BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses yang kompleks. Selama masa kehamilan kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah mual dan muntah (Tiran, 2007). Di Indonesia selama triwulan pertama kehamilan, 3 dari 4 orang wanita akan merasakan mual-mual, dan kurang lebih 2 dari orang akan merasa sangat mual hingga muntah. Kondisi ini sering disebut mual pagi hari, namun pada kenyataannya gangguan perut di awal kehamilan ini dapat juga berlangsung sepanjang hari, yang disebut sebagai mual-muntah selama kehamilan atau emesis gravidarum (Kuswandi, 2011). Emesis gravidarum tersebut terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi di awal kehamilan. Perubahan hormon ini akan mempengaruhi perut, selera makan, dan pusat khusus di otak yang memicu rasa muntah. Emesis gravidarum biasanya merupakan tanda bahwa tingkat hormon dalam aliran darah cukup tinggi dan kehamilan berjalan baik (Tiran, 2007). Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan mencapai puncak pada minggu ke-11 dan secara khas menurun memasuki minggu ke-15 atau ke-16. Sebagian kecil ibu hamil merasakannya selama 9

2 bulan penuh. Mual dan muntah terjadi pada 60 80% primigravida dan 40 60% multi gravida. Emesis gravidarum membuat wanita hamil sering kali merasa tak nyaman dan dikhawatirkan dapat menyebabkan asupan gizi ibu terjadi berkurang (Prawirohardjo, 2002). Sebagian besar emesis gravidarum saat hamil dapat diatasi dengan berobat jalan, tetapi sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi emesis gravidarum, berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum (muntah 10 x/ hari). Hal ini bila tidak diatasi dapat menimbulkan gangguan pada ibu dan janin. Pada ibu akan menyebabkab defisiensi atau kekurangan nutrisi yang pada akhirnya akan menyebabkan risiko anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, mudah terserang penyakit, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, dan bila berlanjut menyebabkan kematian. Pada janin menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin, dan dapat menyebabkan abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, serta lahir dengan berat badan lahir rendah. Bahkan lebih jauh lagi, emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan elektrolit. Gambaran diatas menunjukkan bahwa emesis gravidarum harus diatasi dengan tepat dan cepat (Manuaba, 1999). British National Formulary (2001) mengatakan mual di trimester pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat. Sebagian besar obat yang digunakan oleh wanita hamil dapat menembus plasenta, sehingga embrio dan janin

3 dalam masa perkembangan terpapar terhadap efek farmakologis dan teratogenik agen tersebut. Secara khusus, penggunaan obat-obatan pada ibu hamil tidak hanya memberikan efek samping pada sang ibu, tetapi lebih dari itu ada pengaruh buruk pada janin, yang berupa cacat-cacat bawaan. Obat atau agen lain yang dapat mengakibatkan cacat bawaan yang nyata lazim disebut sebagai obat yang bersifat teratogenik atau dismorfogenik (Maulana, 2010). Sejauh ini berbagai hal telah dilakukan untuk mengatasi emesis gravidarum pada awal kehamilan, mulai dari mengkonsumsi obat anti mual dan muntah, cara tradisional, dan mengatur pola makan, serta penggunaan metode psikologi atau relaksasi kehamilan (hypnobirthing) (Tiran, 2007). Studi empiris tentang hipnosis dalam mengatasi wanita hyperemesis gravidarum yang menekankan kebutuhan untuk mendapatkan diagnosa banding dan rujukan yang tepat. Menyatakan bahwa penggunaan hipnosis medis pada wanita hamil yang mengalami mual dan muntah sedang dapat membantu mengurangi insiden hiperemesis gravidarum (Alice et al, 2001). Hypnotherapi yang diberikan pada masa kehamilan sampai dengan proses melahirkan disebut dengan Hypnobirthing. Hypnobirthing akan membantu ibu hamil untuk mencapai kondisi yang senantiasa rileks dan tenang, dimana efek dari kondisi ini akan berpengaruh pada ibu hamil dan lingkungannya. Dengan kondisi rileks, gelombang otak akan menjadi lebih tenang sehingga dapat menerima masukan baru yang kemudian akan menimbulkan reaksi positif pada tubuh. Hypnobirthing juga memberikan

4 sugesti dan afirmasi positif agar lambung menjadi semakin kuat, sehat, dan hormon dalam tubuh bekerja secara harmoni (Aprilia, 2011). Penelitian pendahuluan dilakukan penulis di RSU Ganesha terhadap 10 ibu hamil trimester I. Dari hasil wawancara dengan 10 ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum mengatakan bahwa rasa mual yang dialami sangat mengganggu. Mual dirasakan pada satu hari penuh, diikuti dengan muntah - muntah sampai dengan penurunan nafsu makan, yang mengakibatkan berat badan ibu hamil mengalami penurunan. Dari 10 ibu yang mengalami emesis gravidarum, 5 orang ibu hamil diberikan asuhan relaksasi hypnobirthing, dan saat pemeriksaan ulang ibu merasa lebih nyaman dan mengalami pengurangan frekuensi muntah. Sedangkan 5 orang ibu yang tidak diberi asuhan relaksasi hypnobirthing mengatakan frekuensi muntah yang dialami tetap saat datang di kunjungan berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tersebut, hypnobirthing kesannya menunjukkan dampak yang positif untuk mengurangi emesis gravidarum, untuk itu perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk mendapatkan hasil yang lebih valid / akurat. Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui pengaruh terapi hypnobirthing terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah terapi hypnobirthing menurunkan emesis gravidarum dilihat dari frekuensi muntah pada ibu hamil trimester I? Apakah terapi hypnobirthing menurunkan emesis gravidarum dilihat dari derajat mual pada ibu hamil trimester I? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu: Tujuan Umum Untuk mengetahui penurunan emesis gravidarum setelah menggunakan terapi hypnobirthing pada ibu hamil trimester I Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Penurunan emesis gravidarum dilihat dari frekuensi muntah setelah menggunakan terapi hypnobirthing pada ibu hamil trimester I. b. Penurunan emesis gravidarum dilihat dari derajat mual setelah menggunakan terapi hypnobirthing pada ibu hamil trimester I.

6 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi : Teoritis Menambah pengetahuan terutama tentang terapi hypnobirthing terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I Praktis a. Bagi Ilmu Pengetahuan Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang terapi hypnobirthing terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. b. Bagi Tenaga Kesehatan Dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya tentang asuhan pada kehamilan. c. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan masukan informasi khususnya untuk mengetahui manfaat terapi hypnobirthing untuk menurunkan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. d. Bagi Peneliti Dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dalam perkuliahan, khususnya di bidang kesehatan reproduksi atau menerapkan beberapa teori yang telah diterima.

7 e. Bagi Ibu Hamil Semoga bisa bermanfaat bagi ibu hamil trimester I tentang terapi hypnobirthing, sehingga ibu hamil dapat memperoleh solusi saat mengalami emesis gravidarum pada trimester I kehamilan.