PROFILE ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sains untuk Membangun Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DITINJAU DARI PEMENUHAN STANDAR PENDIDIK DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA

KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA DITINJAU DARI PROFIL PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Universitas Sebelas Maret, 57126

PEMETAAN PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN RELEVANSI TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN RELEVANSINYATERHADAP KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS KETUNTASAN BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA KAITANNYA DENGAN UPAYA PEMENUHAN STANDAR PENDIDIKAN

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, korespondensi :

PROFIL PEMENUHAN 8 SNP, PROSES PEMBELAJARAN DAN RELEVANSI BUKU AJAR YANG DIGUNAKAN DI SALAH SATU SMP DI NGAWI

PROBLEM-BASED LEARNING MENINGKATKAN HIGHER-ORDER THINKING SKILLS SISWA KELAS VIII SMPN 1 DAHA UTARA DAN SMPN 2 DAHA UTARA

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI DALAM PEMBUATAN SOAL HOT (HIGHER ORDER THINKING) DI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI PERUBAHAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Universitas Sebelas Maret Surakarta,Surakarta, korespondensi : Abstrak

Kemampuan Guru Mata Pelajaran Biologi dalam Pembuatan Soal HOT (Higher Order Thinking) di SMA Negeri 1 Wonosari Klaten

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN MATERI EKPONEN KELAS X

Penelitian dan Kajian Konseptual Mengenai Pembelajaran Sains Berbasis Kemandirian Bangsa

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

ANALYZING SKILL DAN REASONING SKILL SISWA MADRASAH ALIYAH DI KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMA PADA MATERI PENGUKURAN

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 7 Nomor 1 Februari 2015 Halaman

ANALISIS PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

JURNAL PUBLIKASI. Untuk Menenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

PROFIL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMPN1 WERU MELALUI IMPLEMENTASI MODUL IPA MENGGUNAKAN MODEL SAINTIFIK

ANALISIS KEBUTUHAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS TAKSONOMI THE STRUCTURE OF OBSERVED LEARNING OUTCOME PADA MATERI KONSEP LARUTAN PENYANGGA

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. global dengan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang terdidik yang

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

The Effect of Discovery Learning on Students Logical Thinking Skills of Grade X MIA SMA Muhammadiyah 1 SurakartaAcademic Year 2013/2014

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains KEMAMPUAN GURU IPA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 JATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN STRATEGI IDEAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KELENJAR ENDOKRIN

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI OPTIMALISASI LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN

Oleh: Rubiyani SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

TINGKAT BERPIKIR KOGNITIF MAHASISWA BERDASARKAN BENTUK PERTANYAAN PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM

Hasna Putri Azizah, Budi Utami* dan Haryono. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 14 BONEGUNU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TGT

1. Ringkasan Hasil Penelitian, Tahun Dosen FPMIPA IKIP PGRI Semarang

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

tingkatan yakni C1, C2, C3 yang termasuk dalam Lower Order Thinking dan C4, C5, C6 termasuk dalam Higher Order Thinking Skills.

ISSN: Quagga Volume 10 No.1 Januari 2018

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

I. PENDAHULUAN. inovatif. Menyadari bagaimana cara memikirkan pemecahan permasalahan

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Oleh : Ari Pramono Guru SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMORI PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA CHEM PUZZLE

Joyful Learning Journal

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DITINJAU DARI ASPEK-ASPEK LITERASI SAINS

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

Dosen Program Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP: ,

Lu luin Nur Hasanah 1 *, Endang Susilowati 2, dan Budi Utami 2. * HP:

E043 PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY DAN MODIFIED INGUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Indra Sahfriana 46, Wachju Subchan 47, Suratno 48

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP TAHUN 2014 BERDASARKAN DIMENSI PENGETAHUAN DAN DIMENSI PROSES KOGNITIF

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

Unnes Physics Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 5.1, hlm

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF RECIPROCAL TEACHING (RT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF MAHASISWA IKIP BUDI UTOMO MALANG

TEKNIK PENYUSUNAN MODUL MATERI SISTEM EKSRESI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BIOLOGI SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGTALUN 1


Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Sugianto Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta, 19 November 01 MAKALAH POSTER ISSN: 07-69 PROFILE ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SMA Dhora Vasminingtya R.C 1, Hephi Meilinda, Yuhana 3, Sajidan 1,,3, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 716 Email korespondensi : dhoradanhephi@gmail.com Abstrak Perbaikan mutu pendidikan di sekolah sangat perlu diupayakan pemenuhan standar nasional pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui keterpenuhan 8 SNP di salah satu SMA di Karanganyar, ) mengetahui jalannya proses pembelajaran di salah satu SMA di Karanganyar dan 3) mengetahui relevansi buku ajar yang digunakan dengan kurikulum 013. Metode penelitian yang digunakan berupa observasi, survey, deep interview, angket, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Hasil analisis terhadap pemenuhan 8 komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) di SMA Kabupaten Karanganyar diperoleh hasil bahwa gap tertinggi pada strandar proses, ) Hasil analisis Ujian Nasional (UN) menunjukkan bahwa skor yang kurang maksimal pada materi evolusi, 3) Hasil analisis daya serap menjadi pedoman bahwa materi tersebut cenderung lebih sulit sehingga prosentase data UN menunjukkan untuk materi tersebut skornya terendah. Kata kunci: Profile Analisis Standar Nasional Pendidikan, Ketuntasan Belajar Berbasis UN, Proses Pembelajaran Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 01 667

I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia di masa yang akan datang. Proses pembelajaran yang terjadi di lingkungan sekolah (pendidikan formal) melibatkan berbagai komponen yaitu : tujuan, bahan, metode dan alat serta (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 1989). Jika salah satu komponen tidak ada maka proses pembelajaran kurang berhasil. Belajar adalah proses menghasilkan perubahan tingkah laku atau kecakapan. Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara siswa dengan objek yang dipelajari. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di bidang Biologi adalah mengoptimalkan peran atau fungsi seorang guru sebagai organisator dan fasilitator untuk lebih mengaktifkan siswa agar dapat mengembangkan potensi pengetahuan, sikap dan keterampilan mereka secara maksimal. Kegiatan pembelajaran tidak bisa lepas dari peranan seorang guru. Peranan guru sangat penting karena pada saat proses pembelajaran guru berhubungan langsung dengan siswa untuk membimbing siswa mendapatkan pengetahuan-pengetahuan yang bermanfaat untuk siswa. Guru memiliki tugas lain yaitu mengarahkan serta mengevaluasi siswa agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Siswa juga memiliki peran ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Peran siswa bukan sebagai pendidik ataupun pembimbing melainkan sebagai subyek pembelajaran. Guru membuat tujuan pembelajaran sebelum pelajaran dimulai yaitu standar minimal yang harus dicapai oleh siswa. Peran siswa sebagai subyek pembelajaran tentunya harus mencapai target minimal yang diberikan dan dengan bimbingan dari guru. Dalam rangka perbaikan mutu pendidikan di suatu sekolah perlu adanya pemenuhan standar nasional pendidikan, analisis ketuntasan belajar berdasarkan hasil UN, serta proses pembelajaran salah satu sekolah di SMA Karanganyar. Sehingga perlu adanya analisis pemenuhan SNP berdasarkan hasil observasi muncul berbagai macam permasalahan yang dijumpai di SMA tersebut antara lain: Standar Ketuntasan Belajar, Kondisi Pembelajaran, dan Analisis Buku Pegangan Siswa dan Guru. Hasil analisis terhadap pemenuhan 8 komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) di SMA Kabupaten Karanganyar diperoleh hasil bahwa gap tertinggi pada strandar proses. Hasil analisis Ujian Nasional (UN) menunjukkan bahwa skor yang kurang maksimal pada materi evolusi. Hasil analisis daya serap menjadi pedoman bahwa materi tersebut cenderung lebih sulit sehingga prosentase data UN menunjukkan untuk materi tersebut memiliki skor terendah. II. METODE PENELITIAN Menggunakan Metode Survey dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan instrumen yang digunakan antara lain: deep interveuw, angket, wawancara, dan dokumentasi. 668 Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen dalam SNP yaitu standar proses memiliki GAP paling tinggi,8 %. Standar proses mencakup proses KBM di kelas serta evaluasinya. Proses KBM merupakan proses inti dalam mengajak siswa untuk melatih kemampuan berpikir. Menurut Brookhart (010: - 6) Semua siswa dapat berpikir, tetapi kebanyakan dari siswa membutuhkan dorongan dan bimbingan untuk proses berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) dalam pembelajaran merupakan aplikasi proses berpikir untuk situasi yang kompleks dan memiliki banyak variabel. Hasil penelitian sejalan dengan McCullagh(013) bahwa keterampilan proses sangatlah bergantung dari kegiatan pembelajaran di kelas. Penelitian di dukung oleh Arends (008: 73) bahwa keterampilan proses sains linear dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Selanjutnya, pandangan Heoyung (011) keterampilan berpikir tingkat tinggi ditentukan dari keluasan penggunaan pikiran untuk tantangan yang baru. Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut King, Goodson, dan Rohani (00: 1-) meliputi berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Semuanya diaktifkan ketika individu mendapatkan masalah yang tidak familiar, tidak tentu dan penuh pertanyaan. Sedangkan kategori berpikir tingkat tinggi menurut Brookhart (010: 1-1) meliputi beberapa aspek, yaitu: 1) Analisis, evaluasi, kreasi, ) Penalaran yang logis atau logika beralasan (logical reasoning), 3) Keputusan dan berpikir kritis, ) Pemecahan masalah, ) Kreatifitas dan berpikir kreatif. Berikut ini merupakan analisis dari pemenuhan standar nasional pendidikan, ketuntasan belajar berbasis UN, dan proses pembelajaran. 3.1.Analisis Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat GAP di dantara komponen factor penyebab 8 SNP yang ditampilkan dalam histogram sebagai berikut : Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 01 669

0.0 10.0 0.0 HISTOGRAM PEMETAAN FAKTOR PENYEBAB DENGAN 8 SNP G A P :, 8 % kontribusi implementasi 1 3 6 7 8, 8 % 97, % Gambar 1. Histogram Faktor Penyebab 8 SNP : Dari Histogram di atas dapat di ambil kesimpulan, bahwa : 1. Standar Isi : GAP nya adalah sebesar 1,. Standar Proses : GAP nya adalah sebesar,8 3. Standar Kompetensi Lulusan : GAP nya adalah sebesar 0,0. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan : GAP nya adalah sebesar 0,0. Standar Sarana Prasarana : GAP nya adalah sebesar 0,0 6. Standar Pengelolaan: GAP nya adalah sebesar 0, 7. Standar Pembiayaan: GAP nya adalah sebesar 0,0 8. Standar Penilaian: GAP nya adalah sebesar,3 GAP tertinggi ditemukan pada standar proses yaitu,8 %. GAP terjadi karena dalam standar proses terdapat indikator yang belum mampu dipenuhi secara maksimal. Adapun indikator yang belum mampu di penuhi oleh SMAN 1 Karanganyar yaitu: 1. Kurang adanya Pemantauan proses pembelajaran oleh kepala sekolah. Tidak adanya Penyampaian hasil supervisi oleh kepala sekolah 3. Tidak adanya Implementasi tindak lanjut hasil supervisi. Tidak adanya Remedial Teaching 670 Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

3..Analisis Data 8 Standar Komponen. STANDAR SARANA PRASARANA Point.() Sanitasi di dalam dan di luar bangunan terkait air bersih, saluran air kotor, tempat sampah, dan saluran air hujan kurang tersedia sesuai dengan kebutuhan. Point.() Ventilasi udara (-10%) Point 6.() Pencahayaan berada dalam kondisi yang baik (10-1%) Komponen 6. STANDAR PENGELOLAAN Point.() Sekolah memiliki dan melaksanakan 1 program pengawasanyang disosialisasikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan. Point 6.() Sekolah hanya melaksanakan 1 kali kegiatan evaluasiprogram kerja sekolah setiap tahun/ sesuai dengan kebutuhan. Komponen 8. STANDAR PENILAIAN Point 6.() Sebagian tes tertulis yang digunakan guru adalah tes essaydan sebagian lagi multiple choice. Point 66.(1) 80% soal tes tertulis termasuk dalam kategori berpikir tingkat tinggi (C-C6). Point 68.() Guru mata pelajaran menggunakan -3 teknik. Point 69.() Guru mata pelajaran 0%80% mengolah dan menganalisishasil untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar. 3.3.Ketuntasan belajar berdasarkan hasil UN 1) Analisis KD yang belum tuntas < 6,00 Tabel 1. Analisis KD yang belum tuntas < 6,00 No KD yang di Uji 1. Siswa dapat menentukan pernyataan tentang teori evolusi. Siswa dapat menjelaskan tahapan yang terjadi pada ekanisme pertahanan tubuh 3. Siswa dapat menjelaskan proses yang terjadi pada mekanisme gerak otot. Peserta didik dapat menjelaskan penanggulangan yang sesuai dari kasus permasalahan biologi. Siswa dapat menjelaskan proses yang terjadi pada siklus menstruasi 6. Siswa dapat menghitung kapasitas udara dalam paru-paru berdasarkan data-data yang diberikan 7. Siswa dapat menentukan contoh peristiwa mutasi pada makhluk hidup 8. Siswa dapat mengidentifikasikan hasil pewarisan cacat penyakit menuru pada manusia Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 01 671

) Penguasaan Materi Soal Biologi Tabel. Daftar Kemampuan yang diuji 3) Perbandingan Rata-rata Nilai UN Mata Pelajaran Biologi Gambar 1 Perbandingan Rata-rata Nilai UN Mata Pelajaran Biologi ) Interpretasi hasil (a) Apabila perolehan nilai peserta didik pada suatu indikator KKM, artinya telah menuntaskan indikator tersebut. Apabila semua indikator telah tuntas, artinya peserta didik telah menguasai KD terkait. Dengan demikian, peserta didik diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran. (b) Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas 0%, peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas, Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD < KKM, artinya peserta didik belum menuntaskan indikator. 67 Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

(c) Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas > 0%, peserta didik belum dapat mempelajari KD berikutnya (artinya harus mengulang KD tersebut). 3..Analisis Proses Belajar 1) Perbandingan Profil Analisis Buku Siswa 9 8 7 6 3 1 0 8 8 6 kesesuaian judul dengan KD yang harus dicapai 7 6 6 kesesuaian urutan sub topik dengan KD dan sistematika keilmuan Profile Analisis Buku Siswa kesesuaian komponen dengan tuntutan autentik Gambar. Histogram Profil Analisis Buku Siswa Buku Pegangan Belajar A Buku Pegangan Belajar B LKS ) Penilaian Proses Hasil Belajar Penilaian Proses dan Hasil Belajar 7 6 3 1 0 6 6 6 6 6 6 pengetahuan sikap keterampilan tugas 3 Buku Pegangan Belajar A Buku Pegangan Belajar B LKS Gambar 3. Histogram Penilaian Proses Hasil Belajar Berdasarkan Analisis Buku Siswa Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 01 673

3) Hasil Observasi Proses Belajar di Kelas 6 3 1 0 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Di Kelas 0 0 0 apersepsi dan penyampaian motivasi kompetensi dan rencana kegiatan penguasaan materi pembelajaran 1 penerapan strategi pembelajaran yang mendididk 0 penerapan pendekatan saintifik 1 1 pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran pelaksanaan penelitian pembelajaran terpenuhi belum terpenuhi Gambar. Histogram Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran di Kelas IV. SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan: Hasil analisis terhadap pemenuhan 8 komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) di SMA Kabupaten Karanganyar diperoleh hasil bahwa gap tertinggi pada standar proses. Hasil analisis Ujian Nasional (UN) menunjukkan bahwa skor yang kurang maksimal pada materi evolusi. Hasil analisis daya serap menjadi pedoman bahwa materi tersebut cenderung lebih sulit sehingga prosentase data UN menunjukkan untuk materi tersebut skor terendah perlu adanya perbaikan dalam sistem pengontrolan pembelajaran yang ada di SMA Karanganyar. V. DAFTAR PUSTAKA.(006). Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Pendidikan Menengah Atas. Heong, Y. M., Widad, J., Kiong, Tee Tze, Razali, M. (011). The Level of Marzuno Higher Order Thinking Skills among Technical Education Students. International Journal of Social Science and Humanity, vol. 1, No., King, F. J., Goodson, L., Rohani, F. (00). Higher Order Thinking Skill. A publication of the Educational Services Program, now known as the Center for Advancement of Learning and Assessment. Brookhart, S. M. (010). How to Assess Higher-Order Thinking Skill in Your Classroom, Virginia: ASCD 67 Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Murphy, C., Bianchi, L., McCullagh, J dan Kerr, K. (013). Scaling up higher order thinking skills and personal capabilities in primary acience: theoryinto-policy-intopractice. Elsevier: Thinking skills and Creativity 10 (013) 173-188 Arends, R. I. (008). Learning to Teach. New York: McGraw Hill Companies, Inc. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 01 67