BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

Eko Winarti, SST.,M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling benar.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

makalah KEK dalam kehamilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia

TINJAUAN PUSTAKA. a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program D-IV Bidan Pendidik pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA

Seberapa banyak zat besi yang dibutuhkan anak?

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DAN III DI BPS. NY. K KOTA MOJOKERTO Oleh: DEFIRA AYU RAHAYU

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Defenisi motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakan (Winardi, 2007). Swanburg 2002 mendefenisikan motivasi sebagai konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon intrinstik yang menampakkan perilaku manusia. Menurut Sadirman 2007 motivasi adalah perubahan energi diri seseorang yang ditandai dengan feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan menurut Mockijat 2000 dalam bukunya Dasar-dasar motivasi bahwa motivasi yaitu dorongan/menggerakan, sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. 2. Jenis-jenis motivasi A. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Djamarah, 2002).

Menurut Taufik 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah : 1. Lingkungan Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Dalam konteks pemanfaatan zat besi (Fe), maka orang-orang di sekitar lingkungan ibu akan mengajak, mengingatkan, ataupun memberikan informasi pada ibu tentang pentingnya mengkonsumsi at besi (Fe). 2. Imbalan Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya ibu dianjurkan oleh seorang bidan untuk mengkonsumsi zat besi (Fe) karena akan mendapatkan imbalan seperti mendapatkan susu untuk ibu hamil, pemeriksaan kehamilan gratis, Imbalan yang seperti ini akan memotivasi ibu untuk mengkonsumsi zat besi (Fe). 3. Dorongan keluarga Ibu datang keklinik bukan kehendak sendiri tetapi melainkan dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk memberikan seustau yang terbaik kepada janinnya. Dorongan positif

yang diperlukan ibu, akan menimbulkan kebiasaan yang baik pula pada janinnya. B. Motivasi instrinsik Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran. Menurut Taufik 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi instrinsik yaitu : 1. Kebutuhan (need) Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktotfaktor kebutuhan baik biologis mauupun psikologiis. 2. Harapan (Expectancy) Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang. Keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakan seseorang kearah pencapaian tujuan. 3. Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh. 3. Unsur-Unsur motivasi Menurut Sardiman 2007, Motivasi mengandung tiga unsur penting, yaitu : a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada

organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan perubahan tingkah laku manusia. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh adanya unsur lain, dalam ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan yang akan dicapai oleh orang tersebut. Menurut Taufik 2007, motivasi mengandung tiga komponen pokok didalamnya, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menompang tingkah laku manusia, 1. Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respons-respons efektif, dan kecenderungan mendapatkan kesenangan. 2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian seseorang menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku seorang individu diarahkan terhadap sesuatu. 3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

4. Tujuan Motivasi Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil yang mencapai tujuan (Taufik,2007). 4. Tujuan Motivasi Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik,2007). Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasikan itu dilakukan. Tindakan memotivasikan akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007). 5. Fungsi Motivasi Menurut Notoatmodjo 2007, motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian. B. Ibu Hamil 1. Defenisi Ibu Hamil Ibu hamil adalah wanita yang sedang mengandung mulai dari trimester I, II sampai trimester III selama 9 bulan atau 280 hari (tabloid nikita, 2008). Ibu hamil adalah dimana seorang wanita membawa embrio atau tetus di dalam tubuhnya (Wikipedia, 2008). 2. Masa atau Usia Kehamilan Masa atau usia kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan, Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (3 trimester) yaitu : 1. Kehamilan Triwulan 1 antara 0 12 minggu 2. Kehamilan Triwulan 2 antara 12 28 minggu 3. Kehamilan Triwulan 2 antara 28 40 minggu

C. Zat Besi (Fe) 1. Definisi mengkonsumsi zat besi (Fe) Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentukan Hb atau sel darah merah (Feryanto, 2011). Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu (Sunririnah, 2008). Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh ibu akan meningkatkan zat besi sebelum bayinya, bayi akan benar-benar mengalami anemia jika situasi sangat berat, pada cadangan besi hanya cukup sekitar 20 minggu. Anemia pada bayi akan terjadi ketika tidak mendapatkan cukup zat besi untuk bersaing dengan kebutuhan tubuh ibu, sehingga terjadi kekurangan zat besi (Proverawati, 2011). Zat besi ditemukan di dalam daging merah, buah yang dikeringkan, sayuran yang berdaun hijau, dan sereal yang di fortifikasi. Absorbsi zat besi meningkat dengan mengkonsumsinya berdasarkan sereal gandum murni, the, kopi, kacang, coklat, kuning telur, kalsium, (teh dapat menurunkan absorbsi zat besi) (Widiarti dkk, 2008). 2. Kebutuhan zat gizi pada setiap trimester Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin masa kehamilan ibu di bagi dalam tiga tahapan trimester: Trimester Pertama Saat kehamilan usia mencapai 1 3 bulan kehamilan tidak dibutuhkan tambahan Fe karena masih ada simpanan sebelum

hamil (kebutuhan sama dengan sebelum hamil), Kondisi ini menguntungkan bagi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah karena mengkonsumsi zat besi biasanya dapat memperparah kondisi ini. Trimester Kedua Saat kehamilan berusia 4 6 janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya, Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram perhari. Tubuh ibu juga mulai mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta untuk itu peningkatan kwalitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI. Pada trimester kedua ini kebutuhan zat besi menjadi 35 mg perhari perberat badan (sama dengan mengkonsumsi segenggam kacang hijau, atau setengah genggam daun ubi). Trimester ketiga Ketika usia kehamilan 7 9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung energi janin di dapat dari cadangan energi yang di simpan ibu selama tahap sebelumnya. Pada tahap ini dibutuhkan tambahan 13 mg/hari, penambahan Fe saat menyusui adalah 6 mg /hari yang diperlukan untuk mengganti kehilangan darah dan mempertahankan Fe tubuh (sama dengan mengkonsumsi 1 potong tempe). Untuk memenuhi kebutuhan itu makanlah bahan makanan yang kaya akan zat besi seperti, daging, hati,

telur, serealia tumbuk, kacang kacangan, dan sayuran hijau (Proverawati, 2010). 3. Kebutuhan zat besi pada kehamilan Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal antara lain : a. Terjadi peningkatan sel darah merah membutuhkan 300 400 mg zat besi dan mencapai puncak 32 minggu kehamilan. b. Janin membutuhkan zat besi 100 200 mg. c. Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100 200 mg. d. 190 mg hilang selama melahirkan. Dengan demikian, kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800 1000 mg untuk mencukupi kebutuhan. Kebutuhan zat besi yang meningkat tersebut tidak terpenuhi oleh kebiasaan normal, walaupun ada penyerapan zat besi yang meningkat selama kehamilan yaitu 1,3 2,6 mg perhari (Proverawati, 2010). 4. Fungsi zat besi bagi ibu hamil Zat besi berfungsi untuk membantu pembentukan sel-sel darah merah (Proverawati, 2010). Sementara sel darah merah bertugas sebagai alat angkut oksigen dari paru paru kejaringan tubuh untuk membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Jika zat besi tidak cukup di dalam tubuh dibandingkan dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, maka zat besi yang di simpan dalam tubuh mulai akan digunakan. Jika simpanan zat besi habis, maka akan kekurangan sel darah merah yang di buat dan jumlah hemoglobin di dalamnya akan berkurang mengakibatkan anemia.untuk memenuhi kebutuhan zat besi makanlah makanan yang

mengandung dan kaya akan zat besi, seperti, daging, hati, telur, serealia tumbuk, kacang kacangan, dan sayuran hijau (Proverawati, 2010). 5. Dosis tablet zat besi pada ibu hamil Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb, karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe yang di anjurkan dalam satu hari adalah dua tablet yang di makan selama paruh kedua kehamilan karena pada saat hamil inilah kebutuhan zat besi sangat tinggi. Selama kehamilan minimal di berikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama. Pemakaian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum tidur malam (Gibney dkk, 2009). 6. Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat zat gizi yang di butuhkan ibu hamil. Kondisi hamil dan wanita menyusui perlu mendapatkan zat besi ekstra karena diet normal biasanya tidak akan mencukupi jumlah yang diperlukan. Hematokrit harus kembali normal setelah 2 bulan. Selain itu asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan (Proverawati, 2011). Sehingga kekurangan zat besi pada kehamilan bila tidak diatasi akan mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan,

bayi berat lahir rendah (BBLR), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, perdarahan, dan ibu mudah terkena infeksi (Feryanto, 2011). 7. Gejala kekurangan zat besi a. Lemah, lesu dan tidak bergairah b. Wajah pucat c. Mudah pusing dan mata berkunang kunang d. Nafsu makan menurun e. Menurunnya kebugaran dan tubuh f. Menurunnya kekebalan tubuh g. Gangguan penyembuhan luka (Proverawati, 2010). 8. Efek samping terapi zat besi pada ibu hamil Pemberian zat besi merupakan terapi pilihan untuk pencegahan anemia karena defisiensi zat besi. Pada umumnya dosis pemberian ditetapkan dengan mempertimbangkan efektifitas biologis dan efek samping. Efek samping yang lazim di jumpai pada terapi zat besi adalah gangguan gastrointestinal seperti konstipasi dan tinja yang berwarna hitam. Mengkonsumsi zat besi berlebihan dapat menyebabkan muntah, kram perut. Pemakaian zat besi dengan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosis tinggi. Penggunaan terapi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan nyeri pada sendi. Keberhasilan program semacam ini bergantung pada distribusi suplement zat besi dengan jumlah yang adekuat dan kepatuhan individual terhadap pengobatan (Gibney dkk, 2009).

9. Penyebab anemia defisiensi zat besi Perdarahan Jika terjadi perdarahan berlebihan atau terjadi selama periode waktu tertentu (kronis), tubuh tidak akan dapat mencukupi kebutuhan zat besi atau cukup di simpan untuk menghasilkan hemoglobin yang cukup dan atau sel darah merah untuk menggantikan apa yang hilang. Kurangnya asupan makanan Kekurangan zat besi mungkin terjadi karena tidak atau kurang mengkonsumsi zat besi. Pada anak anak dan wanita hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi, Perempuan hamil dan menyusui sering terjadi kekurangan ini karena bayi memerlukan sejumlah besar zat besi untuk pertumbuhan. Gangguan penyerapan Kondisi tertentu mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan pada saluran gastrointestinal (GI) dan dari waktu ke waktu dapat mengakibatkan anemia (Proverawati, 2011). Bagi wanita hamil harus di lakukan screening pada kunjungan ANC 1 dan rutin pada setiap trimester. Wanita penderita anemia tingkat ringan harus di berikan Fe dosis 60 120 mg/hari, dosis berikutnya di kurangi menjadi 30 mh/hari saat konsentrasi Hb atau hematokrit menjadi normal untuk usia kehamilan. Wanita hamil dengan konsentrasi di bawah atau sama dengan 9 g/dl atau hematokrit kurang dari 27 persen saat screening harus di rujuk untuk pengobatan medis lebih lanjut.

Peningkatan aliran darah dan volume darah pada ibu hamil terjadi selama kehamilan, mulai pada 10 12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30 34 minggu. Zat penghambat absorpsi Fe diantaranya adalah tannin (teh), phitat (serealia) dan serat. Sementara itu, zat peningkat absorpsi adalah sistein (daging), vitamin C, laktat yang umum terdapat dalam buah buahan (Departemen Gizi, 2010). 10. Dampak buruk anemia atau kekurangan zat besi pada kehamilan terhadap janin (bayi) : Cacat bawaan lahir Berat badan lahir rendah Prematur Keguguran Janin mudah terinfeksi Bayi yang dilahirkan akan terkena asma Terhambatnya perkembangan otak si bayi Kekurangan zat besi atau anemia pada ibu hamil jelas sangat membahayakan sang ibu dan sangat merugikan bayi yang dilahirkan (Feryanto,2011). Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal, kadar hemoglobin wanita kurang dari 12,0 gram / 100 ml. Anemia kehamilan adalah merupakan peningkatan kadar cairan selama kehamilan mengencerkan darah yang dapat tercerminkan sebagai anemia (Proverawati, 2011). Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia

pada kunjungan pertama kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya. Jika mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan mengambil suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil di cek pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, 2011). Ibu hamil agar terhindar dari anemia banyak mengkonsumsi zat besi yang terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya). Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya, karena pada saat ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Jadi zat besi erat kaitannya dengan anemia atau kekurangan sel darah sebagai adanya perubahan fisiologis selama kehamilan (Maulana, 2007). 11. Tindakan dalam mengatasi kekurangan zat besi Absorpsi zat besi mengalami peningkatan jika terdapat asam di lambung. Keberadaan asam ini dapat ditingkatkan dengan makan daging atau ikan yang menstimulasikan produk asam lambung. a. Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan menstimulasikan produk asam lambung. b. Memberikan tablet zat besi bersama tablet asam askorbat (Vitamin C) yang merupakan vitamin larut dalam air dan jarang bertumpuk di dalam tubuh (Utami, 2008).