BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk menjawab atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 1999). Penelitian deskriptif menggunakan bentuk pelaksanaan penelitian survey yaitu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya cukup banyak dalam waktu tertentu. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat penelitian terhadap suatu kondisi untuk menyusun perencanaan perbaikan program. B. Populasi dan Sampel penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah klien pre operasi laparatomi yang dirawat di rumah sakit Roemani Semarang (ruang Umar, Khotijah, Hasan, Usman, Shofa, Fatimah). Dalam kurun waktu l bulan yaitu mulai tanggal 10 Agustus sampai 10 September 2007 didapatkan data sejumlah pasien yang akan menjalani operasi laparatomi sebanyak 50 orang. 2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2003). Sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh, dimana sampel jenuh adalah penentuan sampel bila semua jumlah anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2003). Adapun kriteria sample dalam penelitian ini adalah : a. Pasien yang tidak mengalami kesakitan b. Usia 17 tahun keatas (klien dewasa) c. Bisa membaca dan menulis d. Belum pernah menjalani operasi sebelumnya e. Pasien yang tidak mengalami sesak napas C. Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pria dan tingkat kecemasan wanita yang akan dilakukan tindakan operasi laparatomi.
D. Definisi Operasional Variabel 1. Tingkat kecemasan klien pria pre operasi laparatomi 2. Tingkat kecemasan klien wanita pre operasi laparatomi Definisi Operasional Kecemasan adalah respon emosional pasien pria yang digambarkan sebagai suatu perasaan kuatir yang samarsamar. Sumbernya sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu terseut. Kecemasan adalah respon emosional pasien wanita yang digambarkan sebagai suatu perasaan kuatir yang samarsamar. Sumbernya sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu tersebut. Alat Ukur Skala Parameter 1. Kuesioner tentang tingkat kecemasan 2. Panduan observasi 1. Kuesioner tentang tingkat kecemasa n 2. Panduan observasi Interval Interval 1. Tingkat kecemasan berdasarkan kuesioner a. Total nilai skor <10 = kecemasan Ringan b. Total nilai skor 11-20 = kecemasan Sedang c. Total nilai skor 21-30 = kecemasan Berat 2. Tingkat kecemasan berdasarkan observasi. a. Total nilai skor 1-10 = kecemasan Ringan b. Total nilai skor 11-20 = kecemasan Sedang c. Total nilai skor 21-30 = kecemasan Berat 1. Tingkat kecemasan berdasarkan kuesioner a. Total nilai skor <10 = kecemasan Ringan b. Total nilai skor 11-20 = kecemasan Sedang c. Total nilai skor 21-30 = kecemasan Berat 2. Tingkat kecemasan berdasarkan observasi. a. Total nilai skor 1-10 = kecemasan Ringan b. Total nilai skor 11-20 = kecemasan Sedang c. Total nilai skor 21-30 = kecemasan Berat
E. Pengumpulan Data Ada dua cara dalam penelitian ini yaitu dengan cara digunakan kuesioner dan observasi. Pengumpulan data ini dilakukan 1 hari sebelum klien menjalani operasi. Instrumen kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu data koresponden dan kuesioner tingkat kecemasan (yang penelitian ini selanjutnya disingkat dengan T- MAS (lampiran 2). Data koresponden berisi data klien tentang nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan. Pada instrumen tentang tingkat kecemasan ada 30 pertanyaan yang diberi nilai / skor berdasarkan nilai yang diperoleh dari jawaban responden. Adapun jawaban untuk menjawab YA pada pernyataan positif diberi nilai satu dan jika menjawab Tidak diberi nilai nol. Pada pernyataan negatif hasilnya merupakan kebalikannya sehingga skornya berkisar antara 1 30. Kategori tingkat kecemasan dari skor yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Total nilai skor kurang dari 10 = kecemasan ringan 2. Total nilai skor 11 20 = kecemasan sedang 3. Total nilai skor 2l 30 kecemasan berat Pedoman observasi berisi data tentang respon fisiologis yang muncul terhadap kecemasan. Ada 10 item yang harus diobservasi, dengan skor antara 1 sampai dengan 3 sehingga total skor 30 (lampiran 1). Kategori tingkat kecemasan berdasarkan respon fisiologis adalah sebagai berikut: 1. Total nilai skor kurang dari 10 = kecemasan ringan
2. Total nilai skor 11 20 = kecemasan sedang 3. Total nilai skor 21 30 = kecemasan berat Adapun cara pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pasien dijelaskan mengenai operasi laparatomi dan tentang penelitian yang akan dilakukan. 2. Pasien diminta tanda tangan persetujuan penelitian. 3. Tiap pasien diberi penjelasan tentang cara mengisi kuesioner. 4. Pasien diminta untuk mengisi kuesioner tentang identitas dari kuesioner tingkat kecemasan. Setelah pasien selesai mengisi, kuesioner diperiksa kelengkapan jawabannya. 5. Setelah pasien mengisi kuesioner pasien dilakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, dan pernapasan. Hasil observasi ditulis dalam panduan. 6. Hasil perhitungan dari kuesioner T-MAS dan hasil skor observasi digabung sehingga hasilnya: d. Skor 2 20 = Kecemasan ringan e. Skor 22 40 = Kecemasan sedang f. Skor 42 60 = Kecemasan Berat F. Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Instrumen kuesioner dan panduan observasi dibuat sendiri oleh penulis. Sebelumnya instrumen kuesioner diuji validitas dan reliabilitas di Ruang ustman RS Roemani Semarang sebanyak 20 responden. a. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Danirn.S., 2003). Lembar kuesioner tingkat pengetahuan berdasarkan Waridjan (1991), kemudian dikembangkan sendiri oleh peneliti diuji oleh korelasi product momen, yaitu: Keterangan : Rxy : Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. x y : Skor butir : Skor total Keputusan uji: Bila r hitung lebih besar dari r tabel artinya variabel valid. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel artinya variabel tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan di ruang Ustman RS Roemani Semarang, dari 30 pernyataan tentang tingkat pengetahuan terhadap 20 responden yang tidak dijadikan sampel didapatkan hasil antara 0,4840 0,9819, dengan hasil tersebut maka lebih besar dari r tabel (>0,44) sehingga instrumen penelitian tersebut dinyatakan valid untuk penelitian. b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas menggunakan rumus alpha, yaitu : Keterangan: r 1 : Reliabilitas instrumen : Jumlah varians butir k : Banyaknya butir pertanyaan atau item : Varians total Dasar menggunakan keputusan : 1) Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel. 2) Jika r Alpha positif dan r Alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel. 3) Jika r Alpha > r Alpha tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berbeda dalam rentang 0 sampai dengan l. Semakin mendekati angka 1
reliabilitasnya semakin tinggi, sebaliknya jika semakin mendekati angka 0 reliabilitasnya semakin rendah. Berdasarkan hasil uji reabilitas dari 30 pernyataan tentang tingkat pengetahuan terhadap 20 responden yang tidak dijadikan sampel didapatkan nilai alpha cronbach sebesar 0,9659, dengan hasil tersebut maka mendekati angka 1 sehingga instrumen penelitian tersebut dinyatakan reabel untuk penelitian. Pada pengolahan data meliputi tahap-tahap sebagai berikut: a. Editing Merupakan kegiatan untuk melakukan pengolahan pengecekan isian formulir atau kuesioner setelah subyek mengisi kuesioner. b. Koding Setelah data diedit maka akan dilakukan koding yaitu merubah data awal menjadi berbentuk bilangan atau angka, misalnya 1 = baik, 2 = cukup, 3 = kurang yang juga digunakan untuk memproses data. c. Processing Dilakukan dengan cara mengentry data setelah diedit dan dikoding (Sugiyono, 2003) dengan menggunakan SPSS d. Cleaning
Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak. 2. Analisa Data Sebelum melakukan analisa perbedaan tingkat kecemasan antara pria dan wanita akan dianalisa distribusi frekuensi untuk variabel karakteristik responden tingkat kecemasan pria dan tingkat kecemasan wanita yang juga digambarkan proporsinya dalam diagram. Selanjutnya perbedaan tingkat kecemasan pria dan wanita diuji dengan uji statistik Independent Sample TTest pada: Keterangan X 1 = rata-rata sampel 1 X 2 = rata-rata sampel 2 S 1 = Simpangan baku sampet 1 S2 = Simpangan baku sampel 2 S1 2 = Varian sampel 1 S2 2 = Varian sampel 2 n1 = Jumlah sampel 1 n2 = Jumlah sampel 2 Keputusan : Ada beda bila nilai t < 0,05
Tidak ada beda bila nilai t > 0,05 G. Etika Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada kornisi etika medis atau keperawatan setempat. Menurut Nursalam (2001), dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika penelitian yaitu: 1. Lembar persetujuan diberikan kepada responden. Tujuannya adalah supaya subyek mengetahui maksud dari tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan menghormati dia. 2. Anonamiti Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subyek. 3. Confidenciality Kerahasian informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.