SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. orang, tetapi seluruh masyarakat. Angka kesakitan (morbiditas) pada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan wahana pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

DATA POSYANDU DESA Jumlah seluruh balita di wilayah Jumlah seluruh balita di posyandu. Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di wilayah kerja

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

STUDI TENTANG MANAJEMEN SISTEM PELAKSANAAN PENAPISAN GIZI BURUK DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2013 telah tersedia Puskesmas, sekitar Puskesmas

PEMBANGUNAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pembangunan. yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI,2009).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI PAMEKASAN TENTANG BUPATI PAMEKASAN, pembangunan perdesaan sehat, diperlukan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan tingkat primer. Puskesmas mempunyai peran yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan perhatian,

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : SARI DEWI MINTARDJA J

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, tentunya banyak menghadapi masalah kesehatan masyarakat (Rihardi, 2006).

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BLORA 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN 10T PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN Elvine Ivana Kabuhung 1, Slamet Pudji Basuki 2.

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DENGAN POLA PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI KELURAHAN GEMOLONG KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J 310 050 038 PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 45 Pasal 28 H ayat (1) dan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sasaran pembangunan kesehatan tahun 2004-2009 yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (Saritua, 2007). Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk pusat pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan rumah sakit. Tidak kurang dari 7.000 puskesmas dan 1.179 rumah sakit, terdiri dari 598 rumah sakit milik pemerintah dan 581 rumah sakit milik swasta yang tersebar diseluruh Indonesia. Walaupun rumah sakit dan puskesmas terdapat di semua kabupaten/kota, namun pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat belum optimal, (Notoatmodjo, 2007). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan, sebagaimana dikemukakan oleh Swastha (2000) yaitu tiga faktor yang berasal dari penyedia layanan kesehatan dan dua faktor dari

masyarakat pengguna pelayanan kesehatan. Tiga faktor dari penyedia layanan kesehatan adalah fasilitas pelayanan, biaya pelayanan, dan jarak, sedangkan dua faktor dari masyarakat pengguna pelayanan kesehatan adalah faktor pendidikan dan status sosial ekonomi masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk pengembangan diri. Perbedaan tingkat pendidikan menyebabkan perbedaan pengetahuan kesehatan. Rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat pengetahuan akan perlindungan masyarakat terhadap diri dan keluarganya, sehingga berdampak pada keluarganya akses perawatan dan pelayanan kesehatan (Sulastri, 2008). Selain faktor pendidikan, pengetahuan kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antar lain pengalaman, keyakinan, fasilitas, penghasilan dan sosial budaya. Kelima faktor yang mempengaruhi pengetahuan kesehatan seseorang juga dapat mempengaruhi persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu (Notoatmodjo, 2003). Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya pelayanan kesehatan terhadap kesehatan (Suhardjo, 1996). Menurut SUSENAS (2001) hanya 32,4% penduduk yang berstatus miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Terbatasnya akses ke pelayanan kesehatan disebabkan kendala jarak, biaya dan transportasi. Tempat pelayanan kesehatan yang paling banyak di kunjungi adalah Posyandu sebanyak 61,6%, Puskesmas 31,4%, praktek dokter kesehatan sebanyak

17,0% dan yang terakhir ke rumah sakit pemerintah sebesar 10,6% (Prayoga, 2002). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, menunjukkan akses pelayanan kesehatan yang tersedia di Kecamatan Gemolong meliputi posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas pembantu (PUSTU), puskesmas, rumah sakit, dokter swasta dan bidan desa. Data SKDN Kelurahan Gemolong, data D/S yang berarti data balita yang datang menimbang pada kegiatan posyandu sebesar 91,6% dari total balita di Kelurahan Gemolong. Sedangkan dari data Dinas Kesehatan Sragen bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2008, pemanfaatan puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Gemolong I sebesar 16% dari jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Gemolong I. Adanya akses Yankes yang memadai akan membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan. Pengetahuan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan yang baik diharapkan dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yang baik pula. Dari latar belakang tersebut maka akan diteliti Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang Pelayanan Kesehatan dengan Pola Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Gemolong Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pelayanan kesehatan dengan pola pemanfaatan pelayanan kesehatan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang pelayanan kesehatan dengan pola pemanfaatan pelayanan kesehatan di Kelurahan Gemolong Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan ibu mengenai kualitas dan fungsi tentang pelayanan kesehatan. b. Mendeskripikan pola pemanfaatan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis dan frekuensi pemanfaatan puskesmas, bidan desa, dokter swasta dan posyandu. c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu tentang pelayanan kesehatan dengan pola pemanfaatan pelayanan kesehatan di Kelurahan Gemolong Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam mengantisipasi masalah kesehatan sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. 2. Bagi Instansi / Dinas Kesehatan Sragen Menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.