BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Yohanes Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Behavioral Decision Theory Behavioral Decision Theory yang mengatakan bahwa seseorang mempunyai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu situasi yang sedang dihadapi. Behavioral Decision Theory menjelaskan latar belakang terjadinya perbedaan pendapat antara auditor ahli dan independensi dengan auditor yang tidak memiliki salah satu karekteristik ataupun kedua karakteristik tersebut. Bowditchdan buono (1990) dan sekar mayang sari (2003) mengatakan bahwa teori ini berhubungan dengan prilaku seseorang dalam mengambil keputusan. Lebih lanjut bahwa setiap induvidu memilki batas kognitif, kompleksitas tugas dan organisasi, oleh karena itu para induvidu ini diharuskan bertindak dengan cepat dalam mengatasi situasi yang tidak pasti, informasi yang bersifat ambiguitas dan tidak lengkap. Teori ini berbeda dengan classical decision theory yang mengatakan bahwa seseorang dapat mengambil keputusan yang tepat karena semua alternatif tindakan yang dapat diambil dapat diketahui sepenuhnya. Behavioral Decision Theory menyatakan bahwa seseorang mempunyai 8
2 9 keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya terhadap situasi yang sedang dihadapi. (Sekar Mayangsari, 2003). Aplikasi Behavioral decision Theory mengkaji sikap dan keputusan dalam mempengaruhi cara pembuatan suatu keputusan. Auditor dalam mengambil keputusan harus memiliki sikap independensi dan kompetensi. Hal ini disebabkan oleh pengalaman dan pengetahuan setiap auditor berbeda-beda. Auditor senior yang telah memiliki pengalaman yang banyak memilki pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan umum, pendidikan khusus sesuai bidang auditing serta pelatihan-pelatihan yang diikutinya akan memberikan hasil yang lebih tepat dibanding auditor junior yang baru menyelesaikan pendidikan umum yang belum memiliki pengalaman yang banyak serta belum mengikuti pelatihan-pelatihan yang terkait dengan bidang auditing akan memberikan pendapat sesuai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu situasi yang sedang dihadapi. Jadi pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki auditor sangat mempengaruhi pendapat yang akan diberikan. Dalam penelitian ini, bahwa opini yang akan diberikan oleh auditor dipengaruhi oleh tingkat independensi, tingkat Due professional care dan tingkat kompetensi seorang auditor. Auditor dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki ditambah dengan Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.
3 10 B. Pengertian Audit Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu audire yang berarti mendengar atau memperhatikan. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada awalnya seorang auditor bertindak sebagai pendengar yang kritis terhadap pertanggung jawaban yang dibacakan oleh penanggung jawab suatu badan usaha. Fungsi ini secara perlahan-lahan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Audit yang dilakukan baik oleh internal auditor maupun eksternal auditor sangat berguna untuk menilai mengawasi perkembangan perusahaan. Pembahasan selanjutnya ialah pengertian auditing menurut beberapa ahli akuntansi : Menurut Arens, Elder dan Beasley (2008:4) dalam bukunya yang berjudul Auditing dan Jasa Asurance adalah sebagai berikut: Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. Menurut Mulyadi (2002:11) dalam bukunya yang berjudul auditing adalah sebagai berikut: Auditing adalah salah satu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataanpernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilhasil pemakai yang berkepentingan.
4 11 Menurut Sukrisno Agoes (2004:1) dalam bukunya yang berjudul auditing: Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik adalah sebagai berikut: Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Secara umum pengertian diatas dapat diartikan bahwa audit adalah pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti yang diproses secara sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan tersebut sebagai tujuan utamanya. C. Independensi Standar Auditing Seksi (SPAP : 2001) menyebutkan bahwa independen bagi seorang akuntan publik artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Oleh karena itu ia tidak dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimilikinya, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat diperlukan untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Independensi merupakan sikap dan pikiran seseorang yang dicirikan oleh pendekatan itegritas dan objektivitas tugas profesionalnya. Menurut America Institute of Certified Public Accounting (AICPA) dalam
5 12 Meutia (2004) menyatakan independensi adalah suatu bertindak berdasarkan integritas dan objektivitas. Meskipun integritas dan objektivitas tidak dapat diukur dengan pasti. Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan independensi berdasarkan America Institute of Certified Public Accounting (AICPA) sebagai berikut : a. Auditor dan perusahaan akuntan publik tidak memiliki hubungan dengan klien yang akan mengganggu objektivitas auditor. b. Auditor dan perusahaan akuntan publik tidak terlibat dalam konflik kepentingan yang mengganggu objektivitas mereka berkenaan dengan cara-cara yang mempengaruhi laporan keuangan. c. Auditor dan perusahaan akuntan publik tidak boleh tergantung dalam hal keuangan terhadap klien. Menurut Mulyadi (2002:26) menjelaskan bahwa independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. D. Due Professional Care Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4 SPAP (2001), kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan
6 13 melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Menurut Gallegos (2007) due professional care dapat didefinisikan dengan beberapa cara dalam setiap department audit yaitu: 1. Peer review Peer review adalah penilaian teman sejawat. Profesi audit bergantung pada peer review, karena dapat membantu auditor membangun hubungan professional yang baik dengan rekan-rekannya. Review yang diberikan digunakan untuk menetapkan saran dan kritik yang diperlukan. selain itu, peer review secara tidak langsung memberikan jaminan kepada klien bahwa auditor mampu melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diperlukan sesuai ketentuan audit yang berlaku. 2. Teknik Kompeten klien selalu menginginkan auditor memiliki kemampuan teknis yang baik dalam mengaudit. pengembangan rencana untuk mengembang auditor yang berpengalaman harus selalu menyertakan pelatihan bagi auditor baru, selain itu, tim audit harus selalu disertai sumber daya yang diperlukan untuk dapat melakukan langkah-langkah audit secara efektif. 3. Tingkah laku Auditor Tingkah laku auditor penting sebagai hal yang mendukung keselarasan langkah-langkah audit. Auditor perlu bekerja dengan klien untuk
7 14 rekomendasi yang masuk akal yang dapat diterima. selain itu, berguna juga untuk menambah nilai independensi bagi auditor. Hal ini berarti laporan dan pendapat audit harus bebas dari salah saji yang material dengan integritas dari auditor dan disesuaikan dengan tujuan dan kontribusi organisasi. 4. Pengetahuan Bisnis Auditor melihat bagaimana sebuah organisasi beroperasi, mulai dari produk yang dibuat, dikirimkan, penagihan dan pengiriman pembayaran. Meningkatkan pengetahuan tentang bisnis suatu organisasi merupakan sesuatu yang memakan waktu tetapi penting untuk dilakukan untuk review audit. Due professional care tidak hanya melaporkan temuan-temuan kepada pihak menejemen tetapi memastikan bahwa permasalahan telah ditangani. 5. Standar Mereka yang berperan sebagai auditor harus memiliki standar etis yang tinggi yaitu Standar Profesional Akuntan Publik. Karena dengan standar, auditor dapat arahan untuk menjadi auditor yang professional. E. Kompetensi Menurut defenisi kompetensi dalam bidang auditing pun sering diukur dengan pengalaman (Mayangsari 2003). Selanjutnya Bedard (1986) dalam sri lastanti (2005) mengartikan kompetensi sebagai seseorang yang
8 15 memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas ditunjukkan dalam pengalaman audit. Ashton (1991) menunjukkan bahwa dalam literatur psikologi, pengetahuan spesifik dan lama pengalaman bekerja sebagai faktor penting untuk meningkatkan kompetensi. Ashton juga menjelaskan bahwa ukuran kompetensi tidak cukup hanya pengalaman tetapi diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah unsur lain diselain pengalaman. Pendapat ini di dukung oleh Schmidt el al (1988) Yang memberikan bukti empiris bahwa terdapat hubungan antara pengalaman dan kompleksitas tugas. Selain itu, prnelitian yang dilakukan Bonner (1990) menunjukan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetepan risiko analitis. Dan menurut De Angelo (1981) dalam kartika Widhi (2005:7) memproksikan kompetensi dalam dua komponen yaitu pengetahuan dan pengalaman. 1. Pengetahuan Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempuyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengetahui perkembangan yang semakin komleks (Meinhard et.al, 1987 dalam Harhinto 2004:35). 2. Pengalaman Menurut Loeher (2002) pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan.
9 16 F. Pengertian Laporan Audit dan Jenis Opini Audit 1. Pengertian Laporan Audit Laporan audit adalah suatu pendapat yang dikeluarkan oleh auditor setelah melakukan audit terhadap laporan keuangan pada suatu entitas bisnis mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Opini auditor disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku. Isi laporan audit baku terikat pada format yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Menurut PSA 52 (SA 504) standar pelaporan keempat berbunyi sebagai berikut: Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasanya harus dinyatakan, dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Bagian dari laporan keuangan tersebut menjelaskan mengenai halhal yang berkenaan dengan masalah keuangan yang disebut laporan keuangan (Financial Report). Apa yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut tidak ada pedomannya dan tergantung dari pihak perusahaan sendiri bagaimana menggambarkan mengenai perkembangan dari penjualan, biaya, keuangan, tetapi yang harus disampaikan dari laporan keuangan adalah laporan audit.
10 17 2. Jenis-jenis opini audit Menurut Arens, Elder dan Beasley (2008:61) yang dierjemahkan oleh Herman Wibowo dalam bukunya Auditing dan Jasa Assurance adalah sebagai berikut : a. Pendapat wajar tanpa pengecualian ( Unqualified Opinion) Laporan audit standar tanpa pengecualian diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut terpenuhi: 1) Semua laporan neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas sudah termasuk dalam laporan keuangan. 2) ketika standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan. 3) Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor telah melaksanakan penugasan audit ini dengan cara yang memungkinkannya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah terpenuhi. 4) Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal ini juga berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah tercantum dalam catatan kaki dan bagian bagian lain dari laporan keuangan. 5) Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraph penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
11 18 b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan Laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelasan atau modifikasi perkataan sesuai dengan kriteria audit yang lengkap dengan hasil yang memuaskan dan laporan keuangan yang disajikan secara wajar, tetapi auditor merasa penting atau wajib untuk memberikan informasi tambahan. Berikut ini adalah penyebab paling penting dari penambahan paragraph penjelasan atau modifikasi kata-kata pada laporan wajar tanpa pengecualian standar : 1) Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). 2) Keraguan yang substansial mengenai going concern. 3) Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan. 4) Penekanan pada suatu hal atau masalah. 5) Laporan yang melibatkan auditor lain. Keempat laporan pertama memerlukan suatu paragraph penjelasan. Pada setiap kasus, tiga paragraph laporan standar tetap disertakan tanpa modifikasi, dan paragraph penjelasan yang terpisah akan diikuti dengan paragraph pendapat. Hanya laporan yang pembuatannya melibatkan auditor lain yang memerlukan modifikasi kata-kata. Laporan ini memuat tiga paragraph, dan
12 19 ketiga paragraph tersebut telah dimodifikasi. Paragraph penjelasan menyiratkan bahwa auditor sepakat dengan kelayakan perubahan prinsip akuntansi tersebut. Jika auditor tidak sepakat, perubahan tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian. c. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) Laporan pendapat wajar dengan pengecualian dapat diterbitkan akibat pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian untuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laopran pendapat wajar dengan pengecualian dapat diterbitkan hanya apabila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar. Laporan pendapat tidak wajar atau menolak memberikan pandapat harus diterbitkan jika auditor merasa yakin bahwa kondisi yang dilaporkan tersebut bersifat sangat material. Oleh karena itu, pendapat wajar dengan pengecualian dianggap sebagai penyimpangan yang paling ringan dari laporan wajar tanpa pengecualian. Apabila auditor menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus menggunakan istilah kecuali untuk (except for) dalam paragraf pendapat. Sebagai implikasinya, auditor merasa puas bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah
13 20 disajikan dengan benar kecuali untuk aspek tertentu dari laporan keuangan. d. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) Digunakan hanya apabila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Laporan pendapat tidak wajar hanya dapat diterbitkan apabila auditor memiliki pengetahuan, setelah melakukan investigasi yang mendalam, bahwa tidak ada kesesuaian dengan GAAP/ PSAK. Hal ini jarang terjadi sehingga pendapat tidak wajar jarang sekali diterbitkan. e. Pernyataan tidak memberikan pendapat(disclaimer Opinion) Diterbitkan apabila auditor tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar. Kebutuhan untuk menolak memberikan pendapat akan timbul apabila terdapat pembatasan ruang lingkup audit atau terdapat hubungan yang tidak independen menurut kode perilaku professional antara auditor dengan kliennya. Kedua situasi ini menghalangi auditor untuk mengeluarkan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor juga memiliki opsi untuk
14 21 menolak memberikan pendapat pada masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Penolakan memberikan pendapat berbeda dengan pemberian pendapat tidak wajar dimana penolakan memberikan pendapat hanya dapat terjadi apabila auditor kurang memiliki pengetahuan atas penyajian laporan keuangan, sedangkan untuk menyatakan pendapat tidak wajar, auditor harus memiliki pengetahuan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar. Penolakan memberikan pendapat maupun pendapat tidak wajar hanya digunakan apabila kondisinya sangat material. G. Kerangka Berpikir Variabel X (Independent) Variabel Y (Dependent) INDEPENDENSI DUE PROFESSIONAL CARE OPINI AUDIT KOMPETENSI Gambar 2.1 Kerangka Pikir
15 22 H. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tahun Nama Peneliti Judul Hasil penelitian 2003 Mekar Mayangsari Keahlian dan independensi terhadap kualitas audit Auditor yang memiliki keahlian dan independensi memberikan pendapat tentang kelangsungan hidup perusahaan cenderung benar dibandingkan hanya memiliki salah satu karakteristik atau sama sekali tidak memiliki keduanya 2010 Elisha Muliani Ningsih dan Icuk Rangga Wibowo Pengaruh pengalaman, Due Profesional Care dan Akuntabilitas terhadap kualias audit Pengalaman, Due Profesional Care, dan independensi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit, Due Profesional Care dan independensi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit sedangkan pengalaman tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit.
16 Bayu Saputro Pengaruh Independensi, Kompetensi dan Profesional terhadap kualitas audit Independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, Kompetensi dan Profesional berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit tetapi ketiga variabel tersebut berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit Aris Suhendra Pengaruh skeptisisme profesional auditor, Etika dan Kompetensi terhadap pemberian opini audit Skeptisisme dan Etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit sedangkan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap opini audit tetapi Skeptisisme, Etika, Kompetensi secara simultan berpengaruh terhadap opini audit, oleh KAP
17 Rakhmat Bahtiar Pengaruh Bukti Audit, Independensi dan Kompetensi Auditor Terhadap Opini Auditor di KAP Jakarta Barat dan Selatan Bukti audit, independensi, dan kompetensi auditor berpengaruh secara simultan terhadap opini audit, bukti audit dan independensi berpengaruh secara parsial terhadap opini audit sedangkan kompetensi tidak berpengaruh secara parsial terhadap opini audit. Sumber : Data diolah (2012).
BAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Behavioral Decision Theory Behavioral decision theory yang mengatakan bahwa seseorang mempunyai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Agensi Teori agensi adalah teori yang mendasari hubungan atau kontak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan, 2002). Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tipe Opini Auditor Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama
Lebih terperinciAUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3
AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Audit Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu audire yang berarti mendengar atau memperhatikan. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Audit 2.1.1 Pengertian Kualitas Audit Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan kualitas sebagai kemungkinan dimana or akan menemukan dan melaporkan
Lebih terperinciBAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP
BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan merupakan hal yang esensial dalam penugasan audit dan assurance karena laporan berfungsi mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Para pengguna laporan keuangan menyandarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri bergerak dengan cepat dan bervariasi yang membuat persaingan antar pengusaha semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002) ada 8 prinsip. dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Audit Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002) ada 8 prinsip
Lebih terperinci: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir mengindikasikan adanya penurunan kualitas audit dan berkurangnya independensi serta kompetensi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah di
Lebih terperinciJURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR)
JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR) Sri Wiranti Setiyanti Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang Abstraksi Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan laporan audit. Opini
Lebih terperinciHUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH
HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH AKUNTAN PUBLIK Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley dalam buku berjudul Auditing dan Jasa Assurance (2011:4) audit adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan global. Bersamaan dengan kemampuan mereka menciptakan dan menawarkan seluruh rentang instrument
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal penelitian maupun sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut:
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Audit 2.1.1.1 Pengertian Audit Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut: Auditing is accumulation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk secara jujur tanpa manipulasi dan terbuka untuk melaporkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang berguna dalam pengambilan keputusan untuk penggunanya. Sudah menjadi kewajiban perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh KAP ini adalah jasa audit operasional,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Independensi Berdasarkan teori keagenan menjelaskan peran auditor dalam memberikan jasa atestasi atas laporan keuangan yang dibuat oleh pihak agen dan dijadikan dasar pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Mulyadi (2002) auditing adalah: Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha diberbagai negara di dunia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mencapai 5,2%
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditor adalah salah satu profesi yang disoroti oleh masyarakat luas. Hal yang menjadi sorotan masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dalam bentuk variabel-variabel yang diteliti di bawah ini:
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai kualitas audit mempunyai penyajian yang berbedabeda, dalam bentuk variabel-variabel yang diteliti di bawah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang dilakukan sehingga menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit judgment merupakan suatu pertimbangan atas persepsi dalam menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan faktor-faktor dari dalam diri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi tidak keselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga perusahaan harus semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Audit secara umum memiliki unsur penting yang diuraikan Mulyadi (2009:9) yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Salah satu fungsi dari akuntan publik adalah menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, persaingan dunia usaha akan semakin ketat karena arus perdagangan barang dan jasa semakin luas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman dunia usaha dan industri semakin cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman dunia usaha dan industri semakin cepat pertumbuhannya, sehingga membuat persaingan antar perusahaan semakin meningkat. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap aktivitas dan kinerja perusahaan. Jasa akuntan publik sering digunakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing Agoes (2008:3), menyatakan bahwa auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku bisnis maupun bagi para kalangan masyarakat yang bukan pelaku bisnis. Dunia bisnis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam penelitian dan ditentukan hipotesis penelitian berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia dapat diukur dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Laporan keuangan sebuah perusahaan, selain dibutuhkan oleh pihak internal perusahaan, juga dibutuhkan oleh pihak eksternal seperti calon investor, investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan suatu perusahaan, setiap perusahaan ingin terlihat baik dari perusahaan lain. Laporan keungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan pemilik selaku
Lebih terperinciBAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si
BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan audit laporan keuangan suatu organisasi. Menurut FASB dalam Wiratama dan Budiartha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada perusahaan go public yang harus memberikan informasi berupa laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi seorang akuntan publik merupakan salah satu profesi kepercayaan bagi para pihak yang berkepentingan, di antaranya adalah kreditor, investor, pemilik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya dunia usaha sekarang ini, maka persaingan diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai usaha agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsisten tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi dari kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan publik (KAP), sehingga jelas bahwa pengauditan melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi Akuntan Publik adalah profesi kepercayaan masyarakat dan pemakai laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan publik,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK par.7) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan, baik besar maupun kecil pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Adanya hubungan keagenan, ketika terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik (principals)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik perusahaan dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Diharapkan semakin banyaknya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Akuntan Publik (KAP) melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Diharapkan semakin banyaknya profesi akuntan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan bisnis saat ini telah menciptakan suatu kompetisi antar perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau organisasi yang dapat bertahan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau menghasilkan barang maupun jasa kepada masyarakat. Sebagian besar perusahaan memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi merupakan kebutuhan yang paling mendasar untuk pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Informasi akuntansi tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Profesionalisme Auditor Dalam penelitian ini konsep profesionalisme yang digunakan adalah konsep untuk mengukur bagaimana para profesional memandang profesi mereka yang tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciSA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut:
SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut: Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha yang ingin mengembangkan berbagai macam usaha. Saat ini persaingan didunia usaha semakin meningkat
Lebih terperinciSA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN
SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Audit merupakan proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Opini Auditor Independen Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, profesi akuntan publik menjadi sorotan dan perhatian di masyarakat. Profesi ini memang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, profesi akuntan publik menjadi sorotan dan perhatian di masyarakat. Profesi ini memang merupakan salah satu profesi yang cukup menjanjikan untuk
Lebih terperinciSTANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02
Daftar Isi Standar Umum SA Seksi 200 STANDAR UMUM Sifat standar umum; pelatihan dan keahlian auditor; independensi; penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya skandal-skandal keuangan yang terjadi di Indonesia akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya skandal-skandal keuangan yang terjadi di Indonesia akibat kecurangan yang dilakukan dalam penyajian laporan keuangan tidak kalah maraknya dengan skandal-skandal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang ditujukan kepada pihak pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang auditor disamping memiliki pemahaman mengenai akutansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciPresentation Outline
Chapter 3 Laporan Audit (Audit Report) 1 Presentation Outline I. Laporan Auditor Bentuk Baku II. Kondisi yang Memerlukan Paragraf Penjelas (Explanatory Paragraph) atau Modifikasi Kalimat (Modified Report
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Sehingga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan
Lebih terperinci