BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perputaran informasi, persaingan global dan kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang cepat menjadikan lingkungan bisnis sebagai lingkungan yang selalu berubah dengan cepat dan dinamis. Pelaku bisnis kemudian mulai memikirkan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dan organisasi untuk bisa menghadapi lingkungan bisnis yang selalu berubah dengan cepat dan dinamis. Solusi yang akhirnya dianggap harus dimiliki oleh perusahaan dan organisasi untuk menghadapi lingkungan bisnis adalah dengan belajar. Manusia diciptakan pada dasarnya untuk belajar. Seorang manusia, tidak akan pernah puas melakukan eksplorasi dan bereksperimen (Senge, 1990). Manusia akan mampu bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan hidup yang selalu mengalami perubahan jika belajar. Hal yang sama berlaku juga bagi perusahaan dan organisasi. Untuk bisa bertahan dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah dengan cepat dan dinamis maka perusahaan dituntut untuk bisa belajar. Perusahaan dibentuk untuk mencapai beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud yakni: memperoleh laba, meningkatkan harga saham, menguasai pasar, dan berusia panjang. Mendesain, mengimplementasikan, serta mengevaluasi strategi harus dilakukan pihak manajemen perusahaan dan organisasi untuk dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan. 1
Demi kelangsungan perusahaan dan organisasi, menjadi organisasi pembelajar (learning organization) dibutuhkan oleh perusahaan dan organisasi (Thompson, 1995). Untuk bisa beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terus terjadi maka pembelajaran diperlukan dalam perusahaan dan organisasi. Pembelajaran dianggap menjadi suatu strategi yang penting dalam menghadapi perubahan yang cepat dalam lingkungan yang kompetitif. Berbagai upaya dikembangkan untuk mengidentifikasi model pembelajaran individu ke model pembelajaran organisai yang nantinya bisa meningkatkan kinerja (Herrera, 2007). Dalam menghadapi kompetisi global yang makin ketat dengan lingkungan eksternal yang terus berubah dengan cepat, mengembangkan sebuah organisasi pembelajaran dianggap sebagai suatu kebutuhan yang penting. Perusahaan perlu terus untuk mengubah diri menjadi organisasi pembelajar (Marquardt, 2002). Dalam lingkungan yang baru, untuk mendapatkan dan mempertahankan suatu keunggulan kompetitif maka perusahaan dan organisasi harus belajar lebih baik dan lebih cepat (Marquardat, 2002). Kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan pendapatan, keuntungan, dan nilai ekonomi didorong oleh kemampuan perusahaan untuk belajar dan melakukan inovasi (Thompson, 1995). Ketidakmampuan perusahaan untuk belajar menyebabkan perusahaan kehilangan pengetahuan dan hal ini mengarah pada pola kesalahan yang berulang, produktifitas berkurang, dan penuruan kinerja (Martins dan Martins, 2011). Dalam pengertian yang sederhana, organisasi pembelajar dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang belajar (Ortebland, 2001). Organisasi pembelajar 2
adalah organisasi yang mampu menciptakan, memperoleh, mentransfer pengetahuan dan memodifikasi perilaku untuk merefleksikan pengetahuan dan pandangan yang baru (Garvin, 1993). Learning organization merupakan konsep yang menyatakan bahwa organisasi dianggap mampu untuk terus melakukan self-learning sehingga bisa cepat dalam berpikir dan bertindak untuk merespon berbagai perubahan yang muncul dalam lingkungan bisnis. Menurut Senge (1990), learning organization adalah organisasi yang setiap anggotanya akan secara terus memperluas kapasitas mereka dalam menghasilkan hasil yang benar-benar diinginkan, memelihara polapola yang baru dan luas dalam berpikir, dan setiap anggota akan terus belajar untuk melihat keseluruhan secara bersama-sama. Memiliki kemampuan beradaptasi hanya merupakan tahap awal yang harus dimiliki oleh perusahaan dan organisasi untuk bergerak menuju learning organization. Menurut Argyris (dalam Senge, 1990b), learning dibagi menjadi dua tipe yakni generative learning dan adaptive learning. Generative learning membutuhkan cara dalam pemahaman apa yang menjadi keinginan konsumen atau pemahaman bagaimana mengelolah bisnis lebih baik lagi. Konsep learning organization yang mulai diperkenalkan oleh Senge pada tahun 1990, banyak menjadi acuan bagi perusahaan dan organisasi tentang pentingnya pembelajaran dalam suatu perusahaan dan organisasi. Menurut Senge, untuk bisa dikatakan sebagai organisasi pembelajar suatu perusahaan atau organisasi harus memenuhi lima displin. Kelima displin tersebut adalah personal mastery, mental model, shared vision, team learning, dan system thinking. 3
Gambar 1.1 Fifth Discipline of the Learning Organization Team Learning Systems Thinking The Learning Organization Building Shared Vision Personal Mastery Mental Models Sumber: Senge (1990b) Organisasi pembelajar hanyalah sebatas bagaimana menyampaikan visi yang jelas, memberikan insentif yang tepat, dan memberikan pelatihan adalah pendapat yang sering diberikan oleh pemimpin dalam suatu perusahaan mengenai apa organisasi pembelajar itu. Persaingan ketat, teknologi yang semakin maju serta pergeseran preferensi konsumen menjadikan anggapan tersebut tidak hanya cacat namun juga terbukti sangat beresiko. Untuk membantu perusahaan dalam menanamkan toleransi, mendorong diskusi terbuka, dan berpikir secara holistik dan sistematis maka perusahaan harus memiliki karyawan yang terampil dalam menciptakan, memperoleh dan mentransfer pengetahuan (Garvin et al. 2008). Keuntungan lain yang dapat 4
diperoleh perusahaan yang memiliki karyawan tersebut adalah mampu untuk beradaptasi lebih cepat dari pesaing. Konsep learning organization dianggap penting untuk membantu perusahaan dan organisasi, namun sampai saat ini konsep learning organizational yang ideal masih belum juga ada. Ada beberapa faktor yang menurut Garvin et al. (2008) menjadi penyebab terhambatnya kemajuan dari ide learning organization. Pertama, learning organization hanya menggambarkan dunia yang lebih baik tapi tidak memberikan strategi yang nyata dan konkret. Hasilnya, banyak perusahaan dan organisasi tidak mampu untuk mengidentifikasi urutan langkah yang diperlukan untuk maju. Kedua, learning organization merupakan gagasan yang kebanyakan ditujukan untuk CEO dan eksekutif senior. Manajer departemen dan satuan yang lebih kecil yang merupakan kesatuan di mana pekerjaan organisasi yang penting biasa dilakukan terkadang tidak mengetahui mengenai learning organization. Hal ini menyebabkan para manajer memiliki kesulitan untuk menilai bagaimana pembelajaran dalam tim mampu memberikan kontribusi secara keseluruhan bagi perusahaan. Ketiga, learning organization hingga saat ini masih kekurangan standar pengukuran dan alat penilaian. Standar pengukuran dan alat penilaian merupakan hal yang penting untuk mengukur dan menilai keberhasilan suatu perusahaan dan organisasi dalam menjalankan pembelajaran dalam organisasi. Tanpa standar pengukuran dan alat penilaian, perusahaan bisa menyatakan keberhasilan mereka 5
tanpa menggali secara khusus atau tanpa membandingkan dirinya dengan perusahaan lain. Dengan adanya hambatan tersebut maka Garvin et al. (2008) menciptakan alat analisis berupa instrumen survei yang komprehensif digunakan untuk menilai konsep learning organization dalam perusahaan dan organisasi. Menurut Garvin et al. (2008), lingkungan pembelajaran yang suportif, aktivitas pembelajaran, dan perilaku kepemimpinan yang memperkuat pembelajaran merupakan tiga pilar yang membangun suatu organisasi pembelajaran. Alat analisis yang dibuat oleh Garvin et al. (2008) digunakan untuk mengukur pembelajaran yang terjadi dalam suatu perusahaan dan organisasi berbagai ukuran yang memiliki kegiatan kerja sama atau aktifitas kerja yang tumpang tindih. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot di setiap aspek kriteria pada masing-masing pilar yang terdapat pada kuesioner learning organization. Instrumen penilaian yang dibuat oleh Garvin et al. (2008) akan memungkinkan sebuah perusahaan dan organisasi untuk membandingkan diri dengan nilai benchmark yang sudah disediakan. Kekuatan alat penellitian terdapat pada perbandingannya bukan pada nilai absolutnya. Manfaat yang didapat perusahaan dengan alat penilitian ini adalah perusahaan akan mendapatkan pandangan yang lebih luas dan mendalam mengenai sejauh mana organisasi tersebut belajar dan seberapa efektif pembelajaran memperbaiki strategi dan juga proses dalam perusahaan. 6
Penelitian dengan menggunakan alat pengukuran dan penilaian untuk mengukur proses pembelajaran dalam suatu organisasi jika menggunakan three building blocks of the learning organization masih sangat langkah di Indonesia. Hal ini membuat penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian learning organization dengan melakukan replikasi penelitian seperti yang sudah dilakukan oleh Garvin et al. pada tahun 2008. Penelitian ini akan menggunakan instrumen penelitian yang sama untuk menilai dan membandingkan hasil skor dari proses belajar dalam suatu perusahaan dan organisasi. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat tentu saja memberikan dampak bagi setiap perusahaan dan organisasi. Hal ini juga berlaku bagi PT. Gama Multi Usaha Mandiri. Perusahaan berusaha untuk beradaptasi dengan setiap perubahan, melakukan inovasi dan tetap memperhatikan apa yang menjadi keinginan dari konsumen. PT. Gama Multi Usaha Mandiri (GMUM) adalah perusahaan holding dan invetasi yang bergerak di berbagai bidang. PT. Gama Multi Usaha Mandiri merupakan perusahaan milik Universitas Gadjah Mada dan mengembangkan unitunit usaha dan memiliki anak perusahaan yang tergabung dalam Gama Multi Group. Saat ini GMUM memiliki sembilan unit usaha dan enam anak perusahaan. Memiliki berbagai macam unit usaha dan anak perusahaan tentu saja menuntut PT. Gama Multi Usaha Mandiri untuk bisa menguasai lingkungan bisnis yang selalu berubah dengan cepat dan dinamis ini. Untuk bisa memenuhi setiap kebutuhan dari perusahaan, maka PT. Gama Multi Usaha Mandiri harus memiliki sumber daya yang baik. Sumber daya menjadi faktor yang relevan sebagai unit 7
analisa karena merupakan peran penting dalam bisnis suatu perusahaan dan organisasi. Pemilihan PT. Gama Multi Usaha Mandiri sebagai obyek penelitian didasari oleh beberapa observasi awal yang sudah dilakukan oleh peneliti. Pertama, PT. Gama Multi Usaha Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak diberbagai bidang. Memiliki usaha yang bergerak diberbagai bidang berarti perusahaan harus melihat berbagai macam lingkungan bisnis untuk masingmasing usaha dan anak perusahaannya. Setiap unit usaha dan anak perusahaan PT. Gama Multi Usaha Mandiri tentu saja memiliki pesaing yang berbeda-beda. Untuk bisa bertahan dalam lingkungan bisnisnya, maka masing-masing unit usaha dan anak perusahaan harus mengumpulkan informasi lebih cepat dibandingkan dengan masing-masing pesaingnya. Kedua, manajamen internal PT. Gama Multi Usaha Mandiri. Sumber daya manusia merupakan aset utama atas keberlangsungan suatu perusahaan dan organisasi. Terlebih lagi untuk PT. Gama Multi Usaha Mandiri, sebagai perusahaan yang bergerak diberbagai bidang memiliki sumber daya manusia yang handal merupakan suatu keharusan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam bisnis juga ditunjang oleh interaksi yang terjadi antar individu dalam perusahaan. Pengelolaan manajemen sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan lingkungan kerja dan kepuasan kerja yang baik bagi karyawan. Lingkungan kerja dan kepuasan kerja akan berujung ada peningkatan kinerja setiap pekerja dalam perusahaan dan organisasi. 8
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan PT. Gama Multi Usaha Mandiri dianggap sesuai dan mewakili kriteria yang ada pada instrumen penelitian learning organization. Atas dasar latar belakang masalah tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Analisis Implementasi Learning Organization Ditinjau dari Three Building Blocks Of The Learning Organization: Studi pada PT. Gama Multi Usaha Mandiri. 1.2.Rumusan Masalah Persaingan global yang dinamis dan selalu berubah dengan cepat menuntut organisasi untuk bisa melakukan pembelajaran guna meningkatkan kecepatan dalam merespon setiap perubahan yang mungkin akan terjadi. Penerapan pembelajaran di PT. Gama Multi Usaha Mandiri dianggap penting karena PT. Gama Multi Usaha Mandiri merupakan perusahaan yang beroperasi berbagai bidang. Melalui instrumen penelitian learning organization yang diciptakan oleh Garvin et al. (2008), maka diharapkan suatu organisasi akan mendapatkan pandangan yang lebih luas dan mendalam mengenai sejauh mana organisasi tersebut belajar dan seberapa adaptif hal itu memperbaiki strategi dan proses yang terjadi. Instrumen penelitian diaplikasikan pada PT. Gama Multi Usaha Mandiri. 1.3. Pertanyaan Penelitian Kesulitan untuk melakukan review atau evaluasi atas proses pembelajaran melalui learning organization adalah permasalahan yang sering muncul dikebanyakan perusahaan atau organisasi yang menerapakan learning 9
organization. Melalui instrumen penelitian yang diciptakan oleh Garvin et al. (2008), peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah PT. Gama Multi Usaha Mandiri merupakan learning organization? 2. Berapakah nilai setiap aspek penilaian pembelajaran pada masing-masing building block of the learning organization PT. Gama Multi Usaha Mandiri ditinjau dari three building blocks of the learning organization? 3. Building block of the learning organization manakah yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam penerapan learning organization PT. Gama Multi Usaha Mandiri jika ditinjau dengan benchmark scores for the learning organization survey? 1.4. Tujuan Penelitian Dalam kesempatan ini, peneliti memiliki beberapa tujuan yang berkaitan dengan proses learning dalam suatu organisasi. Diantaranya adalah: 1. Untuk menilai apakah PT. Gama Multi Usaha Mandiri merupakan learning organization. 2. Untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan nilai pembelajaran pada masingmasing building block of the learning organization pada PT. Gama Multi Usaha Mandiri dibandingkan dengan three building blocks of the learning organization. 3. Untuk mengidentifikasi building block of the learning organization yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam penerapan learning organization dari PT. Gama Multi Usaha Mandiri jika dibandingkan dengan benchmark scores for the learning organization survey. 10
1.5. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat: 1. Bagi Perusahaan Hasil penilaian dari kuesioner yang digunakan pada penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk diskusi, evaluasi, dan refleksi proses learning PT. Gama Multi Usaha Mandiri dilihat dari skor dan perbandingan yang diperoleh. 2. Bagi Pihak Lain Dapat menambah pengetahuan pembaca dan dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan perbandingan bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang. 1.6. Batasan Penelitian Agar penelitian ini tidak menyimpang terlalu jauh dari masalah yang hendak diteliti, maka dibutuhkan batasan-batasan. Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian hanya akan berfokus meneliti proses pembelajaran dari learning organization yang ditinjau dari three building blocks of the learning organization pada PT. Gama Multi Usaha Mandiri, yakni aspek supportive learning environment, concrete learning process and practice, dan leadership that reinforce learning. 2. Alat penilaian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen survei learning organization yang dibuat oleh Garvin et al. (2008). 11
1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan thesis terbagi menjadi lima bab, yakni: I PENDAHULUAN Bagian ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. II LANDASAN TEORI Bagian ini berisi tinjauan pustaka dan landasan teori yang mendasari pembahasan secara mendetail. III METODE PENELITIAN Bagian ini berisi desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, pengumpulan data, serta metode analisis data. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi deskripsi data penelitian, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan. V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini berisi simpulan, keterbatasan, implikasi, dan saran yang dihasilkan dari penelitian ini. 12