BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani. Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

TINGKAT PENGETAHUAN GURU DALAM MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MITIGASI BENCANA BANJIR BAGI SISWA SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN PRAKTIK BIOPORI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN KEDUNG LUMBU KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN MITIGASI TERHADAP BENCANA BANJIR SMP NEGERI 3 GROGOL, KECAMATAN GROGOL, KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

ANGGI PRATIWI A

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MITIGASI BENCANA BANJIR BAGI SISWA SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN PRAKTIK BIOPORI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. persawahan adalah 546 Ha dan sisanya seluas 1377 Ha untuk pemukiman,

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

BAB 1 PENDAHULUAN. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dan mempunyai luas daratan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

MITIGASI BENCANA BANJIR DI DESA NGROMBO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Pencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR KELAS VII DAN KELAS VIII DI SMP N23 SURAKARTA

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VIII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DIKECAMATAN JEBRES SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

ABSTRAK. : Ice breaking, Motivasi diri siswa dalam mengikuti pelajaran. matematika

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2013/2014

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

mencapai pinggang orang dewasa, kira-kira 110 cm. Awalnya hanya warga yang

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep atau. Ilmiah Remaja Terhadap Pembentukan Sikap Ilmiah Siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR, GEMPA BUMI, DAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BENTUK-BENTUK PEMBELAJARAN KESIAPSIAGAAN TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 17 SURAKARTA

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA PALUR KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi Disusun oleh : YUNITA SARI A 610 090 003 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Yunita Sari, A 610 090 003, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009, 62 halaman Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesiapsiagaan bencana banjir melalui praktik biopori pada siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan mengetahui bentuk pendidikan pada siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura terhadap kesiapsiagaan banjir. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey. Dalam penelitian ini menggunakan sampling acak sederhana, dengan populasi sebanyak 465 siswa dan sampelnya 24 siswa. Hasil analisis data tingkat pemahaman kesiapsiagaan siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura termasuk dalam katagori siswa yang siap dalam menghadapi bencana banjir setelah adanya praktik biopori yaitu dalam katagori siap, karena dari hasil perhitungan yang diperoleh indeks kesiapsiagaan sebelum adanya praktik biopori menunjukkan bahwa nilai 72,26 sedangkan hasil dari perhitungan yang diperoleh indeks kesiapsiagaan setelah adanya praktik biopori yaitu 76,66 merupakan kategori 65-79 yaitu kategori Siap, sehingga setelah adanya praktik biopori dan diberikan penyuluhan di dalam kelas dari hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu Tingkat kesiapsiagaan siswa kelas SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dalam kesiapsiagaan bencana banjir termasuk dalam katagori Siap. Karya ilmiah remaja (KIR) merupakan bentuk pendidikan yang di dalamnya diajarkan pendidikan praktik biopori guna untuk kesiapsiagaan bencana banjir. Deskripsi hasil penelitian dan pengamatan siswa ketika melakukan praktik biopori di lingkungan sekolah dapat disimpulkan sebagai berikut : siswa senang karena adanya ekstrakurikuler KIR yang diwajibkan oleh pihak sekolah terhadap kesiapsiagaan bencana banjir melalui praktik biopori di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Setelah adanya praktik biopori terhadap pentingnya kesiapsiagaan bencana banjir sehingga siswa dapat mewaspadai dan mengantisipasi terjadinya bencana banjir. SMP Muhammadiyah 1 Kartasura merupakan salah satu tempat diadakannya ekstrakurikuler KIR yang di dalamnya terdapat Pendidikan Praktik Biopori, dari adanya Pendidikan praktik biopori siswa dapat meningkatkan kesiapsiagaan serta siswa dapat mengetahui keunggulan dan manfaat dari biopori bagi lingkungan sekitar. Selain pengetahuan dan mendapatkan tambahan ilmu, siswa dapat terjun langsung dan ikut serta dalam pembuatan lubang resapan biopori. 1

Kata Kunci : Kesiapsiagaan, Banjir, Biopori PENDAHULUAN melakukan pertolongan pertama setelah terjadi bencana, serta Pendidikan disekolah mencegah adanya bencana banjir, merupakan salah satu tempat yang yaitu dengan cara membuat lubang dapat digunakan sebagai komunikasi resapan biopori. dan menularkan ilmu-ilmu Kesiapsiagaan yaitu tindakan pengetahuan khususnya ilmu yang dilakukan dalam rangka pengetahuan sosial - geografi yang mengantisipasi suatu bencana untuk berkaitan dengan bencana-bencana memastikan bahwa tindakan yang yang ada di Indonesia. Salah satu dilkukan dapat dilaksanakan secara bencananya yaitu Banjir. Banjir tepat dan efektif pada saat dan merupakan suatu air yang setelah terjadi bencana, Krishna menggenangi suatu tempat yang luas. (2008). Lubang resapan biopori Adanya hujan lebat yang mengguyur adalah teknologi untuk mengatasi di daerah solo dan sekitarnya, banjir dengan cara, (1) meningkatkan intensitas hujan yang tinggi daya serap air, (2) mengubah sampah mengakibatkan disebagian solo organik menjadi kompos dan terendam banjir. Penyebab terjadinya mengurangi emisi gas rumah kaca, banjir yaitu karena curah hujan yang (3) memanfaatkan peran aktifitas tinggi sehingga kondisi resapan di fauna tanah dan akar tanaman. dalam tanah kurang baik dapan Menurut Kamir R. Brata (2009), menyebabkan genangan air di Lubang Resapan Biopori (LRB) permukaan tanah, sehingga hal ini adalah lubang silindris yang dibuat dapat menyebabkan banjir di daerah secara vertikal ke dalam tanah yang memiliki resapan air yang dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau tidak kurang bagus. Upaya-upaya melebihi muka air tanah. Kemudian yang dapat dilakukan pada tahapan lubang diisi dengan sampah organik kesiapsiagaan diantaranya untuk memicu terbentuknya biopori. mempersiapkan diri untuk 2

Kartasura adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kartasura dapat dikatakan kota satelit bagi Surakarta atau Solo, sebagaimana halnya dengan Solobaru yang juga merupakan sebuah area yang dikembangkan di kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Kartasura terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 121 km diatas permukaan laut dengan luas wilayah 1.923 Ha. Jarak dari Barat ke Timur ± 8,0 Km dan Jarak dari Utara ke Selatan ± 5,0 Km. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 23,00 Km. Batas-batas wilayah kecamatan kartasura adalah sebagai berikut : Sebelah Utara :Kabupaten Karanganyar Sebelah Timur : Kota Surakarta Sebelah Selatan: Kecamatan Gatak Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali Sebanyak 10 wilayah kecamatan di Kabupaten Sukoharjo terancam banjir luapan Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungainya sepanjang musim penghujan ini. Data tersebut dengan rincian lima kecamatan terancam luapan Sungai Bengawan Solo yaitu Nguter, Tawangsari, Sukoharjo, Grogol dan Mojolaban. Anak Sungai Bengawan Solo lainnya yaitu Sungai Samin mengancam wilayah Polokarto dan Grogol. Begitu juga Sungai Jenes yang melalui wilayah Kartasura dan Grogol berpotensi banjir di wilayah itu. Untuk Sungai Brambang mengancam wilayah Gatak, Baki dan Grogol. Di wilayah Sukoharjo, banjir terjadi di empat kecamatan, yakni Kartasura, Polokarto, Grogol dan Gatak. Di Polokarto. Sawah dan puluhan rumah warga terendam sejak pukul 18.00, atau selang dua jam setelah hujan turun. Sedangkan di Kartasura, banjir parah terjadi di Desa Pabelan dan Gonilan. Banjir terjadi akibat sungai Babenmelupap. Ketinggian air di beberapa titik, bahkan mencapai dua meter. Akses masuk ke jalan kampung yang terletak tak jauh dari kampus Univesitas Muhammadiyah Surakarta putus, Admin(2013). 3

Selain itu gorong-gorong di jalur Boyolali-Kartasura diduga terlalu sempit, hingga mengakibatkan air meluap ke jalur tersebut. Kondisi ini terus terjadi terutama saat hujan deras. Bila hujan sangat deras, jalur Boyolali-Kartasura atau 150 meter ke barat dari Jembatan timbang disisi utara tertutup banjir. Kondisi ini sangat membahayakan pengguna jalan. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti Bagaimana pemahaman siswa terhadap kesiapsiagaan bencana banjir dan biopori sebelum dan sesudah adanya praktik biopori bagi siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dan meneliti Bagaimana perbedaan praktik biopori terhadap pemahaman siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura terhadap kesiapsiagaan banjir. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian survey. Menurut Sugiyono (2005), Survey merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, individu, dalam waktu kebersamaan. Survey dapat dipakai untuk tujuan diskriptif maupun untuk menguji hipotesis. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasinya 465 siswa sedangkan sampelnya yaitu 24. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Cara menghitung jumlah sampel dari populasi yang telah ditentukan dengan menggunakan rumus dari Isaac & Michael, dengan tingkat kesalahan 1%, 5%, 10%, dan 15%. Dalam penelitian ini sampel yang akan diberikan angket kepada siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura berjumlah 465. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan taraf kesalahan 5%, sehingga dengan jumlah keseluruhan populasi dikalikan 5% didapatkan sebanyak 24 siswa yang diambil dari populasi yaitu 465 siswa, dengan menggunakan rumus dari Isaac & Michael : 4

Dari hasilnya yang diperoleh 23,25, dibulatkan menjadi 24 siswa. Sampling dari penelitian ini adalah teknik sampling acak sederhana. Dikatakan sederhana karena pengambilan sampel dari populasi di lakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono 2011). Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan membagikan angket / kuesioner, observasi dan dokumentasi serta dilakukan penyuluhan di dalam kelas. Dari data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dalam rangka pengujian hipotesis dan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Adapun teknik uji persyaratan analisis dengan teknik analisis validitas angket dan reliabilitas angket. Uji validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes tidak bisa valid untuk sembarang keperluan atau kelompok, suatu tes hanya valid untuk keperluan dan pada kelompok tertentu. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji validitas adalah : r xy = n( XY) ( X)( Y ) 2 2 2 2 [ n( X ) ( X) n( Y ) ( Y ) ] Dimana: = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y. n = jumlah subyek = deviasi dari mean untuk nilai variabel X = deviasi dari mean untuk nilai variabel Y = jumlah perkalian antara nilai X dan Y = Kuadrat dari nilai y² = Kuadrat dari nilai y Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan r tabel (r kritis ). Bila r hitung dari rumus di atas lebih besar dari r tabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya. Uji Reliabilitas adalah tingkatan pada mana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun tes itu mengukur. Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka, biasanya sebagai suatu koefisien, koefisien yang tinggi menunjukkan reliabilitas yang tinggi. 5

Rumus yang digunakan untuk melakukan uji reliabilitas adalah : Dimana : Ri = Reliabilitas interval Rb = korelasi product moment antara belahan 1 dan 2 Penelitian ini untuk mengungkap bagaimanakah tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana banjir di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Dari perolehan data kuisioner kemudian di katagorikan berdasarkan aspek yang dinilai untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan per siswa dalam bencana dan untuk mengkatogarikan secara keselurahan menganalisis kesiapsiagaan siswa. Indeks= X 100 PEMBAHASAN Dari hasil analisis penelitian ini menjelaskan bahwa tingkat kesiapsiagaan bencana banjir pada siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura, pada tabel klasisifikasi siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dalam kesiapsiagaan bencana banjir sebelum adanya praktik biopori, dari jumlah sampel sejumlah 24 Siswa dari sejumlah siswa tersebut terdiri dari atas 2 siswa termasuk dalam katagori sangat siap, 20 siswa termasuk dalam kategori siap, 2 siswa merupakan dalam katagori hampir siap. Sedangkan hasil dari kuisioner kesiapsiagaan bencana banjir sesudah adanya praktik biopori terdiri dari atas 15 siswa termasuk dalam katagori sangat siap, 9 siswa termasuk dalam kategori siap. Berdasarkan dari hasil penelitian menurut indeks kesiapsiagaan dari Lippi Unesco bahwa siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dalam menghadapi bencana banjir sebelum dan sesudah adanya praktik biopori yaitu dalam katagori siap, karena dari hasil perhitungan yang diperoleh indeks kesiapsiagaan sebelum adanya praktik biopori menunjukkan bahwa nilai 72,26 merupakan katagori 65 79 yaitu katagori siap, sedangkan hasil dari perhitungan yang diperoleh indeks kesiapsiagaan sesudah adanya praktik biopori yaitu 6

76,66 merupakan kategori 65-79 yaitu kategori Siap, sehingga dari hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu Tingkat kesiapsiagaan siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dalam kesiapsiagaan bencana banjir setelah adanya praktik biopori termasuk dalam katagori siap. Ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) merupakan salah satu bentuk pendidikan kesiapsiagaan bencana banjir di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura yang didalamnya terdapat kegiatan praktik biopori guna untuk kesiapsiagaan bencana banjir. Setelah adanya praktik biopori terhadap pentingnya kesiapsiagaan bencana banjir sehingga siswa dapat mewaspadai dan mengantisipasi terjadinya bencana banjir. SMP Muhammadiyah 1 Kartasura merupakan salah satu tempat diadakannya ekstrakurikuler KIR yang di dalamnya terdapat Pendidikan Praktik Biopori, dari adanya Pendidikan praktik biopori siswa dapat meningkatkan kesiapsiagaan serta siswa dapat mengetahui keunggulan dan manfaat dari biopori bagi lingkungan sekitar. Selain pengetahuan dan mendapatkan tambahan ilmu, siswa dapat terjun langsung dan ikut serta dalam pembuatan lubang resapan biopori. Pengetahuan serta pemahaman yang bermanfaat bagi siswa untuk mengurangi risiko bencana banjir yang akan terjadi sewaktu-waktu. KESIMPULAN Dari hasil analisis data tingkat pemahaman kesiapsiagaan siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura termasuk dalam katagori siswa yang siap dalam menghadapi bencana banjir setelah adanya praktik biopori yaitu dalam katagori siap, karena dari hasil perhitungan yang diperoleh indeks kesiapsiagaan sebelum adanya praktik biopori menunjukkan bahwa nilai 72,26 sedangkan hasil dari perhitungan yang diperoleh indeks kesiapsiagaan setelah adanya praktik biopori yaitu 76,66 merupakan kategori 65-79 yaitu kategori Siap, sehingga setelah adanya praktik biopori dan diberikan penyuluhan di dalam kelas dari hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu 7

Tingkat kesiapsiagaan siswa kelas SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dalam kesiapsiagaan bencana banjir termasuk dalam katagori Siap. SMP Muhammadiyah 1 Kartasura merupakan salah satu tempat diadakannya ekstrakurikuler KIR yang di dalamnya terdapat Pendidikan Praktik Biopori, dari adanya Pendidikan praktik biopori siswa dapat membekali kesiapsiagaan serta siswa dapat mengetahui keunggulan dan manfaat dari biopori bagi lingkungan sekitar. Selain pengetahuan dan mendapatkan tambahan ilmu, siswa dapat terjun langsung dan ikut serta dalam pembuatan lubang resapan biopori. DAFTAR PUSTAKA Effendi Sofian.2012.Metode Penelitian Survei.Jakarta:LP3ES Ferliza Ernita.2008. Analisis Dampak Pemindahan Terminal Angkutan Terhadap Ekonomi Pasar Induk Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.SKRIPSI,Fakultas Geografi,Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hidayati, Deny,. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengatasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta : Lippi Unesco Pribadi,Krishna. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan SiagaBencana. Bandung:Pusat Mitigasi Bencana- Institut Tehnologi Bandung Priyana,Yuli.2008.Dasar-Dasar Meteorologi Dan Klimatologi.Surakarta:Diktat Kuliah. R.Brata,Kamir.2008.Lubang Resapan Biopori.Bogor:Penebar Swadaya. Sugiyono.2010.Statistika untuk penelitian.bandung:cv Alvebeta. Yuliawan Hendra.2006.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surakarta:Pustaka Mandiri. Admin.2013.Pengertian angket. http://bukittingginews.com/pengertian-angket/. Diaskes pada tanggal 28 Mei Pukul 15.25 WIB. Admin.2013.10 Wilayah Kota Makmur Terancam Meluapnya Sungai Bengawan Solo.http://www.kartasura.sukoharjokab.go.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=li hat&id=431. Diaskes pada tanggal 11 November 2013 pukul 09.00 WIB 8

Andredrake.2013.Pengertian pendidikan menurut para ahli. http://www.alloveans.com/2013 /04/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html. Diaskes pada tanggal 30 Mei Pukul 12.05 WIB. Khairullah.2009.Pengertiandan penyebab banjir. http://ustadzklimat.blogspot.com /2009/11 /pengertian-dan-penyebab-banjir.html. Diaskes pada tanggal 28 Mei pada pukul 14.30 WIB. Rusman nurjanah.2013.cegah banjir dan kekeringan dengan biopori.http://intisari-online.com/read/cegah-banjir-dan-kekeringandengan-biopori-.diaskes,pada tanggal 12 matet pada pukul 11.15 WIB. 9