary lag, yaitu interval antara tanggal berakhirnya tahun buku sampaidengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan oleh pasar modal. 2. Auditor s signature lag, yaitu interval antara tanggal berakhirnya tahun buku sampaidengan tanggal yang tercantum dalam laporan keuangan auditor. 3. Total lag, yaitu interval antara tanggal berakhirnya tanggal buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal. 2.1.4 Kualitas Audit Kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi auditeenya. Salah satu alat untuk menilai kualitas audit adalah ukuran KAP (Kantor Akuntan Publik). Pada umumnya, KAP besar (bekerja sama dengan

KAP internasional) memperoleh insentif yang lebih besar dan mempunyai lebih banyak sumber daya sehingga tugas audit dapat dilaksanakan secara lebih efisien dan efektif, serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit. Kantor Akuntan Publik adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa professional dalam praktek akuntan publik. Definisi kualitas audit lebih menekankan pada kebebasan auditor. Auditor ukuran besar lebih besar bertindak daripada ukuran kecil. Kualitas audit merupakan suatu kemungkinan auditor akan menemukan dan melaporkan kesalahan yang ditemukannnya, dan kebebasan dianggap dapat dikompromikan apabila auditor tidak melaporkan kesalahan tersebut. Kualitas audit menjelaskan bagaimana mendeteksi dalam menemukan kekeliruan yang bersifat material baik itu karena kecuarangan maupun ketidaktelitian dalam laporan keuangan. Kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan informasi laporan keuangan yang sedikit kekeliruan. Hal ini disebabkan auditor memiliki kemampuan dan ketelitian saat proses audit atas laporan keuangan. Menurut De Angelo (1981) ukuran perusahaan audit berhubungan positif dengan kualitas audit. Banyak penelitian mengenai kualitas audit mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan akuntansi digunakan sebagai indikator kualitas audit. 2.1.5 Jenis Opini Audit

Menurut Sembiring(2011)Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah menyatakan pendapat bahwa laporan keuangan klien disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip berterima umum di Indonesia. Dari sudut pandang pemakai, laporan dianggap sebagai produk utama dari proses atestasi. SPAP mengharuskan dibuatnya laporan setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan dengan laporan keuangan. Keterkaitan ini tidak selalu berupa audit laporan keuangan, tetapi dapat pula hanya berupa bantuan untuk menyusun laporan keuangan. Menurut Arens dan Loebbecke (2008: 36) terdapat 5 jenis opini udit yang dapat diberikan auditor atas laporan keuangan auditnya, yaitu 1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. 2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (unqualified opinion with explanatory paragraph) dalam laporan auditnya karena audit yang dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. 3. Wajar dengan Pengecualian (WDP) Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian (qualified opinion) untuk pos pos tertentu yang memuat salah saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah kecuali untuk dalam paragraf pendapat.

4. Tidak Wajar Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar (adverse opinion). Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang sangat material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. 5. Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer opinion atau opini tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan tidak memberikan pendapat dilakukan auditor jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik profesional. 2.1.6 Ukuran Perusahaan Suwito dan Herawaty(2005:138) Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Carslaw dan Kaplan(1991) dalam Ahmad dkk. (2005) Semakin besar ukuran satuan usaha maka struktur pengendalian internalnya juga semakin baik sehingga akan mengurangi kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. Hal ini akan memudahkan pekerjaan auditor karena lingkup pengujian semakin sempit sehingga akan memperpendek audit delay. Perusahaan berskala besar juga memiliki sumber daya untuk membayar audit feeyang relatif tinggi sehingga dapat menekan auditor untuk memulai pekerjaannya lebih awal dan menyelesaikan audit tepat waktu bila dibanding perusahaan lain kecil.

2.2 Tinjauan penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit report lag yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Lina Anggraeny Parwati dan Yohanes Suhardjo (2009) 2 Primsa Bangun, Subagyo, dan Malem Ukur Tarigan (2012) 3 Lianto dan Kusuma 2012 4 Regina 2013 Independen: Jenis Industri, Rugi/Laba, Opini Auditor, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Solvabilitas. Dependen: Audit Report Lag Independen: Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Pergantian Auditor, Jenis Industri Dependen: Audit report lag Independen: Profitabilitas Perusahaan, Solvabilitas Perusahaan, Perusahaan, Perusahaan, Industri Dependen: Audit Report Lag Umur Ukuran Jenis Independen Ukuran KAP, Jenis Opini Audit, Jenis Industri, Profitabilitas, dan Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag sedangkan Rugi/Laba, Opini Auditor, Ukuran Perusahaan, dan Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Ukuran perusahaan dan Pergantian Auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag. Ukuran KAP dan Jenis Industri berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag. Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Pergantian Auditor, dan Jenis Industri secara simultan berpengaruh terhadap audit report lag. Profitabilitas, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Ukuran Perusahaan dan jenis industri tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Profitabilitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, dan Opini Audit tidak

Profitabilitas Perusahaan, dan Umur Perusahaan Dependen Audit Report Lag berpengaruh terhadap audit report lag Ukuran KAP dan Solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag 2.3 Kerangka Konseptual Menurut Erlina (2008:38) Kerangka teoritis adalah suatu model yangmenerangkanbagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian sebagai berikut: Kualitas Audit (X1) Jenis Opini Audit (X2) Ukuran Perusahaan (X3) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 mengindikasikan bahwa kualitas audit (X 1 ), jenis opini audit (X 2 ), dan ukuran perusahaan (X 3 ) mempengaruhi audit report lag (Y), baik secara parsial dan simultan. 1. Penelitian ini menilai kualitas audit berdasarkan ukuran KAP. KAP besar mempunyai lebih banyak sumber daya daripada KAP kecil, sehingga KAP besar dapat menyelesaikan proses audit dengan lebih efektif dan efisien serta memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Selain itu, KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan dengan KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasinya. Ukuran KAP dilihat dari apakah KAP tersebut adalah the big four ataunon the big four. 2. Opini audit adalah pendapat yang diberikan auditor terhadap laporan keuangan yang telah diauditnya dengan melalui beberapa tahap audit. Audit report lag akan lebih panjang pada perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini terjadi karena proses pemberian pendapat tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan ruang lingkup. Opini audit dilihat dari apakah unqualified opinion atau selain unqualified opinion. 3. Ukuran perusahaan dapat dinilai berdasarkan pada total aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Perusahaan besar biasanya akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki banyak sumber informasi dan

memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dalam penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan diukur melalui total asset yang dimiliki perusahaan. 2.4 Hipotesis Penelitian Definisi hipotesis menurut Erlina (2011:41): Hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh secara parsial kualitas audit terhadap audit report lag. H2 : Terdapat pengaruh secara parsialjenis opini audit terhadap audit report lag. H3 : Terdapat pengaruh secara parsial ukuran perusahaan terhadap audit report lag. H4 :Terdapat pengaruh kualitas audit, jenis opini audit, dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap audit report lag.