BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatnya pertanggung jawaban publik oleh perusahaan, maka konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pengertian, Asas, Fungsi dan Tujuan Bank

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

ANALISIS KINERJA BANK

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada umumnya masyarakat mendefinisikan bank adalah tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank. Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi. Penilaian kondisi likuiditas bank guna mengetahui seberapa besar kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposan. Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan menciptakan profit. 2.1.2 Tujuan Kinerja Keuangnan Menurut Jumingan (2006:239), analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan: a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien. 18

2.2 Rasio Keuangan Bank Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba rugi. 2.2.1 Tujuan Rasio Keuangan Bank Menurut Jumingan (2006: 243) rasio keuangan terdiri dari 5 aspek yakni: a. Aspek permodalan Aspek permodalan bertujuan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Rasio yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio, Primery Rasio, Capital Rasio I, dan Capital Rasio II. b. Aspek likuiditas Aspek likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiaban jangka pendek. Rasio yang digunakan adalah Quick Rasio, banking Rasio, Loan to Asset Ratio, Investment to Portofolio Ratio, dan Investing Policy Ratio. c. Aspek rentabilitas Aspek rentabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank. Rasio yang digunakan adalah Gross Profit Margin, Return on Equity Capital, Net Income to Total Asset, dan Gross Income to Total Aseet. 19

d. Aspek resiko usaha Aspek resiko usaha digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah resiko dari aktivitas operasi. Rasio yang digunakan adalah Credit Risk Ratio, Liquidity Risk Rasio, Asset Risk Rasio, Capital Risk Ratio, dan Investment Risk Rasio. e. Aspek effesiensi usaha Aspek effesiensi Usaha digunakan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua aset secara efisien. Rasio yang digunakan adalah Leverage Multiplier Ratio, Aseet Utilization, Cost of Fund, Cost of Money, dan Cost of Loanable Fund Ratio. 2.2.2 Keunggulan Analisis Rasio Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya (Harahap, 2009:298). Keunggulan tersebut adalah : a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. e. Menstandarisir size sebuah bank. f. Lebih mudah untuk membandingkan suatu bank dengan bank lain atau melihat perkembangan bank secara periodik atau time series. 20

g. Lebih mudah melihat tren sebuah bank serta melakukan prediksi di masa yang akan datang 2.2.3 Aspek-aspek Penilaian Kesehatan Bank Menurut Slamat Riyadi (2003:185), Tingkat Kesehatan Bank adalah penilaian suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia. Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanaya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Menurut Kasmir (2008), analisis ini terdiri dari: a. Aspek Permodalan (Capital) Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum. Salah satu penilaian adalah dengan menggunakan rasio CAR (capital adequacy ratio), yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) Modal CAR = x 100% ATMR b. Aspek Kualitas Aset (Asset) Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Dalam menilai kualitas aset ada dua rasio yang digunakan yaitu rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau disebut juga dengan Non Performing Loans (NPL) dan kualitas aktiva produktif (KAP). Indikasi 21

penilaian aset yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio kualitas produktif bermasalah dengan aktiva produktif (NPL) yang diperoleh dengan rumus: Kredit Non Lancar NPL = x 100% Total Kredit NPL (Non Performing Loan) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit yang bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5% jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang bersangkutan. Semakin besar tingkat NPL ini menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengolahan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang akan dihadapi bank. c. Aspek Kualiatas Manajemen (Management) Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabillitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan. d. Aspek Earning Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada dua macam, yaitu rasio laba terdapat total aset (Return on Asset) 22

dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BO/PO). Indikasi penilaian dalam aspek earning yang digunakan adalah rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional yang diperoleh dengan rumus: Beban Operasional BO/PO = x 100% Pendapatan Operasional Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. e. Aspek Liquidity Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank dapat memenuhi semua kewajibannya, khususnya kewajiban jangka pendek yang berkaitan dengan simpanan masyarakat (simpanan, tabungan, giro) dan bank mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Dalam rasiolikuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain: Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Loans to Assets Ratio. Kredit LDR = x 100% Dana Pihak Ketiga Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban para deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debitur (Mulyono,1999). 23

2.3 Laba 2.3.1 Pengertian Laba Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004: 18) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dijelaskan bahwa : Definisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa, dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada hakikatnya tidak berbeda dengan pendapatan. Oleh karena itu, pos tersebut tidak dipandang sebagai unsur terpisah dalam kerangka dasar ini. Laba adalah sebagai selisih antara pengukuran pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi dalam satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut ( Chariri dan Ghozali, 2003). 2.3.2 Jenis-Jenis Laba Laba terdiri dari beberapa jenis yakni: a. Laba Kotor. Menurut Wild (2005 : 120) laba kotor merupakan pendapatan dikurangi harga pokok penjualan. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan. b. Laba operasi. Stice (2004 : 243) menjelaskan laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan di dapat 24

dari laba kotor dikurangi beban operasi. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya. c. Laba sebelum pajak. Laba sebelum pajak menurut Wild (2005 : 25) merupakan laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan. d. Laba dari operasi berjalan. Laba dari operasi berjalan menurut Wild (2005 : 25) merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak. e. Laba bersih. Laba atau rugi bersih menurut Stice (2004 : 258) adalah laba atau rugi operasi berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil operasi yang dihentikan, pos luar biasa dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, memberi pemakai laporan ikhtisar pengukuran kinerja perusahaan untuk periode berjalan. 2.3.3 Fungsi Laba Menurut Arfan dan Herkulanus (2008:206-209), laba merupakan item laporan keuangan mendasar dan penting yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba secara umum diyakini sebagai dasar untuk: a. perpajakan dan pendistribusian kembali kesejahteraan diantara individual. Versi laba seperti ini dikenal sebagai laba kena pajak, dihitung sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh badan fiskal pemerintah. b. petunjuk bagi kebijakan dividen perusahaan dan penyimpanan. 25

c. indikator jumlah maksimum yang dapat didistribusikan sebagai dividen dan ditahan untuk ekspansi atau diinvestasikan kembali dalam perusahaan. d. petunjuk investasi dan pembuatan keputusan. e. sarana prediksi yang membantu dalam memprediksi laba masa mendatang.laba diyakini sebagai ukuran efisiensi. f. ukuran pengelolaan manajemen atas sumber daya perusahaan dan efisiensi manajemen dalam menjalankan kegiatan perusahaan. 2.3.4 Karakteristik Laba Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: a. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi b. laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu c. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan d. laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu e. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. 26

2.3.5 Pertumbuhan Laba Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000:45). Penghitungan dari pertumbuhan laba, didasarkan pada rumus berikut ini: Keterangan: Yn Yn- 1 Yn = x 100% Yn- 1 Δ Yn = Pertumbuhan laba tahun ke-n Yn-1 = Laba tahun sebelumnya N = tahun ke-n Menurut ketentuan Departeman Koperasi PengusahaKecil dan Menengah (Yuniartiningsih, 2006 :25), pertumbuhan laba dikatakan optimal jika mengalami peningkatan 10% atau lebih dari tahun sebelumnya. Laba pada perbankan terdiri dari laba operasional, laba sebelum pajak dan manfaat, serta laba bersih. Pertumbuhan laba ditentukan oleh kinerja perusahaan yang diukur dari rasio modal, rentabilitas, rasio likuidutas serta dapat dinilai dari efesiensi operasional (dendawijaya, 2005:116). 2.3.6 Faktor-Faktor Pertumbuhan Laba Menurut Hanafi dan Halim sebagaimana dikutip Angkoso (2006 :20) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 27

a. Besarnya perusahaan Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi. b. Umur perusahaan Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. c. Tingkat leverage Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. d. Tingkat penjualan Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi. e. Perubahan laba masa lalu Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang. 28

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu Nama Judul Variabel Hasil Penelitian Tika Pengaruh CAMEL Independen: Seluruh variabel Lestari Terhadap Kinerja CAR, ROA, independent tidak (2010) Keuangan Perbankan ROE, NPL, memilki pengaruh Yang Terdaftar di BEI NIM, BOPO signifikan terhadap dan LDR pertumbuhan laba Dependen: baik secara parsial dan Pertumbuhan simultan. Laba Hilda Pengaruh Aspek Independen: Secara simultan CAR, Sintya Capital, Asset, Earning, CAR, NPL, NPL, BOPO, GWM, (2010) dan Liquidity Terhadap BOPO, GWM, dan LDR memiliki Pertumbuhan Laba dan LDR pengaruh yang Bank Umum Di Dependen: signifikan terhadap Indonesia. Pertumbuhan pertumbuhan laba. Laba Secara parsial hanya NPL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Jungjung Pengaruh Tingkat Loan to Deposit Loan to Deposit Rasio U M Likuiditas, Solvabilitas, Rasio tidak memiliki Manurung dan Efisiensin Terhadap Capitatal pengaruh signifikan (2012) Pertumbuhan Laba pada Adequacy Ratio terhadap pertumbuhan Perusahaan Perbankan Debt to Equity laba secara parsial. yang Terdaftar di BEI Operating Cost Capitatal Adequacy Ratio, Debt to Equity, 29

dan Operating Cost memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba secara parsial. Secara simultan, seluruh variabel independent memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.5.1.Kerangka Konseptual Berdasarkan tinjauan pustaka dan tinjauan terdahulu, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut: CAR (X 1 ) NPL (X 2 ) BOPO (X 3 ) H 1 PERTUMBUHAN LABA (Y) LDR (X 4 ) Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 30

Capital Adequacy Ratio (CAR) menggambarkan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko, maka tinggi rendahnya nilai CAR suatu bank, akan mempengaruhi kinerja dan kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Permodalan yang kuat akan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap kinerja bank. Dan hal ini akan berdampak pada pertumbuhan laba perusahaan. Non Performing Loans (NPL), apabila suatu bank kondisi NPL tinggi maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank dengan kata lain menurunkan laba. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) menggambarkan proses produktivitas yang efesien akan meningkatkan output perusahaan dan tentunya akan meningkatkan laba perusahaan. semakin kecil angka rasio BOPO maka semakin baik kondisi bank tersebut karena kenaikan pendapatan dari periode ke periode akan meningkatkan pertumbuhan laba bank. Loan to Deposit Ratio (LDR), semakin tinggi rasio ini mengindikasikan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan karena LDR menunjukkan seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan bank untuk memberikan kredit. Jika pemberian kredit kepada masyarakat semakin tinggi, maka akan mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan perbankan. Karena salah satu sumber laba bank berasal dari pinjaman kredit. LDR yang tinggi berarti jumlah kredit yang disalurkan semakin 31

tinggi, sehingga menyebabkan laba meningkat. Tetapi jika sebaliknya, pinjaman kredit menurun diikuti rendahnya kemampuan bank untuk melunasi kewajibannya, maka pertumbuhan laba perusahaan pun akan turun. Pertumbuhan laba menggambarkan kondisi kinerja keuangan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Semakin besar pertumbuhan laba suatu perusahaan menggambarkan bahwa kinerja perusahaan dalam kondisi baik. 2.5.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposite Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun secara simultan. 32