DAFTAR ISI. Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... v. ABSTRAK... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK Latar belakang: Metode: Hasil: Simpulan: Kata Kunci:

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia.

Informed Consent Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB I. PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan proses ruptur plak aterosklerosis dan trombosis pada arteri koroner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi depresi pada populasi umum sekitar 4 % sampai 7 %.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

DAFTAR ISI. PERSYARATAN GELAR... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan negara berkembang termasuk di Indonesia. Diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penelitian kohort selama 13 tahun di 3 wilayah di propinsi Jakarta ibukota

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

Gambaran kadar glukosa darah pada pasien SKA di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

NILAI MITRAL ANNULAR PLANE SYSTOLIC EXCURSION

HUBUNGAN ANTARA KADAR TROPONIN DENGAN KEJADIAN MAJOR ADVERSE CARDIOVASCULAR EVENTS PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RSI JEMURSARI SURABAYA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. negara-negara maju maupun di negara berkembang. Acute coronary syndrome

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan sampai dengan tahun 2020 diprediksikan merupakan penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTIROIDISME SECARA KLINIS DENGAN KELAINAN FUNGSI VENTRIKEL KIRI JANTUNG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pedoman penyelanggaran pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

BAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al.,

BAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah penyakit

Prevalensi sindrom koroner akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2014

PERAN EKOKARDIOGRAFI DALAM PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN SEVERITAS STENOSIS MITRAL. Basuki Rahmat Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Deteksi Dini Penyakit Kardiovaskular

Panduan Registri Online

MEAN PLATELET VOLUME YANG TINGGI SEBAGAI PREDIKTOR KEJADIAN KARDIOVASKULAR MAYOR PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT SAAT PERAWATAN DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

HUBUNGAN JENIS SINDROM KORONER AKUT DENGAN KUALITAS HIDUP ASPEK FISIK PASIEN PASCA SERANGAN JANTUNG YANG DIRAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

Manajemen Kardiak Pre-Operatif pada Pasien Pembedahan Non-Kardiak : Pendekatan Berbasis Individu dan Bukti Ringkasan

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi penyebab utama

KADAR N-TERMINAL PRO B-TYPE NATRIURETIC PEPTIDE PLASMA YANG TINGGI SEBAGAI PREDIKTOR KEJADIAN KARDIOVASKULAR PADA PENDERITA SINDROMA KORONER AKUT

TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DENYUT JANTUNG SEBAGAI FAKTOR PREDIKTOR MAJOR ADVERSE CARDIAC EVENTS PADA SINDROM KORONER AKUT

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

SKRIPSI. Oleh : Ratna Murti Ariyani

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan dengan berbasis

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

GAMBARAN PERESEPAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN GAGAL JANTUNG YANG DIRAWAT INAP DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2013

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

HUBUNGAN ANTARA ANGKA LEUKOSIT DENGAN ANGKA KEMATIAN PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT DI RSUD DR. MOEWARDI PADA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Infark miokard adalah nekrosis miokardial yang berkepanjangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii DAFTAR SINGKATAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH... 4 1.3 TUJUAN PENELITIAN... 4 1.4 MANFAAT PENELITIAN... 5 1.4.1 MANFAAT AKADEMIK/ILMIAH... 5 1.4.2 MANFAAT PRAKTIS... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6 2.1 DEFINISI INFARK MIOKARD AKUT... 6 2.2 PATOFISIOLOGI INFARK MIOKARD AKUT... 8 2.3 KLASIFIKASI KLINIS PADA INFARK MIOKARD AKUT... 10 2.4 DIAGNOSIS INFARK MIOKARD AKUT... 11

2.5 KOMPLIKASI PADA INFARK MIOKARD AKUT DAN KEJADIAN KARDIOVASKULAR MAYOR... 13 2.6 FISIOLOGI DARI DIASTOLIK VENTRIKEL KIRI... 14 2.7 METODE EKOKARDIOGRAFI UNTUK EVALUASI FUNGSI GLOBALVENTRIKEL KIRI... 17 2.7.1 M-MODE EKOKARDIOGRAFI... 17 2.7.2 EKOKARDIOGRAFI DUA DIMENSI... 18 2.7.3 EKOKARDIOGRAFI DOPPLER... 19 2.7.4 TISSUE DOPPLER IMAGING (TDI)... 19 2.8 MYOCARDIAL PERFORMANCE INDEX (MPI)... 20 2.9 FUNGSI DIASTOLIK VENTRIKEL KIRI SETELAH INFARK MIOKARD AKUT... 24 BAB III.KERANGKA BERPIKIR,KONSEP,DAN HIPOTESIS PENELITIAN 27 3.1 KERANGKA BERPIKIR... 27 3.2 KERANGKA KONSEP... 29 3.3 HIPOTESIS PENELITIAN... 30 BAB IV. METODE PENELITIAN... 31 4.1 RANCANGAN PENELITIAN... 31 4.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN... 32 4.2.1 TEMPAT PENELITIAN... 32 4.2.2 WAKTU PENELITIAN... 33 4.3 PENENTUAN SUMBER DATA... 33 4.3.1 POPULASI PENELITIAN... 33

4.3.1.1 POPULASI TARGET... 33 4.3.1.2 POPULASI TERJANGKAU... 33 4.3.1.3 SAMPEL PENELITIAN... 33 4.3.2 PENENTUAN SAMPEL PENELITIAN... 33 4.3.2.1 KRITERIA INKLUSI... 34 4.3.2.2 KRITERIA EKSLUSI... 34 4.3.3 PERHITUNGAN BESAR SAMPEL... 34 4.4 VARIABEL PENELITIAN... 35 4.4.1 IDENTIFIKASI VARIABEL... 35 4.4.2 HUBUNGAN ANTAR VARIABEL... 36 4.4.3 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL... 36 4.5 BAHAN PENELITIAN... 42 4.6 INSTRUMEN PENELITIAN... 42 4.7 PROSEDUR PENELITIAN... 42 4.7.1 TATA CARA PENELITIAN... 42 4.7.2 ALUR PENELITIAN... 45 4.8 ANALISIS DATA... 46 BAB V. HASIL PENELITIAN... 49 5.1 KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN... 50 5.2 ANALISA RELIABILITAS... 50 5.3 CUT OFF POINT NILAI-NILAI MPI... 54 5.4 NILAI MPI SEPTAL YANG TINGGI SEBAGAI PREDIKTOR KEJADIAN KARDIOVASKULAR MAYOR PADA PASIEN IMA 54

5.5 NILAI MPI LATERAL YANG TINGGI SEBAGAI PREDIKTOR KEJADIAN KARDIOVASKULAR MAYOR PADA PASIEN IMA 55 5.6 PENGARUH NILAI MPI SEPTAL DAN MPI LATERAL YANG TINGGI TERHADAP KEJADIAN KARDIOVASKULAR MAYOR SETELAH DIKONTROL DENGAN VARIABEL LAIN... 56 BAB VI. PEMBAHASAN... 59 6.1 ANALISIS RELIABILITAS... 60 6.2 NILAI MPI SEPTAL DAN MPI LATERAL YANG TINGGI SEBAGAI PREDIKTOR KEJADIAN KARDIOVASKULAR MAYOR SAAT PERAWATAN DI RUMAH SAKIT PADA PASIEN IMA... 62 6.3 KETERBATASAN PENELITIAN... 65 BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN... 66 7.1 SIMPULAN... 66 7.2 SARAN... 66 DAFTAR PUSTAKA... 67

ABSTRAK Latar belakang: Sindrom koroner akut (SKA) merupakan suatu masalah kardiovaskular dan menjadi penyebab utama kematian di dunia. Insiden rerata komunitas dan mortalitas dari STEMI telah menurun dalam decade terakhir, namun meningkat pada kasus NSTEMI. Saat ini, kejadian STEMI sekitar 30%-40% dari presentasi IMA. Mortalitas selama perawatan di rumah sakit sekitar 5%-6% dan mortalitas 1 tahun sekitar 7%-18%. Penyebab kematian pada orang dewasa usia diatas 40 tahun adalah IMA. Sistem stratifikasi IMA yang banyak digunakan saat ini adalah sistem skoring seperti skor TIMI dan skor GRACE. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa iskemia akut akan mempengaruhi fungsi sistolik dan diastolik ventrikel kiri. Ekokardiografi merupakan modalitas dengan pemeriksaan yang mudah untuk dilakukan dan efektif untuk menilai fungsi sistolik dan diastolik. Penelitian ini dilakukan karena belum terdapat studi di Indonesia yang meneliti penurunan fungsi sistolik dan diastolik ventrikel kiri secara global menggunakan metode tissue doppler imaging (TDI) untuk menilai Myocardial Performance Index (MPI) yang tinggi sebagai prediktor kejadian kardiovaskular mayor pada populasi pasien IMA. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan kohort prospektif. Kriteria inklusi yaitu semua penderita IMA pertama kali yang dirawat di UGD dan unit perawatan RSUP Sanglah Denpasar serta bersedia ikut dalam penelitian dengan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi adalah pasien yang telah mengalami kejadian kardiovaskular mayor sebelum dilakukan pemeriksaan ekokardiografi. Sampel ditentukan secara consecutive sampling hingga mencapai jumlah yang direncanakan sebesar 72 pada bulan Maret 2017 sampai Mei 2017.Pengambilan gambar MPI septal dan lateral dilakukan menggunakan ekokardiografi transthorakal menggunakan alat GE Vivid 7 Ultrasound Machine dan GE M3S ultrasound probe. Penelitian ini akan menghasilkan Hazard Ratio (HR) dan kurva survival dari faktor prognostik terhadap kejadian kardiovaskular mayor. Kata Kunci: Sindrom koroner akut, infark miokard, sistolik, diastolik, ekokardiografi, kejadian kardiovaskular mayor, Myocardial Performance Index

ABSTRACT Background: Acute Coronary Syndrome (ACS) is a cardiovascular problem and has become number one lead in mortality worldwide. The mean incident of mortality in STEMI has dwindled in the last decade, but spiking in NSTEMI case. STEMI has brought 30-40% or MI presentation. The cause of death in adult patient above 40 years old is IM. The stratification risk has been widely used including TIMI and GRACE score. In various of research, showed that acute ischemia has direct impact to systolic and diastolic function of left ventricle. Echocardiography is an effective, simple, and non-invasive modality to examine the function of left ventricle. One of method to evaluate systolic and diastolic function globally is by using tissue doppler imaging (TDI) to measure Myocardial Performance Index (MPI) as a predictor of Major Cardiovascular Events in myocardial infarction population. Method: This study is using observational method with prospective cohort design. Inclusion criterias are patient that hospitalized in emergency ward and inpatient ward that voluntarily enrolled in this study by signing the informed consent. Exclusion criterias are patients with history of chronic heart failure or patients that has already with major adverse cardiovascular event before echocardiography is performed. Sample will be determined using consecutive sampling method until the result reach the desired amount, which are 72 patients, between the time period of Maret 2017 to Mei 2017. MPI Septal and lateral data acquisition is done using transthoracic echocardiography procedure on Vivid 7 Ultrasound Machine with GE M3S ultrasound probe. This study will produce Hazard Ratio (HR) and survival curve from prognostic factors of major adverse cardiovascular events. Keywords: acute coronary syndrome, myocardial infarction, systolic, diastolic, major adverse cardiac events, Myocardial Performance Index

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Selama 8 dekade, istilah sindrom koroner akut (SKA) digunakan untuk mendeskripsikan presentasi klinis mengarah pada infark miokard akut (IMA) yang disebabkan karena penyakit jantung iskemik. SKA terdiri dari Unstable Angina Pectoris (UAP) dan infark miokard akut (IMA), untuk membedakan dengan Stable Angina Pectoris. Secara klasifikasi klinis, IMA dibagi menjadi non-st-elevation MI ( NSTEMI) dan ST-elevation MI (STEMI). IMA didefinisikan dengan adanya bukti nekrosis miokard konsisten pada keadaan akut. Nomenklatur terhadap gelombang Q patologis (Q wave MI) dan tanpa gelombang Q sudah tidak dipergunakan lagi, namun demikian gelombang Q merupakan suatu indikasi presentasi dari IMA yang luas. Sebagai tambahan terhadap kategori yang dideskripsikan, IMA bisa dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan proses patologisnya, klinis dan perbedaan prognosis, dan berdasarkan perbedaan strategi terapi. Pada tahun 2009, sekitar 683,000 pasien tercatat di berbagai rumah sakit di Amerika Serikat dengan diagnosis SKA. Insiden rerata komunitas dan mortalitas dari STEMI telah menurun dalam decade terakhir, namun meningkat pada kasus NSTEMI. Saat ini, kejadian STEMI sekitar 30%-40% dari presentasi IMA. Mortalitas selama perawatan di rumah sakit sekitar 5%-6% dan mortalitas 1 tahun sekitar 7%-18%.

Penyebab kematian pada orang dewasa usia diatas 40 tahun adalah IMA. Serangan jantung merenggut nyawa lebih dari 1.500.000 orang setiap tahun di Amerika Serikat. Data yang diperoleh pada register OPERA (Observatoire sur la Prise en charge hospitaliѐre, l Evolution à un an et les caractéristiques de patients présentant un infarctus du myocarde avec ou sans onde Q) menemukan luaran di rumah sakit dan luaran klinis jangka panjang pada pasien NSTEMI dan STEMI adalah tidak berbeda jauh. Definisi universal IMA, yang dikemukakan oleh ESC (European Society of Cardiology) dan ACC (American College of Cardiology), menggabungkan antara STEMI dan NSTEMI menjadi satu entitas klinis (Montalescot dkk., 2007). Morbiditas dan mortalitas pada penderita infark berhubungan dengan berbagai komplikasi yang disebabkan oleh IMA. Komplikasi yang dapat disebabkan oleh infark secara umum dapat diklasifikasikan menjadi disfungsi ventrikel, aritmia, iskemik, inflamasi, dan kejadian embolik. Kejadian kardiovaskular mayor merupakan komplikasi IMA yang berhubungan langsung dengan tingkat harapan hidup pasien (Mullasari dkk., 2011). IMA menimbulkan kerusakan pada fungsi sistolik dan diastolik left ventricle (LV) pada berbagai tingkat mulai dari tingkat sel, adenosine triphosphate adalah substansi yang penting untuk proses kontraksi dan relaksasi. Pada tingkat miokard, disinkroni dari regional wall motion (RWM) mempengaruhi fungsi diastolik LV secara global (aksis kontraksi-relaksasi). Pada tingkat hemodinamik, fungsi sistolik secara tidak langsung mempengaruhi pengisian tekanan LV. Ekokardiografi konvensional yang selama ini menjadi standar rutin untuk menilai estimasi fungsi jantung mengalami beberapa keterbatasan dan cenderung tidak akurat secara signifikan ketika ruang

jantung eliptik diubah menjadi spherical. Di sisi lain, transmitral flow yang menjadi pengukuran rutin untuk evaluasi fungsi diastolik, dipengaruhi dan tergantung oleh umur dan denyut nadi. Melihat dari keterbatasan di atas, muncul hipotesa bahwa pengukuran dengan parameter yang lebih kompleks, mampu untuk memperkirakan fungsi sistolik dan diastolik, yang tidak tergantung pada keterbatasan yang disebut, lebih menguntungkan daripada pengukuran terbatas pada parameter sistolik atau diastolik pada evaluasi fungsi LV secara global pada pasien IMA. Metode pengukuran ini dikenal dengan nama Myocardial Performance Index (MPI) atau disingkat Tei indeks, yang pertama kali dikerjakan tahun 1995 pada pasien kardiomiopati dilatatif dan amyloidosis. Tei index adalah pengukuran indeks interval Doppler yang mampu menilai fungsi sistolik dan diastolik jantung. Pengukuran ini menggunakan pulsed Doppler ekokardiografi dan bisa menggunakan Tissue Doppler Imaging (TDI). Nilai normal dari Tei indeks adalah 0.39± 0.05 untuk LV. Semakin tinggi nilai indeks, maka berkorelasi dengan tingkat patologis dari disfungsi jantung secara keseluruhan (Karatzis dkk., 2009). Pengukuran Tei indeks dengan TDI menunjukkan korelasi dengan fungsi sistolik dan diastolik LV dan merupakan pengukuran yang mudah untuk mengases fungsi LV secara keseluruhan (Su dkk., 2007). Pengukuran MPI dengan TDI juga menunjukkan korelasi yang baik dengan ejeksi fraksi (EF) dan reprodusibilitas yang lebih baik dari pengukuran dengan pulsed Doppler konvensional (Schaefer dkk., 2005). Penelitian ini dilakukan karena belum terdapat studi di Indonesia yang meneliti penurunan fungsi sistolik dan diastolik ventrikel kiri yang diukur dalam pengukuran yang sama sebagai prediktor kejadian kardiovaskular mayor pada populasi pasien IMA sebagai satu entitas klinis (Karatzis dkk., 2009).

Bedasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, perlu dilakukan penelitian mengenai peranan nilai Myocardial Performance Index (MPI) atau Tei indeks yang tinggi sebagai prediktor kejadian kardiovaskular mayor pada pasien IMA selama perawatan di rumah sakit. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan rangkuman konsep diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1 Apakah nilai MPI septal yang tinggi merupakan prediktor kejadian kardiovaskular mayor saat perawatan di rumah sakit pada penderita IMA? 1.2.2 Apakah nilai MPI lateral yang tinggi merupakan prediktor kejadian kardiovaskular mayor saat perawatan di rumah sakit pada penderita IMA? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk membuktikan nilai MPI yang tinggi yang rendah sebagai prediktor kejadian kardiovaskuler mayor pada pasien IMA saat perawatan di rumah sakit.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik / Ilmiah Jika pada penelitian ini terbukti bahwa MPI yang tinggi merupakan prediktor dari kejadian kardiovaskular mayor pada saat perawatan di rumah sakit pada pasien dengan IMA, maka penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah berupa : 1.4.1.1 Sebagai data dasar dan pedoman dalam stratifikasi risiko pasien IMA. 1.4.1.2 Sebagai dasar untuk memperkaya bukti ilmiah mengenai penggunaan MPI sebagai pemeriksaan ekokardiografi yang penting, sederhana, dan mudah untuk prognosis dari pasien IMA. 1.4.2 Manfaat Praktis Memberikan kontribusi berkaitan dengan penggunaan nilai MPI sebagai parameter ekokardiografi yang mudah dan sederhana untuk stratifikasi risiko kejadian kardiovaskular mayor pada pasien IMA.