BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB III GAMBARAN UMUM PT BPR SYARIAH BANGUN DRAJAT WARGA. A. Gambaran Umum PT BPR Syariah Bangun Drajat Warga Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN Syarat dan Ketentuan Pembiayaan Mikro Syariah Di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kejajar Wonosobo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengembangkan dan memperbesar usaha-usaha mereka, baik secara

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagi hasil. BMT Bina Ihsanul Fikri telah berdiri sejak tahun 1996 yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pembiayaan Pensiunan pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mudharabah di PT BPRS Puduarta Insani maka dapat diambil kesimpulan

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB IV PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan sindikasi yang dilakukan BPRS Madina Mandiri. Sejahtera, BPRS Bangun Drajat Warga dan BPRS Mitra Amal Mulia

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Minat Nasabah Terhadap Akad Mudharabah untuk Usaha di BPRS Gala

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB IV PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA UNTUK USAHA DAGANG DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KANTOR CABANG PAYAKUMBUH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdirinya berasal dari gagasan Majlis Ekonomi Pimpinan Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Latar belakang berdirinya BPRS Bangun Drajat Warga. debitur maupun terhadap kreditur.

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV KESESUAIAN ANTARA AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DENGAN FATWA DSN DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG RANTAUPRAPAT.

BAB IV ANALISIS TERHADAP UPAYA PENGOVERAN BUKTI FISIK TRANSAKSI MURA>BAH{AH DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

No. 15/22/DPbS Jakarta, 27 Juni 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV MEKANISME PENGAWASAN PENYALURAN PEMBIAYAAN USAHA MIKRO DI KSPPS ARTHAMADINYA BANYUPUTIH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

Sosial Volume 13 Nomor 2 September 2011 EVALUASI SISTEM...41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV. Pengelolaan Pembiayaan Mudharabah dalam Modal Kerja di BMT Bina Ummat menurut Fatwa DSN-MUI

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasan bab lima ini akan disampaikan kesimpulan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan prinsip syariah. penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat). 2. Instrumen Kebijakan Bank Syariah

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

BAB V PEMBAHASAN. Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera ini bertujuan untuk

DAFTAR WAWANCARA Jawab

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga Jumlah perbedaan proporsi pembiayaan murabahah dengan pembiayaan modal kerja usaha yang menggunakan prinsip mudharabah di BPRS Bangun Drajat Warga tidak terlalu signifikan, yaitu sebesar 60%: 40%. BPRS Bangun Drajat Warga pada umumnya memberikan pembiayaan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Jika nasabah mengajukan pembiayaan modal kerja dan setelah ditelusuri modal kerja tersebut untuk pembelian barang sebagai penambahan usaha maka pihak bank akan memberikan pembiayaan murabahah dengan prinsip jual beli. Berikut adalah sistem dan prosedur pembiayaan murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga adalah sebagai berikut: 1. Pengajuan Pembiayaan a) Nasabah harus memiliki rekening tabungan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bangun Drajat Warga. Nasabah yang belum memiliki rekening tabungan, harus membuka rekening yang dapat dilakukan di semua jaringan kantor BPRS Bangun Drajat Warga. 42

43 b) Nasabah datang ke BPRS Bangun Drajat Warga dan mengajukan permohonan pembiayaan dengan membawa bukti identitas diri. c) Nasabah pembiayaan melengkapi dokumen yang diperlukan, yaitu: Foto Copy KTP (suami-istri) sebanyak 2 lembar Foto Copy Kartu Keluarga sebanyak 2 lembar Foto Copy Keterangan Usaha Foto Copy Agunan/jaminan Slip Gaji terakhir (bagi karyawan atau pegawai negeri) Surat keterangan penggunaan dana (Rencana Anggaran Biaya) d) Petugas administrasi BPRS Bangun Drajat Warga melakukan registrasi nasabah pembiayaan. e) Pihak bank akan mengakses permintaan Sistem Informasi Debitur (SID) ke Biro Informasi Kredit Bank Indonesia untuk mengetahui apakah calon nasabah pembiayaan tersebut memiliki kredit di bank lain atau tidak. 2. Analisis pembiayaan Analisis terhadap pengajuan pembiayaan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking). Aspek-aspek yang perlu dilakukan analisis antara lain:

44 Sistem informasi debitur Barang yang dibeli tidak bertentangan dengan prinsip syariah Tujuan pembelian barang Karakter nasabah Kemampuan bayar Agunan/jaminan Analisis pembiayaan ini dilakukan oleh seorang Account Officer (AO) yang bertanggung jawab terhadap calon nasabah pembiayaannya masing-masing. Untuk mengetahui karakter dan kemampuan bayar nasabah, AO akan melakukan penyelidikan atau peninjauan secara langsung ke tempat nasabah. Kemampuan bayar nasabah juga dapat dilakukan dengan menganalisis mutasi rekening koran nasabah. 3. Komitee Pembiayaan Hasil dari analisis pembiayaan yang dilakukan oleh Account Officer (AO) kemudian dituangkan dalam bentuk proposal pembiayaan dan diajukan kepada komitee pembiayaan dengan risalah komitee pembiayaan sebagai raport persetujuan atas pengajuan pembiayaan tersebut. Adapun komitee pembiayaan meliputi: Account Officer pengusul Account Officer pendamping

45 Legal Officer Kepala Divisi Marketing Direksi Komitee pembiayaan dilakukan secara bertahap, dimulai dari Account Officer pengusul sampai dengan direktur dan direktur utama. Hasil dari komitee pembiayaan adalah disetujui atau ditolak. 4. Akad/Perjanjian Pembiayaan Apabila komitee pembiayaan menyetujui permohonan pembiayaan nasabah, maka: - Petugas administrasi pembiayaan akan segera mengeluarkan Surat Keputusan Pembiayaan (akad) dan menyiapkan berkas akad/perjanjian pembiayaan. - Petugas administrasi pembiayaan segera menjadwalkan waktu akad/perjanjian pembiayaan. - Nasabah dan Account Officer melaksanakan akad/perjanjian pembiayaan pada waktu yang telah ditentukan. - Setelah akad dilaksanakan, bagian administrasi pembiayaan akan mentatausahakan dan melakukan pengarsipan dokumen pembiayaan.

46 Jika hasil dari komitee pembiayaan adalah menolak permohonan pembiayaan, maka: - Petugas administrasi pembiayaan akan segera mengeluarkan surat pemberitahuan penolakan atas permohonan pembiayaan. - Surat penolakan permohonan pembiayaan tersebut akan disampaikan oleh Account Officer kepada nasabah yang menjadi tanggungjawabnya. 5. Pembinaan Pembiayaan Pembinaan dari pihak bank dilakukan oleh Account Officer untuk memantau angsuran tiap bulannya dan melakukan kunjungan kepada nasabah. 6. Angsuran pembiayaan Setelah akad/perjanjian dilakukan maka secara otomatis pihak bank akan mengakui pembiayaan tersebut sebagai piutang. Nasabah memiliki kewajiban untuk membayar kembali pokok pembiayaan berserta margin yang telah disepakati di awal antara nasabah dengan pihak bank. Pembayaran kembali pembiayaan murabahah dilakukan dengan cara angsuran dalam jangka waktu pembiayaan yang telah disepakati. Nasabah mengangsur pembiayaan perbulan secara rutin ke bank selama jangka waktu pembiayaan. Sistem angsuran yang diterapkan oleh BPRS Bangun Drajat Warga adalah sebagai berikut:

47 a. Nasabah datang ke bank untuk melakukan pembayaran dengan membawa kartu angsuran. b. Nasabah mengisi form angsuran yang berisi nomor rekening nasabah, nama, dan jumlah angsuran yang dibayarkan. c. Nasabah menyerahkan form angsuran, kartu angsuran, berserta uang yang akan dibayarkan kepada teller. d. Teller akan memproses angsuran tersebut, dan mengurangi jumlah piutang nasabah. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala Divisi Marketing tanggal 26 Mei 2017, prosedur dalam pembiayaan murabahah dilakukan secara umum/sama seperti prosedur pembiayaan lainnya. Karena itu, pihak bank tidak memiliki Standar Operasional Prosedur khusus untuk pembiayaan murabahah. Di awal akad/perjanjian, pihak bank akan memberitahukan kepada nasabah margin yang ditetapkan oleh bank termasuk biaya-biaya administrasi yang harus dibayarkan oleh nasabah. Pada waktu proses pemesanan, pihak bank akan meminta agunan/jaminan kepada nasabah sebagai bukti keseriusan nasabah. Agunan/jaminan dapat berupa sertifikat tanah/bangungan, deposito tabungan, dan Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) kendaraan. Jangka waktu dalam pembiayaan murabahah yang diberikan oleh bank maksimal adalah 5 (lima) tahun.

48 Agunan/jaminan yang diberikan nasabah tidak mempengaruhi lamanya jangka waktu pembiayaan. Waktu yang dibutuhkan dari mulai pengajuan pembiayaan sampai dengan pencairan pada saat akad/perjanjian dilaksanakan adalah 2 (dua) minggu. Waktu tersebut terhitung sebagai waktu yang paling cepat dalam proses pembiayaan. Proses yang paling penting dalam prosedur pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh pihak bank adalah analisis pembiayaan dan komitee pembiayaan. Kedua prosedur tersebut memakan waktu yang lebih banyak dari prosedur pembiayaan murabahah lainnya karena merupakan hal yang perlu ditinjau secara keseluruhan sebagai salah satu cara pihak bank dalam mengurangi kemungkinan munculnya risiko yang tidak diharapkan. B. Kesesuaian Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Prinsip Syariah Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No.04/DSN/MUI/IV/2000 1. Ketentuan Pembiayaan Murabahah a. Dalam pembiayaan murabahah, nasabah datang ke bank dan mengungkapkan keinginannya untuk membeli suatu barang tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Pihak bank akan menerima pengajuan pembiayaan jika barang yang diinginkan nasabah sesuai/tidak melanggar prinsip syariah. Hal ini telah sesuai dengan fatwa.

49 b. Bank BPRS Bangun Drajat Warga memberitahukan jumlah pokok pembiayaan yang harus dibayarkan oleh nasabah ditambah dengan margin yang diperoleh oleh bank. Pihak bank juga memberitahukan biaya-biaya administrasi yang menjadi tanggungan nasabah. Hal ini telah sesuai dengan fatwa. c. Jangka waktu pembiayaan ditentukan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak antara BPRS Bangun Drajat Warga dengan Nasabah. Dalam pengembalian pembiayaan murabahah dilakukan secara angsuran perbulan selama jangka waktu pembiayaan yang telah disepakati. Denda yang diberlakukan oleh pihak BPRS Bangun Drajat Warga akan dimasukkan ke dana ZIS (Zakat, Infak, Shadaqah). Hal tersebut telah sesuai dengan fatwa, dimana jangka waktu pembiayaan dan cara pengembalian pembiayaan disepakati di awal oleh kedua belah pihak. 2. Rukun dan Syarat Pembiayaan Rukun pembiayaan murabahah mengenai transaktor, objek murabahah, pernyataan ijab dan qobul, berikut syarat-syarat margin/keuntungan, dan syarat pengembalian pembiayaan berikut perihal jaminan yang harus dipenuhi seperti yang tertera dalam Fatwa DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 telah dilaksanakan oleh BPRS Bangun Drajat Warga dan juga telah sesuai dengan prinsip syariah.

50 Tabel 4.1. Kesesuaian Penerapan Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga dengan Fatwa DSN-MUI No.04/DSN- MUI/IV/2000 No Indikator Hasil Standar Keterangan 1 Penentuan Harga Jual 2 Pengembalian Pembiayaan 3 Jangka Waktu Pembiayaan 4 Penyediaan Agunan/Jaminan Hargakbeli ditambah margin/ keuntungan yang ditetapkan bank Angsuran perbulan selama jangka waktu pembiayaan Berdasarkan Kesepakatan dengan mempertimbang kan kemampuan bayar nasabah Meminta Jaminan 5 Penetapan Denda Denda Sumber: Data Diolah keterlambatan pembayaran Harga beli ditambah keuntungan Membayar selama jangka waktu yang telah disepakati Kesepakatan Ada Jaminan Terdapat denda Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

51 C. Analisis Risiko Pembiayaan Murabahah dan Tingkat Pengembalian Pembiayaan Nasabah Risiko adalah satu hal yang pasti ada dalam setiap pembiayaan. berikut risiko yang timbul dari adanya pembiayaan murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga: a. Nasabah lalai atau sengaja menunda-nunda pembayaran angsuran pembiayaan murabahah. b. Adanya penurunan kemampuan bayar nasabah dalam mengembalikan kewajiban pembiayaan yang mengacu pada risiko gagal bayar nasabah sehingga dapat mengakibatkan kerugian untuk pihak bank. c. Tidak adanya i tikad baik dari nasabah dalam proses penyelesaian pembiayaan bermasalah. Risiko pembiayaan murabahah banyak terjadi karena faktor eksternal berkaitan dengan nasabah. Risiko tersebut dapat menurunkan kredibiltas bank karena banyaknya pembiayaan yang bermasalah. Non Performing Financing (NPF) disebut juga pembiayaan bermasalah merupakan salah satu indikator penilaian kesehatan bank. Dengan melihat NPF, kita dapat mengetahui apakah bank tersebut berada dalam keadaan sehat, tidak sehat, cukup sehat, dan buruk. Berikut analisis NPF dan tingkat pengembalian pembiayaan nasabah di BPRS Bangun Drajat Warga untuk peridode 2012-2016:

52 NPF = Total Pembiayaan Bermasalah (KL, D, M) Total Pembiayaan 100% Pengembalian Pembiayaan = Pembiayaan Lancar Total Pembiayaan 100% a. Periode 2012 1) NPF = 143.419+48.783+83.213 10.596.513 100 NPF = 0,025991 100% NPF = 2,60% 2) Pengembalian Pembiayaan = 10.321.098 10.596.513 100% Pengembalian Pembiayaan = 0,974009 100% Pengembalian Pembiayaan = 97,40% Non Performing Financing pada periode tahun 2012 adalah sebesar 2,60%. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat permasalahan pembiayaan yang dialami oleh BPRS Bangun Drajat Warga berada dalam kriteria Sehat dengan tingkat pengembalian pembiayaan nasabah sebesar 97,40%.

53 b. Periode 2013 1) NPF = 383.715+261.392+171.838 17.142.724 100% NPF = 0,047655 100% NPF = 4,77% 2) Pengembalian Pembiayaan = 16.325.779 17.142.724 100% Pengembalian Pembiayaan = 0,952345 100% Pengembalian Pembiayaan = 95,23% Non Performing Financing pada periode tahun 2013 adalah sebesar 4,77%. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat permasalahan pembiayaan yang dialami oleh BPRS Bangun Drajat Warga berada dalam kriteria Sehat dengan tingkat pengembalian pembiayaan nasabah sebesar 95,23%. c. Periode 2014 1) NPF = 274.842+214.312+486.552 21.083.861 100% NPF = 0,046277 100% NPF = 4,63% 2) Pengembalian Pembiayaan = 20.108.155 21.083.861 100% Pengembalian Pembiayaan = 0,953723 100% Pengembalian Pembiayaan = 95,37%

54 Non Performing Financing pada periode tahun 2014 adalah sebesar 4,62%. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat permasalahan pembiayaan yang dialami oleh BPRS Bangun Drajat Warga berada dalam kriteria Sehat dengan tingkat pengembalian pembiayaan nasabah sebesar 95,37%. d. Periode 2015 1) NPF = 675.574+645.758+356.150 28.283.729 100% NPF = 0,059309 100% NPF = 5,93% 2) Pengembalian Pembiayaan = 26.606.247 28.283.729 100% Pengembalian Pembiayaan = 0,940691 100% Pengembalian Pembiayaan = 94,07% Non Performing Financing pada periode tahun 2015 adalah sebesar 5,93%. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat permasalahan pembiayaan yang dialami oleh BPRS Bangun Drajat Warga berada dalam kriteria Cukup Sehat dengan tingkat pengembalian pembiayaan nasabah sebesar 94,07%.

55 e. Periode 2016 1) NPF = 301.808+945.007+737.842 34.285.038 100% NPF = 0,057887 100% NPF = 5,79% 2) Pengembalian Pembiayaan = 32.300.381 34.285.038 100% Pengembalian Pembiayaan = 0,942113 100% Pengembalian Pembiayaan = 94,21% Non Performing Financing pada periode tahun 2016 adalah sebesar 5,79%. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat permasalahan pembiayaan yang dialami oleh BPRS Bangun Drajat Warga berada dalam kriteria Cukup Sehat dengan tingkat pengembalian pembiayaan nasabah sebesar 94,21%. D. Pembahasan Analisis Risiko terhadap Tingkat Pengembalian Risiko pembiayaan murabahah yang diberikan oleh BPRS Bangun Drajat Warga mengalami fluktuasi pada tahun 2012 sampai 2016. Pada tahun 2012, NPF murabahah sebesar 2,60% dan meningkat sebesar 2,17% pada tahun 2013 menjadi 4,77%. Meningkatnya rasio NPF ini terjadi karena jumlah pembiayaan bermasalah pada tahun 2013 lebih besar dibandingkan pada tahun 2012. Tahun 2014, NPF murabahah sebesar 4,63% menurun 0,14% dari tahun sebelumnya.

56 NPF kembali mengalami peningkatan di tahun 2015 sebesar 1,3% menjadi 5,93% dan turun sebesar 0,14% di tahun 2016 menjadi 5,79%. BPRS Bangun Drajat Warga dapat dikatakan cukup sehat berkaitan dengan permasalahan pembiayaan yang dihadapinya karena NPF murabahah pada tahun 2012 sampai tahun 2016 dibawah 8%. Jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank dan jumlah pembiayaan bermasalah yang mengalami penurunan menyebabkan terjadinya penurunan NPF. Tingkat pengembalian pembiayaan murabahah juga mengalami fluktuasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Semakin tinggi tingkat pengembalian pembiayaan murabahah menunjukkan semakin rendah risiko pembiayaan bermasalah yang dialami oleh bank. Peningkatan dan penurunan pengembalian pembiayaan murabahah dipengaruhi oleh jumlah pembiayaan yang masuk dalam kriteria lancar. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa, pada tahun 2013 NPF murabahah mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2012, sedangkan tingkat pengembalian pembiayaan murabahah pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa BPRS Bangun Drajat Warga pada tahun 2013 mengalami risiko pembiayaan yang lebih besar dibandingkan pada tahun 2012 yang dikarenakan tingkat pengembalian pembiayaan murabahah tahun 2013 lebih kecil dari tahun 2012.

57 Pada tahun 2014, NPF murabahah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dengan pengembalian pembiayaan yang meningkat. NPF murababah pada tahun 2015 kembali mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 karena pengembalian pembiayaan murabahah menurun pada tahun tersebut. Sedangkan pada tahun 2016, NPF murabahah menurun dibandingkan tahun 2015 dengan pengembalian pembiayaan murabahah yang meningkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa NPF murabahah dengan tingkat pengembalian pembiayaan murabahah saling berhubungan. NPF murabahah mengalami penurunan ketika tingkat pengembalian pembiayaan murabahah mengalami peningkatan, dan begitupun sebaliknya.