BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

II. TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENGARUH PEMBUKAAN BLOWER DAMPER PADA DRY SEPARATION SYSTEM. Ahmad Mahfud ABSTRAK

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

Norma Pemeliharaan + (B)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (ASTRA AGRO LESTARI.Tbk) KEC. WARU KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

Oleh : NUR ASIKIN NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) termasuk salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya perusahaan ini dikuasai oleh satu maskapai milik negara Belanda yang ruang lingkup usahanya terbatas pada sektor perkebunan, yaitu perusahaan Veringe Deli My (VDM). VDM ini terkenal dalam mengusahakan Belanda kepada bangsa Indonesia, perusahaan ini berganti nama menjadi NV Deli maskapai (MOAT CHAPPY) yang berkantor pusat di Medan. Lalu, perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan diganti namanya menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Tembakau Deli (PPN TD-I). Pada tahun 1968 nama perusahaan ini diubah menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN-II) berdasarkan instruksi Presiden. PPN II merupakan gabungan dari PPN TD-I dengan beberapa kebun TD-II dan TD-III. Pada tanggal 1 April 1974 terjadi peralihan dari PPN-II kepada PTP IX sekaligus diadakan keorganisasian berdasarkan dari tingkat direktur, staf dan karyawan. Karena produksi tembakaunya sangat rendah akibat tingginya derajat penyakit layu yang dapat menimbulakan kerugian yang besar, maka untuk Pagar Merbau dan Kwala Namu dialihkan menjadi tanaman kelapa sawit berdasarkan SK No.393/KPTS/UM/1970 tanggal 6 agustus 1970.

Pabrik PKS Pagar Merbau ini direncanakan berdiri tahun 1974 oleh direksi PTP IX. Pembangunan pabrik dimulai dengan kapasitas 30 Ton TBS/jam yang semula direncanakan 50 Ton TBS/jam pada tahun 1975. Akhir November 1976 pembangunan pabrik selesai dilakukan. Sebagai langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahan lahan, individual tes dan pembersihan. Awal Januari 1977 pabrik mulai beroperasi secara berangsur-angsur. Pada awal Februari 1977 pabrik mencapai kapasitas penuh (30 ton TBS/jam) dan dilanjutkan dengan commisioning pada akhir Februari 1977. Bapak Presiden Republik Indonesia, Soeharto meresmikan secara simbolis Pabrik Kelapa Sawit Pagar Merbau pada tanggal 4 April 1977 dengan penandatanganan prasasti di perkebunan Adolina PTPN IV. Pembangunan second line (instalasi kedua) secara bertahap dimulai tahun 1983 dalam usaha pabrik ini meningkatkan kapasitas pabrik dari 30 ton TBS/jam menjadi 50 ton TBS/jam. Pembangunan second line ini selesai tahun 1985. PKS Pagar Merbau pada awalnya dikelola oleh PTP IX yang kemudian menjadi PTP Nusantara II (Persero) yang dipimpin oleh seorang Administratur. Pada perkembangan selanjutnya dilakukan pemisahan antara kebun dan pabrik. Sesuai SKPTS Direksi PTP Nusantara II No.II/KPTS/R.3/1999, kebun dipimpin oleh Administratur dan pabrik dipimpin oleh seorang Manager pabrik. Meskipun antara pabrik dengan kebun telah terjadi pemisahan, namun keduanya saling mendukung karena pengadaan persediaan bahan baku untuk diolah setiap harinya sebagian besar berasal dari kebun sendiri.

Adapun realisasi usaha dimulai dengan penanaman kelapa sawit seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Luas Lahan yang di Tanam Kelapa Sawit Oleh PTPN II Kebun Pagar Merbau dari Tahun 1971-1976 Tahun Luas (Ha) Keterangan 1971 325 Replanting 1972 1000 Replanting 1973 1175 1974 1000 1975 1000 1976 1000 Sumber: PTPN II Pagar Merbau 2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha PKS Pagar Merbau bergerak dalam bidang pengolahan Tandan Buah Sawit (TBS) menjadi minyak kelapa sawit. Adanya peningkatan permintaan akan produksi bahan mentah berupa minyak mentah kelapa sawit telah membuka peluang usaha untuk pengembangan industri hilir. Untuk pemasaran produk, PKS Pagar Merbau memasarkan produknya dengan cara melakukan penjualan secara partai besar. Penjualan secara partai besar ini dilakukan oleh kantor pemasaran bersama yang bekerja sama dengan pusat pelelangan CPO Nasional di Jakarta.

2.3 Lokasi Perusahaan Lokasi pabrik kelapa sawit Pagar Merbau terletak diantara kota Lubuk Pakam dan desa Galang. Lokasi pabrik ini dari kota Lubuk Pakam berjarak sekitar 4 km menuju desa Pagar Merbau III Kecamatan Lubuk Pakam Kabupataen Deli Serdang. Jarak tempuh dari kota Medan untuk mencapai pabrik ini adalah sekitar 19 km. 2.4 Daerah Pemasaran Hasil hasil produksi seluruh PTPN yang bernaung dalam koordinator wilayah I, pemasarannya dikelola oleh kantor pemasaran bersama (KPB). Daerah pemasaran hasil produksi perkebunan yang dikelola oleh KPB dapat dibagi dua, yaitu daerah pemasaran dalam negeri dan daerah pemasaran luar negeri. Khusus untuk pemasaran dalam negeri, kegiatannya dilaksanakan oleh KPB kepada penyalur yang telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan. Jadi, pemasaran CPO dari PKS Pagar Merbau dikelola oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB). PKS Pagar Merbau berada dibawah naungan PTPN II yang berpusat di tanjung morawa. Jadi semua hasil pengolahan dari pabrik ini yang akan dikirim ke KPB harus melalui perintah dari Kantor Direksi (Kandir). Pelanggan yang akan membeli CPO dan inti sawit berurusan dengan Kantor Direksi (Kandir) Tanjung Morawa dan nantinya pihak Kandir yang akan memerintahkan kepada PKS Pagar Merbau untuk mengeluarkan produksinya sebanyak yang dibutuhkan pelanggan.

2.5 Proses Produksi Adapun tujuan dari proses pengolahan Tandan Buah Sawit (TBS) di PTPN II PKS Pagar Merbau adalah untuk memperoleh minyak sawit mentah dan inti yang berkualitas. Proses pengolahan yang terjadi di pabrik ini akan menghasilkan dua jenis produk, yaitu: 1. Crude Palm Oil / CPO (minyak sawit), yang berasal dari hasil pengolahan daging buah. 2. Palm Karnel / PK (inti sawit), yaitu inti yang dihasilkan dari pengolahan biji (Nut). Ampas, cangkang, dan tandan kosong adalah merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan sawit ini. Tandan kosong dijual kepada pabrik ketiga yang membutuhkannya untuk diolah menjadi pupuk. Sedangkan ampas dan cangkang dipergunakan sebagai bahan bakar boiler. 2.5.1 Standar Mutu Bahan / Produk Cara memanen buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Standar mutu dari produk yang dihasilkan di pabrik ini diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional, yang meliputi Asam Lemak Bebas (ALB), air, dan kotoran. Saat ini, mutu minyak sawit yang baik untuk dipasarkan adalah jika kadar ALB dibawah 3,5% dan 2% untuk inti sawit. Hasil panen yang tepat akan menghasilkan kandungan minyak maksimal dan kadar ALB yang rendah. Adapun standar mutu dari PKS Kebun Pagar Merbau adalah sebagai berikut:

1. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) a. Kadar asam lemak bebas (ALB) : maksimum 3,50% b. Kadar air : maksimum 0,15% c. Kadar kotoran : maksimum 0,02% d. ALB buah rebus : maksimum 3,10% e. Kenaikan ALB dalam pabrik : maksimum 0,40% 2. Inti sawit atau palm kernel (PK) a. Kadar asam lemak bebas (ALB) : maksimum 2,00% b. Kadar air : maksimum 7,00% c. Kadar kotoran : maksimum 6,00% d. Inti pecah : maksimum 12,0% e. Inti berubah warna : maksimum 40,0% f. Kadar minyak dalam inti : maksimum 46,0% Adanya proses hidrolisa trigliserida dari lemak dengan adanya enzim lipase pada kondisi yang sama adalah merupakan penyebab terbentuknya ALB dalam buah sawit. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut: CH - O - C - OR1 CH - O - C - OR2 + 3 H 2 0 R1COOH + CH 2 O R1COOH + CH 2 O CH - O - C - OR3 R1COOH + CH 2 O Trigliserida + Air Glyserol + ALB Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) mempunyai rumus kimia yang sama. Yang membedakan keduanya adalah komposisi Fatty Acid dari rantai karbonnya.

2.5.2 Bahan yang Digunakan 2.5.2.1 Bahan Baku Buah sawit adalah bahan baku yang digunakan dipabrik kelapa sawit Pagar Merbau. Buah sawit ini berasal dari kebun PTPN II Pagar Merbau. Kelapa sawit terdiri dari beberapa varietas berdasarkan karakteristiknya, antara lain: 1. Dura Dura adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak bulat dengan karakteristik lainnya adalah: a. Tebal daging buah (pericarp) : 2-6 mm b. Tebal cangkang : 2-5 mm c. Persen pericarp terhadap buah : 50 70% d. Tebal cangkang terhadap buah : 30% e. Persen inti terhadap buah : 8 10% 2. Pesifera Pesifera adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dengan karakteristik lainnya adalah: a. Tebal pericarp : Sangat tebal b. Tebal cangkang : 0 0,1mm c. Persen pericarp terhadap buah : 95 100% d. Persen inti terhadap buah : 0 5% 3. Tenera Tenera adalah jenis kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dengan karakteristik adalah:

a. Tebal pericarp : 4 10 mm b. Tebal pericarp terhadap buah : 70 80% c. Persen cangkang terhadap buah : ± 10% d. Persen inti terhadap buah : 8 10% Varietas tenera adalah varietas yang paling banyak di kebun Pagar Merbau. Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tandan buah sawit adalah dengan melepaskan serangga penyerbuk kelapa sawit ke seluruh areal kebun. 2.5.2.2 Bahan Penolong Adapun bahan penolong yang digunakan dipabrik ini antara lain: a. Air Penggunaan air pada pabrik kelapa sawit yang tinggi menyebabkan dalam hal pemilihan lokasi pembangunan pabrik kelapa sawit selalu dicari yang potensi airnya cukup memadai. Penggunaan air pada pabrik kelapa sawit kebun Pagar Merbau adalah untuk proses pengolahan sebagai sumber uap dan juga keperluan air panas. Kadar akhir dari air yang diharapkan pada minyak yang dihasilkan adalah sebesar 0,1 0,15 %. b. Uap Uap memegang peranan penting dalam proses produksi di pabrik kelapa sawit. Uap ini antara lain digunakan untuk: 1. Perebusan TBS dalam sterilizer. 2. Pemanas minyak sawit pada stasiun penjernihan minyak.

3. Pemanas sludge untuk memisahkan antara minyak dan limbah. Uap yang disuplai dari boiler yang digunakan untuk memutar turbin uap adalah 20 ton uap/jam dengan tekanan kerja 19 kg/cm 2. 2.5.3 Uraian Proses Produksi Proses pengolahan Tandan Buah Sawit (TBS) menjadi minyak dan inti sawit dikebun Pagar Merbau secara garis besar dibagi atas 6 tahapan dan stasiun, yaitu: stasiun penerimaan buah, stasiun perebusan, stasiun pembantingan, stasiun pengepresan, stasiun pengolahan biji dan stasiun pemurnian minyak. Pada Gambar 2.1 dapat dilihat block diagram dari proses produksi dari minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) dan inti sawit/palm kernel (PK).

Tandan Buah Segar (TBS) Ditimbang Ditampung Sementara Disortir Direbus (sterilizing) Dipisahkan berondolan sawit dari tandan Dikempa (press) Tandan kosong dijadikan bahan baku kompos Minyak Kasar (Crude Oil) Pasir dan minyak kasar dipisahkan Diayak dan disaring Ditampung di Crude Oil Tank Sludge Larutan minyak kasar dipisahkan dengan pemanasan Minyak Kasar (Crude Oil) Dipanaskan dengan sistem injeksi Minyak dipanaskan untuk mengendapkan air dan kotoran Kotoran diayak dan disaring Air dan kotoran dibuang (blow down) Minyak dipisahkan berdasarkan berat jenis Air dan kotoran dibuang (blow down) Sludge dipisahkan dari pasir Minyak diuapkan Sludge dipisahkan dari lumpur dan kotoran Dipompa Hasil buangan diendapkan dan dipanaskan Disimpan di Storage Tank Minyak di bagian atas dimasukkan ke Storage Tank Gambar 2.1 Block Diagram Proses Produksi Crude Palm Oil

Adapun Material Balance pabrik PKS Kebun Pagar Merbau dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini. Tandan Buah Segar (TBS) 100 % TBS Rebus Air 96,48 % 3,52 % Tandan Kosong Brondolan Rebus 23,15 % 73,33% Daging Buah 62,08% Brondolan Rebus 73,33% Ampas Minyak Kasar LTDS Inti Basah Claybath 11,20% 50,80% 2,88% 4,60% 3,77% Minyak Produksi Solid Sludge Inti Kering 21,18% 4,21% 25,41% 4,25% Supply Air Sludge Akhir 26,96% 52,37% Gambar 2.2 Material Balance dari Produksi Minyak Sawit dan Inti Sawit 2.5.3.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station) Hasil panen TBS dari tiap afdeling diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Lalu dilakukan penimbangan buah untuk mengetahui jumlah

TBS yang masuk. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang masuk didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke loading ramp atau bagian penimbunan buah. Sebelumnya, buah disortasi untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang didasarkan pada jumlah buah yang memberondol yang sampai di loading ramp yang dinyatakan sebagai fraksi. Fraksi adalah merupakan derajat kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Derajat Kematangan Tandan Buah Sawit (Fraksi TBS) Fraksi Derajat Kematangan Jumlah Brondolan 00 Sangat Mentah Tidak ada brondolan lepas 0 Mentah 12,5% dari permukaan luar 1 Kurang Mtang 12,5 25% dari permukaan luar 2 Matang I 25% - 50% dari permukaan luar 3 Matang II 50% - 75% dari permukaan luar 4 Lewat Matang 75% - 100% dari permukaan luar 5 Sangat Matang Buah dalam ikut membrondol Sumber: PTPN II PKS Kebun Pagar Merbau Selesai disortasi, buah kemudian dimasukkan kedalam loading ramp dengan tujuan untuk memudahakan masuknya buah kedalam lori atau basket. Lantai loading ramp dibuat dari plat baja dengan kemiringan 27 0 dengan mempunyai 22 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik.

Adapun cara kerja pengisian lori adalah: a. Lori yang digunakan untuk mengangkut dan tempat perebusan buah sawit ditarik dan diposisikan didepan pintu loading ramp. Satu unit lori berkapasitas sekitar 2,5 ton TBS. b. Pintu loading ramp dibuka satu persatu dan TBS masuk ke dalam lori. c. Lori yang sudah penuh ditarik dengan capstand ke stasiun perebusan. 2.5.3.2 Stasiun Perebusan (Sterilizing Station) Lori yang didalamnya terdapat TBS kemudian ditarik dengan menggunakan capstand ke transfer carriage dan selanjutnya dimasukkan ke dalam sterilizer. Sterilizer adalah bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Pada PKS Pagar Merbau, terdapat 4 unit sterilizer dan yang masih berfungsi hanya 3 unit. Kapasitas tiap sterilizer adalah 10 lori dengan tekanan 2,5 3,0kg/cm 3 dan temperatur sebesar 125-130 0 C. Proses perebusan berlangsung sekitar 90 100 menit. Pada PKS Pagar Merbau, sistem perebusan yang digunakan adalah perebusan dengan sistem 2 puncak (double peak sterilization). Jumlah puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari steam inlet. Grafik perebusan dengan menggunakan sistem dua puncak adalah seperti pada Gambar 2.3 berikut.

Tekanan Perebusan (Kg/cm 2 ) 2,5 5 2,0 4 1,0 2 3 6 1 0 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 95 Waktu Perebusan (menit) Keterangan gambar: Gambar 2.3 Sistem Perebusan Dua Puncak 1. Buang udara : 5 menit 2. Menaikkan tekanan sampai 2 kg/cm 2 : 10 menit 3. Buang steam : 10 menit 4. Menaikkan tekanan sampai 2,6 3 kg/cm 2 5. Merebus pada tekanan 2,6 3 kg/cm 2 : 10 menit : 60 menit 6. Buang steam : 5 menit Adapun tujuan dari perebusan ini adalah untuk: a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB. b. Menguraikan kadar air dalam buah. c. Mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga memudahkan pemisahaan minyak. d. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid didalam protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan

osmotis yang membantu memecahakan dinding sel sehingga minnyak tersebut dapat keluar. e. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan f. Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perebusan adalah: a. Tekanan uap dan lamanya perebusan b. Pembuangan udara dan air kondensat, udara yang ada dalam rebusan harus dikeluarkan karena menurunkan tekanan (panas tidak sempurna). Cara pengeluaran ini disebut dearasi dengan cara membuka penuh kran kondensat 5 10 menit. 2.5.3.3 Stasiun Pembantingan (Thressing Station) Setelah mengalami proses perebusan, selanjutnya lori dalam sterilizer dikeluarkan dan ditarik dengan capstand menuju stasiun pembantingan. Stasiun pembantingan adalah stasiun pemisahan brondolan dengan tandan buah. Di PKS Pagar Merbau terdapat 2 line stasiun bantingan, yang setiap line terdiri dari: a. Hosting Crane Hosting crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat lori yang berisi buah masak untuk dituangkan isi dari dalam lori tersebut kedalam hopper, dan menurunkan kembali lori kosong ke nail track. b. Hopper Hopper merupakan alat yang digunakan untuk tempat penampungan buah masak yang dituang dari lori sebelum dijalankan dengan automatic feeder.

Pengisian hopper tidak terlalu penuh agar buah tidak terlalu padat dan penurunan ke automatic feeder tidak tersendat. c. Automatic Feeder Selanjutnya buah akan dijalankan ke automatic feeder yang akan mengatur pemasukkan buah ke dalam stripper. Kecepatan alat ini diatur sesuai dengan kapasitas stripper. d. Stripper (Penebahan) Fungsi alat ini adalah untuk melepaskan dan memisahkan buah dari tandannya. Bentuk alat ini adalah drum yang berputar dengan kecepatan ± 23 25 rpm. Dengan bantuan sudu-sudu yang ada di dalam drum, buah terangkat dan jatuh terbanting sehingga buah brondolan lepas dari tandan. Melalui kisi-kisi drum, buah masuk kedalam fruit conveyor under thresser dan tandan kosong terdorong keluar dibawa ke empty bunch conveyor. Adapun kriteria pengisian yang baik untuk alat penebahan (stripper) ini adalah tidak terlalu penuh. Hal ini bertujuan agar brondolan terlepas sempurna dari tandannya. e. Empty Bunch Conveyor Alat ini berupa rantai yang ditambahkan screpper. Fungsi alat ini adalah untuk membawa tandan kosong dari hasil bantingan kedalam truk ataupun ke tempat penumpukan sementara. f. Fruit Conveyor Under Thresser Alat ini berfungsi untuk mengangkut brondolan-brondolan ke friut elevator dan terletak di bawah thresser.

g. Friut Elevator Alat ini menggunkan timba-timba yang terikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor dan digunakan untuk mengangkut buah masuk atau brondolan masak. Fungsi alat ini adalah untuk mengangkut brondolanbrondolan ke dalam distributing conveyor pada stasiun pengepresan. 2.5.3.4 Stasiun Pengepresan (Pressing Station) Pada stasiun pengepresan ini terjadi pengambilan minyak awal dari buah dengan cara melumat dan mengempa buah. Stasiun pengepresan ini terdiri dari dua line. Masing-masing line terdiri dari lima alat yaitu: a. Distributing Conveyor Fungsi alat ini adalah untuk mendistribusikan buah atau brondolan yang diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing-masing digester. b. Ketel Adukan (Digester) Alat ini merupakan bejana silinder berdiri vertikal yang didalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak 6 tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Alat ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji. Pisau bagian bawah samping sebagai pengaduk juga dapat berfungsi sebagai pendorong cake keluar menuju talang dan press cake. Dalam digester diperlukan temperatur 90 110 0 C untuk mempermudah proses pelumatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam digester. 1. Pengisian digester harus penuh atau ¾.

2. Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar minyak tetap lancar mengalir ke oil gutter. 3. Kebocoran minyak dihindari. 4. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tingg sehingga minyak tidak banyak tergenang. 5. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester. c. Pengempa atau Press Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang dan didalamnya dipasang dua buah ulir atau screw yang berputar berlawanan arah. Pengempaan bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp) yang berasal dari digester. Dua buah konus yang berada pada bagian ujung press mengatur tekanan pengepresan, kedua konus ini dapat bergerak maju mundur secara hidrolik. Adanya massa yang keluar dari digester melalui talang, masuk kedalam press silinder dan mengisi worm. Volume setiap space worm berbeda. Semakin mengarah ke ujung, as screw dengan volume semakin kecil sehingga cake tertekan dan minyak terperas. Cake akan keluar dari bagian muka atau selasela cone yang ditampung di cake breaker conveyor. Minyak kasar akan terpisah dan keluar melalui lubang-lubang press silinder yang selanjutnya ditampung pada talang minyak (oil gutter) yang akan dilanjutkan ke vibro separator dan masuk ke crude oil tank.

d. Cake Breaker Conveyor Alat ini berfungsi untuk mengaduk-aduk ampas dari pressan dengan cara berputar sambil mendorong ampas ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pisah biji. Alat ini berua talang yang berisi pedal-pedal diikat pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan menggunakan uap (steam) sehingga gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai. Selain untuk pengeringan, pemanasan yang dilakukan pada alat ini juga berfungsi untuk memudahkan pemisahan inti dengan cangkang. Biji akan dibawa ke stasiun pengolahan biji (kernel plant) sedangkan serabut dipergunakan untuk bahan bakar boiler. e. Pemisah Ampas dan Biji (Depericarper) Fungsi alat ini adalah untuk memisahkan ampas dan biji dan untuk memisahakan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Alat ini terdiri dari kolom pemisah (separating coloum) dan polishing drum. Ampas dan biji dari cake breaker conveyor masuk ke dalam kolom pemisah. Sistem pemisahan terjadi karena hampa udara di dalam kolom pemisah yang disebabkan oleh isapan blower. 2.5.3.5 Stasiun Pengolahan Biji/Inti Sawit (Kernel Plant Station) Pada stasiun inti sawit, biji diolah untuk diperam, dipecahkan dan dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti yang diperoleh selanjutnya dikeringkan dalam kernel silo untuk dikirim dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar pada boiler. Adapun rangkaian peralatan yang terdapat dalam stasiun ini adalah:

a. Nut Elevator Nut elevator digunakan untuk mengangkut biji yang berasal dari pemisah biji dan ampas ke silo biji dan dari silo biji ke pemecah biji. Alat ini terdiri dari timba-timba yang diikatkan pada rantai dan digerakkan oleh elektromotor dan berputar tegak. b. Nut Silo Nut silo berfungsi untuk memeram biji dengan tujuan menguurangi kadar air yang dikandung sehingga akan mudah terlepas dari cangkangnya dengan demikian akan mempermudah proses pemecahan biji dan diperoleh inti yang utuh dalam jumlah yang maksimal. Pada silo ini, kadar air akan berkurang dengan udara panas yang ditiupkan yang dialirkan melalui elemen panas. Suhu bagian atas sebesar 60 0 C, tengah sebesar 50 0 C dan bagian bawah sebesar 40 0 C. Pemanasan dan pemeraman dilakukan selama 8 9 jam sampai kadar air ± 9%. c. Nut Grading Drum Nut grading drum digunakan untuk menseleksi/memisahkan biji menurut besarnya diameter biji agar biji-biji yang masuk ke ripple mill atau cracker diusahakan merata. Alat ini berupa drum yang berlubang-lubang menurut besar yang telah disesuaikan dan berputar dan selanjutnya biji-biji masuk kedalam ripple mill atau cracker. Sampah-sampah halus jatuh pada bagian pangkal drum dan masuk kepenampungan untuk dibuang, sedangkan sampah sampah kasar keluar dari bagian drum.

d. Ripple Mill Ripple mill berfungsi untuk memecahkan biji sehingga inti terlepas dari cangkang. Ripple mill terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Rotating Rotor Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (ripple bar) yang terbuat dari high carbon steel. Dimana. 15 batang dipasang dibagian luar dan 15 batang lagi dibagian luar. 2. Stationary Plate (Ripple Pad) Merupakan plate bergerigi tajam dan terbuuat dari high carbon steel. Alat ini dapat memecahkan biji melalui pemeraman dalam nut silo dengan proses perebusan yang dilaksanakan dengan baik. e. Light Tenera Dust Separator (LTDS) Campuran dari pecahan yang terdiri dari inti, serat dan cangkang diantarkan melalui timba masuk kedalam LTDS. Pada saai ini, inti dan cangkang dipisahkan. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi melalui kolom pemisah vertikal. Dimana abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan terhisap dan masuk kedalam silikon penampung abu (dust cyclone), kemudian mengantarkannya ke boiler. Inti bulat yang lebih berat akan jatuh menuju silo inti, sedangkan campuran pecahan berupa inti pecah dan cangkang akan diproses lanjut dengan clay bath.

f. Clay Bath Dalam clay bath terdapat pompa, dimana material yang telah bercampur dengan air dan koalin dipompa ke cyclone. Karena perbedaan berat jenis, inti akan keluar dari atas permukaan cyclone dan cangkang keluar dari bagian bawah yang kemudian masing-masing fraksi akan mengalami pengolahan lebih lanjut yaitu cangkang diantarkan ke boiler dan inti akan masuk ke silo inti untuk dikeringkan. g. Silo Inti Silo inti berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan inti yang masih mengandung air sebesar 15 25%. Bentuk maupun cara kerja silo inti sama seperti pada silo biji, hanya pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Pengeringan juga dilakukan dengan menggunakan blower pemanas. Kadar inti yang disyaratkan adalah 6 7%. Proses pengeringan dalam silo ini ± 7 jam dengan pemberian panas yang kontinu. Pemanasan dilakukan dengan menghembuskan udara panas kedalam silo. Udara yang masuk ke bagian atas, tengah dan bawah silo dengan temperatur masing-masing adalah 60 0 C - 70 0 C pada bagian atas, 50 0 C - 60 0 C pada bagian tengah dan 40 0 C - 50 0 C pada bagian bawah. Setelah dirasakan cukup kering dan kadar air yang telah memenuhi syarat, inti dalam silo diturunkan untuk dikirim ke kernel bin (buckling).

2.5.3.6 Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) Minyak kasar (crude oil) hasil keluaran dari mesin screw press kemudian diteruskan ke stasiun klarifikasi/pemurnian untuk dijadikan sebagai minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Stasiun klarifikasi terdiri atas proses permurnian minyak dan proses pengambilan minyak dari sludge oil. Adapun perlatan yang terdapat pada stasiun ini adalah: a. Talang Minyak (Oil Gutter) Minyak hasil pengempaan screw press dialirkan ke talang minyak (oil gutter). Talang minyak ini dipasang dibawah screw press dan dialirkan oleh air panas ke vibro. Air untuk mengalirkan minyak kasar ini harus benar-benar panas dan cukup agar pemisahan minyak cepat terjadi. b. Ayakan Getar (Vibro Separator) Alat ini berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro separator ini menggunakan 2 buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke timbah buah untuk diproses kembali. Sedangkan cairan minyak dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram dengan air panas. c. Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Pump) Minyak kasar yang telah tersaring akan ditampung di crude oil pump. Didalam tangki ini akan dilakukan penambahan panas agar minyak cepat

terpisah dan mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang tersedia dilakukan dengan injeksi uap. Temperatur pada tangki ini diharapkan ± 90 0 C. Minyak dalam tangki ini dipompakan ke dalam tangki pisah (continuous tank) dengan pompa minyak kasar (crude oil pump). d. Tangki Pemisah (Continuous Tank) Merupakan tangki yang berfungsi untuk mengendapkan sludge yang terkandung di dalam crude oil. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka temperatur dipertahankan 90 0 C 95 0 C. Tangki pemisah ini terdiri dari 3 ruang yaitu: 1. Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas. 2. Ruang kedua : merupakan ruang pemisah. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam oil tank, sedangkan sludge yang mempuntai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk ke dalam ruang ke tiga melalui lubang bawah sekat. 3. Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke dalam sludge tank. e. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank) Minyak yang berasal dari tangki pemisah pada lapisan atas dialirkan ke oil tank sedangkan sludge yang masih mengandung minyak 7 9% yang berada pada lapisan bawah dialirkan ke sludge tank. Minyak ditampung pada tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut. Pada tangki ini diusahakan

agar tetap penuh untuk menjaga pemanasan tetap 95 0 C 100 0 C. Tangki ini berbentuk silinder, dengan dasar berbentuk kerucut. f. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier) Merupakan alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal dari tangki masakan minyak yang masih mengandung air ± 0,5 0,7% dan kotoran 0,1 0,3%. Kadar air dalam minyak setelah diproses oil purifier ini diusahakan 0,3 0,4% dan kadar kotoran 0,01 0,15% dengan temperatur 90 0 C 95 0 C. g. Transfer Tangki Tangki ini merupakan alat yang digunakan untuk menampung minyak dari oil purifier dan mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki pompa udara (vacuum dryer) agar merata dan tetap. h. Pengeringan minyak (Vacuum Dryer) Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses disini adalah minyak yang berkadar air 0,1 0,15% dengan kadar kotoran 0,013 0,015%. Alat ini merupakan tabung hampa udara yang mempunyai 3 tingkat steam injector. Tekanan vacuum dryer berkisar 0,8 1 kg/cm 2. Minyak yang keluar dari vacuum dryer ini langsung dikirim ke tangki timbun (storage tank) sebagai minyak produksi yang siap untuk dipasarkan (CPO). i. Tangki Timbun (Storage Tank) Tangki ini merupakan alat penampungan minyak produksi CPO sebelum dipasarkan. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara

dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalam storage tank diatur ± 50 50 0 C agar minyak yang terdapat didalamnya tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan Asam Lemak Bebas (ALB) dan kadar air dalam minyak di tangki. j. Tangki Lumpur (Sludge Tank) Merupakan tangki yang digunakan untuk menampung sludge dari hasil pemisahan di tangki pemisah. Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih mengandung minyak 7 9%. Dalam tangki ini dipasang pipa steam injection untuk memanaskan dan mengencerkan sludge. Dengan temperatur sludge tank ini diusahakan berkisar 90 0 100 0 C. k. Saringan Berputar (Brush Strainer) Dari sludge tank selanjutnya lumpur (sludge) dialirkan ke brush strainer. Brush strainer ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut, pasir dan kotoran-kotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah di sludge seperator. Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dan dipasang sikat-sikat kawat baja sebanyak 5 pasang dan diikatkan pada poros yang berputar. l. Sand Cyclone Sludge dari brush strainer diperkirakan masih mengandung pasir sehingga harus dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah dengan adanya gaya sentrifugal dan di blow down setiap 20 menit sekali. Untuk mengambil minyak yang masih terkandung di sludge, selanjutnya sludge di proses pada sludge seperator.

m. Sludge Seperator Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, sludge dan kotoran. Sludge yang masuk ke alat ini memiliki kadar air ± 80 85%, minyak 5-10% dan 8 12% berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran dibuang keluar dari alat ini sedangkan minyak akan dipompakan kembali ke continuous tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada sludge seperator diharapkan 0,3 0,5%. n. Fat Fit Fat Fit merupakan bak penampung sludge yang berasal dari buangan minyak yang keluar dari bocoran-bororan alat pada stasiun klarifikasi yang dialirkan di parit dan dipompakan ke bak ini dan dikumpulkan, yang kemudian sludge dan minyak ini akan dikutip kembali dengan dipompakan sehingga masuk kedalam crude oil tank dan selanjutnya diproses kembali di stasiun klarifikasi. 2.5.4 Mesin dan Peralatan Dalam proses produksinya, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Pagar Merbau PT. Perkebunan Nusantara II ini menggunakan mesin-mesin dan juga peralatan-peralatan produksi yang sangat berperan dalam menghasilkan produknya. 2.5.4.1 Mesin Produksi

Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PTPN II Kebun Pagar Merbau untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut: 1. Stasiun Perebusan a. Sterilizer Fungsi : Merebus buah untuk menonaktifkan enzim lipase yang menyebabkan naiknya asam lemak bebas, memudahkan lepasnya buah dari tandannya, melunakkan daging buah, mengurangi kadar air dan merupakan pengeringan pendahuluan terhadap biji inti sehingga mudah lepas dari cangkangnya. Merek/Tahun : Wang Yuen Clutch / 1999 Tipe Kapasitas Jumlah Dimensi : 2100 OXP : 23 25 Ton TBS : 4 unit : 31.675 mm x Ø 2100 mm Temperatur : 125-130 0 C Tekanan : 2,5 3 kg/cm 2 2. Stasiun Pembantingan a. Hosting Crane Fungsi : Mengangkat lori berisi buah masak, menuangkan ke automatic feeder dan menurunkan lori kosong ke posisi. Merek/Tahun : DEMAG EL 2F625H8N / 1975

Kapasitas Tinggi angkat Daya Fasa Tegangan Frekuensi : 5 ton : 12.000 mm : 3 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz Cos ϕ : 0,88 Jumlah : 2 unit b. Automatic Feeder Fungsi : Mengatur pemasukan buah masak ke dalam alat penebah (stripper). Kapasitas Dimensi Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 30 ton / jam : 2.000 mm x 1.500 mm : 4 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1440 rpm Cos ϕ : 0,8 c. Stipper Fungsi : Melepaskan atau memisahkan buah dari tandan dengan cara membanting TBS. Merek/Tahun : Atmindo/1976

Kapasitas Dimensi Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 30 ton/jam : 4.000 mm x Ø 2.000 mm : 24 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1.440 rpm Cos ϕ : 0,8 Jumlah : 2 unit 3. Stasiun Press a. Distributing Conveyor Fungsi : Mendistribusikan buah atau brondolan yang diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing-masing digester. Merek/Tahun : Lokal / 1982 Kapasitas Dimensi Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 40 ton/jam : 8.000 mm x Ø 500 mm : 5,4 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1.420 rpm Cos ϕ : 0,84

Jumlah : 2 unit b. Digester Fungsi : Melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji. Merek/Tahun : UDW/3200-164 Luxemburg / 1975 Kapasitas : 15 ton/jam Temperatur : 90 110 0 C Dimensi Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 2.900 mm x Ø 1.200 mm : 30 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 970 rpm Cos ϕ : 0,8 Jumlah : 8 unit c. Pengempa (Presser) Fungsi : Memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah. Merek : Laju Lp 10 15; Universal U 12; Sari Surya Tahun : 1983; 1997; 2004 Kapasitas Dimensi Power : 10 15 ton/jam : 450 mm : 25 HP

Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1.460 rpm Cos ϕ : 0,83 Jumlah : 8 unit 4. Stasiun Pengolahan Biji a. Depericarper - Polishing Drum Fungsi : Membersihkan serat-serat yang masih melekat pada biji. Merek/Tahun : Atmindo / 1975 Kapasitas Dimensi Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 6 ton biji / jam : 7.480 mm x Ø 1.900 mm : 4 HP :3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 930 rpm Cos ϕ : 0,83 Jumlah : 2 unit - Separating Coloumn

Fungsi : Ruang pemisah antara serat dan biji. Merek / Tahun : Germany /1975 Dimensi Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 4.000 mm x Ø 2.000 mm : 20 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 450 rpm Cos ϕ : 0,84 Jumlah : 1 unit b. Nut Silo Fungsi : Memanaskan/mengeringkan biji agar mudah dipecah dan diproses selanjutnya dengan Ripple Mill. Merek Kapasitas : Lokal : 10 ton/jam Temperatur :40 0 C 60 0 C Dimensi Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 3.000 mm x 2.500 mm x 10.000 mm : 20 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1.445 rpm

Cos ϕ : 0,83 Jumlah : 4 unit c. Nut Grading Drum Fungsi : Menseleksi/memisahkan biji menurut besarnya diameter biji agar biji-biji yang masuk ke Repple Mill. Merek / Tahun : Atmindo / 1976 Kapasitas Dimensi Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 6 ton/jam : 10.190 mm x Ø 1.000 mm : 7 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1.420 rpm Cos ϕ : 0,8 Jumlah : 1 unit d. Ripple Mill Fungsi : Memecahkan biji sehingga inti terlepas dari cangkang Merek Kapasitas Dimensi Power : Teco Elec dan Mech : 3 ton / jam : Ø 400 mm : 7 HP

Fasa Tegangan Frekuensi : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz Putaran : 1.440 Cos ϕ : 0,83 Jumlah : 6 unit e. Silo Inti Fungsi : Sebagai tempat untuk mengeringkan inti yang Merek/Tahun : Lokal / 1982 masih mengandung air sebesar 15 25%. Dimensi : 2.000 mm x 2.000 mm x 8.700 mm Temperatur : 40-50 0 C Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 20 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1.445 rpm Cos ϕ : 0,83 5. Stasiun Pemurnian Minyak a. Ayakan Getar (Vibrating Screen) Fungsi : Memisahkan / menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Merek/Tahun : Sweco / 1977 ; Laju / 2004

Kapasitas : 30 40 ton/jam Ukuran saringan Power Fasa Tegangan Frekuensi : 20 40 mesh : 3 HP : 3 fasa : 220 / 380 V : 50 Hz Cos ϕ : 0,8 Jumlah : 3 unit b. Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Pump) Fungsi : Memompa minyak kasar yang telah tersaring. Merek / Tahun : AHC Herstal / 1975 Temperatur tangki : ± 90 0 C Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 4 HP : 3 fasa :220/380 V : 50 Hz : 1.440 rpm Cos ϕ : 0,82 Jumlah : 4 unit c. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier) Fungsi : Memurnikan minyak yang berasal dari tangki masakan minyak yang masih mengandung air ± 0,5

1,7% dan kotoran 0,1 0,3% dengan prinsip gaya sentrifugal. Merek / Tahun : West Lake / 1997 Kapasitas : 6 ton / jam Temperatur : 90 0 C 95 0 C Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 15 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1.450 rpm Cos ϕ : 0,83 Jumlah : 4 unit d. Pengeringan Minyak (Vacuum Dryer) Fungsi : Memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan hampa udara. Merek Kapasitas Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : Laju : 10 ton/jam : 10 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1.440 rpm Cos ϕ : 0,84

Jumlah : 2 unit e. Saringan Berputar (Brush Strainer) Fungsi : Memisahkan serabut-serabut, pasir dan kotorankotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah di sludge separator. Merek/Tahun : Sweden / 1982 Kapasitas Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 30 ton/jam : 1 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 680 rpm Cos ϕ : 0,8 Jumlah : 2 unit f. Sand Cyclone Fungsi : Memisahkan pasir halus dengan adanya gaya sentrifugal. Merek/Tahun : Colieco / 1983 Kapasitas Dimensi Power Fasa Tegangan : 30 ton/jam : 1.500 mm : 5 HP : 3 fasa : 220/380 V

Frekuensi : 50 Hz Cos ϕ : 0,8 Jumlah : 2 unit g. Sentrifusi Sludge (Sludge Separator) Fungsi : Memisahkan minyak dari air, slugde dan kotoran. Merek/Tahun : Alvalaval / 1999 ; CNC / 2004 Kapasitas Power Fasa Tegangan Frekuensi Putaran : 10 ton/jam : 2 HP : 3 fasa : 220/380 V : 50 Hz : 1.450 rpm Cos ϕ : 0,84 Jumlah : 6 unit 6. Boiler Fungsi : Tempat penghasil uap (steam) untuk menggerakkan turbo set dan memenuhi kebutuhan steam dari alat-alat yang dipakai seperti untuk sterilizer. Merek Buatan Tipe : Takuma Water Tube Boiler : PT. Super Andalas Steel : N 60 SA Tahun : 1995

Tekanan Uap : 19 kg/cm 2, melebihi Kapasitas Uap : 20 ton/jam, superheater Temperatur Staem : 260 0 C Heating Suface Chamber Volume : 172 m : 80 m 2 2 Heating Suface Boiler Proper : 403 m 2 Konsumsi Bahan Bakar : 5.200 kg/jam Jenis Bahan Bakar : Fiber (60%) dan cangkang (40%) 7. Turbo Set Fungsi Power Putaran : Mengubah tenaga uap menjadi tenaga listrik. : 1.296 HP : 5.000 rpm Inlet Temp (Stand) : 210 0 C Inlet Temp (Max) : 213 C 0 Inlet Press (Stand) Inlet Press (Max) Merek : 16,5 kg/cm : 17,5 kg/cm 2 2 : Avan Kaick Buatan : Generatoren and Motoren Werke D 6078 Nev Isenburg Tipe : D 1 DB 100 / 625 4 Excitation Frekuensi : 51,1 V : 50 Hz

Fasa : 3 fasa Aux Excitation Frekuensi Aux : 166 V : 200 Hz Coolant : 45 0 C Jumlah Merek : 2 unit : Turbodyne Gear Serial No. : 35630 Power Output : 956 KVA Pinion RPM : 1990 Gear RPM : 5000 Buatan : USA 2.5.4.2 Peralatan (Equipment) Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di PTPN II PKS Pagar Merbau untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut: 1. Stasiun Penerimaan Buah a. Loading Ramp Fungsi : Tempat penimbunan sementara dan pemindahan TBS ke dalam lori rebusan. Dimensi : 5.300 mm x 3.000 mm x 3.250 mm Kemiringan : 25 0 Kapasitas Jumlah : 8 10 ton/tbs : 22 pintu

b. Lori Rebusan Fungsi : Mengangkut dan sebagai tempat merebus buah sawit. Dimensi Kapasitas : 2.500 mm x 1.800 mm x 1.220 mm : 2,5 ton 2. Stasiun Perebusan a. Capstand Fungsi Dimensi Jumlah : Menarik lori keluar dan masuk ke sterilizer. : 2.600 mm x 1.200 mm : 6 unit 3. Satasiun Pembantingan a. Hopper Fungsi : Tempat penampungan buah masak sebelum dijalankan dengan automatic feeder. Merek/Tahun : Atmindo / 1975 Kapasitas Jumlah : 30 ton TBS/jam : 2 unit b. Empty Bunch Conveyor Fungsi : Membawa janjangan atau tandan kosong ke dalam Merek/Tahun : Atmindo / 1970 truk ataupun ke tempat penumpukan sementara. Kapasitas Jumlah : 60 ton TBS/jam : 1 unit

Panjang : 59.000 mm Elektromotor Power Tegangan Frekuensi Arus : 10 HP : 380 Volt : 50 Hz : 15,5 Ampere Cos ϕ : 0,8 Putaran : 930 rpm c. Fruit Conveyor Under Thresser Fungsi : Sebagai alat penghantar brondolan/buah masak. Merek/Tahun : Atmindo / 1976 Kapasitas Jumlah Panjang Diameter : 30 ton TBS / Jam : 2 unit : 5.200 mm : 500 mm Elektromotor Power Tegangan Frekuensi Arus : 3 Kw : 380 Volt : 50 Hz : 5,3 Ampere Cos ϕ : 0,79 Putaran : 1.420 rpm

d. Fruit Elevator Fungsi : Untuk mengangkut brondolan-brondolan ke dalam Merek/Tahun : Atmindo / 1976 distributing conveyor pada stasiun press. Kapasitas Jumlah Panjang Tinggi : 30 ton TBS / Jam : 2 unit : 12.000 mm : 10.920 mm Elektromotor Power Tegangan Frekuensi Arus : 3 Kw : 415 Volt : 50 Hz : 4,5 Ampere Cos ϕ : 0,79 Putaran : 1.420 rpm 4. Stasiun Press a. Cake Breaker Conveyor Fungsi : Untuk mengaduk-aduk ampas dari pressan sambil Merek/Tahun : Atmindo / 1977 mendorong ampas ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah biji. Kapasitas Jumlah : 30 ton TBS / Jam : 1 unit

Panjang Diameter : 17.000 mm : 500 mm Elektromotor Power Tegangan Frekuensi Arus : 11 Kw : 380 Volt : 50 Hz : 23 Ampere Cos ϕ : 0,8 Putaran : 1.445 rpm 5. Stasiun Pengolahan Biji a. Nut Elevator Fungsi : Untuk mengangkut biji-biji yang keluar dari pemisah biji dengan menggunakan timba-timba menuju Nut Silo. Merek/Tahun : Atmindo / 1976 Kapasitas Jumlah Lebar Tinggi : 6 ton biji / Jam : 2 unit : 260 mm : 11.375 mm Elektromotor Power Tegangan Frekuensi : 3 Kw : 380 Volt : 50 Hz

Arus : 5,3 Ampere Cos ϕ : 0,79 Putaran : 1.420 rpm 6. Stasiun Pemurnian Minyak a. Tangki Pemisah (Continious Tank) Fungsi : Misahkan minyak dengan sludge. Merek/Tahun : Lokal / 1983 Kapasitas Jumlah : 60 ton ; 90 ton : 1 unit ; 1 unit b. Tangki Timbun (Storage Tank) Fungsi : Penampungan minyak produksi (CPO) sebelum dipasarkan. - No. 1 dan 2 Merek/Tahun : Atmindo / 1976 Diameter Tinggi Kapasitas Jumlah : 11.000 mm : 6.020 mm : 500 ton : 2 unit - No. 3 dan 4 Merek/Tahun : Atmindo / 1976 Kapasitas Jumlah : 1.600 ton : 2 unit

c. Tangki Lumpur (Sludge Tank) Fungsi : Menampung sludge dari hasil pemisahan di tangki pemisah. Merek/Tahun : Silinder Tegak / 1983 Diameter Tinggi Kapasitas Jumlah : 2.000 mm : 3.000 mm : 30 ton/jam : 2 unit d. Fat Fit Fungsi : Memisahkan minyak dari kotoran dengan gaya gravitasi pengendapan yang berlangsung lama. Kapasitas Panjang Lebar Tinggi : 18 m 3 : 4.000 mm : 3.000 unit : 1.500 mm 2.5.5 Utilitas Dalam suatu pabrik utilitas merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada Pabrik Kelapa Sawit PTPN II Kebun Pagar Merbau untuk mendapatkan adalah sebagi berikut:

1. Unit Pengolahan Air (Water Treatment) Pabrik kelapa sawit membutuhkan air bersih untuk pengolahan, kebutuhan rumah-rumah karyawan dan air umpan boiler yang membutuhkan kemurnian air yang memenuhi persyaratan air minum. Air umpan boiler memerlukan perlakuan kimia yang aman (foot grade). Air merupakan salah satu bagian yang penting untuk mendukung proses pengolahan di PKS Pagar Merbau dan fungsinya tidak dapat tergantikan oleh senyawa lain. Selain digunakan untuk proses, air ini juga digunakan untuk keperluan sebagai berikut: a. Air proses, yaitu air yang digunakan di dalam boiler unutk menghasilkan steam dan untuk pengenceran minyak sawit pada saat proses serta kebutuhan lain. b. Air domestik, yaitu air yang digunakan di luar kegiatan pabrik (kantor dan perumahan) Sumber air di PKS Pagar Merbau berasal dari sungai Galang yang terletak lebih kurang 3 km dari lokasi pabrik. 2. Unit Pembangkit Tenaga (Mini Plant) Mini plant merupakan salah satu sumber tenaga yang digunakan untuk dapat mengoprasikan seluruh alat dan mesin PKS Pagar Merbau ini. Listrik diperoleh dari PLN dan mesin diesel dengan bahan bakar solar sedangkan tenaga uap diperoleh dengan mengoptimalkan uap sebagai tenaga penggerak. PKS banyak menggunakan tenaga uap karena: a. Bahan bakar tersedia (tangkos dan cangkang) b. Semua stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas

Alat yang digunakan sebagai pembangkit uap adalah ketel uap (boiler). Daya listrik yang tersedia didistribusikan ke bagian-bagian sebagai berikut: a. Perumahan pimpinan, staf dan karyawan. b. Penerangan dan arus listrik kantor dan pabrik serta jalan. c. Unit-unit proses pengolahan Pabrik Kelapa Sawit. d. Menggerakkan alat-alat transportasi seperti material handling, hoisting crane, elevator, empty bunch conveyor dan lain-lain. e. Unit-unit proses pengolahan air. f. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan laboratorium. g. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan bengkel. 3. Unit Pemeliharaan Pabrik / Bengkel Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencangkup pemeliharaan mesin dan peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharan unit pengolahan air dan hal-hal yang berkaitan serta penyediaan dan perawatan suku cadang pabrik. Untuk mendukung unit ini. PKS Pagar Merbau menyediakan beberapa bengkel yaitu: a. Bengkel Umum Bengkel umum memiliki karyawan sebanyak 19 orang yang mana memiliki tugas memperbaiki boiler, digester, hoisting crane, mesin-mesin stasiun klarifikasi, mesin kernel, loading ramp, press, conveyor, sterilizer. b. Bengkel Instalasi Listrik Bengkel ini memiliki 10 orang karyawan yang menangani seluruh masalah listrik diperusahaan.

c. Bengkel Traksi (Transportasi Kebakaran dan Sipil) Bengkel ini memiliki 8 orang karyawan yang memiliki tugas memperbaiki bagian yang rusak pada motor, diesel, pompa, rel, lori, ripple mill, transfer carriage. Unit traksi merupakan bagian yang mengurus permasalahan yang berhubungan dengan segala alat pengangkutan dan kendaraan yang ada di PKS Pagar Merbau, sedangkan unit sipil merupakan bagian yang mengurus permasalahan yang berhubungan dengan bangunan sipil Pagar Merbau. Kedua uni ini memiliki pedoman masing-masing dalam hal pemeliharaan dan pengawasan pekerjaan. 4. Laboratorium Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar rendemen CPO dan inti. Karena salah satu faktor maju mundurnya perusahaan ditentukan oleh standarisasi kualitas produk yang dihasilkan. Untuk menjaga standarisasi mutu minyak sawit dan kernel pada range dan untuk mengetahui kehilangan beban dalam proses maka diperlukan laboratorium. Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS Kebun Pagar Merbau antara lain meliputi: a. Analisa Asam Lemak Bebas (ALB) / Free Fatty Acid (FFA) b. Analisa kadar minyak c. Randemen

d. Kadar air e. Fraksi inti utuh, pecah dan kotoran f. Analisa air 2.5.6 Safety and Fire Protection Safety and fire protection di PKS Pagar Merbau didukung atas sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain: 1. Keamanan Kegiatan keamanan dilaksanakan oleh Bintara Pengamanan (Satpam) yang bekerja secara bergantian yakni petugas keamanan dibagi atas 3 shift dalam waktu 24 jam. 2. Keselamatan Kegiatan keselamatan kerja dilengkapi peralatan kerja pendukung yang minimal seperti: sarung tangan, kaca mata pelindung, baju pelindung kimia, sepatu boot karet dan penutup kepala (helm). Untuk kegiatan penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan juga melengkapinya dengan peralatan kerja pendukung seperti: racun api, mesin pompa, dan penyedot air. 3. Kondisi Lingkungan Kerja Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja berhubungan dengan gangguan terhadap pencahayaan dan kebisingan (noise) terdapat di area kerja. PKS Pagar Merbau sebenarnya telah

memiliki kebijakan dalam hal safety terhadap bahaya. Namun, pelaksanaannya belum maksimal karena para pekerja belum seluruhnya yang mematuhi kebijakan yang telah dibuat. Kemungkinan terjadinya potensi kebisingan adalah dibagaian power house dan sebagian besar pada departemen produksi. kesadaran para pekerja akan pentingnya kebijakan yang dibuat masih sangat rendah. Sama halnya dengan sistem manajemen yang belum maksimal dalam mensosialisasikan pentingnya kebijakan yang telah dibuat. 2.5.7 Waste Treatment (Unit Pengolahan Limbah) Pada dasarnya pengolahan sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak dari buah kelapa sawit dengan melalui proses perebusan, pembantingan, pelumatan, pengempaan, pemisahan minyak dengan sludge, pemurnian, pengeringan dan penimbunan. Pemrosesan tersebut akan menghasilkan produk samping yang bersifat limbah padat dan cair yang dapat mencemari lingkungan apabila langsung dibuang pada penerima. Unit pengolahan limbah PKS Pagar Merbau bertujuan untuk menaikkan mutu buangan limbah pabrik sehingga dapat dimanfaatkan kembali dan menjaga agar limbah hasil proses tidak mencemari lingkungan sekitar (pengendalian limbah) terutama limbah yang berbentuk cair. Pembuangan air limbah sejak pabrik beroperasi tahun 1977, sebelum dibuang dialkukan pengendapan-pengendapan dengan menggunakan:

1. Bak Fat fit 2. Kolam Pengendapan Kemudian melalui parit dalam areal kebun PTPN II sepanjang ± 3 KM dibuang ke Sei Kenang yang menuju muara laut. Pada bulan Oktober 1990, PKS Pagar Merbau mulai membangun kolam air limbah PKS sebagai realisasi keputusan GUBSU No. 660.3/2701/1989. Lokasi pembuatan kolam air limbah di sebelah timur pabrik dengan luas ± 5,6 Ha. Adapun jenis-jenis limbah (waste) yang dihasilkan dari proses produksi PKS Pagar Merbau adalah: 1. Limbah cair yang telah dikutip minyaknya pada Fat Fit mempuanyai karakteristik bersifat asam dengan ph antara 4 4,5 dan suhu 70 0-80 0 C. 2. Bahan-bahan kimia seperti: a. Kaolin, digunakan sebagai mediator untuk menangkap kotoran inti (kernel) dan sisa pemakaian diencerkan dengan air kemudian dibuang ke parit limbah. b. Alumunium Sulfat dan soda Ash, dilarutkan langsung ke air secara injeksi untuk menetralisir ph dan menangkap/mengendapkan partikel lumpur dalam air dan sisa (blow down) dibuang ke parit limbah. c. Sulfuric Acid dan Caustic Soda, dilarutkan dan kemudian digunakan sebagai regenerat untuk mengaktifkan senyawa polimer (resin) pada demineralizer plant filtrat dibuang ke parit limbah setelah melalui proses pengenceran pembilasan.