BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF. oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropodborne

BAB I PENDAHULUAN. Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

Author : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

Divisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. Demam berdarah adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropodborn

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. masih terbatas. Hal ini terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian yang

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II DI BANGSAL MELATI 2C DI RSUD MOEWARDI, SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. genus Falvivirus, virus RNA dari Keluarga Falviviridae (Soedarto 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. I DENGAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER DI RUANG MAWAR RSUD BANYUDONO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB IV METODE PENELITIAN. mengaitkan bidang Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis yaitu. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic

A. PENGERTIANs DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas DHF bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB II KONSEP DASAR. oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB II TINJAUAN TEORITIS

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori A.1. Definisi Demam Berdarah Dengue Demam Dengue adalah penyakit febris virus akut yang seringkali disertai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengue Haemoragic Fever (DHF) yang lebih sering disebut dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah. penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini

bio.unsoed.ac.id MENGENAL PEI\IYAKIT DEMAM BERDARAH PENDAHULUAN penderita dan keluarganya, karena kurangnya pengertian dan pemahaman tentang

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat sejak diketemukannya kasus tersebut di Surabaya pada

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kematian ( Padila 2013).

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) tanda-tanda kegagalan sirkulasi (WHO, 1997).

BAB III ANALISA KASUS

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. MORBILI

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER (DHF) DI RUANG FLAMBOYAN RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN - PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. diseluruh penjuru dunia dengan kejadian tertinggi dibeberapa daerah tropis seperti

BAB III BAHAN DAN METODE

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP DASAR. ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui

Untuk mendiagnosia klinik DBD pedoman yang dipakai adalah yang disusun WHO :

BAB XVII DENGUE XVII.1 Patogenesis1,2

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

GAMBARAN SEROLOGIS IgG-IgM PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DI RSUP SANGLAH PERIODE JULI-AGUSTUS 2014 ABSTRAK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak, tetapi lebih banyak

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB II TINJAUAN TEORI. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan

B A B PENDAHULUAN. terutama di daerah tropik dan subtropik. Insiden infeksi VD yang meliputi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PENGGUNAAN ANALGETIK PADA ANAK YANG MENDERITA DEMAM BERDARAH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO PERIODE TAHUN 2009

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. DBD yang paling penting adalah dengan mengendalikan nyamuk Aedes

Transkripsi:

BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan Demam Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). DHF adalah infeksi arbovirus( arthropoda-borne virus) akut, ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa DHF merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigita nyamuk Aedes Aegypti, biasanya menyerang anak di bawah usia 15 tahun dan dapat menimbulkan kematian. B. Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong arbovirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus ( IKA- FKUI, 2005: 607). C. Patofisiologi Manifestasi terjadi DHF ialah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoregic. Pada kasus berat, renjatan terjadi secara 1

2 akut nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah pada penderita dengan renjatan berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih 30%. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Kelainan yang paling sering ditemukan ialah perdarahan di kulit berupa ptekie, perdarahan di saluran pencernaan, paru, dan jaringan periodrenal, hati membesar, terdapat perlemakan, yang disertai perdarahan atau sarang nekrosis hemoregik (IKA-FKUI, 2005: 610). D. Manifestasi Klinik Menurut Aziz Alimul (2006:123) manifestasi Klinik DHF sangat bervariasi yaitu: 1. Demam, penyakit ini didahului oleh demam yang tinggi atau panas mendadak berlangsung 3-8 hari kemudian turun secara cepat. 2. Ruam biasannya 5-12 jam sebelum naiknya suhu pertama kali, dan berlangsung selama 3-4 hari. 3. Pembesaran hati yang terjadi pada permulaan demam (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit). 4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20 mmhg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80mmHg atau kurang) disertai kulit yang terasa dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki.

3 Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu: 1. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi. 2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain. 3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan kulit dingin dan gelisah. 4. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur. E. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Pada DHF umumnya dijumpai trombositopenia (100.000/UL atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari meningginya nilai hematokrit sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematokrit pada masa konvalensi. (IKA FKUI, 2005: 612).

4 F. Pengelolaan Kasus 1. Pathway DHF

5 2. Fokus Intervensi 1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi oleh virus Dengue (Aziz Alimul,2006:125). Tujuan: Suhu tubuh normal - Beri penjelasan tentang penyebab demam/peningkatan suhu tubuh. - Anjurkan pasien untuk banyak minum ± 1 2 liter/hari. - Berikan kompres hangat - Kajian saat tubuhnya demam. - Observasi vital sign setiap 3 jam. - Kolaborasi pemberian antipiretik. 2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat (Aziz Alimul,2006:125). Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi - Kajian keluhan mual, muntah, sakit menelan yang dialami pasien. - Kaji tingkat kekurangan nutrisi. - Observasi penurunan tonus otot. - Timbang berat badan setiap hari bila memungkinkan. - Beri makanan porsi kecil, tetapi sering. - Catat jumlah porsi yang dihabiskan pasien. - Beri makanan yang lunak dan mudah dicerna.

6 3) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan pembengkakan jaringan akibat perdarahan (Aziz Alimul,2006:125). Tujuan: Rasa nyaman terpenuhi dengan hilangnya nyeri. - Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi. - Atur posisi tidur pasien senyaman mungkin. - Observasi keadaan umum pasien. - Batasi pengunjung. - Anjurkan pasien untuk bedrest. - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik. 4) Resiko tinggi terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh, perdarahan berlebihan (Doenges, 2000: 466) Tujuan: Syok hipovolemik tidak terjadi - Kaji tanda-tanda syok hipovolemik. - Observasi vital sign setiap 4 jam. - Monitor intake, out put cairan. - Observasi kesadaran dan perubahan tingkah laku. - Observasi daerah akral dan turgor kulit. - Cek Hb, HT, trombosit. - Kolaborasi pemberian cairan parenteral. 5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O 2 ditandai dengan kelemahan dan kelelahan (Doenges, 2000:467) Tujuan: Pasien dapat beraktivitas kembali

7 - Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas - Monitor tanda-tanda vital - Berikan lingkungan yang tenang. - Prioritaskan asuhan keperawatan, untuk meningkatkan istirahat. - Berikan bantuan dalam beraktivitas.