Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jenis rumput laut yang sangat tinggi. Hasil produksi rumput laut masih sebatas

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

II. METODELOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

Teknik Pewarnaan Bakteri

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

Jamu beras kencur 250 ml. Sampel yang telah homogen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

3. METODE PENELITIAN

BABm METODA PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. TEKNIK PEWARNAAN GRAM IDENTIFIKASI BAKTERI

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

III. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

BAB IV PROSEDUR KERJA

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

Transkripsi:

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Gambar 2. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus dengan Proses Pemutihan Gambar 3. Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus tanpa Proses Pemutihan

Lampiran 4. Gambar 4. Simplisia Talus Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 5. 1 2 3 Gambar 5. Mikroskopik Serbuk Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus pada Pembesaran 10 x 40 Keterangan : 1. Sel parenkim berisi pigmen merah 2. Sel parenkim 3. Sel propagule

Lampiran 6. Perhitungan Penetapan Kadar Air Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus a. Berat sampel = 5,014 g Volume air = 0,4 ml b. Berat sampel = 5,045 g Volume air = 0,4 ml c. Berat sampel = 5,032 g Volume air = 0,5 ml

Lampiran 7. Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus a. Berat simplisia = 5, 021 g Berat sari = 0,039 g b. Berat simplisia = 5,041 g Berat sari = 0,033 g c. Berat simplisia = 5,038 g Berat sari = 0,031 g = 3,91 %

Lampiran 8. Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus a. Berat simplisia = 5, 023 g Berat sari = 0,013 g b. Berat simplisia = 5,048 g Berat sari = 0,007 g c. Berat simplisia = 5,027 g Berat sari = 0,008 g = 0,93 %

Lampiran 9. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus a. Berat simplisia = 2, 006 g Berat abu = 0,158 g b. Berat simplisia = 2,024 g Berat abu = 0,165 g 3. Berat simplisia = 2,014 g Berat abu = 0,163 g

Lampiran 10. Perhitungan Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut Asam Simplisia Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus a. Berat simplisia = 2, 006 g Berat abu = 0,016 g b. Berat simplisia = 2,024 g Berat abu = 0,019 g c. Berat simplisia = 2,014 g Berat abu = 0,016 g

Lampiran 11. Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan 200g Rumput laut Rumput laut kering Dibersihkan, dicuci dan dikeringkan Diserbuk dan direndam dalam larutan kalsium hipoklorit 0,5% diganti 1 jam sekali selama 6 jam Dicuci dengan air mengalir sampai bau kaporitnya hilang Rumput laut sudah diputihkan Diasamkan dengan larutan asam sulfat 0,25% selama 1 jam (ph=5) Dicuci dengan air mengalir sampai ph=7 (netral), ditiriskan dan dikeringkan selama 2 hari Ditimbang 10g rumput laut Dididihkan dengan air suling sebanyak 500 ml Ditambahkan asam asetat 3% (ph=5) pada saat suhu mencapai 90-95 C Diekstraksi selama 45 menit Disaring dengan kain blacu Ampas Filtrat Agar beku Dinetralkan dengan larutan natrium karbonat 3% Dicek ph Dipanaskan sampai mendidih Dituang ke cetakan, didiamkan Dibekukan ke dalam freezer Gambar 6. Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan

Lampiran 11. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan Agar beku Dikeluarkan, didiamkan pada suhu kamar sampai airnya mencair Disaring dengan kain blacu Filtrat Agar Dikeringkan pada suhu 50 C Digiling halus Diayak Serbuk agar Dikarakterisasi Kualitatif: a. Iodium 0,05 M b. Asam klorida dan barium klorida c. Pendinginan Penetapan susut pengeringan Penetapan kadar abu total Penetapan kadar abu tak larut asam Penetapan kadar sulfat Viskositas Gambar 7. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar dengan Proses Pemutihan

Lampiran 12. Perhitungan Rendemen Agar dengan Proses Pemutihan I. Bobot sampel mula-mula = 10,013 g Bobot hasil ekstraksi = 2,609 g II. Bobot sampel mula-mula = 10,003 g Bobot hasil ekstraksi = 2,987 g III. Bobot sampel mula-mula = 10,026 g Bobot hasil ekstraksi = 3,066 g IV. Bobot sampel mula-mula = 10,002 g Bobot hasil ekstraksi = 3,085 g V. Bobot sampel mula-mula = 10,005 g Bobot hasil ekstraksi = 3,096 g

Lampiran 12. (Lanjutan) Perhitungan Rendemen Agar dengan Proses Pemutihan VI. Bobot sampel mula-mula = 10,011 g Bobot hasil ekstraksi = 3,339 g VII. Bobot sampel mula-mula = 10,026 g Bobot hasil ekstraksi = 3,352 g

Lampiran 13. Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan 200g Rumput laut Dibersihkan, dicuci dan dikeringkan Diserbuk, diasamkan dengan larutan asam sulfat 0,25% selama 1 jam (ph=5) Dicuci dengan air mengalir sampai ph=7 (netral), ditiriskan dan dikeringkan selama 2 hari Ditimbang 10g rumput laut Dididihkan dengan air suling sebanyak 500 ml Ditambahkan asam asetat 3% (ph=5) pada saat suhu mencapai 90-95 C Diekstraksi selama 45 menit Disaring dengan kain blacu Ampas Filtrat Dinetralkan dengan larutan natrium karbonat 3% Dicek ph Dipanaskan sampai mendidih Dituang ke cetakan, didiamkan Dibekukan ke dalam freezer Agar beku Gambar 8. Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan

Lampiran 13. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan Agar beku Dikeluarkan, didiamkan pada suhu kamar sampai airnya mencair Disaring dengan kain blacu Filtrat Agar Dikeringkan pada suhu 50 C Digiling halus Diayak Serbuk agar Dikarakterisasi Kualitatif: a. Iodium 0,05 M b.asam klorida dan barium klorida c. Pendinginan Penetapan susut pengeringan Penetapan kadar abu total Penetapan kadar abu tak larut asam Penetapan kadar sulfat Viskositas Gambar 9. (Lanjutan) Bagan Isolasi Agar tanpa Proses Pemutihan

Lampiran 14. Perhitungan Rendemen Agar tanpa Proses Pemutihan I. Bobot sampel mula-mula = 10,001 g Bobot hasil ekstraksi = 2,656 g II. Bobot sampel mula-mula = 10,002 g Bobot hasil ekstraksi = 2,950 g III. Bobot sampel mula-mula = 10,001 g Bobot hasil ekstraksi = 3,069 g IV. Bobot sampel mula-mula = 10,004 g Bobot hasil ekstraksi = 3,072 g V. Bobot sampel mula-mula = 10,070 g Bobot hasil ekstraksi = 3,119 g

Lampiran 14. (Lanjutan) Perhitungan Rendemen Agar tanpa Proses Pemutihan VI. Bobot sampel mula-mula = 10,009 g Bobot hasil ekstraksi = 3,318 g VII. Bobot sampel mula-mula = 10,017 g Bobot hasil ekstraksi = 3,417 g

Lampiran 15. Serbuk Agar Hasil Isolasi Gambar 10. Serbuk Agar Hasil Isolasi dengan Proses Pemutihan Gambar 11. Serbuk Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan

Lampiran 16. Hasil Identifikasi Agar Hasil Isolasi I. Menggunakan Pereaksi Iodium 0,05 M a. Agar dengan Proses Pemutihan A B b. Agar Tanpa Proses Pemutihan C D Keterangan : A dan C: Warna ungu coklat diantara kedua lapisan cairan setelah penambahan pereaksi Iodium 0,05 M B dan D: Warna kuning pucat jika larutan A dikocok

Lampiran 16. (Lanjutan) Hasil Identifikasi Agar Hasil Isolasi II. Menggunakan Pereaksi Asam Klorida dan Barium Klorida a. Agar dengan Proses Pemutihan A b. Agar Tanpa Proses Pemutihan B C D Keterangan : A dan C: Sebelum pemberian pereaksi asam klorida dan barium klorida B dan D: Sesudah pemberian pereaksi asam klorida dan barium klorida terjadi kekeruhan warna putih

Lampiran 16. (Lanjutan) Hasil Identifikasi Agar Hasil Isolasi III. Metode Pendinginan a. Agar dengan Proses Pemutihan A b. Agar Tanpa Proses Pemutihan Keterangan : A dan B: Bila setelah dipanaskan kemudian didinginkan antara 30º sampai 35ºC dapat membentuk gel.

Lampiran 17. Perhitungan Penetapan Susut Pengeringan Agar Hasil Isolasi dengan Proses Pemutihan Keterangan: W1 = Bobot botol timbang dan sampel sebelum pengeringan dikurangi bobot botol timbang W2 = Bobot botol timbang dan sampel setelah pengeringan dikurangi bobot botol timbang I. W1 = 0,516 g W2 = 0,471 g II. W1 = 0,509 g W2 = 0,465 g III. W1 = 0,501 g W2 = 0,457 g

Lampiran 18. Perhitungan Penetapan Susut Pengeringan Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan Keterangan: W1 = Bobot botol timbang dan sampel sebelum pengeringan dikurangi bobot botol timbang W2 = Bobot botol timbang dan sampel setelah pengeringan dikurangi bobot botol timbang I. W1 = 0,523 g W2 = 0,477 g II. W1 = 0,526 g W2 = 0,483 g III. W1 = 0,528 g W2 = 0,484 g

Lampiran 19. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Agar Hasil Isolasi dengan Proses Pemutihan I. Berat abu = 0,026g Berat sampel = 0,554g II. Berat abu = 0,025 g Berat sampel = 0,550g III. Berat abu = 0,026g Berat sampel = 0,0536g

Lampiran 20. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan I. Berat abu = 0,025g Berat sampel = 0,531g II. Berat abu = 0,023g Berat sampel = 0,511g III. Berat abu = 0,026g Berat sampel = 0,0521g

Lampiran 20. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tak Larut Asam Agar Hasil Isolasi dengan Proses Pemutihan I. Berat abu = 0,003g Berat sampel = 0,554g II. Berat abu = 0,002g Berat sampel = 0,550g III. Berat abu = 0,003g Berat sampel = 0,536g = 0,49%

Lampiran 21. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tak Larut Asam Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan I. Berat abu = 0,003g Berat sampel = 0,532g II. Berat abu = 0,003g Berat sampel = 0,550g III. Berat abu = 0,003g Berat sampel = 0,557g = 0,56%

Lampiran 22. Perhitungan Penetapan Kadar Sulfat Agar Hasil Isolasi dengan Proses Pemutihan I. Berat abu = 0,024g Berat sampel = 1,007g II. Berat abu = 0,024g Berat sampel = 1,010g III. Berat abu = 0,025g Berat sampel = 1,019g

Lampiran 23. Perhitungan Penetapan Kadar Sulfat Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan I. Berat abu = 0,025g Berat sampel = 1,026g II. Berat abu = 0,028g Berat sampel = 1,043g III. Berat abu = 0,027g Berat sampel = 1,040g

Lampiran 24. Perhitungan Viskositas Agar Hasil Isolasi dengan Proses Pemutihan Nomor spindel = 1 atau 61 Kecepatan = 12 Faktor = 5 Viskositas (dalam centipoise (Cps)) = Pembacaan x Faktor I. Pembacaan = 2 Faktor = 5 Viskositas = 2 x 5 = 10 Cps II. Pembacaan = 2 Faktor = 5 Viskositas = 2 x 5 = 10 Cps III. Pembacaan = 2 Faktor = 5 Viskositas = 2 x 5 = 10 Cps

Lampiran 25. Perhitungan Viskositas Agar Hasil Isolasi tanpa Proses Pemutihan Nomor spindel = 1 atau 61 Kecepatan = 12 Faktor = 5 Viskositas (dalam centipoise (Cps)) = Pembacaan x Faktor I. Pembacaan = 2 Faktor = 5 Viskositas = 2 x 5 = 10 Cps II. Pembacaan = 2 Faktor = 5 Viskositas = 2 x 5 = 10 Cps III. Pembacaan = 2 Faktor = 5 Viskositas = 2 x 5 = 10 Cps

Lampiran 26. Bagan Pengujian Pertumbuhan Bakteri Stok kultur Suspensi bakteri Hasil inkubasi Diambil dengan jarum ose Disuspensikan dalam 10 ml larutan Nutrient Broth Diukur kekeruhan larutan pada panjang gelombang 580 nm sampai diperoleh transmitan 25% Dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri Dituang 15 ml NA steril cair (±45 C), dihomogenkan, dibiarkan memadat Diinkubasi pada suhu 35 C selama 18-24 jam Diamati homogenitas pertumbuhannya pada cawan petri Dicuci kaca objek dengan alkohol 70%, difiksasi Diteteskan 1 tetes akuades pada kaca objek Diambil koloni bakteri hasil inkubasi dari cawan petri dengan jarum ose steril, disuspensikan, difiksasi Ditambahkan 1 tetes gentian violet Ditambahkan 1 tetes larutan lugol, diratakan, difiksasi Dicuci kaca objek dengan alkohol 70% sampai tetesan terakhir tidak berwarna, dikeringkan Ditetesi 1 tetes safranin, biarkan 15-30 detik, dicuci larutan safranin dengan akuades steril, difiksasi Ditetesi dengan 1 tetes minyak imersi Diamati di bawah mikroskop pada pembesaran 100x Warna ungu (+) Gram positif Warna merah muda (+) Gram negatif Gambar 12. Bagan Pengujian Pertumbuhan Bakteri

Lampiran 27. Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus A B C D E Keterangan : A & B : C & D : E & F : F Media Nutrient Agar Standar Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient broth (F 1 ) Media agar dengan proses pemutihan dan beef powderserta peptone (F2)

Lampiran 27. (Lanjutan) Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus G H Keterangan : G & H : I I & J : J Media agar tanpa proses pemutihan dan nutrient broth (F 3 ) Media agar tanpa proses pemutihan dan beef powder serta peptone (F 4 )

Lampiran 28. Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli A B C D E Keterangan : A & B : C & D : E & F : F Media Nutrient Agar Standar Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient broth (F 1 ) Media agar dengan proses pemutihan dan beef powder serta peptone (F2)

Lampiran 28. (Lanjutan) Hasil Pengujian Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli G H Keterangan : G & H : I I & J : J Media agar tanpa proses pemutihan dan nutrient broth (F 3 ) Media agar tanpa proses pemutihan dan beef powder serta peptone (F 4 )

Lampiran 29. Hasil Pewarnaan Gram dan Pengamatan Bakteri Staphylococcus aureus secara Mikroskopik A B C D E Keterangan : A & B : C & D : E & F : F Media Nutrient Agar Standar Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient Broth (F 1 ) Media agar dengan proses pemutihan dan beef powder serta peptone (F2)

Lampiran 29. (Lanjutan) Hasil Pewarnaan Gram dan Pengamatan Bakteri Staphylococcus aureus secara Mikroskopik G H Keterangan : G & H : I I & J : J Media agar tanpa proses pemutihan dan nutrient broth (F 3 ) Media agar tanpa proses pemutihan dan beef powder serta peptone (F 4 )

Lampiran 30. Hasil Pewarnaan Gram dan Pengamatan Bakteri Eschericia coli secara Mikroskopik A B C D E Keterangan : A & B : C & D : E & F : F Media Nutrient Agar Standar Media agar dengan proses pemutihan dan nutrient broth (F 1 ) Media agar dengan proses pemutihan dan beef powder serta peptone (F 2 )