BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yahya Jaka Supriyatno

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam belajar. Guru harus mampu berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. agar menjadi manusia yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah : guru, siswa, kurikulum, pengajaran, tes dan lingkungan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perwujudan tersebut tentu tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME

BAB I PENDAHULUAN. dipsndang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelly Fitriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi di sekolah pembelajaran masih didominasi dengan guru sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah kurang efektif. Proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik apabila terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Namun dalam proses pembelajaran hampir semua mata pelajaran hanya menggunakan metode ceramah, diskusi ataupun tanya jawab. Dapat dikatakan bahwa metode ceramah lebih mendominasi peran guru dalam proses pembelajaran. Hal ini jelas membuat siswa tidak belajar secara aktif, namun hanya diam, duduk, dan mendengar. Sehingga siswa akan cenderung bosan dan malas-malasan dalam proses pembelajaran, anak akan cenderung mengantuk di dalam kelas, membuat gaduh, mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya. Metode ceramah yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materi, menyebabkan siswa menjadi kurang tertarik dan kurang termotivasi untuk belajar sehingga siswa menjadi bosan, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangatlah kurang. Karena metode ceramah hanya menuntut siswa untuk mendengarkan saja dengan tidak mengembangkan aktivitas yang lain seperti membaca, bertanya, diskusi, menganalisis permasalahan serta mengungkapkan pendapatnya. Di dalam suatu proses pembelajaran seorang guru harus kreatif yaitu dengan menggunakan suatu model atau metode yang tepat dalam suatu pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna dan siswa tidak akan merasa jenuh di dalam kelas. Materi pelajaran juga hendaknya disajikan dengan cara yang menarik sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran meningkat. Seorang guru atau pendidik di tuntut untuk aktif dan kreatif membimbing peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Pada kenyataannya kurang sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil prasurvei dan pengamatan atau observasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran IPA di kelas 2 SD Negeri Kutawinangun 07 Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga 1

2 menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas relatif masih rendah dan berlangsung satu arah serta dalam kegiatan pembelajaran jarang menggunakan alat peraga, dan media pembelajaran. Di dalam kelas tersebut siswa cenderung pasif, masih banyak siswa yang kurang berani mengungkapkan pendapat atau pertanyaan, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang mendengarkan penjelasan guru, bahkan ada siswa yang diam saja, ada yang bermain-main sendiri dengan teman sebangkunya dan ada juga yang mengantuk saat guru sedang menerangkan pelajaran. siswa kurang adanya semangat atau antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena kurangnya media pembelajaran yang bisa membangkitkan semangat siswa, yang membuat siswa termotivasi dan lebih tertarik pada pembelajaran. Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 2 SD Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 2 selama ini termasuk dalam kategori rendah, karena masih ada banyak siswa yang nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 74 dengan jumlah siswa kelas 2 yaitu 32 siswa. Masih ada beberapa siswa yang harus melaksanakan remedial (pengulangan) karena mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi sehingga mengakibatkan nilai siswa menjadi rendah atau kurang dari rata-rata yang ditetapkan. Berikut data dari nilai hasil ulangan tengah semester IPA datanya sebagai berikut.

3 Tabel 1.1 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 2 SDN Kutowinangun 07 No Interval Frekuensi Persentase 1. 33 42 1 6, 25 % 2. 43 52 2 3, 125 % 3. 53 62 5 15, 625 % 4. 63 72 9 28, 125 % 5. 73 82 9 28, 125 % 6. 83 92 5 15, 625 % 7. 93 102 1 3, 125 % Jumlah 32 100% Tuntas 15 46,87 % Tidak Tuntas 17 51,12 % Minimum 33 Maksimum 94 Rata-rata 68,69 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa permasalahan berkaitan dengan hasil belajar IPA di SD Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Siswa kurang antusias atau semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan belum belajar secara aktif. 2) Model atau metode yang digunakan guru monoton karena lebih sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan membosankan. 3) Dalam proses pembelajaran siswa cenderung pasif, masih banyak siswa yang kurang berani mengungkapkan pendapat atau pertanyaan, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah. 4) Guru jarang sekali menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga membuat siswa malas-malasan, asyik mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya dan ada juga siswa yang mengantuk. 5) Dari 32 siswa, masih 17 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 74.

4 1.3 Cara Pemecahan Masalah Dengan melihat hasil belajar yang masih cenderung rendah di atas maka diperlukannya suatu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar anak terutama pada mata pelajaran IPA. Sebagai guru atau pendidik, haruslah mengetahui dan dapat membuat sebuah pembaharuan dalam dunia pendidikan agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Salah satu tugas seorang guru adalah sebagai pengajar. Dalam proses pelaksanaan tugas pengajaran seorang guru harus memperhatikan banyak hal. Salah satunya yaitu penggunaan model yang tepat dalam mengajar. Melalui penggunaan model pembelajaran yang tepat diharapkan mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi atau bahan ajar itu dengan mudah. Sehubungan dengan hal tersebut maka guru atau calon guru perlu memahami secara benar dan terampil dalam menerapkan berbagai macam model pembelajaran serta terampil menerapkannya dalam pengajaran di kelas. Dengan begitu pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan optimal sesuai kompetensi yang diharapkan. Guru memiliki peran penting dalam upaya peningkatan pengetahuan seorang siswa khususnya dalam bidang sains. Karena proses peningkatan tersebut tidak akan berjalan maksimal jika tidak diimbangi dengan metode atau model belajar itu sendiri. Maka, dalam pembelajaran IPA seorang anak harus memiliki minat belajar. Untuk memunculkan minat itu, diperlukan model ataupun metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sehingga minat tersebut dapat menjadikan motivasi bagi siswa dalam belajar serta dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dalam pembelajaran IPA, seharusnya lebih ditekankan dengan penggunaan model ataupun metode pembelajaran yang variatif dan menyenangkan agar tidak monoton dan menjadikan peserta didik lebih antusias atau semangat dalam kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi kurangnya model ataupun metode pembelajaran yang diberikan guru membuat anak kurang menyukai pelajaran IPA. Agar peserta didik kembali bersemangat atau antusias

5 dalam mengikuti kegiatan pembelajaran hendaknya menggunakan model pembelajaran yang tepat dan menarik. Serta menggunakan media pembelajaran yang bisa membangkitkan semangat siswa, yang membuat siswa termotivasi dan lebih tertarik pada pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan melalui perbaikan proses pengajaran. Secara umum guru harus dituntut ketepatannya dalam memilih media, materi, metode dalam proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka cara untuk memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas yaitu menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dengan media powerpoint. Model ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Model Pembelajaran Examples Non Examples ini adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh, sehingga siswa akan lebih mudah mengerti atau memahari suatu materi. Penggunaan media pembelajaran powerpoint juga akan menumbuhkan rasa ketertarikan atau minat siswa dalam belajar karena siswa bisa lebih jelas atau paham dengan adanya contoh-contoh berupa gambar yang ditayangkan melalui powerpoint. Model pembelajaran Examples Non Examples dengan media powerpoint ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan antusias atau semangat, kerja sama siswa serta bisa membuat peserta didik lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Defri Haryono, (2012) yaitu Pengaruh Model Pembelajaran Examples non Examples terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Mangunsari 04 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Pretest-Posttest Control Group Design. Desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kolompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan setelah diberikan perlakuan kemudian diberikan posttest.

6 Dengan membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu kelas yang menggunakan model examples non examples dengan kelas kontrol yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini setelah dilaksanakan analisis data hasil rata-rata (mean) menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 19,4848, sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol sebesar 8,2500. Hal tersebut menunjukan pengaruh pada kelas yang menggunakan model pembelajaran examples non examples (kelas eksperimen). Artinya bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Maka disimpulkan ada perbedaan pengaruh model pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Mangunsari 04 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam penelitian sebelumnya juga yang dilakukan oleh Yahya Jaka Supriyanto, (2012) yaitu Pengaruh Penggunaan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Lanjan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil rata-rata Perhitungan pretes kelas nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, untuk postes nilai tertinggi 90 dan terendah 55. Peningkatan rata-rata pretest dan postes adalah 9,82, analisis data yang dilakukan dengan teknik uji hipotesis dua sampel berpasangan (Paired samples T-Test) diketahui bahwa nilai t adalah -8.973 dengan probabilitas signifikasi 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media power point berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN Lanjan 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Examples Non Examples melalui media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

7 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. a) Apakah Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan Standar Kompetensi memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas 2 SD Negeri Kutawinangun 07 Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013? b) Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan Standar Kompetensi memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas 2 SD Negeri Kutawinangun 07 Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : a) Untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan Standar Kompetensi memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas 2 SD Negeri Kutawinangun 07 Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. b) Untuk mendeskripsikan penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan media powerpoint pada proses pembelajaran IPA dengan Standar Kompetensi memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas 2 SD Negeri Kutawinangun 07 Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya di bidang pendidikan. Dalam hal ini penelitian mempunyai dua manfaat, pertama manfaat

8 teoretis kedua manfaat praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. a) Manfaat Teoretis 1) Memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples melalui media powerpoint pada mata pelajaran IPA. 2) Sebagai masukan dalam menentukan kebijaksanaan yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran yang sesuai pada sekolah dasar. 3) Sebagai acuan dalam mengumpulkan bahan-bahan pertimbangan bagi penyempurnaan sistem penggunaan model dalam kegiatan belajar mengajar. b) Manfaat Praktis 1) Bagi siswa a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. b. Dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep pembelajaran IPA. c. Membantu siswa secara aktif untuk memahami pelajaran serta dapat menggunakan sebagai pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. d. Meningkatkan kreatifitas siswa. 2) Bagi guru a. Dapat meningkatkan kreativitas guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran. b. Dapat digunakan sebagai masukan guru SD dalam melaksanakan pembelajaran IPA supaya menggunakan model dan media yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa SD terutama di kelas rendah. c. Menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan bagi siswa.

9 d. Dapat menjadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam membantu memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model dan media yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan antusias dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Bagi sekolah a. Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembelajaran yang lebih bermakna dalam pelaksanaan pembelajaran. b. Sebagai masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan media Powerpoint. c. Untuk menambah wawasan atau pengetahuan sekolah untuk menjadikan peningkatan belajar siswa melalui media pembelajaran dan alat peraga. d. Memperbaiki sistem pendidikan yang ada di sekolah dan membantu sekolah untuk mengembangkan kreativitas dalam menghadapi inovasi pendidikan.