BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan wilayah Indonesia. Menurut Komisaris PT MNC Land Tbk.,

BAB I PENDAHULUAN. memperluas usahanya, untuk dapat bersaing tentu saja dipengaruhi oleh halhal. penting yang sangat besar nilainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. membaik sehingga persaingan bisnis juga akan semakin ketat yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara cepat dan merata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. stratregi bisnis nya dalam menghadapi persaingan. persaingan, perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya yang tergambar dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era yang serba modern saat ini dimana perekonomian di Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAI KINERJA PABRIK SEMEN (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mata investor. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemenm, pemerintah, karyawan, serta pelaku pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu perusahaan umumnya adalah untuk. memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu menjalankan kinerja perusahaan dengan baik. perusahaan lebih efektif dan efesien dalam beroperasi. Selain itu manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, kebutuhan akan

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Inspirasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia pada setiap tahunya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selain ditunjang

Ayu Widya Rachmawati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan pada

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam pembangunan. Indonesia sendiri termasuk negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. BUMN yang bergerak dibidang usaha transmisi dan distribusi gas bumi. Produsen Gas Bumi dengan Pengguna Gas Bumi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di dalam negeri maupun di dunia terus mengalami gejolak

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. TAMBANG TIMAH Tbk PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berorientasi pada profit selalu memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu aktivitas perekonomian yang paling utama adalah berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang UKDW

BAB I. Pendahuluan. Indonesia juga semakin meningkat, pada tahun 2013 lalu tercatat produksi mobil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BABi PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari industri semen cukup memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkembangan era globalisasi saat ini, kondisi perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri manufaktur semasa krisis global lalu tahun termasuk

BAB I PENDAHULUAN. usaha mengembangkan eksistensinya. Sehubungan dengan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

PAPARAN PUBLIK 2016 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat Raya No.6, Jakarta Selatan Jumat, 24 Juni 2015

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tonggak perekonomiannya berada di beberapa sektor, yaitu industri pengolahan, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, pertambangan dan penggalian, serta bangunan (http://indonesia2050.info/ekonomi-indonesia-2050/, 8 Mei 2017). Agar proses pendistribusian barang-barang hasil produksi tersebut berjalan dengan cepat dan lancar, maka diperlukan sarana dan prasarana yang baik serta akses jalan yang mudah dilalui oleh kendaraan-kendaraan pengangkut barang produksi tersebut. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak terdapat masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh pemerintah terkait dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Masalah-masalah tersebut seperti yang terjadi di jalur Pantura dengan akses jalan yang rusak mencapai lebih dari 300 Km (http://www.tribunnews.com/regional/2017/02/07/jalurpantura-yang-rusak-mencapai-lebih-dari-300-km, 19 Maret 2017), jembatan ambrol yang terjadi di Kecamatan Cepogo, Boyolali yang mengakibatkan Jl. Selo-Boyolali dialihkan melalui jalur Tumang (http://www.harianjogja.com/baca/2017/03/06/bencana-boyolali-patahjembatan-grawah-cepogo-ambrol-sebagian-798991, 19 Maret 2017), dan

2 jalan-jalan yang sempit seperti di Jl. Daeng Suganda, Bitahan (http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/01/11/jalan-bitahan-terlalu-sempit, 19 Maret 2017). Kerusakan atau kurangnya sarana dan prasarana yang memadai tersebut dapat menghambat arus lalu lintas di daerah tersebut. Kondisi perekonomian di Indonesia pada tahun 2013-2015 mengalami penurunan. Pada tahun 2015, ekonomi Indonesia hanya mengalami pertumbuhan sebesar 4,67%, angka ini turun 7% dari tahun sebelumnya (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/02/07/182803626/pertumbuh an.ekonomi.2015.terendah.dalam.enam.tahun.terakhir, 13 Mei 2017). Melemahnya pertumbuhan ekonomi menyebabkan pada kuartal I pemerintah menunda proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan dikeluarkannya pedoman dari pemerintah yang ditujukan kepada perusahaan penghasil semen agar menurunkan harga sebesar Rp3.000/sak, sedangkan perusahaan dituntut untuk dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan (http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150116145509-92-25177/jokowidodo-harga-semen-produksi-bumn-turun-rp-3000-per-sak/, 13 Mei 2017). PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan penghasil semen terbesar di Indonesia yang menguasai pasar nasional. Walaupun berada di peringkat ketiga nasional, namun Holcim masih berada jauh di bawah saingannya, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah kondisi tersebut disebabkan karena adanya kesulitan

3 dalam hal keuangan, dan untuk mengetahui apakah ketiga perusahaan yang menguasai pasar tersebut juga mengalami dampak dari melemahnya perekonomian di Indonesia. Dalam penelitian ini dipilih tahun 2013-2015 karena apabila hanya menggunakan satu tahun saja maka tidak dapat diperbandingkan. Di Indonesia, perusahaan penghasil semen yang terdapat di BEI (Bursa Efek Indonesia) ada enam, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Waskita Beton Precast Tbk, dan PT Wijaya Karya Beton Tbk. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia. Indocement mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 1989 dengan kode saham INTP. Semen yang dipasarkan adalah semen dengan merek "Tiga Roda". PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp2,30 triliun pada semester I 2015. Jumlah ini turun 8,4% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp2,52 triliun. Penurunan laba tersebut disebabkan menurunnya volume penjualan domestik yang mana tercatat 8,2 juta ton semeter I 2015 atau lebih rendah dari sebelumnya 9 juta ton (Laporan Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, 2015). PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per

4 tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini menjadi Bursa Efek Indonesia) dengan kode saham SMGR, serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat (semenindonesia.com). Pada tahun 2015, total pendapatan Perseroan adalah sebesar Rp26.948 miliar, relatif sama dengan total pendapatan di tahun 2014, sebesar Rp26.987 miliar (Laporan Keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, 2015). PT Holcim Indonesia Tbk merupakan produsen semen, beton jadi dan agregat terkemuka serta terintegrasi dengan keunikan dan perluasan usaha waralaba yang menawarkan solusi menyeluruh untuk pembangunan rumah, dari penyediaan bahan material sampai rancangan yang cepat serta konstruksi yang aman. Pada tanggal 10 Agustus 1997 saham Holcim tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham SMCB. Penjualan Holcim turun 2,6% pada tahun 2015 menjadi Rp 9,2 triliun. Sebanyak 84% total pendapatan berasal dari penjualan semen yang mencapai Rp 7,8 triliun, sedangkan penjualan beton siap-pakai dan agregat turun 11% menjadi 1,3 triliun. Laba kotor turun 23% menjadi Rp 2,1 triliun. Marjin menyusut terutama akibat berkurangnya permintaan, meningkatnya biaya secara umum, dan juga biaya khusus yang dicatatkan satu kali terkait reorganisasi perusahaan sebelum akuisisi (Laporan Keuangan PT Holcim Indonesia Tbk, 2015).

5 Semakin banyak perusahaan penghasil semen di Indonesia, maka persaingan kinerja antar perusahaan pun semakin ketat. Hal ini dapat memicu setiap perusahaan untuk dapat mengembangkan perusahaannya dengan menambah inovasi. Strategi yang baik juga diperlukan oleh perusahaan agar mampu bersaing dan kokoh dalam persaingan. Konsumsi semen merupakan indikator dari bergeraknya pembangunan infrastruktur (http://www.kemenperin.go.id/artikel/13119/pembangunan- Infrastruktur-Bergerak,-Konsumsi-Semen-Nasional-Meningkat, 16 April 2017). Kenaikan penjualan semen di Indonesia dapat disebabkan oleh pembangunan infrastruktur yang semakin banyak. Penjualan tersebut tersaji dalam laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah suatu tindakan menganalisa yang digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan yang selanjutnya akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Salah satu analisis keuangan yang paling banyak digunakan adalah analisis rasio. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan karena untuk mengetahui kondisi keuangan ketiga perusahaan yang menguasai pasar nasional tersebut ketika Indonesia mengalami kondisi ekonomi yang melemah. Hery (2015: 166) menyatakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

6 perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Dipilihnya ketiga rasio tersebut karena untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibannya. Dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil tersebut perusahaan di tuntut untuk dapat bertahan, untuk itu dipilihlah rasio profitabilitas. Namun di sisi lain, perlu diketahui apakah laba yang dihasilkan perusahaan tersebut dicapai menggunakan utang, dan apakah perusahaan dapat membayar utang-utang yang dimilikinya tersebut. Analisis rasio keuangan dinilai kurang apabila digunakan untuk mengukur atau mengetahui kinerja suatu perusahaan, karena dalam analisis rasio keuangan tidak memuat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta tidak juga memuat peluang dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Untuk itu diperlukan analisis strategi perusahaan. Analisis strategi tersebut dapat diketahui melalui analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu perusahaan. Berdasarkan pemaparan diatas dan fakta-fakta yang ada, serta mengacu pada perusahaan penghasil semen terbesar di Indonesia, maka judul yang dipilih untuk penelitian yaitu Analisis Rasio Keuangan dan Analisis SWOT pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk Periode 2013-2015.

7 B. Perumusan Masalah Masalah yang akan menjadi bahan analisis dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk pada periode 2013-2015 ditinjau dari Rasio Likuiditas? 2. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk pada periode 2013-2015 ditinjau dari Rasio Profitabilitas? 3. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk pada periode 2013-2015 ditinjau dari Rasio Solvabilitas? 4. Bagaimana perbandingan strategi pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk ditinjau dari sudut pandang SWOT? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan maka tujuan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perbandingan kinerja keuangan antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT

8 Holcim Indonesia Tbk berdasarkan rasio likuiditas selama kurun waktu atau periode 2013-2015. 2. Mengetahui perbandingan kinerja keuangan antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk berdasarkan rasio profitabilitas selama kurun waktu atau periode 2013-2015. 3. Mengetahui perbandingan kinerja keuangan antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk berdasarkan rasio solvabilitas selama kurun waktu atau periode 2013-2015. 4. Mengetahui perbandingan strategi pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk ditinjau dari sudut pandang SWOT. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. Bagi Pihak Internal Perusahaan Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan masukan berkenaan dengan permasalahan yang dibahas agar dapat membantu meningkatkan kinerja pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan agar dapat lebih

9 bersaing dimasa yang akan datang, dan dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk masalah keuangan yang dihadapi. 2. Bagi Pihak Eksternal Perusahaan a. Investor Seorang investor atau penanam modal dalam perusahaan juga dengan para penasihatnya berkepentingan mengetahui hasil dari investasi mereka, dan dengan segala resiko yang melekat dan mungkin akan ditimbulkan dari investasi yang telah mereka keluarkan untuk perusahaan. Kepentingannya yaitu untuk mendapatkan laba. b. Kreditur Pemberi pinjaman atau kreditur ingin tahu apakah pinjaman yang telah mereka berikan dan juga bunganya bisa dibayarkan ketika sudah jatuh tempo nanti. c. Pemerintah Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan karena untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut.

10