dilihat dari beberapa penelitian. Berdasarkan penelitian, (Anik, 2013), keinginan keluar perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI pada tahun 2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh jasa pelayanan kesehatan diantaranya adalah rumah sakit. Rumah. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Perpres, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan.

BAB I. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut harus memiliki SDM yang berkualitas. seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. karena menurunnya produktivitas sebagai efek stres karyawan. The Seventh

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa. Dalam Undang-

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam. memberikan pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB1 PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap perkembangan strategi pemasaran. Dunia ini harus

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan koordinasi yang rasional dari aktivitas. sejumlah individu untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

I.1 Latar Belakang. Universitas Indonesia. Gambaran kompetensi perawat..., Rahmika Putri, FKMUI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, berlomba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga utama pada sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

Kesehatan (BPJS Kesehatan) dibentuk untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut Permenkes RI No

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan medis yang dibutuhkan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, maka syarat mutu makin bertambah penting. Hal tersebut mudah saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatutujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

GAMBARAN UMUM SILOAM HOSPITALS LIPPO CIKARANG

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu aspek perilaku. manusia dalam penilaian kinerja menjadi dominan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB II HASIL SURVEY. untuk memberikan nama Dr. R. Sososdoro Djatikoesoemo tahun 1990.

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, merupakan kegiatan yang padat moral serta padat karya

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi padat karya dengan membutuhkan banyak tenaga dan profesi dari berbagai disiplin ilmu. Rumah sakit yang merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan bagi masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pelaku upaya kesehatan dasar ataupun kesehatan rujukan dan upaya melakukan kesehatan penunjang (Zainuddin, 2011). Institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai latar belakang permasalahan yang kompleks dalam pengelolaannya, terutama pengelolaan sumber daya manusia. Rumah sakit di Indonesia sampai saat ini masih mendapat banyak kritikan maupun saran atas ketidakpuasaan dari masyarakat, terutama terkait kualitas karyawan di rumah sakit. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama untuk berjalannya kelangsungan pelayanan di rumah sakit. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan mutu pelayanan yang baik. Mutu pelayanan yang baik itu dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu faktor keberhasilannya (Grace, 2007). Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan tidak bisa lepas dari upaya peningkatan mutu keperawatan. Oleh sebab itu perawat sebagai tim pelayanan kesehatan yang terbesar dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Mutu pelayanan di rumah sakit ditinjau dari sisi keperawatan meliputi aspek jumlah dan kemampuan tenaga profesional, motivasi kerja, dana, sarana dan perlengkapan penunjang, manajemen rumah sakit perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Effendi dan Makhfudli, 2009). Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap pasien. Kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan adalah perawat yang mempunyai kinerja tinggi. Standar penilaian kinerja perawat 1

2 yang sering digunakan adalah standar kinerja profesional perawat yang disusun oleh PPNI (2010) yang dijabarkan menjadi delapan elemen. Delapan elemen tersebut adalah jaminan mutu, pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan, kolaborasi, etik, riset dan pemanfaatan sumbersumber. Berdasarkan data yang diperoleh, kinerja perawat di rumah sakit dibagi dalam 2 kategori yaitu baik dan buruk. Adapun hasilnya didapatkan bahwa perawat yang kinerja baik sebanyak 67 orang (64,43%) dan kinerja yang buruk sebanyak 37 orang (35,5%). Adapun indikator penilaian kinerja perawat di rumah sakit meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Angka pencapaian ini belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Depkes RI yang memberikan syarat pencapaian minimal 75% kinerja perawat baik dalam memberikan asuhan/pelayanan keperawatan. Kinerja perawat yang belum optimal dapat dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan motivasi kerja perawat tersebut. Menurut Nufus (2017) diperoleh bahwa kualitas layanan yang terdapat di Rumah Sakit Qadr masih dalam kategorik cukup yaitu 61% - 80%. Sedangkan kategorik baik yaitu 81 100%. Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan yang ada di Rumah Sakit Qadr perlu ditingkatkan sehingga mendapatkan hasil yang baik di mata masyarakat. Ketidakpuasan kerja telah sering diidentifikasikan sebagai suatu alasan yang penting yang menyebabkan individu meninggalkan pekerjaannya. Ketidakpuasan kerja memiliki suatu hubungan langsung pada pembentukan keinginan keluar. Robbins (2009) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kepuasan kerja dengan keluarnya karyawan. Berdasarkan Survey Work Asia pada tahun 2007-2008 (Amirullah, 2011) didapatkan sebanyak 51% karyawan di Indonesia melakukan pindah kerja karena rendahnya tingkat kepuasan terhadap kompensasi dan benefit dari perusahaan dan terdapat kesempatan yang lebih baik ditempat lain. Di Indonesia, tingkat keinginan keluar perawat cukup tinggi. Hal ini bisa

3 dilihat dari beberapa penelitian. Berdasarkan penelitian, (Anik, 2013), keinginan keluar perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI pada tahun 2010 sebanyak 15%, tahun 2011 sebanyak 12,87% dan pada tahun 2012 sebanyak 10,18%. Menurut Gillies (1994), standar keinginan keluar optimum perawat dalam suatu rumah sakit adalah 10% setiap tahunnya. Rumah Sakit Qadr adalah salah satu rumah sakit swasta yang terletak di Komplek Islamic Village Kelapa Dua Karawaci Banten. Rumah sakit ini memiliki 9 layanan yaitu Unit Gawat Darurat, Haemodialisa, Poliklinik, Kamar Operasi, Maternal, Penunjang (Farmasi, Laboratorium, Radiologi), Perinatologi, Rawat Inap, Rawat Intensif (ICU). Rumah Sakit Qadr merupakan salah satu rumah sakit swasta yang memiliki data keinginan keluar dari pekerjaan cukup tinggi. Dari data yang didapat dari bagian SDM Rumah Sakit Qadr, jumlah perawat yang keluar dari pekerjaannya sebanyak 11,40% pada tahun 2016. Tingginya tingkat ketidakpuasan dan kurangnya motivasi yang ditandai keinginan keluar perawat dapat melemahkan struktur sistem keperawatan dan menghambat implementasi yang tepat dari proses dan prosedur keperawatan, sehingga akan berdampak terhadap kemampuan sistem keperawatan dalam memberikan perawatan yang efektif, efisien, aman dan responsif yang akan mengarah ke hasil perawatan yang kurang optimal. Keinginan keluar dari pekerjaan yang terjadi pada perawat di Rumah Sakit Qadr sudah melebihi dari standar optimum. Munandar (2010) Tingginya keinginan perawat untuk keluar dari rumah sakit dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan tersedianya alternatif pekerjaan diluar organisasi. Berdasarkan observasi awal di Rumah Sakit Qadr, didapatkan adanya indikasi ketidakpuasan dan kurang motivasi yang ditunjukkan oleh perawat baik dengan membicarakan pekerjaan yang lebih baik dan adanya keinginan untuk keluar apabila mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Kondisi tersebut bila tidak disikapi dan dikelola dengan baik oleh manajemen sumber daya manusia di rumah sakit, akan dapat menjadi bumerang yang bisa merugikan rumah sakit.

4 Ketidakpuasan kerja tentunya akan berdampak pada kinerja perawat. Jika kinerja perawat kurang baik, maka penilaian tingkat pelayanan rumah sakit juga akan kurang. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya loyalitas pasien terhadap rumah sakit tersebut sehingga penghasilan rumah sakit juga dapat berkurang. Untuk itu, diperlukan adanya penelitian tentang Hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017. Hal ini perlu dilakukan mengingat standar keinginan keluar dari perawat di rumah sakit tersebut telah melebihi standar optimum yang dikemukakan oleh Gillies (1994). Adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak rumah sakit untuk mengambil kebijakan dalam upaya peningkatan kinerja perawat. 1.2 Perumusan Masalah Depkes RI menetapkan bahwa angka syarat pencapaian minimal 75% kinerja perawat baik dalam memberikan asuhan/pelayanan keperawatan. Berdasarkan Gillies (1994) standar keinginan keluar optimum perawat dalam suatu rumah sakit adalah 10% setiap tahunnya. Diketahui perawat yang kinerja baik sebanyak 64,43%, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh ketidakpuasan kerja dan kurang motivasi kerja yang ditandai dengan keinginan keluar perawat sebanyak 11,40% pada tahun 2016. Hal ini dapat mengganggu proses dan prosedur keperawatan sehingga akan berdampak terhadap hasil perawatan yang kurang optimal. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan masalah tentang Hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017.

5 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran karakteristik perawat (usia, jenis kelamin dan masa kerja) di Rumah Sakit Qadr tahun 2017? 2. Bagaimana gambaran kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017? 3. Bagaimana gambaran kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017? 4. Bagaimana gambaran motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017? 5. Apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017? 6. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran karakteristik perawat (usia, jenis kelamin dan masa kerja) di Rumah Sakit Qadr tahun 2017. 2. Mengetahui gambaran kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017. 3. Mengetahui gambaran kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017. 4. Mengetahui gambaran motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017. 5. Mengetahui apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017. 6. Mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017.

6 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit Qadr Sebagai bahan masukan yang positif terhadap upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi kerja perawat sehingga menghasilkan kinerja yang berkualitas bagi rumah sakit. 1.5.2 Manfaat Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat a. Sebagai tri darma perguruan tinggi yakni melakukan pendidikan, pengabdian dan penelitian dalam bidang kesehatan. b. Sebagai sumber bahan pengetahuan dan sumbangan keilmuan yang berkaitan dengan hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di rumah sakit. 1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti a. Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di rumah sakit. b. Mengaplikasikan dan menguji teori yang telah dipelajari diperkuliahan khususnya yang berkaitan dengan hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di rumah sakit. c. Menjadi sumber informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti pada bidang kajian yang sejenis sehingga hasilnya nanti diharapkan dapat memperbaharui dan menyempurnakan hasil penelitian ini.

7 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dengan judul Hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Qadr tahun 2017. Objek dari penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di Rumah Sakit Qadr. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli tahun 2017 di Rumah Sakit Qadr yang bertempat di Komplek Islamic Village Kelapa Dua Karawaci Tangerang Banten. Penelitian ini dilakukan karena didapatkan kinerja perawat yang belum mencapai standar yang telah ditentukan depkes minimal 75% dan adanya indikasi ketidakpuasan dan kurang motivasi dalam bekerja. Penelitian ini penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja perawat. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, dan jumlah sampel yang diambil menggunakan stratified random sampling, dengan cara ukur melalui wawancara dan alat ukur dengan penyebaran kuesioner. Analisis statistik dilakukan menggunakan data univariat dan bivariat.