Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen


WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEX HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2016 INFLASI 0,97 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR


BPS KABUPATEN PEMALANG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Februari 2017 sebesar 0,34 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,55 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 1,08 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

\\

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG


Transkripsi:

JUNI 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur : Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM Penyunting/Editor: Ir. Sabarella, MSi Penulis Artikel : Ir. Efi Respati, MSi Ir. Wieta B. Komalasari, Msi Sri Wahyuningsih, S.Si Widyawati Megawati Manurung, SP Sehusman, SP Yani Supriyati, SE Sekretaris: Heri Dwi Martono Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kanpus Kementan, Gedung D, Lantai IV, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Telp./Fax (021) 780-5305, Email : cakra@deptan.go.id; sabarella@deptan.go.id Website : http://www.deptan.go.id/pusdatin atau http://www.deptan.go.id

KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2014 kembali menerbitkan Buletin Bulanan. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Volume VIII Nomor 6/Juni 2014 ini berisi data dan analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian bulan Januari Maret 2014, Indeks Harga Konsumen (IHK) perkotaan dan inflasi bulan Mei 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April Mei 2014. Data ekspor-impor yang dipublikasikan telah disesuaikan dengan klasifikasi kode HS (Harmony System) berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, dan data NTP menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang. Jakarta, Juni 2014 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENJELASAN UMUM... 1 1.1. Ekspor Impor... 1 1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi... 1 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP)... 3 BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN... 5 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian... 5 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan... 7 2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura... 9 2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan... 12 2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan... 15 BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI... 19 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Mei 2014... 19 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan... 20 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan... 21 BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP)... 25 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2008 Mei 2014...... 23 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani Nasional Bulan April Mei 2014...... 24 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan April Mei 2014... 25 4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)... 26 4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)... 27 4.6. Nilai Tukar Petani (NTP)... 29 4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi... 29 4.8. Upah Buruh Tani... 32

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB I. PENJELASAN UMUM Buletin Bulanan edisi Volume VIII Nomor 6, Juni 2014 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi: 1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Januari Maret 2014. 2. Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 66 Kota di Indonesia dan inflasi bulan Mei 2014. 3. Nilai tukar petani nasional dan beberapa provinsi di Indonesia bulan April Mei 2014. 1.1. Ekspor Impor Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sudah berstatus angka tetap. Kode HS mengacu pada klasifikasi sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012. Cakupan kode HS komoditas pertanian merupakan kesepakatan hasil koordinasi dengan instansi terkait lingkup. Penyajian data perkembangan ekspor impor komoditas pertanian ini dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan. 1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional. Sejak bulan Juni 2008, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 66 kota tahun 2007 yang mencakup sekitar 284-441 komoditas. IHK gabungan 66 kota ini merupakan hasil perhitungan dari Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 1

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di kota bersangkutan. Mulai Januari 2014, IHK disajikan dengan menggunakan tahun dasar 2012=100 dan mencakup 82 kota yang terdiri dari 33 ibu kota propinsi dan 49 kota-kota besar di seluruh Indonesia. IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu: Bahan makanan yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayursayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terdiri dari makanan jadi, minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang terdiri dari biaya tempat tinggal, bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga. Sandang yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak, barang pribadi dan sandang lain. Kesehatan yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani, perawatan jasmani dan kosmetika. Pendidikan, rekreasi dan olahraga yang terdiri dari jasa pendidikan, kursuskursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang terdiri dari transportasi, komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan. Persentase (%) perubahan IHK (Laju inflasi/deflasi) bulanan diperoleh dari : ln ln 1 x 100 ln 1 Dimana : In = Indeks bulan n; In-1 = Indeks bulan n-1 2 Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode point to to point. 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan. Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen (farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan. IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan. NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase. Data NTP menggunakan tahun dasar 2007=100, dan mulai data Nopember 2013 terjadi penggantian tahun dasar menjadi 2012=100, serta penambahan rincian Tanaman Obat pada Indeks Harga yang Dibayar Petani sub sektor hortikultura. NTP IT IB x100% Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 3

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4 Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Volume ekspor komoditas pertanian pada bulan Maret 2014 dibandingkan dengan bulan sebelumnya, mengalami peningkatan sebesar 1,79% yaitu dari 3 juta ton menjadi 3,01 juta ton. Peningkatan volume ekspor ini disebabkan karena meningkatnya volume ekspor semua sub sektor, kecuali sub sektor tanaman pangan. Seiring dengan peningkatan volume ekspor, nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan Maret 2014 juga mengalami peningkatan dari US$ 2,71 milyar menjadi US$ 2,87 milyar atau naik sebesar 5,83%. Volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan Maret 2014 mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,58% yakni dari 1,21 juta ton menjadi 1,38 juta ton. Demikian pula, dari sisi nilai impor naik sebesar 15,44% yakni dari US$ 945,72 juta menjadi US$ 1,09 milyar. Peningkatan nilai impor komoditas pertanian tersebut juga disebabkan oleh meningkatnya nilai impor semua sub sektor, kecuali sub sektor perkebunan. Berdasarkan selisih angka ekspor dan impor, maka pada bulan Maret 2014 neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia mengalami surplus dari sisi volume sebesar 1,68 juta ton, demikian juga dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 1,77 milyar. Surplus volume neraca perdagangan komoditas pertanian bulan Maret 2014 menunjukkan penurunan sebesar 6,22% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara, dari sisi nilai, mengalami peningkatan surplus sebesar 0,67%. Perkembangan ekspor - impor komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan Januari Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1. Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014 5

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.1. Ekspor-impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, Januari Maret 2014 No Sub Sektor Pebruari Maret Pertumbuhan (%) Mar thd Peb Kumulatif Januari-Maret 1 Tanaman Pangan Volume (Kg) - Ekspor 19,011,243 18,919,385-0.48 100,277,495 - Impor 905,062,997 1,010,039,034 11.60 2,650,173,357 - Neraca -886,051,754-991,119,649 11.86-2,549,895,862 Nilai (US$) - Ekspor 9,830,497 9,728,788-1.03 51,516,209 - Impor 362,984,438 402,089,535 10.77 1,060,576,672 - Neraca -353,153,941-392,360,747 11.10-1,009,060,463 2 Hortikultura Volume (Kg) - Ekspor 26,299,739 33,719,355 28.21 85,826,373 - Impor 116,656,905 177,930,314 52.52 406,656,485 - Neraca -90,357,166-144,210,959 59.60-320,830,112 Nilai (US$) - Ekspor 33,911,128 39,529,172 16.57 109,576,358 - Impor 110,239,723 166,013,590 50.59 389,028,490 - Neraca -76,328,595-126,484,418 65.71-279,452,132 3 Perkebunan Volume (Kg) - Ekspor 2,945,652,681 2,986,734,771 1.39 8,372,839,424 - Impor 94,298,844 83,921,104-11.01 270,527,196 - Neraca 2,851,353,837 2,902,813,667 1.80 8,102,312,228 Nilai (US$) - Ekspor 2,622,545,424 2,769,233,163 5.59 7,586,174,352 - Impor 202,032,748 187,751,120-7.07 599,297,871 - Neraca 2,420,512,676 2,581,482,043 6.65 6,986,876,481 4 Peternakan Volume (Kg) - Ekspor 13,548,675 18,844,732 39.09 45,446,685 - Impor 98,410,763 107,507,623 9.24 295,900,378 - Neraca -84,862,088-88,662,891 4.48-250,453,693 Nilai (US$) - Ekspor 42,320,691 47,989,232 13.39 134,033,344 - Impor 270,459,686 335,859,073 24.18 818,136,061 - Neraca -228,138,995-287,869,841 26.18-684,102,717 PERTANIAN Volume (Kg) - Ekspor 3,004,512,338 3,058,218,243 1.79 8,604,389,977 - Impor 1,214,429,509 1,379,398,075 13.58 3,623,257,416 - Neraca 1,790,082,829 1,678,820,168-6.22 4,981,132,561 Nilai (US$) - Ekspor 2,708,607,740 2,866,480,355 5.83 7,881,300,263 - Impor 945,716,595 1,091,713,318 15.44 2,867,039,094 - Neraca 1,762,891,145 1,774,767,037 0.67 5,014,261,169 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 6 Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Volume ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan Maret 2014 mencapai 18,92 ribu ton atau turun 0,48% dibandingkan bulan Pebruari 2014. Demikian pula, nilai ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 1,03%, yakni dari US$ 9,83 juta menjadi US$ 9,73 juta. Komoditas ekspor utama sub sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan Maret 2014 adalah gandum/meslin olahan yang mencapai US$ 2,89 juta. Komoditas berikutnya yang menyumbang nilai ekspor tanaman pangan cukup besar adalah ubi kayu olahan yang mencapai US$ 3,46 juta dan kedele olahan sebesar US$ 1,07 juta. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari Maret 2014 Pertumbuhan (%) Pebruari Maret No Komoditas Mar thd Peb Kumulatif Jan-Mar Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 16,830 30,802 44,270 98,712 163.04 220.47 85,560 169,269 2 Beras olahan 13,576 9,358 1,304,229 68,158 9,506.87 628.34 1,323,554 81,233 3 Gandum, Meslin 3,015 1,844 365 1,244-87.89-32.54 5,362 13,090 4 Gandum, Meslin olahan 7,588,740 3,612,376 5,893,136 2,894,094-22.34-19.88 22,682,722 11,053,991 5 Jagung 494,900 177,944 383,165 239,046-22.58 34.34 1,207,210 582,689 6 Jagung olahan 307,328 182,219 234,514 120,452-23.69-33.90 1,006,842 537,871 7 Kacang tanah 195,806 313,063 71,815 78,556-63.32-74.91 364,725 479,761 8 Kacang tanah olahan 270,950 783,261 214,500 581,200-20.83-25.80 771,318 2,248,594 9 Kedele 29,500 11,517 31,300 2,524 6.10-78 27,646,960 17,114,020 10 Kedele olahan 749,322 1,154,652 792,926 1,067,837 5.82-7.52 2,258,549 3,224,871 11 Kacang Hijau 24,049 4,559 25,050 7,509 4.16 64.71 171,979 80,372 12 Ubi jalar 897,846 853,595 983,986 768,348 9.59-9.99 2,541,819 2,230,129 13 Ubi kayu 6,174,413 1,415,862 772,427 338,963-87.49-76.06 21,841,944 5,284,410 14 Ubi kayu olahan 2,229,500 1,027,108 8,158,800 3,457,041 265.95 236.58 18,336,100 7,932,593 15 Tanaman Pangan Lainnya 15,468 252,337 8,902 5,104-42.45-97.98 32,851 483,316 Total 19,011,243 9,830,497 18,919,385 9,728,788-0.48-1.03 100,277,495 51,516,209 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan Maret 2014 mengalami peningkatan sebesar 10,77% dibandingkan bulan Pebruari 2014, yakni dari US$ 362,98 juta menjadi US$ 402,09 juta. Demikian pula dari sisi volume impor komoditas tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 11,60% yakni dari 905,06 ribu ton, menjadi 1,01 juta ton. Pada bulan Maret 2014, komoditas utama impor sub sektor ini adalah gandum/meslin segar yang mencapai US$ 185,48 juta, kedele segar Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014 7

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sebesar US$ 103,38 juta, jagung segar sebesar US$ 43,92 juta, kacang tanah segar sebesar US$ 25,04 juta, kacang hijau sebesar US$ 13,76, dan gandum/meslin olahan sebesar US$ 11,89 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Impor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari Maret 2014 Pertumbuhan Pebruari Maret No Komoditas (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan-Mar Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 2,200,000 1,177,000 26,867,647 11,217,628 1121.26 853.07 31,917,647 13,837,728 2 Beras olahan 0 0 0 0 - - 0 0 3 Gandum, Meslin 493,376,213 160,781,975 568,160,973 185,482,322 15.16 15.36 1,442,528,103 473,291,686 4 Gandum, Meslin olahan 19,101,483 12,677,726 15,908,561 11,891,988-16.72-6.20 60,167,384 37,652,447 5 Jagung 153,418,473 37,221,785 176,256,765 43,918,255 14.89 17.99 467,282,899 114,264,078 6 Jagung olahan 5,741,060 2,729,577 6,038,054 2,893,785 5.17 6.02 19,457,989 9,278,278 7 Kacang tanah 21,106,445 23,979,369 22,679,748 25,037,713 7.45 4.41 64,154,134 72,309,503 8 Kacang tanah olahan 34,829 103,889 50,622 151,032 45.34 45.38 134,204 364,373 9 Kedele 198,417,878 113,829,746 173,762,163 103,379,156-12.43-9.18 520,930,897 302,805,466 10 Kedele olahan 1,297,329 2,280,015 1,396,060 1,454,475 7.61-36.21 4,374,001 5,380,936 11 Kacang Hijau 6,268,890 5,841,165 13,960,892 13,761,256 122.70 135.59 23,309,947 22,287,312 12 Ubi jalar 7,961 15,315 6,209 10,386-22.01-32.18 21,389 37,836 13 Ubi kayu 0 0 0 0 - - 0 0 14 Ubi kayu olahan 4,008,450 1,837,622 4,864,600 2,160,179 21.36 17.55 15,639,977 7,268,394 15 Tanaman Pangan Lainnya 83,986 509,254 86,740 731,360 3.28 43.61 254,786 1,798,635 Total 905,062,997 362,984,438 1,010,039,034 402,089,535 11.60 10.77 2,650,173,357 1,060,576,672 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Tabel 2.4. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari Maret 2014 Pertumbuhan Pebruari Maret No Komoditas (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan-Mar Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras -2,183,170-1,146,198-26,823,377-11,118,916 1128.64 870.07-31,832,087-13,668,459 2 Beras olahan 13,576 9,358 1,304,229 68,158 9506.87 628.34 1,323,554 81,233 3 Gandum, Meslin -493,373,198-160,780,131-568,160,608-185,481,078 15.16 15.36-1,442,522,741-473,278,596 4 Gandum, Meslin olahan -11,512,743-9,065,350-10,015,425-8,997,894-13.01-0.74-37,484,662-26,598,456 5 Jagung -152,923,573-37,043,841-175,873,600-43,679,209 15.01 17.91-466,075,689-113,681,389 6 Jagung olahan -5,433,732-2,547,358-5,803,540-2,773,333 6.81 8.87-18,451,147-8,740,407 7 Kacang tanah -20,910,639-23,666,306-22,607,933-24,959,157 8.12 5.46-63,789,409-71,829,742 8 Kacang tanah olahan 236,121 679,372 163,878 430,168-30.60-36.68 637,114 1,884,221 9 Kedele -198,388,378-113,818,229-173,730,863-103,376,632-12.43-9.17-493,283,937-285,691,446 10 Kedele olahan -548,007-1,125,363-603,134-386,638 10.06-65.64-2,115,452-2,156,065 11 Kacang Hijau -6,244,841-5,836,606-13,935,842-13,753,747 123 135.65-23,137,968-22,206,940 11 Ubi jalar 889,885 838,280 977,777 757,962 9.88-9.58 2,520,430 2,192,293 12 Ubi kayu 6,174,413 1,415,862 772,427 338,963-87.49-76.06 21,841,944 5,284,410 13 Ubi kayu olahan -1,778,950-810,514 3,294,200 1,296,862-285.18-260.00 2,696,123 664,199 14 Tanaman Pangan Lainnya -68,518-256,917-77,838-726,256 13.60 182.68-221,935-1,315,319 Total -886,051,754-353,153,941-991,119,649-392,360,747 11.86 11.10-2,549,895,862-1,009,060,463 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 8 Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan pada bulan Maret 2014 menunjukkan posisi defisit sebesar US$ 392,36 juta atau mengalami peningkatan defisit sebesar 11,10% dibandingkan bulan Pebruari 2014. Pada bulan Maret 2014, defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas gandum/meslin segar yang mencapai US$ 185,48 juta, disusul kemudian oleh kedele segar sebesar US$ 103,38 juta, jagung segar sebesar US$ 43,68 juta, dan kacang tanah segar sebesar US$ 24,96 juta. Komoditas tanaman pangan yang mempunyai surplus neraca perdagangan terbesar adalah ubi kayu olahan dan ubi jalar segar masingmasing sebesar US$ 1,3 juta dan US$ 757,96 ribu. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan periode bulan Januari Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.4. 2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Hortikultura Total nilai ekspor sub sektor hortikultura pada bulan Maret 2014 adalah US$ 39,53 juta atau mengalami kenaikan sebesar 16,57% dibandingkan bulan Pebruari 2014. Demikian pula, dari sisi volume ekspor mengalami kenaikan sebesar 28,21%, yaitu dari 26,30 ribu ton menjadi 33,72 ribu ton. Komoditas sub sektor hortikultura yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan Maret 2013 adalah nenas sebesar US$ 15,23 juta, cabe sebesar US$ 2,50 juta, serta manggis sebesar US$ 2,32 juta. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura periode bulan Januari Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5. Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014 9

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.5. Ekspor komoditas sub sektor hortikultura, Januari Maret 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 483,830 332,426 474,512 385,002-1.93 15.82 1,450,034 1,089,288 2 Bawang bombay 1) 212,081 283,492 116,420 166,155-45.11-41.39 379,062 551,166 3 Bawang merah 1) 70,899 28,068 9,126 1,303-87.13-95.36 84,490 29,943 4 Bawang putih 1) 136,271 325,328 382,110 567,446 180.40 74.42 619,692 1,046,494 5 Tomat 1) 236,495 302,550 151,944 179,550-35.75-40.65 612,292 762,462 6 Bunga kol dan brokoli segar - - - - - - 200 82 7 Kubis segar 1,263,236 266,421 937,140 193,279-25.81-27.45 3,641,496 752,235 8 Terung 89,886 136,252 7,480 3,699-91.68-97.29 181,791 236,545 9 Kacang kapri 1) 1,500 3,968 0 0 - - 1,500 3,968 10 Jamur dan cendawan 405,724 859,080 458,065 950,543 12.90 10.65 1,174,320 2,501,144 11 Cabe 1) 759,618 1,244,574 1,088,589 2,502,120 43.31 101.04 3,083,042 7,138,766 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar 1,693,678 897,718 2,821,950 1,737,107 66.62 93.50 6,300,580 3,502,676 14 Nenas 1) 13,819,873 12,807,913 16,154,515 15,234,671 16.89 18.95 43,157,635 40,320,651 15 Mangga 1,200 202 57 465-95.25 130.20 29,457 15,860 17 Manggis 1,368,051 935,352 3,287,613 2,316,849 140.31 147.70 5,706,645 3,982,946 18 Jeruk 1) 112,858 62,696 625,612 295,960 454.34 372.06 797,830 387,934 19 Anggur 1) 34,488 86,459 4,165 12,462-87.92-85.59 108,301 1,340,687 20 Apel 1) 1,529 1,549 2,210 2,284 44.54 47.45 20,231 15,177 21 Pir 1) 0 0 0 0 - - 0 0 22 Lengkeng 1) 0 0 0 0 - - 0 0 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 4,719 53,341 4,469 41,451-5.30-22.29 12,134 124,056 25 Krisan 2,008 37,083 1,778 34,280-11.45-7.56 7,674 135,485 26 Tanaman hidup lainnya 172,976 684,973 417,262 1,069,113 141.23 56.08 878,050 5,605,937 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 1,363,579 841,218 2,439,887 1,498,787 78.93 78.17 5,290,039 3,261,536 28 Turmeric (Curcuma) 25,680 149,134 59,542 70,526 131.86-52.71 230,608 378,021 E HORTIKULTURA LAINNYA 4,039,560 13,571,331 4,274,909 12,266,120 5.83-9.62 12,059,270 36,393,299 Total 26,299,739 33,911,128 33,719,355 39,529,172 28.21 16.57 85,826,373 109,576,358 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Pebruari Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Maret Pertumbuhan (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan-Mar Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan Maret 2014 mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 50,59% dibandingkan bulan Pebruari 2014, yakni dari US$ 110,24 juta menjadi US$ 166,01 juta. Demikian pula, dari sisi volume mengalami kenaikan sebesar 52,52%, yaitu dari 116,66 ribu ton menjadi 177,93 ribu ton. Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan Maret 2014 adalah bawang putih (US$ 38,96 juta), jeruk (US$ 21,33 juta), apel (US$ 20,83 juta) dan anggur (US$ 17,56 juta). Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari Maret 2014 disajikan pada Tabel 2.6. 10 Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.6. Impor komoditas sub sektor hortikultura, Januari Maret 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 3,426,271 3,896,109 8,578,818 8,139,641 150.38 108.92 15,592,978 16,195,191 2 Bawang bombay 1) 7,881,715 4,750,488 7,935,318 4,676,130 0.68-1.57 18,173,520 10,947,079 3 Bawang merah 1) 14,315,050 6,497,895 22,961,323 9,833,655 60.40 51.34 43,523,424 19,403,542 4 Bawang putih 1) 27,195,981 20,757,184 52,741,677 38,961,614 93.93 87.70 111,420,422 83,478,364 5 Tomat 1) 1,434,496 1,534,582 705,282 802,145-50.83-47.73 3,408,023 3,742,624 6 Bunga kol dan brokoli segar 103,404 174,828 81,863 125,174-20.83-28.40 329,821 511,534 7 Kubis segar 82,863 163,031 170,253 189,350 105.46 16.14 453,656 562,251 8 Terung 0 0 0 0 - - 0 0 9 Kacang kapri 1) 744,249 321,298 1,983,553 898,020 166.52 179.50 3,385,119 1,555,517 10 Jamur dan cendawan 412,389 586,072 418,614 749,872 1.51 27.95 1,257,313 1,920,966 11 Cabe 1) 1,757,649 2,119,150 2,513,970 2,823,827 43.03 33.25 5,665,407 6,622,505 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar 97,389 41,484 163,776 71,061 68.17 71.30 301,140 126,936 14 Nenas 1) 20,292 27,476 4,566 6,195-77.50-77.45 24,858 33,671 15 Mangga 15,643 39,107 36,675 72,828 134.45 86.23 52,318 111,935 17 Manggis 0 0 0 0 - - 0 0 18 Jeruk 1) 14,762,209 18,794,106 17,067,913 21,332,751 15.62 13.51 62,701,041 78,793,926 19 Anggur 1) 1,905,327 5,383,751 5,295,577 17,560,578 177.94 226.18 7,746,064 24,706,257 20 Apel 1) 12,038,165 17,115,535 14,888,564 20,828,054 23.68 21.69 36,323,701 50,791,021 21 Pir 1) 6,306,490 5,624,469 10,265,917 9,059,027 62.78 61.06 21,920,214 19,450,792 22 Lengkeng 1) 2,820,321 3,432,994 5,382,312 6,562,312 90.84 91.15 10,499,850 12,827,950 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 0 0 0 0 - - 0 0 25 Krisan 0 0 108 2,556 - - 108 2556 26 Tanaman hidup lainnya 260,411 183,030 567,051 396,875 117.75 116.84 1,109,780 781,425 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 50,710 45,698 54,617 68,463 7.70 49.82 105,327 114,161 28 Turmeric (Curcuma) 2,300 24,737 1,200 23,069-47.83-6.74 3,500 47,806 E HORTIKULTURA LAINNYA 21,023,581 18,726,699 26,111,367 22,830,393 24.20 21.91 62,658,901 56,300,481 Total 116,656,905 110,239,723 177,930,314 166,013,590 52.52 50.59 406,656,485 389,028,490 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Pebruari Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Maret Pertumbuhan (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan-Mar Pada bulan Maret 2014, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami defisit US$ 126,48 juta dan mengalami kenaikan defisit sebesar 65,71% dibandingkan bulan Pebruari 2014. Komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan yang cukup besar yakni bawang putih (US$ 38,39 juta), jeruk (US$ 21,04 juta), apel (US$ 20,83 juta), dan anggur (US$ 17,55 juta). Komoditas hortikultura yang mengalami surplus terbesar adalah nenas (US$ 15,23 juta), manggis (US$ 2,32 juta), pisang (US$ 1,67 juta), dan jahe (US$ 1,43 juta). Perkembangan neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.7. Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014 11

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.7. Neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura, Januari Maret 2014 No Komoditas Pebruari Maret Pertumbuhan (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan-Mar Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) -2,942,441-3,563,683-8,104,306-7,754,639 175.43 117.60-14,142,944-15,105,903 2 Bawang bombay 1) -7,669,634-4,466,996-7,818,898-4,509,975 1.95 0.96-17,794,458-10,395,913 3 Bawang merah 1) -14,244,151-6,469,827-22,952,197-9,832,352 61.13 51.97-43,438,934-19,373,599 4 Bawang putih 1) -27,059,710-20,431,856-52,359,567-38,394,168 93.50 87.91-110,800,730-82,431,870 5 Tomat 1) -1,198,001-1,232,032-553,338-622,595-53.81-49.47-2,795,731-2,980,162 6 Bunga kol dan brokoli segar -103,404-174,828-81,863-125,174-20.83-28.40-329,621-511,452 7 Kubis segar 1,180,373 103,390 766,887 3,929-35.03-96.20 3,187,840 189,984 8 Lobak Cina 1) 89,886 136,252 7,480 3,699-91.68-97.29 181,791 236,545 9 Kacang kapri 1) -742,749-317,330-1,983,553-898,020 167.06 182.99-3,383,619-1,551,549 10 Jamur dan cendawan -6,665 273,008 39,451 200,671-691.91-26.50-82,993 580,178 11 Cabe 1) -998,031-874,576-1,425,381-321,707 42.82-63 -2,582,365 516,261 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar 1,596,289 856,234 2,658,174 1,666,046 67 95 5,999,440 3,375,740 14 Nenas 1) 13,799,581 12,780,437 16,149,949 15,228,476 17.03 19.15 43,132,777 40,286,980 15 Mangga -14,443-38,905-36,618-72,363 154 86-22,861-96,075 17 Manggis 1,368,051 935,352 3,287,613 2,316,849 140 148 5,706,645 3,982,946 18 Jeruk 1) -14,649,351-18,731,410-16,442,301-21,036,791 12.24 12.31-61,903,211-78,405,992 19 Anggur 1) -1,870,839-5,297,292-5,291,412-17,548,116 182.84 231.27-7,637,763-23,365,570 20 Apel 1) -12,036,636-17,113,986-14,886,354-20,825,770 23.68 21.69-36,303,470-50,775,844 21 Pir 1) -6,306,490-5,624,469-10,265,917-9,059,027 62.78 61.06-21,920,214-19,450,792 22 Lengkeng 1) -2,820,321-3,432,994-5,382,312-6,562,312 90.84 91.15-10,499,850-12,827,950 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 4,719 53,341 4,469 41,451-5.30-22.29 12,134 124,056 25 Krisan 2,008 37,083 1,670 31,724-16.83-14.45 7,566 132,929 26 Tanaman hidup lainnya -87,435 501,943-149,789 672,238 71.31 34-231,730 4,824,512 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 1,312,869 795,520 2,385,270 1,430,324 81.68 79.80 5,184,712 3,147,375 28 Turmeric (Curcuma) 23,380 124,397 58,342 47,457 149.54-62 227,108 330,215 E HORTIKULTURA LAINNYA -16,984,021-5,155,368-21,836,458-10,564,273 28.57 104.92-50,599,631-19,907,182 Total -90,357,166-76,328,595-144,210,959-126,484,418 59.60 65.71-320,830,112-279,452,132 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Perkebunan Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya maka volume ekspor komoditas perkebunan pada bulan Maret 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,39% yaitu dari 2,95 juta ton menjadi 2,99 juta ton. Demikian juga dari sisi nilainya mengalami peningkatan sebesar 5,59% yakni dari US$ 2,63 milyar menjadi US$ 2,77 milyar. Pada bulan Maret 2014, komoditas yang mempunyai realisasi ekspor terbesar yakni minyak sawit mencapai US$ 1,90 milyar, disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar US$ 463,51 juta. Komoditas andalan ekspor sub sektor perkebunan lainnya adalah kelapa sebesar US$ 108,98 juta, kakao sebesar US$ 96,83 juta, kopi sebesar US$ 66,47 juta, tembakau sebesar US$ 21,14 juta, dan pinang sebesar US$ 20,61 juta. Perkembangan 12 Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan ekspor sub sektor perkebunan bulan Januari Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Ekspor komoditas sub sektor perkebunan, Januari Maret 2014 Pertumbuhan (%) Pebruari 2014 Maret 2014 No Komoditas Mar thd Peb Kumulatif Jan - Mar Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 140,514,738 118,649,226 144,120,105 108,979,683 2.57-8.15 410,570,456 317,189,955 2 Karet 231,931,199 502,036,888 233,565,297 463,512,503 0.70-7.67 686,738,064 1,471,695,338 3 Minyak sawit 2,387,990,945 1,696,605,770 2,433,252,991 1,900,980,485 1.90 12.05 6,662,976,945 4,927,695,506 4 Kopi 26,056,761 62,460,695 24,473,297 66,475,327-6.08 6.43 76,649,246 187,171,502 5 Teh 6,392,551 13,441,253 5,659,373 11,784,771-11.47-12.32 17,551,364 36,976,136 6 Lada 1,872,198 15,653,485 2,119,841 16,774,504 13.23 7.16 5,274,418 43,129,205 7 Tembakau 3,536,422 15,557,812 4,875,385 21,141,573 37.86 35.89 11,194,105 51,118,446 8 Kakao 35,469,495 116,805,200 28,813,357 96,831,641-18.77-17.10 89,647,779 296,538,307 9 Kapas 3,838,575 4,596,396 2,991,993 3,594,577-22.05-21.80 9,547,414 11,246,498 10 Cassiavera (kayu manis) 4,712,929 8,179,348 5,171,132 9,126,272 9.72 11.58 14,423,279 24,849,753 11 Kemiri 47 5,167 32,089,521 2,344,194 68,275,477 45268.57 38,197,912 2,833,923 12 Gula tebu 64,123,201 7,227,460 27,687,693 3,013,832-56.82-58.30 226,702,736 25,515,756 13 Pinang 21,015,034 18,630,353 23,731,223 20,607,436 12.92 10.61 64,504,829 55,398,918 14 Jambu mete 5,388,686 7,998,116 1,728,807 4,486,199-67.92-43.91 16,899,647 26,388,026 15 Minyak atsiri 233,990 9,268,664 239,699 9,649,638 2.44 4.11 750,884 29,535,953 16 Gambir 1,313,980 3,016,663 1,119,846 2,774,545-14.77-8.03 3,620,211 8,298,924 17 Lainnya 11,261,930 22,412,928 15,095,211 27,155,983 34.04 21.16 37,590,135 70,592,206 Total 2,945,652,681 2,622,545,424 2,986,734,771 2,769,233,163 1.39 5.59 8,372,839,424 7,586,174,352 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor komoditas perkebunan bulan Maret 2014 mengalami penurunan baik dari sisi volume dan nilai masing-masing sebesar 11,01%, dan 7,07% apabila dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan Maret 2014, volume impor komoditas perkebunan mencapai 83,92 ribu ton atau setara dengan US$ 187,75 juta, dimana yang dominan diimpor oleh Indonesia adalah kapas, tembakau, kakao, kopi dan minyak atsiri. Realisasi impor kapas pada bulan Maret 2014 mencapai 57,10 ribu ton atau setara dengan US$ 115,44 juta, disusul kemudian oleh tembakau sebesar 4,90 ribu ton atau setara dengan US$ 24,99 juta, kakao sebesar sebesar 6,96 ribu ton atau setara dengan US$ 21,51 juta, dan kopi sebesar 2,80 ribu ton atau setara US$ 5,53 juta. Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Januari Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.9. Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014 13

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.9. Impor komoditas sub sektor perkebunan, Januari Maret 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 414,190 258,375 164,466 102,974-60.29-60.15 734,579 391,067 2 Karet 1,285,112 2,352,165 2,198,178 3,948,447 71.05 67.86 5,959,158 9,715,938 3 Minyak sawit 329,735 582,388 455,227 672,628 38.06 15.49 1,088,780 1,772,789 4 Kopi 220,813 630,637 2,801,447 5,530,256 1168.70 776.93 3,902,904 8,086,757 5 Teh 1,279,168 2,242,152 1,180,820 2,304,396-7.69 2.78 3,517,699 6,301,573 6 Lada 65,443 527,665 290,229 2,078,944 343.48 293.99 401,657 2,980,854 7 Tembakau 7,786,802 41,130,683 4,896,738 24,987,273-37.11-39.25 20,162,890 116,181,601 8 Kakao 10,386,060 31,920,338 6,964,757 21,514,127-32.94-32.60 23,918,243 76,273,776 9 Kapas 54,915,602 108,098,650 57,097,741 115,444,247 3.97 6.80 171,305,920 341,709,725 10 Cassiavera (kayu manis) 25,900 80,120 0 0 - - 25,900 80,120 11 Kemiri 79,822 203,818 94,836 57,793 18.81-71.64 234,510 308,742 12 Gula tebu 14,436,092 5,988,441 3,360,385 1,833,097-76.72-69.39 29,016,491 11,944,988 13 Pinang 1 3 0 0 - - 2 6 14 Jambu mete 342,244 743,224 530,407 847,289 54.98 14.00 1,331,849 2,295,489 15 Minyak atsiri 284,927 4,483,464 265,453 4,261,863-6.83-4.94 837,159 12,352,098 16 Gambir 0 0 0 0 - - 0 0 17 Lainnya 2,446,933 2,790,625 3,620,420 4,167,786 47.96 49.35 8,089,455 8,902,348 Total 94,298,844 202,032,748 83,921,104 187,751,120-11.01-7.07 270,527,196 599,297,871 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Pebruari 2014 Maret 2014 Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Pertumbuhan (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan - Mar Komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas perkebunan hampir selalu mengalami surplus. Neraca perdagangan komoditas perkebunan pada bulan Maret 2014 mencapai US$ 2,58 milyar dan mengalami peningkatan sebesar 6,65% bila dibanding bulan Pebruari 2014. Selama periode bulan Maret 2014, surplus neraca perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 1,90 milyar, disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 459,56 juta, kelapa sebesar US$ 108,88 juta, kakao sebesar US$ 75,32 juta, kopi sebesar US$ 60,95 dan pinang sebesar US$ 20,61 juta. Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan pada bulan Maret 2014 hanya kapas dan tembakau masing-masing sebesar US$ 111,85 juta dan US$ 3,85 juta. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Januari Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.10. 14 Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.10. Neraca perdagangan komoditas sub sektor perkebunan, Januari Maret 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 140,100,548 118,390,851 143,955,639 108,876,709 2.75-8.04 409,835,877 316,798,888 2 Karet 230,646,087 499,684,723 231,367,119 459,564,056 0.31-8.03 680,778,906 1,461,979,400 3 Minyak sawit 2,387,661,210 1,696,023,382 2,432,797,764 1,900,307,857 1.89 12.04 6,661,888,165 4,925,922,717 4 Kopi 25,835,948 61,830,058 21,671,850 60,945,071-16.12-1.43 72,746,342 179,084,745 5 Teh 5,113,383 11,199,101 4,478,553 9,480,375-12.42-15.35 14,033,665 30,674,563 6 Lada 1,806,755 15,125,820 1,829,612 14,695,560 1.27-2.84 4,872,761 40,148,351 7 Tembakau -4,250,380-25,572,871-21,353-3,845,700-99.50-84.96-8,968,785-65,063,155 8 Kakao 25,083,435 84,884,862 21,848,600 75,317,514-12.90-11.27 65,729,536 220,264,531 9 Kapas -51,077,027-103,502,254-54,105,748-111,849,670 5.93 8.06-161,758,506-330,463,227 10 Cassiavera (kayu manis) 4,687,029 8,099,228 5,171,132 9,126,272 10.33 12.68 14,397,379 24,769,633 11 Kemiri -79,775-198,651 31,994,685 2,286,401-40206.15-1250.96 37,963,402 2,525,181 12 Gula tebu 49,687,109 1,239,019 24,327,308 1,180,735-51.04-4.70 197,686,245 13,570,768 13 Pinang 21,015,033 18,630,350 23,731,223 20,607,436 12.92 10.61 64,504,827 55,398,912 14 Jambu mete 5,046,442 7,254,892 1,198,400 3,638,910-76.25-49.84 15,567,798 24,092,537 15 Minyak atsiri -50,937 4,785,200-25,754 5,387,775-49.44 12.59-86,275 17,183,855 16 Gambir 1,313,980 3,016,663 1,119,846 2,774,545-14.77-8.03 3,620,211 8,298,924 17 Lainnya 8,814,997 19,622,303 11,474,791 22,988,197 30.17 17.15 29,500,680 61,689,858 Total 2,851,353,837 2,420,512,676 2,902,813,667 2,581,482,043 1.80 6.65 8,102,312,228 6,986,876,481 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Pebruari 2014 Maret 2014 Pertumbuhan (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan - Mar 2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Peternakan Nilai ekspor sub sektor peternakan pada bulan Maret 2014 dibandingkan dengan bulan Pebruari 2014 mengalami peningkatan sebesar 13,39% yakni dari US$ 42,32 juta menjadi US$ 47,99 juta. Demikian pula, dari sisi volume ekspor meningkat dari 13,55 juta ton menjadi 18,84 juta ton atau naik 39,09%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan pada bulan Maret 2014 adalah komoditas kulit dan jangat yang mencapai US$ 9,75 juta, disusul kemudian oleh susu dan kepala susu sebesar US$ 8,54 juta, lemak sebesar US$ 8,33 juta dan babi hidup sebesar US$ 5,31 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.11. Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014 15

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.11. Ekspor komoditas sub sektor peternakan, Januari - Maret 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 0 0 0 0 - - 0 0 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - 0 0 3 Babi hidup 2,650,307 5,519,066 2,690,603 5,306,358 1.52-3.85 8,350,681 16,979,768 4 Kambing Hidup 0 0 0 0 - - 0 0 5 Primata hidup 210 9,600 0 0 - - 210 9,600 6 Kelinci hidup 181 6,068 298 5,368 64.64-11.54 899 14,909 7 Binatang melata hidup 28,166 202,010 36,648 300,466 30.11 48.74 96,546 713,052 8 Burung hidup 513 42,935 1,209 78,720 135.67 83.35 2,222 138,255 9 Daging dan jeroan lembu 0 0 0 0 - - 1,436 3,062 10 Daging biri-biri atau kambing 0 0 0 0 - - 53 87 11 Daging ayam 2 66 0 0 - - 2 66 12 Daging bebek 0 0 0 0 - - 0 0 13 Daging binatang melata 62,712 115,632 129,595 88,627 106.65-23.35 255,550 346,910 14 Daging kodok 307,234 1,898,423 340,814 2,082,688 10.93 9.71 901,511 5,557,035 15 Susu dan kepala susu 2,730,882 5,077,128 3,511,124 8,539,947 28.57 68.20 9,664,890 22,790,171 16 Yogurt 77,385 69,807 218,669 188,547 182.57 170.10 353,406 313,599 17 Mentega 1,366,547 1,633,762 1,334,896 1,644,569-2.32 0.66 2,985,971 3,940,491 18 Keju dan dadih susu 79,328 194,672 10,322 44,680-86.99-77.05 125,417 376,594 19 Telur unggas 100 627 0 0 - - 100 627 20 Madu alam 21,653 19,173 26,153 26,306 20.78 37.20 75,572 90,743 21 Bulu babi 0 0 0 0 - - 0 0 22 Bulu unggas 139,950 323,219 136,658 356,738-2.35 10.37 413,069 1,020,426 23 Lemak 5,319,328 4,675,655 9,651,496 8,332,883 81.44 78.22 20,169,723 17,537,810 24 Makanan olahan lain 98,908 175,533 280,364 248,464 183.46 41.55 451,397 520,320 25 Obat hewan 64,967 1,056,875 35,724 557,192-45.01-47.28 124,615 2,082,907 26 Kulit dan jangat 436,925 11,236,091 359,165 9,746,407-17.80-13.26 1,178,840 28,437,875 27 Wol 25 10 950 1,560 3700 15500 1,275 2,130 28 Lainnya 163,352 10,064,339 80,044 10,439,712-51.00 3.73 293,300 33,156,907 Total 13,548,675 42,320,691 18,844,732 47,989,232 39.09 13.39 45,446,685 134,033,344 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Pebruari Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Maret Pertumbuhan (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan-Mar Perkembangan nilai impor sub sektor peternakan bulan Maret 2014 dibandingkan bulan Pebruari 2014 mengalami peningkatan sebesar 24,18%, demikian juga dari sisi volume meningkat sebesar 9,24%. Pada bulan Maret 2014, realisasi impor komoditas peternakan mencapai 107,51 juta ton atau setara US$ 335,86 juta. Nilai impor terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 104,43 juta, diikuti oleh daging dan jeroan lembu sebesar US$ 59,46 juta, sapi hidup sebesar US$ 55,13 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 38,84 juta, mentega sebesar US$ 24,76 juta serta makanan olahan lain sebesar US$ 23,02 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.12. 16 Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.12. Impor komoditas sub sektor peternakan, Januari - Maret 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 19,579,173 52,446,681 19,468,876 55,133,787-0.56 5.12 53,925,791 148,534,201 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - 0 0 3 Babi hidup 62 14,592 0 0 - - 62 14,592 4 Kambing hidup 0 0 0 0 - - 0 0 5 Primata hidup 0 0 0 0 - - 0 0 6 Kelinci hidup 0 0 152 3,446 - - 152 3,446 7 Binatang melata hidup 651 3,015 325 1,357-50.08-54.99 976 4,372 8 Burung hidup 839 7,279 1,067 9,496 27.18 30.46 4,298 32,215 9 Daging dan jeroan lembu 9,274,438 38,057,076 13,683,274 59,462,126 47.54 56.24 29,154,617 122,478,370 10 Daging biri-biri atau kambing 125,841 669,709 341,534 1,793,321 171.40 167.78 593,863 3,085,959 11 Daging ayam 152,736 334,418 112,501 231,667-26.34-30.73 384,905 848,209 12 Daging bebek 0 0 82,089 161,549 - - 82,089 161,549 13 Daging binatang melata 8,000 6,000 0 0 - - 8,000 6,000 14 Daging kodok 16,900 46,492 3,920 6,395-76.80-86.24 20,820 52,887 15 Susu dan kepala susu 17,232,330 77,751,293 21,867,345 104,433,645 26.90 34.32 50,232,399 233,380,306 16 Yogurt 0 0 0 0 - - 0 0 17 Mentega 8,987,054 25,101,441 9,424,359 24,756,504 4.87-1.37 25,375,534 67,218,833 18 Keju dan dadih susu 1,237,627 5,529,189 1,813,943 9,004,043 46.57 62.85 3,737,485 17,641,948 19 Telur unggas 123,268 740,116 135,537 740,307 9.95 0.03 283,857 1,617,537 20 Madu alam 147,888 628,732 246,430 885,029 66.63 40.76 476,918 1,841,481 21 Bulu babi 77,566 426,640 10,500 61,132-86.46-85.67 224,066 1,427,622 22 Bulu unggas 267,595 4,385,341 341,770 9,773,524 27.72 122.87 846,042 16,691,978 23 Lemak 391,103 889,974 513,331 984,357 31.25 10.61 1,301,271 2,497,279 24 Makanan olahan lain 36,157,726 24,682,240 33,958,949 23,015,777-6.08-6.75 114,739,411 77,984,173 25 Obat hewan 73,256 3,920,419 107,527 3,626,963 46.78-7.49 243,773 10,732,893 26 Kulit dan jangat 3,723,528 32,044,429 4,317,804 38,840,378 15.96 21.21 11,191,120 103,563,495 27 Wol 115,784 1,480,423 127,123 1,618,020 9.79 9.29 325,734 4,270,549 28 Lainnya 717,398 1,294,187 949,267 1,316,250 32.32 1.70 2,747,195 4,046,167 Total 98,410,763 270,459,686 107,507,623 335,859,073 9.24 24.18 295,900,378 818,136,061 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Pebruari 2014 Maret 2014 Pertumbuhan (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan-Mar Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada periode bulan Pebruari - Maret 2014 mengalami peningkatan defisit dari sisi nilai sebesar 26,18%, dan dari sisi volume naik sebesar 4,48%. Pada bulan Maret 2014, defisit neraca perdagangan komoditas peternakan mencapai US$ 287,87 juta. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 95,89 juta, disusul daging dan jeroan lembu sebesar US$ 59,46 juta, sapi hidup sebesar US$ 55,13 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 29,09 juta, mentega sebesar US$ 23,11 juta serta makanan olahan lain US$ 22,77 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan terbesar di bulan Maret 2014 dialami komoditas lemak sebesar US$ 7,35 juta, babi hidup sebesar US$ 5,31 juta, dan daging kodok sebesar US$ 2,08 juta. Neraca perdagangan sub sektor peternakan bulan Januari - Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.13. Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014 17

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.13. Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan, Januari - Maret 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup -19,579,173-52,446,681-19,468,876-55,133,787-0.56 5.12-53,925,791-148,534,201 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - 0 0 3 Babi hidup 2,650,245 5,504,474 2,690,603 5,306,358 1.52-3.60 8,350,619 16,965,176 4 Kambing hidup 0 0 0 0 - - 0 0 5 Primata hidup 210 9,600 0 0 - - 210 9,600 6 Kelinci hidup 181 6,068 146 1,922-19.34-68.33 747 11,463 7 Binatang melata hidup 27,515 198,995 36,323 299,109 32.01 50.31 95,570 708,680 8 Burung hidup -326 35,656 142 69,224-143.56 94.14-2,076 106,040 9 Daging dan jeroan lembu -9,274,438-38,057,076-13,683,274-59,462,126 47.54 56.24-29,153,181-122,475,308 10 Daging biri-biri atau kambing -125,841-669,709-341,534-1,793,321 171.40 167.78-593,810-3,085,872 11 Daging ayam -152,734-334,352-112,501-231,667-26.34-30.71-384,903-848,143 12 Daging bebek 0 0-82,089-161,549 - - -82,089-161,549 13 Daging binatang melata 54,712 109,632 129,595 88,627 136.87-19.16 247,550 340,910 14 Daging kodok 290,334 1,851,931 336,894 2,076,293 16.04 12.12 880,691 5,504,148 15 Susu dan kepala susu -14,501,448-72,674,165-18,356,221-95,893,698 26.58 31.95-40,567,509-210,590,135 16 Yogurt 77,385 69,807 218,669 188,547 182.57 170.10 353,406 313,599 17 Mentega -7,620,507-23,467,679-8,089,463-23,111,935 6.15-1.52-22,389,563-63,278,342 18 Keju dan dadih susu -1,158,299-5,334,517-1,803,621-8,959,363 55.71 67.95-3,612,068-17,265,354 19 Telur unggas -123,168-739,489-135,537-740,307 10.04 0.11-283,757-1,616,910 20 Madu alam -126,235-609,559-220,277-858,723 74.50 40.88-401,346-1,750,738 21 Bulu babi -77,566-426,640-10,500-61,132-86.46-85.67-224,066-1,427,622 22 Bulu unggas -127,645-4,062,122-205,112-9,416,786 60.69 131.82-432,973-15,671,552 23 Lemak 4,928,225 3,785,681 9,138,165 7,348,526 85.43 94.11 18,868,452 15,040,531 24 Makanan olahan lain -36,058,818-24,506,707-33,678,585-22,767,313-6.60-7.10-114,288,014-77,463,853 25 Obat hewan -8,289-2,863,544-71,803-3,069,771 766.24 7.20-119,158-8,649,986 26 Kulit dan jangat -3,286,603-20,808,338-3,958,639-29,093,971 20.45 39.82-10,012,280-75,125,620 27 Wol -115,759-1,480,413-126,173-1,616,460 9.00 9.19-324,459-4,268,419 28 Lainnya -554,046 8,770,152-869,223 9,123,462 56.89 4.03-2,453,895 29,110,740 Total -84,862,088-228,138,995-88,662,891-287,869,841 4.48 26.18-250,453,693-684,102,717 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Pebruari 2014 Maret 2014 Pertumbuhan (%) Mar thd Peb Kumulatif Jan-Mar 18 Volume VIII, Nomor 6 / Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI Buletin Bulanan 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Mei 2014 Perkembangan IHK berbagai komoditas pada bulan Mei 2014 di 82 kota secara umum menunjukkan inflasi sebesar 0,16% atau mengalami kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,35 pada bulan April 2014 menjadi 111,53 pada bulan Mei 2014. Kelompok penyusun IHK umum gabungan 82 kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,35 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,23 persen; kelompok sandang 0,12 persen; kelompok kesehatan 0,41 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,07 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,21 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks pada Mei 2014 adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,15 persen. Untuk periode tahun ini (Januari Mei 2014) lebih dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, adalah sebesar 1,56%. Inflasi ini juga disebabkan naiknya harga semua kelompok yang ditinjukkan oleh naiknya indeks harga konsumen kelompok bahan makanan sebesar 1,41%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 2,40%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 1,82%, kelompok sandang sebesar 1,07%, kelompok kesehatan sebesar 2,46%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,90% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,00%. Perkembangan IHK gabungan 82 kota di Indonesia pada bulan Mei 2014 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Volume VIII, Nomor 06/ Juni 2014 19

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 82 kota di Indonesia, Mei 2014 (2012=100) No. Kelompok/ Sub Kelompok U M U M 111.35 111.53 0.16 1.56 I BAHAN MAKANAN 116.43 116.26-0.15 1.41 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 109.38 108.64-0.68 1.65 Daging dan Hasil-hasilnya 113.46 116.64 2.80 4.10 Ikan Segar 121.81 122.04 0.19 6.66 Ikan Diawetkan 117.89 118.79 0.76 6.00 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 111.75 114.34 2.32 4.92 Sayur-sayuran 124.71 123.99-0.58 3.86 Kacang - kacangan 122.53 122.56 0.02 1.00 Buah - buahan 128.41 128.89 0.37 3.25 Bumbu - bumbuan 125.81 115.44-8.24-20.04 Lemak dan Minyak 107.75 108.28 0.49 5.58 Bahan Makanan Lainnya 110.12 110.82 0.64 3.54 II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 112.17 112.56 0.35 2.40 Makanan Jadi 112.77 113.08 0.27 2.23 Minuman yang Tidak Beralkohol 107.32 107.57 0.23 1.31 Tembakau dan Minuman Beralkohol 115.20 115.94 0.64 3.95 III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 109.34 109.59 0.23 1.82 Biaya Tempat Tinggal 108.15 108.43 0.26 1.47 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 114.27 114.29 0.02 2.71 Perlengkapan Rumahtangga 106.57 106.83 0.24 1.93 Penyelenggaraan Rumahtangga 108.16 108.68 0.48 1.80 IV SANDANG 104.29 104.42 0.12 1.07 Sandang Laki-laki 106.08 106.40 0.30 1.41 Sandang Wanita 104.92 105.26 0.32 1.43 Sandang Anak-anak 104.58 105.12 0.52 1.58 Barang Pribadi dan Sandang Lain 101.51 101.18-0.33 0.33 V KESEHATAN 107.15 107.59 0.41 2.46 Jasa Kesehatan 105.82 106.33 0.48 2.44 Obat-obatan 106.24 106.47 0.22 2.37 Jasa Perawatan Jasmani 110.15 110.65 0.45 2.13 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 108.08 108.59 0.47 2.64 VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 106.56 106.63 0.07 0.90 Pendidikan 107.48 107.49 0.01 0.11 Kursus-kursus / Pelatihan 105.64 105.84 0.19 1.38 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 104.17 104.31 0.13 1.50 Rekreasi 106.13 106.24 0.10 2.18 Olahraga 104.08 104.18 0.10 1.03 VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 114.39 114.63 0.21 1.00 Transpor 123.24 123.62 0.31 1.44 Komunikasi Dan Pengiriman 99.58 99.55-0.03-0.05 Sarana dan Penunjang Transpor 105.83 105.94 0.10 1.22 Jasa Keuangan 101.42 101.42 0.00 0.01 Sumber : BPS, diolah Pusdatin April IHK 2014 Keterangan: 1) Persentasi perubahan IHK Mei 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentasi perubahan IHK Mei 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 Mei Inflasi Bulan Mei 2014 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2014 2) 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Pada bulan Mei 2014 terjadi deflasi kelopok bahan makanan sebesar 0,15% atau terjadi penurunan indeks harga dari 116,43 pada bulan April 2014 menjadi 116,26 20 Volume VIII, Nomor 06/Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan pada bulan Mei 2014. Sub kelompok penyusun kelompok bahan makanan terdiri dari: (1) padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasil-hasilnya; (3) ikan segar; (4) ikan diawetkan; (5) telur, susu dan hasil-hasilnya; (6) sayur-sayuran; (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbu-bumbuan; (10) lemak dan minyak; serta (11) bahan makanan lainnya. Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan ada 8 sub kelompok yang mengalami kenaikan harga atau inflasi yaitu sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 2,80%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,19%, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,76%, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 2,32%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,02%, sub kelompok buah-buahan sebesar 0,37%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,49% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,64%. Sedangkan ada 3 sub kelompok mengalami penurunan harga atau deflasi yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,68%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 0,58%, dan subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 8,24%. Apabila dilihat tingkat inflasi tahun kalendar (Januari - Mei 2014) atau dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender. terjadi inflasi sebesar 1,41%. Dari 11 sub kelompok hanya satu yang mengalami deflasi atau penurunan harga yaitu sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 20,04%. Sub kelompok lainnya mengalami kenaikan harga yakni sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1,65%, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 4,10%, sub kelompok ikan segar sebesar 6,66%, sub kelompok ikan di awetkan sebesar 6,00%, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 4,92%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 3,86%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 1,00%, sub kelompok buah-buahan sebesar 3,25%, sub kelompok lemak dan minyak sebesar 5,58% dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 3,54%. Beberapa komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga pada bulan Mei 2014 adalah daging ayam ras, telur ayam ras, tomat sayur, sawi hijau, tomat buah, bawang merah dan minyak goreng. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai rawit, cabai merah, beras, bayam, buncis dan kacang panjang. Perkembangan IHK dan tingkat inflasi sub kelompok bahan makanan bulan Mei 2014 ( 2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Volume VIII, Nomor 06/ Juni 2014 21

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan Pada bulan Mei 2014, kelompok bahan makanan secara umum memberikan andil negatif/menghambat terjadinya inflasi sebesar 0,1600%. Sub kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada bulan Mei 2014 yaitu sub kelompok daging-dagingan & hasil-hasilnya sebesar 0,0690%, sub kelompok ikan di awetkan sebesar 0,0027%, sub kelompok susu, telur & hasil-hasilnya sebesar 0,0516%, sub kelompok buah-buahan sebesar 0,0090%, sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,0058% dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0007%. Sedangkan sub kelompok yang memberikan andil negatif/sumbangan deflasi yaitu sub kelompok bahan makan sebesar 0,0325%, sub kelompok Ikan segar sebesar 0,0015%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0,0051%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,0003%, dan sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,1384%. Komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi tertinggi adalah komoditi kelompok dagingdagingan & hasil-hasilnya sebesar 0,0690%, dan komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi terendah adalah komoditi bahan makanan lainnya sebesar 0.0007%. Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya pada bulan Mei 2014 disusun oleh 7 (tujuh) komoditas yaitu: (1) beras, (2) bihun, (3) ketela pohon, (4) ketela rambat, (5) mie kering instant, (6) sagu dan (7) tepung terigu. Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya memberikan andil negatif/menahan inflasi sebesar 0,0260% yang disumbang dari andil komoditas beras sebesar 0,0286% dan komoditas tepung terigu sebesar 0,0001%. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan positif adalah komoditas bihun sebesar 0,0001%, komoditas ketela pohon sebesar 0,004%, komoditas ketela rambat sebesar 0,0001%, komoditas mie kering instant sebesar 0,0020% dan komoditas sagu sebesar 0,0001%. Andil kelompok bahan makanan terhadap inflasi inflasi umum bulan Mei 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 3.2. 22 Volume VIII, Nomor 06/Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 3.2. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Mei 2014 No. Kelompok / Sub Kelompok Andil (%) UMUM 0.1600 BAHAN MAKANAN -0.0325 1 PADI-2AN, UMBI-2AN & HASILNYA -0.0260-101001 BERAS -0.0286-101005 BIHUN 0.0001-101007 KETELA POHON 0.0004-101008 KETELA RAMBAT 0.0001-101011 MIE KERING INSTANT 0.0020-101014 SAGU 0.0001-101022 TEPUNG TERIGU -0.0001 2 DAGING-DAGINGAN & HASIL-HASILNYA 0.0690 3 IKAN SEGAR -0.0015 4 IKAN DIAWETKAN 0.0027 5 SUSU, TELUR & HASIL-HASILNYA 0.0516 6 SAYUR-SAYURAN -0.0051 7 KACANG-KACANGAN -0.0003 8 BUAH-BUAHAN 0.0090 9 BUMBU-BUMBUAN -0.1384 10 LEMAK & MINYAK 0.0058 11 BAHAN MAKANAN LAINNYA 0.0007 Sumber : BPS Volume VIII, Nomor 06/ Juni 2014 23

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2008 Mei 2014 Perkembangan IT Nasional bulanan sejak tahun 2008 hingga bulan Mei 2014 (2012=100) menunjukkan pola terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 3,89%. Peningkatan nilai IT ini dikarenakan adanya peningkatan indeks harga jual komoditas. Demikian pula, nilai IB dari tahun 2008 hingga Mei 2014 juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 3,17% yang disebabkan meningkatnya indeks harga barang konsumsi rumah tangga maupun indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal. Peningkatan IT yang lebih besar daripada peningkatan IB menyebabkan NTP bulanan dari tahun 2008 hingga Mei 2014 hanya mengalami peningkatan sebesar 0,69% (Gambar 4.1.). 120,00 110,00 100,00 90,00 80,00 70,00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jan Peb Mar Apr Mei 2014 Series1 Series2 Series3 Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, 2008 Mei 2014 Perkembangan NTP Nasional (2012=100) menurut sub sektor dari tahun 2008 hingga Mei 2014 menunjukkan pola berfluktuasi dan cenderung meningkat. NTP sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,57%, sub sektor hortikultura naik sebesar 1,16%, sub sektor peternakan naik sebesar 0,62% dan sub sektor perikanan naik sebesar 0,69%, Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 23

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian sedangkan NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,05% (Gambar 4.2.). 108,00 106,00 104,00 102,00 100,00 98,00 96,00 94,00 92,00 90,00 88,00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jan Peb Mar Apr Mei 2014 Tan Pangan Horti Bun Rakyat Nak Kan Gambar 4.2. Perkembangan NTP Nasional Menurut Sub Sektor, 2008- Mei 2014 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, April Mei 2014 NTP Indonesia berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Mei 2014 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,08% yaitu dari 101,80 menjadi 101,88. Peningkatan tersebut dikarenakan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih besar bila dibandingkan dengan peningkatan indeks yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) secara nasional naik sebesar 0,31% yaitu dari 112,06 naik menjadi 112,41, sedangkan indeks yang dibayar petani (IB) sedikit mengalami peningkatan dari 110,09 menjadi 110,34 atau naik sebesar 0,23%. Nilai tukar usaha pertanian adalah nilai tukar petani tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga. Nilai tukar usaha pertanian pada bulan Mei 2014 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yakni sebesar 0,08% atau dari 105,07 pada bulan April 2014 menjadi 105,16 pada bulan Mei 2014. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan April - Mei 2014 tersaji pada Gambar 4.3. 24 Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 115,00 110,00 105,00 100,00 IT IB NTP April'14 112,06 110,09 101,80 Mei'14 112,41 110,34 101,88 April'14 Mei'14 Gambar 4.3. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, April Mei 2014 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan), Bulan April Mei 2014 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia untuk sektor pertanian sempit (tanpa sub sektor perikanan) berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Mei 2014 bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,07% yaitu dari 101,76 menjadi 101,84. Peningkatan tersebut dikarenakan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih besar bila dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,31 yaitu dari 112,03 naik menjadi 112,37, sementara indeks harga yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan sebesar 0,23% yaitu dari 110,09 menjadi 110,34. Demikian pula nilai tukar usaha pertanian sempit pada bulan Mei 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,08% atau naik dari 105,05 pada bulan April 2014 menjadi 105,13 pada bulan Mei 2014. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan April - Mei 2014 sektor pertanian sempit tersaji pada Gambar 4.4. Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 25

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 115,00 110,00 105,00 100,00 IT IB NTP April'14 112,03 110,09 101,76 Mei'14 112,37 110,34 101,84 April'14 Mei'14 Gambar 4.4. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional Sektor Pertanian Sempit, April - Mei 2014 4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) Indeks harga yang diterima petani (IT) sub sektor tanaman pangan pada bulan Mei 2014 mengalami peningkatan dari 109,24 menjadi 109,25 atau naik sebesar 0,01% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan IT sub sektor tanaman pangan dipengaruhi oleh naiknya indeks harga palawija sebesar 0,71%, sedangkan indeks harga padi mengalami penurunan sebesar 0,28%. IT nasional sub sektor hortikultura jika dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami peningkatan yaitu dari 112,77 menjadi 113,65 atau naik sebesar 0,78%. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga sayur-sayuran sebesar 0,45% dan indeks harga buah-buahan sebesar 1,17%, sedangkan indeks harga tanaman obat turun sebesar 0,22%. Demikian pula IT tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan yaitu dari 113,14 menjadi 113,50 atau naik sebesar 0,32%. IT sub sektor peternakan juga mengalami peningkatan dari 114,20 menjadi 114,54 atau naik sebesar 0,30% yang dipengaruhi dengan meningkatnya indeks harga ternak besar sebesar 0,11%, indeks harga unggas meningkat sebesar 0,94% dan indeks harga hasil ternak meningkat sebesar 1,00%, sementara indeks harga ternak kecil turun sebesar 0,10%. 26 Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Demikian pula IT sub sektor perikanan mengalami peningkatan yaitu dari 112,65 menjadi 113,13 atau naik sebesar 0,42%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks harga ikan hasil penangkapan sebesar 0,59% dan indeks harga ikan hasil budidaya meningkat sebesar 0,30%. Perkembangan indeks penyusun IT bulan April - Mei 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 4.1. 4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka indeks harga yang dibayar petani (IB) sub sektor tanaman pangan pada bulan Mei 2014 mengalami peningkatan dari 111,24 menjadi 111,50 atau naik sebesar 0,23%. Peningkatan IB sub sektor tanaman pangan dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,25% dan indeks biaya konsumsi rumah tangga naik sebesar 0,35%. IB nasional sub sektor hortikultura mengalami peningkatan dari 110,61 menjadi 110,85 atau naik sebesar 0,21%, sebagai akibat naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,22% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,18%. IB sub sektor tanaman perkebunan rakyat juga mengalami peningkatan dari 110,35 menjadi 110,59 atau naik sebesar 0,22%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,21% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,24%. Begitu juga IB sub sektor peternakan mengalami peningkatan dari 107,85 menjadi 108,10 atau naik sebesar 0,23%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,21% dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,24%. Demikian juga IB sub sektor perikanan mengalami peningkatan yaitu dari 109,89 menjadi 110,11 atau naik sebesar 0,20% yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) masing-masing naik sebesar 0,23% dan 0,15%. Perkembangan indeks penyusun IB bulan April - Mei 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 27

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 4.1. Perkembangan IT, IB dan NTP per Sub Sektor, April-Mei 2014 (2012=100) Pertumbuhan Tanaman Pangan A Indeks Harga yang Diterima Petani 109.24 109.25 0.01 - Padi 107.49 107.19-0.28 - Palawija 113.25 114.05 0.71 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 111.24 111.50 0.23 - Konsumsi Rumah Tangga 112.08 112.33 0.23 - BPPBM 108.53 108.80 0.25 C Nilai Tukar Petani 98.20 97.98-0.22 Hortikultura A Indeks Harga yang Diterima Petani 112.77 113.65 0.78 - Sayur-sayuran 110.41 110.91 0.45 - Buah-buahan 114.47 115.81 1.17 - Tanaman Obat 110.07 109.83-0.22 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 110.61 110.85 0.21 - Konsumsi Rumah Tangga 111.85 112.10 0.22 - BPPBM 106.82 107.00 0.18 C Nilai Tukar Petani 101.95 102.53 0.57 Tanaman Perkebunan Rakyat A Indeks Harga yang Diterima Petani 113.14 113.50 0.32 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 113.14 113.50 0.32 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 110.35 110.59 0.22 - Konsumsi Rumah Tangga 111.56 111.79 0.21 - BPPBM 106.49 106.74 0.24 C Nilai Tukar Petani 102.53 102.64 0.11 Peternakan A Indeks Harga yang Diterima Petani 114.20 114.54 0.30 - Ternak Besar 115.86 115.99 0.11 - Ternak Kecil 112.36 112.25-0.10 - Unggas 111.65 112.70 0.94 - Hasil Ternak 109.76 110.86 1.00 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 107.85 108.10 0.23 - Konsumsi Rumah Tangga 111.98 112.21 0.21 - BPPBM 104.14 104.39 0.24 C Nilai Tukar Petani 105.88 105.96 0.07 Perikanan A Indeks Harga yang Diterima Petani 112.65 113.13 0.42 - Penangkapan 113.65 114.32 0.59 - Budidaya 111.92 112.26 0.30 B Indeks Harga yang Dibayar Petani 109.89 110.11 0.20 - Konsumsi Rumah Tangga 111.91 112.16 0.23 - BPPBM 106.52 106.68 0.15 C Nilai Tukar Petani 102.51 102.74 0.22 Sumber : BPS Rincian April Mei (%) 28 Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 4.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Kenaikan IT yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan IB pada bulan Mei 2014 pada beberapa sub sektor, menyebabkan nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan, kecuali sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 0,22% yaitu dari 98,20 menjadi 97,98. NTP sub sektor hortikultura mengalami peningkatan sebesar 0,57% dari 101,95 menjadi 102,53, NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,11% dari 102,53 menjadi 102,64, NTP sub sektor peternakan juga mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,07% dari 105,88 menjadi 105,96 dan NTP sub sektor perikanan naik sebesar 0,22% dari 102,51 menjadi 102,74. Perkembangan nilai tukar petani (NTP) per sub sektor bulan April - Mei 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. 4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, indeks yang diterima petani (IT) pada bulan Mei 2014 mengalami peningkatan di 23 (dua puluh tiga) provinsi. Peningkatan IT terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 1,18% dari 108,44 menjadi 109,72, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Sumatera Utara 0,03%. Penurunan IT terjadi di 10 (sepuluh) provinsi, dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Banten sebesar 1,08% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 0,03%. Perkembangan IT per provinsi di Indonesia bulan April - Mei 2014 tersaji pada Tabel 4.2. Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 29

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 4.2. Perkembangan IT per Provinsi di Indonesia, April-Mei 2014 (2012=100) No Provinsi April Mei Pertumbuhan (%) 1 Nusa Tenggara Timur 108.44 109.72 1.18 2 Sulawesi Tenggara 110.48 111.69 1.09 3 Sulawesi Selatan 115.08 116.27 1.04 4 Bali 113.70 114.78 0.96 5 Papua Barat 110.93 111.99 0.95 6 Gorontalo 112.60 113.63 0.92 7 Maluku Utara 111.90 112.69 0.71 8 Kalimantan Barat 106.64 107.38 0.69 9 Sulawesi Barat 111.09 111.84 0.68 10 Maluku 111.12 111.80 0.61 11 Sulawesi Tengah 113.03 113.72 0.61 12 Kalimantan Tengah 111.76 112.39 0.56 13 Papua 104.88 105.44 0.54 14 Jawa Timur 115.15 115.73 0.50 15 Sulawesi Utara 110.76 111.23 0.42 16 Sumatera Barat 111.10 111.50 0.36 17 DKI 109.93 110.31 0.34 18 Jawa Barat 115.44 115.77 0.28 19 Sumatera Selatan 111.14 111.42 0.26 20 Lampung 112.81 113.06 0.22 21 Jawa Tengah 110.28 110.46 0.15 22 Nusa Tenggara Barat 108.72 108.84 0.12 23 Sumatera Utara 112.15 112.18 0.03 24 Nanggroe Aceh D. 106.80 106.77-0.03 25 Kalimantan Selatan 107.98 107.91-0.07 26 Yogyakarta 112.56 112.44-0.10 27 Bengkulu 107.84 107.58-0.25 28 Kepulauan Riau 108.05 107.70-0.32 29 Kalimantan Timur 110.45 110.09-0.33 30 Bangka Belitung 109.92 109.47-0.41 31 Jambi 109.21 108.16-0.97 32 Riau 108.65 107.48-1.08 33 Banten 115.65 114.40-1.08 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya maka terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani (IB) pada bulan Mei 2014 di 27 (dua puluh tujuh) provinsi. Peningkatan IB terbesar terjadi di Provinsi Maluku dari 111,22 menjadi 111,87 atau naik sebesar 0,59%, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,02% dari 107,24 menjadi 107,27. Penurunan IB terjadi di 6 (enam) provinsi, dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,22% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,03%. Perkembangan IB per provinsi di Indonesia bulan April-Mei 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.3. 30 Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 4.3. Perkembangan IB per Provinsi di Indonesia, April - Mei 2014 (2012=100) No Provinsi April Mei Pertumbuhan (%) 1 Maluku 111.22 111.87 0.59 2 Kalimantan Tengah 109.28 109.85 0.53 3 Kalimantan Selatan 107.23 107.78 0.51 4 Nusa Tenggara Barat 109.45 109.99 0.49 5 Sulawesi Selatan 109.31 109.80 0.45 6 Sulawesi Tenggara 109.08 109.53 0.42 7 Sumatera Utara 110.71 111.13 0.38 8 Jawa Timur 110.51 110.93 0.38 9 Bali 109.51 109.90 0.36 10 Sulawesi Barat 107.87 108.25 0.35 11 Sumatera Barat 109.62 109.99 0.34 12 Riau 110.43 110.80 0.33 13 Sulawesi Tengah 109.48 109.84 0.33 14 Nanggroe Aceh D. 108.20 108.54 0.31 15 Yogyakarta 110.31 110.64 0.30 16 Kalimantan Timur 110.12 110.42 0.27 17 Bengkulu 110.87 111.16 0.26 18 Banten 109.49 109.75 0.24 19 Kalimantan Barat 109.93 110.18 0.22 20 Papua 107.57 107.78 0.19 21 Papua Barat 111.29 111.47 0.17 22 Jawa Tengah 110.30 110.45 0.14 23 Maluku Utara 108.38 108.48 0.09 24 Jawa Barat 111.22 111.31 0.08 25 Gorontalo 111.68 111.77 0.07 26 Sulawesi Utara 111.20 111.29 0.07 27 Kepulauan Riau 107.24 107.27 0.02 28 Sumatera Selatan 109.00 108.97-0.03 29 Bangka Belitung 109.41 109.35-0.06 30 Lampung 109.36 109.27-0.08 31 Jambi 111.54 111.42-0.11 32 DKI 109.02 108.90-0.12 33 Nusa Tenggara Timur 110.07 109.83-0.22 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Mei 2014 di 21 (dua puluh satu) provinsi. Peningkatan terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 1,40% dan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,02%. Sedangkan penurunan NTP terjadi di 12 (dua belas) provinsi dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Riau sebesar 1,40% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh D. dan Kepulauan Riau sebesar 0,34%. Pada bulan Mei 2014, terdapat 11 (sebelas) provinsi yang mempunyai NTP dibawah 100 (tahun dasar 2012) yaitu NTT, Kalbar, Sulut, Papua, Maluku, Naggroe Aceh Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 31

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian D., NTB, Bengkulu, Kaltim, Jambi dan Riau. Perkembangan NTP per provinsi di Indonesia periode bulan April - Mei 2014 tersaji pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Perkembangan NTP per Provinsi di Indonesia, April-Mei 2014 (2012=100) No Provinsi April Mei Pertumbuhan (%) 1 Nusa Tenggara Timur 98.52 99.90 1.40 2 Gorontalo 100.82 101.67 0.84 3 Papua Barat 99.68 100.46 0.78 4 Sulawesi Tenggara 101.29 101.97 0.67 5 Maluku Utara 103.24 103.88 0.62 6 Bali 103.82 104.44 0.59 7 Sulawesi Selatan 105.28 105.89 0.58 8 Kalimantan Barat 97.01 97.46 0.46 9 DKI 100.83 101.30 0.46 10 Sulawesi Utara 99.60 99.95 0.35 11 Papua 97.50 97.83 0.34 12 Sulawesi Barat 102.98 103.32 0.33 13 Lampung 103.16 103.47 0.30 14 Sumatera Selatan 101.96 102.25 0.29 15 Sulawesi Tengah 103.24 103.54 0.29 16 Jawa Barat 103.79 104.00 0.20 17 Jawa Timur 104.19 104.32 0.12 18 Kalimantan Tengah 102.27 102.31 0.03 19 Maluku 99.92 99.94 0.03 20 Jawa Tengah 99.98 100.00 0.02 21 Sumatera Barat 101.35 101.37 0.02 22 Nanggroe Aceh D. 98.71 98.37-0.34 23 Kepulauan Riau 100.75 100.40-0.34 24 Sumatera Utara 101.30 100.94-0.35 25 Bangka Belitung 100.46 100.11-0.35 26 Nusa Tenggara Barat 99.33 98.96-0.37 27 Yogyakarta 102.04 101.63-0.40 28 Bengkulu 97.27 96.78-0.50 29 Kalimantan Selatan 100.71 100.12-0.58 30 Kalimantan Timur 100.30 99.70-0.60 31 Jambi 97.91 97.07-0.86 32 Banten 105.62 104.23-1.32 33 Riau 98.38 97.00-1.40 Sumber: BPS, diolah Pusdatin 4.8. Upah Buruh Tani Perkembangan upah buruh tani di Indonesia dapat dilihat dari upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani. Rata-rata upah nominal harian buruh tani di Indonesia pada bulan Januari tahun 2010 sebesar Rp. 37.426,- per hari dan terus mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 43.562,- per hari pada bulan Desember 2013 32 Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar April Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nop Des Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan atau meningkat rata-rata sebesar 0,32%. Namun demikian, setelah dikoreksi dengan faktor inflasi, sejatinya, upah riil harian buruh tani di Indonesia pada Januari tahun 2010 hingga Desember 2013 mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 0,17% (upah nominal dan riil buruh tani di Indonesia menggunakan tahun dasar 2007 (2007=100). Perkembangan upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani di Indonesia tahun 2010 2013 tersaji pada Gambar 4.5. (Rp/hari) 45,000 42,500 40,000 37,500 35,000 32,500 30,000 27,500 25,000 2010 2011 2012 2013 Upah nominal buruh tani Upah riil buruh tani Gambar 4.5. Perkembangan Upah Nominal dan Upah Riil Buruh Tani di Indonesia, 2010 2013, Tahun dasar 2007 (2007=100) Upah buruh tani nasional pada tahun 2014 menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Rata-rata upah nominal harian buruh tani di Indonesia pada bulan Januari tahun 2014 sebesar Rp. 43.808,- per hari dan terus meningkat menjadi sebesar Rp. 44.314,- per hari pada bulan Mei 2014 atau meningkat rata-rata sebesar 0,29% dan secara riil hanya mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,08%, seperti tersaji pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Upah Nominal dan Riil Buruh Tani Nasional per hari, (2012=100) No Jenis Upah Januari Pebruari Maret April Mei (Rupiah) Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 Upah Nominal 43.808 43.992 44.125 44.212 44.314 0,29 2 Upah Riil *) 39.383 39.372 39.416 39.514 39.516 0,08 Keterangan : *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga pedesaan (2012=100) Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 33

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 34 Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014