PT. BPR TRISURYA BUMINDO Jl. Kartini No. 79 Tanjung Karang Bandar Lampung Tel (0721) 253555 Fax (0721) 261452 TATA KELOLA 2016
DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan 1 Dewan Komisaris 4 Direksi 7 Komite-Komite 10 Satuan Kerja Audit Internal 11 Akuntan Publik 12 Fungsi Kepatuhan 13 Penerapan Manajemen Risiko 14 Penyimpangan Internal 15 Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan 16 Permasalahan Hukum 17 Rencana Bisnis 18 Batas Maksimum Pemberian Kredit 20 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan 21 Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah 22 Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Politik 23
Pendahuluan TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN BPR menyadari bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan suatu keharusan demi menjaga kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan memaksimalkan nilai perusahaan. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik ditujukan antara lain untuk: a. Mendukung visi BPR untuk menjadi Mengembangkan dan menjadikan Bank yang sehat, tumbuh dan berkembang secara wajar dengan komitmen penuh seluruh pengelola dan pelaksana. b. Mendukung misi BPR, yaitu : Meningkatkan kinerja Bank secara terus menerus baik kuantitas maupun kualitas, serta meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan. REFERENSI Penyusunan kebijakan tata kelola BPR dilakukan dengan mengacu kepada : a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat. c. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. d. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Fungsi Kepatuhan Bagi Bank Perkreditan Rakyat. e. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/SEOJK.03/2016 tentang Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Perkreditan Rakyat. PERNYATAAN KOMITMEN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Penerapan tata kelola perusahaan adalah faktor penting dalam memelihara kepercayaan para pemegang saham dan masyarakat terhadap BPR. Hal ini dirasakan semakin penting seiring dengan meningkatnya risiko bisnis dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan. Melalui penerapan pinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) diharapkan BPR dapat mempertahankan kelangsungan usahanya yang sehat dan kompetitif. Hal 1
HASIL PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR Pada tahun 2016, BPR melakukan penilaian (self assessment) atas pelaksanaan tata kelola perusahaan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Penilaian tersebut diterapkan pada 11 (sebelas) faktor penilaian, yaitu : a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi; b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan fungsi komite; d. Penanganan benturan kepentingan; e. Penerapan fungsi kepatuhan; f. Penerapan fungsi audit interen; g. Penerapan fungsi audit eksteren; h. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian interen; i. Batas Maksimum Pemberian Kredit; j. Rencana Strategis BPR; dan k. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Hasil penilaian sendiri (self assessment) atas pelaksanaan tata kelola perusahaan pada tahun 2016 di kategorikan ke dalam Peringkat 1 ( Sangat Baik ) (note : hasil self assessment terlampir) LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR Laporan penerapan tata kelola BPR tahun 2016 disusun sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. a. Penerapan Tata Kelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: i. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi; ii. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; iii. kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite; iv. penanganan benturan kepentingan; v. penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern; vi. penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; vii. batas maksimum pemberian kredit; viii. rencana bisnis BPR; ix. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan. Hal 2
b. Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham BPR; c. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham BPR; d. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris; e. Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah; f. Frekuensi rapat Dewan Komisaris; g. Jumlah penyimpangan intern yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh BPR; h. Jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh BPR; i. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan; j. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik, baik nominal maupun penerima dana. Hal 3
Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang memiliki tugas pokok untuk melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan perusahaan, dan memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris juga bertugas untuk memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (good corporate governance) dalam setiap kegiatan usaha BPR pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris antara lain : a. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan BPR, jalannya pengurusan pada umumnya, dan memberi nasihat kepada Direksi. b. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) dalam setiap kegiatan usaha BPR pada seluruh tingkatan. c. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Divisi Audit Internal, Auditor Eksternal, termasuk hasil pengawasan pihak otoritas. d. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal. JUMLAH DAN KOMPOSISI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS Per 31 Desember 2016, jumlah anggota Dewan Komisaris BPR adalah 2 (dua) orang, terdiri dari 1 (satu) Komisaris Utama, 1 (satu) Komisaris. Jumlah anggota Dewan Komisaris BPR tidak melebihi jumlah anggota Direksi BPR. Jumlah Komisaris Independen BPR adalah 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Seluruh anggota Dewan Komisaris BPR telah lulus Fit and Proper Test dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Seluruh anggota Dewan Komisaris Berdomisili di Bandar Lampung. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris adalah 5 (lima) tahun. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris untuk periode saat ini belum akan berakhir pada saat ditutupnya RUPS Tahunan BPR tahun 2017, dengan tidak mengurangi kewenangan RUPS untuk memberhentikan seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris pada setiap waktu sebelum jabatannya berakhir. Hal 4
SUSUNAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS PER 31 DESEMBER 2016 Komisaris Utama Komisaris (Independen) Jabatan Hardy Yunnaraga Syamudi YS Nama INFORMASI MENGENAI KOMISARIS INDEPENDEN DAN PERNYATAAN INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS Seluruh Komisaris Independen BPR tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan dengan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Hubungan Keluarga dengan Hubungan Keuangan dengan Nama Haardy Yunnaraga Syamudi YS Jabatan Komisaris Utama Komisaris (Independen) Komisaris Direksi PSP Komisaris Direksi PSP Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak - - - - - - - - - - - - KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS Nama Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris pada : BPR Trisurya Bank Lain Lembaga Keuangan Perusahaan Lain Bukan Bank Hardy Yunnaraga - Syamudi YS - - - - RANGKAP JABATAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS Nama Jabatan Jabatan di Bank Lain Jabatan di Perusahaan / Lembaga Bidang Usaha Hadry Yunnaraga Komisaris Utama Komisaris PT. BPR Dhana Sewu Komisaris PT. BPR Langgeng Lestari Bersama - Perbankan Syamudi YS Komisaris (Independen) Komisaris PT. BPR Dana Selaras Sentosa - Perbankan Hal 5
RAPAT ANGGOTA DEWAN KOMISARIS Selama tahun 2016 Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 4 (empat) kali rapat. Frekuensi Rapat Direksi dan tingkat kehadiran Anggota Direksi selama tahun 2016 adalah sebagai berikut: Nama Jumlah Rapat Kehadiran Persentase Hardy Yunnaraga 4 4 100% Syamudi YS 4 4 100% Agenda Rapat Direksi yang diselenggarakan selama tahun 2016 sebagai berikut: Tanggal Beberapa Agenda Rapat antara lain : 11 Januari 2016 Hasil Pengawasan Dewan Komisaris Periode Oktober Desember 15 11 April 2016 Hasil Pengawasan Dewan Komisaris Periode Januari Maret 16 11 Juli 2016 Hasil Pengawasan Dewan Komisaris Periode April Juni 16 10 Oktober 2016 Hasil Pengawasan Dewan Komisaris Periode Juli September 16 REMUNERASI DEWAN KOMISARIS Berdasarkan keputusan RUPS tahunan 2016, RUPS tahunan 2016 telah menetapkan besarnya honorarium dan tunjangan lainnya kepada anggota dewan komisaris. Dan menetapkan pembagian tantiem di antara anggota dewan komisaris dan direksi. STRUKTUR REMUNERASI DEWAN KOMISARIS Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya) Jumlah Diterima dalam 1 tahun Dewan Komisaris orang dalam Jutaan Rupiah 2 839 Hal 6
Direksi Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tugas pokok melakukan pengurusan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Direksi antara lain : a. Memimpin dan mengurus BPR sesuai dengan maksud dan tujuan BPR; b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan BPR untuk kepentingan BPR; c. Menciptakan struktur pengendalian internal, menjamin terselenggaranya fungsi audit internal dalam setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti temuan audit internal sesuai dengan kebijakan atau arahan yang diberikan Dewan Komisaris; d. Menyampaikan Rencana Kerja Tahunan yang memuat juga Anggaran Tahunan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris; e. Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) dalam setiap kegiatan usaha BPR pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi BPR. JUMLAH DAN KOMPOSISI ANGGOTA DIREKSI Per 31 Desember 2016, jumlah anggota Direksi BPR adalah 2 (dua) orang, terdiri dari 1 (satu) Direktur Utama dan 1 (satu) Direktur. Seluruh anggota Direksi BPR telah lulus Fit and Proper Test dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Seluruh anggota Direksi BPR berdomisili di Bandar Lampung. Masa jabatan anggota Direksi adalah 5 (lima) tahun. Untuk periode ini belum akan berakhir pada saat ditutupnya RUPS Tahunan BPR tahun 2017, dengan tidak mengurangi kewenangan RUPS untuk memberhentikan seorang atau lebih anggota Direksi pada setiap waktu sebelum jabatannya berakhir. SUSUNAN ANGGOTA DIREKSI BPR PER 31 DESEMBER 2016 Jabatan Nama Direktur Utama Budy Widjaja Direktur Tuti Lestari Ningrum Hal 7
PERNYATAAN INDEPENDENSI ANGGOTA DIREKSI Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lainnya, dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan dengan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Nama Jabatan Hubungan Keluarga dengan Hubungan Keuangan dengan Komisaris Direksi PSP Komisaris Direksi PSP Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Budy Widjaja Direktur Utama - - - - - - Tuti Lestari Ningrum Direktur - - - - - - KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI Nama Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris pada : BPR Trisurya Bank Lain Lembaga Keuangan Perusahaan Lain Bukan Bank Budy Widjaja - - - - Tuti Lestari Ningrum - - - - RANGKAP JABATAN ANGGOTA DIREKSI Nama Jabatan Jabatan di Bank Lain Jabatan di Perusahaan / Lembaga Bidang Usaha Budy Widjaja Direktur Utama - - - Tuti Lestari Ningrum Direktur - - - RAPAT ANGGOTA DIREKSI Selama tahun 2016 Direksi telah menyelenggarakan 7 (tujuh) kali rapat. Frekuensi Rapat Direksi dan tingkat kehadiran Anggota Direksi selama tahun 2016 adalah sebagai berikut: Nama Jumlah Rapat Kehadiran Persentase Budy Widjaja 7 7 100% Tuti Lestari Ningrum 7 7 100% Hal 8
Agenda Rapat Direksi yang diselenggarakan selama tahun 2016 sebagai berikut: Tanggal Beberapa Agenda Rapat antara lain : 25 Januari 2016 Hutang Koperasi PT Pos Indonesia 09 Februari 2016 Target Kantor Cabang 13 April 2016 Integritas Pegawai 19 April 2016 Penempatan Dana pada Bank lain 19 April 2016 Handling Collection 22 April 2016 Hasil Pemeriksaan Dokumen Jaminan 13 September 2016 NPL Kantor Pusat REMUNERASI ANGGOTA DIREKSI Berdasarkan keputusan RUPS tahunan 2016, RUPS tahunan 2016 telah menetapkan besarnya honorarium dan tunjangan lainnya kepada anggota Direksi. Dan menetapkan pembagian tantiem di antara anggota direksi. STRUKTUR REMUNERASI ANGGOTA DIREKSI Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya) Jumlah Diterima dalam 1 tahun Direksi orang dalam Jutaan Rupiah 2 1.615 Hal 9
Komite-Komite KOMITE KREDIT Merupakan komite yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan/atau memberikan keputusan kredit sesuai batas wewenang yang ditetapkan Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BPR dengan memperhatikan pengembangan bisnis tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian (prudent) Tugas, wewenang dan tanggung jawab Komite Kredit meliputi: a. memberikan rekomendasi atas persetujuan atau penolakan kredit sesuai dengan batas wewenang / jenis kredit antara lain dengan mempertimbangkan aspek likuiditas; b. menaati dan mengikuti seluruh kebijakan dan prosedur kredit yang telah ditetapkan; c. melaksanakan tugas terutama dalam kaitannya dengan pemberian persetujuan kredit secara professional, jujur, obyektif, cermat, seksama, dan independen tanpa dapat dipengaruhi pihak-pihak manapun; d. memberikan rekomendasi persetujuan atau penolakan kepada Direksi beserta pertimbangannya. Hal 10
Satuan Kerja Audit Internal Divisi Audit Internal dibentuk untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasional melalui kegiatan audit (assurance) dan konsultasi (consulting) yang independen dan objektif. Dalam melaksanakan fungsinya, Divisi Audit Internal melakukan penilaian atas kecukupan dan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian internal, tata kelola, serta memberikan konsultasi bagi pihak internal BPR yang membutuhkan. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL 1. Menyusun dan melaksanakan rencana audit tahunan berbasis risiko dan melaporkan realisasinya. 2. Menguji dan mengevaluasi proses manajemen risiko (risk management), pengendalian internal (internal control), dan proses tata kelola (governance) untuk menilai kecukupan dan efektivitasnya. 3. Melaksanakan pengkajian kualitas kredit. 4. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi objektif tentang kegiatan yang diperiksa. 5. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut yang telah dilakukan auditee atas rekomendasi hasil audit. Hal 11
Akuntan Publik Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern maka : 1. Laporan Keuangan BPR telah diaudit oleh Akuntan Publik yang independen, kompeten, profesional, dan objektif. 2. Akuntan Publik yang ditunjuk oleh BPR melakukan audit sesuai dengan standar profesional, perjanjian kerja, dan ruang lingkup audit. Kantor Akuntan Publik yang telah mengudit Laporan Keuangan 2016 2015 2014 KAP Henry Sugeng & Rekan KAP Henry Sugeng & Rekan KAP Henry Sugeng & Rekan Hal 12
Fungsi Kepatuhan BPR Membentuk fungsi kepatuhan sebagai bukti komitmennya untuk memenuhi ketentuan yang berlaku. Fungsi kepatuhan di BPR merupakan pelaksana dan pengelola risiko kepatuhan, yang melakukan tugas pengawasan yang bersifat preventif. Hal ini dilakukan BPR mengingat bank merupakan industri yang diatur dan diawasi secara ketat oleh regulator. Selain itu, semakin meningkatnya kompleksitas kegiatan usaha bank juga memberikan dampak yang besar terhadap eksposur risiko yang dihadapi oleh bank, termasuk risiko kepatuhan. Hal 13
Penerapan Manajemen Risiko Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal di BPR. Penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal BPR mencakup pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi. BPR menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Hal 14
Penyimpangan Internal Penyimpangan internal adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan pegawai tidak tetap terkait proses kerja dan kegiatan operasional BPR. Penyimpangan Internal dalam 1 tahun Total Penyimpangan Jumlah Kasus yang dilakukan oleh Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap - 42 - Telah diselesaikan - 42 - Hal 15
Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan BPR memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan kepentingan dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang- undangan berlaku, antara lain Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam tahun 2016, BPR tidak memiliki transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Hal 16
Permasalahan Hukum Jumlah perkara perdata dan pidana yang telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) dan yang masih dalam proses penyelesaian per 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Perkara Hukum Perkara Perata Perkara Pidana Telah selesai - - Dalam proses penyelesaian - - Selama tahun 2016 tidak ada perkara penting yang dihadapi oleh BPR, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang menjabat pada periode laporan tahunan ini, sehingga tidak ada pengaruhnya terhadap kondisi keuangan BPR. Hal 17
Rencana Bisnis Sebagai bagian dari arah kebijakan dan langkah strategis BPR untuk mewujudkan visi dan misinya, BPR merancang rencana bisnis yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang. PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA Strategi yang dilakukan manajemen untuk mencapai target proyeksi sumber dana pihak ketiga adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Untuk nasabah existing, yakni dengan melakukan pendekatan terhadap nasabah-nasabah loyal dengan menggali kembali sumber dana-sumber dana dari deposan untuk ditempatkan di BPR. Meminta referensi dari nasabah tersebut pihak-pihak lain yang dapat dilakukan pendekatan. 2. Melakukan customer retention program dengan memberikan perhatian dalam bentuk misalnya bingkisan hadiah ulang tahun dan bingkisan hadiah dalam rangka perayaan hari-hari besar keagamaan. 3. Turut berpartisipasi dalam bentuk sponsorship/promo kegiatan dari komunitas-komunitas atau organisasi yang ada di Bandar Lampung dan sekitarnya, yang bertujuan untuk lebih memperkenalkan PT. BPR Trisurya Bumindo kepada masyarakat, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan sumber dana bank dari pihak ketiga. 4. Bekerjasama dengan sekolah-sekolah menyelenggarakan edukasi perbankan dengan titik penekanan kepada pentingnya untuk hidup hemat sejak dini; dengan demikian diharapkan setelah terdapat pemahaman yang komprehensif maka para pelajar yang disasar menjadi sumber dana potential. PENYALURAN KREDIT Untuk meningkatkan kualitas aktiva produktif, maka manajemen akan berupaya agar kredit nonperforming semakin menurun pada akhir tahun 2017 melalui program-program sebagai berikut : 1. Penyaluran kredit yang mengedepankan prinsip kehati-hatian namun tetap memper-hatikan keseimbangan dengan level SLA (service level acceptance) yang dapat diterima oleh pasar. 2. Meningkatkan dan mempertajam kualitas SDM dalam hal analisa kredit melalui pelatihan berkelanjutan baik secara internal maupun eksternal. Selain itu manajemen akan menanamkan nilai-nilai positif yang mengutamakan integritas / kejujuran sehingga meminimalisir timbulnya kredit bermasalah sebagai akibat dari proses pemberian kredit secara tidak benar. Hal 18
3. Penguatan SOP bidang perkreditan melalui kajian kembali terhadap SOP yang ada dengan menyesuaikan kepada perkembangan terkini sehingga SOP yang ada benar-benar dapat memastikan proses kredit berjalan dengan baik dan benar. 4. Meningkatkan kualitas penagihan melalui proses penagihan secara konsisten sehingga dapat dilakukan deteksi dini terhadap kemunduran usaha debitur yang bisa berakibat kepada macetnya kredit yang diberikan sehingga dapat segera diputuskan tindakan terbaik yang dapat diambil apakah melalui restrukturisasi kredit ataukah menyelesaikan proses penagihan kredit melalui jalur hukum termasuk eksekusi jaminan maupun lelang jaminan. Hal 19
Batas Maksimum Pemberian Kredit BPR telah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana dengan berpedoman pada ketentuan yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR. Kebijakan tentang BMPK BPR mengacu pada ketentuan dimana Dewan Komisaris BPR secara aktif ikut mengawasi pelaksanaan BMPK. Hal 20
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan Informasi kondisi keuangan BPR telah dituangkan secara jelas dan transparan dalam beberapa laporan, di antaranya sebagai berikut: TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN 1. Laporan Tahunan antara lain mencakup: a. Ikhtisar data keuangan penting termasuk ikhtisar saham, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen mengenai kinerja bisnis dan keuangan, tata kelola perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan. b. Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan dibuat untuk 1 (satu) Tahun Buku. 2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan BPR telah mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi secara triwulanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan Keuangan Publikasi ditandatangani oleh 2 (dua) anggota Direksi BPR. Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi dilakukan dalam surat kabar, yaitu surat kabar berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran luas di tempat kedudukan Kantor Pusat BPR. TRANSPARANSI KONDISI NON-KEUANGAN BPR telah memberikan informasi mengenai produk BPR secara jelas, akurat dan terkini. Informasi tersebut dapat diperoleh secara mudah oleh nasabah, antara lain dalam leaflet, brosur atau bentuk tertulis lainnya di setiap Kantor Cabang BPR pada lokasi-lokasi yang mudah diakses oleh nasabah. Hal 21
Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Berikut ada rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan: Rasio Perbandingan Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah 1 : 5,00 Rasio gaji direksi yang tertinggi dan terendah 1 : 1,18 Rasio gaji komisaris yang tertinggi dan terendah 1 : 1,40 Rasio gaji direksi yang tertinggi dan pegawai tertinggi 1 : 3,47 Hal 22
Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Politik Hal 23