HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati 11405241030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN CORRELATION OF SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS WITH LEVEL HOUSEHOLD WELFARE OF SAND MINERS IN KENDALSARI VILLAGE, KEMALANG DISTRICT, KLATEN REGENCY Oleh: Rika Parmawati, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta. parmawatirika.re@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) hambatan yang dihadapi penambang pasir, 2) kondisi sosial ekonomi rumah tangga penambang pasir, 3) tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang pasir, 4) hubungan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang pasir. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini meliputi kepala rumah tangga penambang pasir di Desa Kendalsari sejumlah 419 kepala rumah tangga sesuai dengan data primer tahun 2015. Sampel penelitian dihitung menggunakan rumus slovin 10% sejumlah 81 kepala rumah tangga. Jumlah responden tersebut kemudian dengan teknik proportional random sampling didistribusikan sehingga didapatkan responden tiap RT. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil pengumpulan data dimasukkan dalam tabel frekuensi untuk mengetahui hambatan dan dideskripsikan secara langsung. Berdasarkan data yang ada kemudian dilakukan penskoran untuk mengetahui kategori sosial ekonomi. Data penskoran dianalisis menggunakan korelasi product moment untuk mencari ada tidaknya hubungan antar variabel penelitian tersebut. Tingkat kesejahteraan penambang pasir menggunakan indikator tahapan kesejahteraan dari BKKBN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Hambatan yang dihadapi penambang pasir berada pada kesulitan pemasaran sebesar 53,09%; 2) Kondisi sosial ekonomi rumah tangga penambang pasir di Desa Kendalsari sebagian besar berada pada kondisi sosial ekonomi sedang sebesar 64,20%; 3) Tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang pasir di Desa Kendalsari berada pada tahap rumah tangga prasejahtera sebesar 49,38%; 4) Berdasarkan perhitungan korelasi product moment, didapatkan kesimpulan bahwa hubungan antara kondisi sosial ekonomi dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang pasir di Desa Kendalsari sebesar 0,19 berada pada kategori sangat rendah. Kata kunci: Kondisi Sosial Ekonomi, Tingkat Kesejahteraan, Penambang Pasir
Abstract This research is aimed to disclose 1) the obstacles that the sand miners are dealing with, 2) the socio-economy condition of the sand miners households, 3) the sand miners level household welfare, 4) correlation of socio-economic conditions with level household welfare of sand miners. This is a quantitative descriptive research. The population within this research covers up the 419 households of sand miners, based on the 2015 primary data, in Kendalsari village. Slovin formula was applied to analyze the 10% of the population i.e. 81 households as the respondents. By using proportional random sampling, those respondents were arranged so that every neighborhood contributed respondents. Observation, interviews, and documentation were conducted to gather data. The results of this data gathering were put into a frequency table to see the obstacles along with their description. Based on the provided data, scoring was then conducted to see the socio-economy condition. The scoring data were evaluated by using product moment correlation to see the category of the sand miners socio-economy. Product moment correlation was also used to find whether there was a correlation among the research variables or not. The level household welfare of the sand miners was confronted with the indicators of the prosperity steps from BKKBN. The results of the research showed that 1) 53,09% of the obstacles concerned marketing, 2) 64,20% of the sand miners socio-economy condition was in moderate level, 3) 49,38% of the sand miners households lived in pre-prosperous life, 4) based on the calculation of product moment correlation, it is concluded that the correlation socio-economy and their level of households welfare in Kendalsari village was 0,19 or very low. Keywords: socio-economy condition, level of welfare, sand miners
PENDAHULUAN Masyarakat memiliki berbagai macam kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk kelangsungan hidupnya. Masyarakat pedesaan dalam memenuhi kebutuhannya memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan sumberdaya yang diperoleh dari alam. Desa Kendalsari merupakan salah satu desa di Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten yang memanfaatkan sumberdaya alam di bidang pertambangan berupa pertambangan pasir. Potensi perekonomian ini di dapatkan dari aktivitas Gunung Merapi. Aktivitas pertambangan yang dilakukan masyarakat Desa Kendalsari Kecamatan Kemalang berasal dari material lahar dingin Gunung Merapi. Penambangan dapat disebut juga dengan istilah bahan galian. Bahan galian terbagi menjadi 3 golongan, yaitu bahan galian strategis (golongan A), bahan galian vital (golongan B), dan bahan galian non strategis (golongan C) (Sukandarrumidi, 1999: 1). Aktivitas penambangan di Desa Kendalsari Kecamatan Kemalang merupakan jenis penambangan bahan galian non strategis atau golongan C. Aktivitas penambangan ini terpusat pada Sungai Woro dengan aliran yang meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Manisrenggo. Aktivitas penambangan yang semakin berkembang pesat menjadikannya sebagai aktivitas ekonomi penting untuk masyarakat Desa Kendalsari Kecamatan Kemalang. Aktivitas penambangan pasir mampu membuka lapangan pekerjaan dengan menyerap tenaga kerja yang tidak mempunyai kesempatan bekerja di bidang pertanian. Aktivitas penambangan pasir yang berkembang dengan pesat tidak selalu berjalan lancar, namun juga mempunyai beberapa hambatan dalam perkembangannya antara lain; kurangnya modal dalam mengembangkan aktivitas penambangan, pendidikan yang rendah sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mendistribusikan material pasir tanpa perantara, banyaknya keluhan penyakit setelah melakukan aktivitas penambangan, dan peralatan yang masih sederhana. Hambatan tersebut akan mempengaruhi kondisi sosial ekonomi penambang pasir sehingga dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraannya. Tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang pasir dapat dilihat dari pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan indikator BKKBN baik dari sisi sosial maupun ekonominya. Pemenuhan kebutuhan didapatkan jika seseorang memiliki pendapatan sehingga akan menentukan suatu rumah tangga berada
pada tahap rumah tangga sejahtera tinggi/rendah. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Penambang Pasir Desa Kendalsari Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten. METODE PENELITIAN Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan maret sampai juli. Populasi penelitian meliputi kepala rumah tangga penambang pasir sejumlah 419 kepala rumah tangga. Sampel penelitian dihitung menggunakan rumus slovin 10% sejumlah 81 kepala rumah tangga. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini membahas mengenai kondisi sosial meliputi demografi, kesehatan, pendidikan, perumahan, status dalam masyarakat dan kondisi ekonomi meliputi pendapatan, pengeluaran, kepemilikan barang berharga. Kajian-kajian tersebut dianalisis berdasarkan data real yang ada di lapangan, kemudian diolah dan dideskripsikan/dijabarkan. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Tujuan dalam penelitian dijawab menggunakan: 1. Tabel frekuensi, dimana semua data dimasukkan dalam tabel kemudian dideskripsikan secara langsung tanpa mengubah data yang ada. 2. Penskoran, untuk mengetahui kategori kondisi sosial ekonomi rumah tangga penambang pasir. 3. Indikator BKKBN, untuk mengetahui tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang pasir. 4. Perhitungan korelasi product moment untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kondisi sosial ekonomi dengan tingkat kesejahteraan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Identitas Responden a. Umur responden Umur terkecil penambang pasir adalah 28 tahun dan umur terbesar adalah 77 tahun. Penambang pasir sebagian besar pada kelompok umur 40 49 tahun sebesar 39,51%, kelompok umur 50 59 tahun sebesar 28,39%, serta kelompok umur 30 39 tahun sebesar 12,34%. Umur 60 69 tahun sebesar 9,88%, umur < 30 tahun
dan > 70 tahun masing-masing sebesar 4,94%. b. Pekerjaan pokok responden Pekerjaan pokok responden sebagian besar sebagai penambang pasir sebesar 91,36%. Pekerjaan pokok responden sebagai buruh sebesar 4,94% dan petani sebesar 3,70%. c. Pekerjaan sampingan responden Pekerjaan sampingan responden paling besar adalah buruh sebesar 48,15% diikuti oleh responden yang tidak memiliki pekerjaan sampingan sebesar 37,03%. Pekerjaan sampingan sebagai penambang pasir sebesar 8,64%, petani sebesar 4,94%, dan pedagang sebesar 1,24%. d. Hambatan yang dihadapi responden Hambatan yang dihadapi responden tertinggi adalah pemasaran sebesar 53,09% diikuti oleh jumlah pasir yang menipis sebesar 12,34% dan masalah dengan musim penghujan sebesar 1,24%. Disamping itu ada pula responden yang tidak mengalami hambatan apapun sebesar 33,33%. e. Jumlah tanggungan rumah tangga responden Jumlah tanggungan anggota rumah tangga penambang pasir sebagian besar berada pada jumlah tanggungan 4 5 sebesar 62,96% diikuti oleh tanggungan 2 3 sebesar 32,10% dan tanggungan 6 7 sebesar 4,94%. f. Pendidikan terakhir responden Pendidikan responden sebagian besar tamat SD sebesar 71,60%. Responden yang tidak sekolah sebesar 4,94%, tamat SMP sebesar 18,52%, dan tamat SMA sebesar 4,94%. 2. Kondisi Sosial a. Lama bekerja Sebagian besar responden telah bekerja sebagai penambang pasir sejak 8 22 tahun sebesar 65,43%. Lama bekerja responden dalam kurun waktu 23 37 tahun sebesar 32,10% dan kurun waktu 38 52 tahun sebesar 2,47%. b. Kondisi kesehatan Sebagian besar responden tidak memiliki penyakit tertentu sebelum bekerja menjadi penambang pasir sebesar 93,83%. Hal yang sama ditunjukkan pada data sesudah bekerja menjadi penambang pasir sebesar 65,44%. Jumlah responden yang tidak memiliki penyakit tertentu sesudah bekerja lebih sedikit dari pada jumlah
sebelum bekerja. Jumlah penyakit tersebut meningkat pada jenis penyakit berupa pegal-pegal sebesar 29,63%. Responden juga telah memiliki kesadaran akan kesehatan, hal ini dapat dilihat dari jenis pengobatan dimana responden yang melakukan pengobatan jika sakit sebesar 66,67% sedangkan responden yang tidak melakukan pengobatan sebesar 33,33%. c. Tingkat pendidikan Jumlah ART yang bersekolah sebesar 67,90% dan ART yang putus sekolah sebesar 9,88% sedangkan 22,22% tidak lagi bersekolah (tamat belajar pada jenjang tertentu). d. Kondisi perumahan Seluruh rumah di Desa Kendalsari merupakan rumah milik pribadi dimana sebagian besar responden memiliki luas lahan dan bangunan seluas kurang dari 1500 m 2 sebesar 62,96%. Pada luas 1500 3000 m 2 sebesar 34,57% dan luas lebih dari 3000 m 2 sebesar 2,47%. Keseluruhan responden memiliki fasilitas dasar rumah seperti WC, tempat tidur, sumber air, dan penerangan. Namun masih terdapat responden yang tidak memiliki fasilitas dasar rumah, masing-masing adalah tidak ada WC sebesar 6,17%, tidak ada tempat tidur dan sumber air masing-masing sebesar 1,24%. e. Status dalam masyarakat Responden sebesar 97,52% merupakan anggota masyarakat sedangkan RW dan RT masingmasing sebesar 1,24%. Partisipasi masyarakat Desa Kendalsari dirasa kurang, terlihat dari jumlah responden yang tidak berpartisipasi dalam masyarakat sebesar 70,37%. 3. Kondisi Ekonomi a. Jumlah ART yang bekerja Sebagian besar ART yang bekerja dalam suatu rumah tangga sebanyak 2 orang sebesar 41,98%, sebanyak 1 orang sebesar 40,74% dan sebanyak 3 orang sebesar 17,28%. b. Jumlah hari kerja Responden bekerja setiap minggunya 4 kali sebesar 8,64%. Sedangkan responden yang bekerja sebanyak 5 kali sebesar 20,99% dan 6 kali sebesar 70,37%. c. Pendapatan Pendapatan rumah tangga penambang pasir sebagian besar pada kisaran 1800000 sebesar 66,67%,
kisaran 1800001 2800000 sebesar 24,69%, dan kisaran > 2800000 sebesar 8,64%. Berdasarkan data tersebut, pendapatan rumah tangga penambang pasir tergolong rendah. d. Pengeluaran Pengeluaran responden sebagian besar pada kategori rendah yakni 1450000 sebesar 91,36%, kategori sedang yakni 1450001 2300000 sebesar 7,40%, dan kategori tinggi yakni > 2300000 sebesar 1,24%. e. Pendapatan bersih Pendapatan bersih responden berada pada kategori rendah yakni 791700 sebesar 77,78%, kategori sedang yakni 791701 1570900 sebesar 13,58%, dan kategori tinggi yakni > 1570900 sebesar 8,64%. f. Kepemilikan barang berharga Kepemilikan atas lahan diluar bangunan sebagian besar responden memiliki lahan berupa tegal sebanyak 61,73% sedang 38,27% tidak memilikinya. Jumlah kepemilikan atas barang elektronik, kendaraan bermotor dan perhiasan sebagian besar pada kategori rendah sebesar 58,02% sedangkan kepemilikan hewan ternak pada kategori tinggi sebesar 65,43%. Hal tersebut dikarenakan banyak penambang pasir lebih memilih memelihara hewan ternak untuk mengisi waktu luang dan dapat dijual saat ada keperluan. 4. Kondisi Sosial Ekonomi Sebagian besar rumah tangga penambang pasir berada pada kondisi sosial ekonomi sedang sebesar 64,20%. Rumah tangga yang berada pada kondisi tinggi sebesar 17,28% dan pada kondisi rendah 18,52%. 5. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Rumah tangga penambang pasir berada pada tahap prasejahtera 49,38%; tahap sejahtera I sebesar 30,86%; tahap sejahtera II sebesar 13,58%; tahap sejahtera III sebesar 4,94%; dan tahap sejahtera III plus sebesar 1,24%. 6. UJI HIPOTESIS a. Uji normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan kondisi sosial ekonomi dan tingkat kesejahteraan berdistribusi normal. b. Pengujian korelasi product moment xy r xy = ( x 2 )( y 2 )
Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas maka didapatkan hubungan antara kondisi sosial ekonomi dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang pasir sebesar 0,19 pada kategori sangat rendah. Perhitungan dilanjutkan dengan uji determinasi (0,19) 2 = 0,04 yang artinya jika kondisi sosial ekonomi naik 4% maka tingkat kesejahteraan akan naik 4%. Perhitungan selanjutnya adalah uji signifikansi dan didapatkan hasil sebesar 1,72. Hasil tersebut lebih kecil dari t tabel kesalahan 5% dk 79 sebesar 1,980 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi penelitian. KESIMPULAN 1. Hambatan yang dihadapi berupa masalah pemasaran, jumlah pasir yang menipis, dan musim penghujan yakni sebesar 53,09%; 12,34% dan 1,24%. Namun, terdapat pula penambang pasir yang tidak mendapatkan hambatan selama bekerja sebesar 33,33%. 2. Kondisi sosial ekonomi rumah tangga penambang pasir Desa Kendalsari sebagian besar berada pada kondisi sosial ekonomi sedang sebesar 64,20%. Rumah tangga yang berada pada kondisi sosial ekonomi rendah sebesar 18,52% dan pada kondisi tinggi 17,28%. 3. Tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang pasir berada pada tahap rumah tangga prasejahtera, sejahtera I, sejahtera II, III, dan III plus. Tahap rumah tangga prasejahtera sebesar 49,38%; tahap rumah tangga sejahtera I sebesar 30,86%; tahap rumah tangga sejahtera II sebesar 13,58%; tahap rumah tangga sejahtera III sebesar 4,94%; dan tahap rumah tangga sejahtera III plus sebesar 1,24%. 4. Berdasarkan perhitungan korelasi product moment, didapatkan kesimpulan bahwa hubungan antara kondisi sosial ekonomi terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga penambang pasir Desa Kendalsari sebesar 0,19 berada pada kategori sangat rendah. Berdasarkan uji signifikansi maka diketahui bahwa penelitian ini dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi penelitian.