BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan studi observasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. maternal di Kabupaten Bantul tahun didapatkan hasil sebagai

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin (RB) Amanda yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB IV METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kematian maternal menurut batasan dari The Tenth Revision of The

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

Efektiitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD dr.pirngadi Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya, kesejahteraan anak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian kasus-kontrol, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB IV HASIL PENELITIAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian mengenai hubungan antara jarak kehamilan dengan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

setiap tahun satu tiap 4 menit. Pendahuluan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum merupakan kunci bagi kesehatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

BAB I PENDAHULUAN. minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas

1

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis. 3.2. Waktu dan tempat Penelitian dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP.H. Adam Malik Medan. Penelitian dimulai pada bulan November 2013. 3.3. Subyek Penelitian Seluruh ibu yang melahirkan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan pasien rujukan paska melahirkan ke RSUP. H. Adam Malik Medan. Subjek penelitian adalah ibu yang melahirkan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan pasien rujukan paska melahirkan ke RSUP. H. Adam Malik Medan. Yang diperoleh dari catatan medik RSUP. H. Adam Malik Medan selama periode 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2012. 3.4. Cara Penelitian 3.4.1. Pengumpulan Data Data sekunder diperoleh dari Catatan Rekam Medis RSUP. H. Adam Malik Medan mulai 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2012. 3.4.2. Pengolahan Data Data diolah dengan analisis statistik secara komputerisasi. Analisis data meliputi statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat analisis regresi logistik berganda. Menggunakan program SPSS 18 (bermakna jika nilai p<0,05, CI 95%).

3.5. Batasan Operasional 1. Kematian maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu selama hamil dan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas atau penanganannya dan penyakit yang diderita sebelum atau selama kehamilan. 2. Komplikasi kehamilan adalah komplikasi yang terjadi selama kehamilan terakhir : perdarahan, preeklamsia/ eklamsia, infeksi, ketuban pecah dini dan hipertensi gestasional. 3. Komplikasi persalinan adalah komplikasi yang terjadi selama proses persalinan : perdarahan, partus lama, infeksi,preeklamsia/ eklamsia, syok, kelainan letak yang terjadi menjelang atau pada saat persalinan. 4. Komplikasi nifas adalah komplikasi yang terjadi dalam waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan : infeksi nifas, preeklamsia/ eklamsia, perdarahan pada masa nifas. 5. Usia Ibu adalah usia ibu saat kehamilan terakhir yang diperoleh dari catatan medis. Usia dihitung dalam tahun berdasarkan ulang tahun terakhir. 6. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu. 7. Jarak kehamilan adalah rentang waktu antara kehamilan sebelumnya dengan kehamilan terakhir ( dalam satuan bulan). 8. Riwayat Penyakit Ibu adalah riwayat penyakit yang diderita ibu sebelum atau selama kehamilan terakhir yang akan memberikan pengaruh pada kehamilan atau akan diperberat oleh kehamilan tersebut. 9. Pemeriksaaan antenatal adalah jumlah pemeriksaan ANC yang dilakukan pada ibu selama masa kehamilan. 10. Penolong pertama persalinan adalah orang yang pertama kali memberikan pertolongan pada saat ibu melahirkan. 11. Cara persalinan adalah cara ibu melahirkan pada saat persalinan terakhir, yaitu persalinan spontan atau persalinan dengan tindakan( manual aid, ekstraksi vakum, seksio sesaria). 12. Tempat persalinan adalah tempat dimana ibu hamil melakukan persalinan.

13. Pelaksanaan rujukan saat terjadi komplikasi adalah pemindahan ibu hamil, bersalin atau nifas ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap peralatan, dengan tenaga penolong yang lebih ahli. 14. Pendidikan ibu adalah pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani ibu sampai saat persalinan terakhir. 15. Pekerjaan tetap adalah pekerjaan yang memiliki penghasilan rutin setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 16. Wilayah tempat tinggal adalah wilayah dimana ibu berdomisili, dibedakan menjadi daerah pedesaan dan perkotaan/ibukota kabupaten. 3.5.1. Skala pengukuran Variabel Determinan Jauh Tingkat Pendidikan Pendidikan formal < 9 tahun Pendidikan formal > 9 tahun Pekerjaan suami Pekerjaan tetap Pekerjan tidak tetap/ tidak bekerja Determinan Antara Usia ibu : < 20 tahun atau > 35 tahun 20 35 tahun Paritas Paritas 2 3 Paritas 1 dan >4 Jarak kehamilan < 24 bulan >24 bulan Frekuensi ANC Jumlah kunjungan ANC < 4 kali

Jumlah kunjungan ANC > 4 kali Tempat Tinggal Pedesaan Perkotaan Status rujukan Dirujuk Tidak dirujuk (datang sendiri) Tempat persalinan RSHAM Diluar RSHAM Penolong Pertama Persalinan Dokter Bidan Riwayat Penyakit Sistemik Ibu Ada Tidak ada Determinan Hasil Jenis Persalinan Persalinan dengan tindakan Persalinan Spontan Komplikasi Pada Masa Kehamilan Ada Tidak Ada Komplikasi Pada Masa Persalinan Ada Tidak Ada Komplikasi Pada Masa Nifas Ada Tidak Ada

3.6. Alur Penelitian Data Rekam Medik Sejak 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2012 Faktor Risiko Kematian Maternal (1) Determinan Jauh yang meliputi: pendidikan ibu dan pekerjaan suami (2)Determinan Antara yang meliputi: usia ibu, paritas, tempat tinggal, status rujukan, jumlah kunjungan antenatal care (ANC), jarak kehamilan, penolong persalinan pertama, tempat persalinan dan riwayat penyakit ibu (3) Determinan Hasil yang meliputi: jenis persalinan, komplikasi dalam kehamilan, komplikasi persalinan, dan kompikasi pada masa nifas. Ibu meninggal Ibu hidup Analisis Data BAB IV

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian tentang jumlah kematian maternal serta penyebab kematian maternal di RSUP.H. Adam Malik Medan dengan melakukan pengambilan data rekam medik mulai Januari 2010 Desember 2012 untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kematian maternal yang terjadi di RSUP. H. Adam Malik Medan berdasarkan faktorfaktor yang meliputi determinan jauh, determinan antara dan determinan hasil sebagai faktor risiko terjadinya kematian ibu. Didapatkan sebanyak 681 rekam medik yang lengkap selama 3 tahun (2010-2012), dengan jumlah kematian ibu sebanyak 37 kasus. Kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data univariat, bivariat, dan multivariat dengan menggunakan program computer SPSS 18 ( bermakna jika p< 0,05,CI 95% ). 4.1 Karakteristik Penyebab Kematian Maternal Tabel 4.1 Penyebab kematian maternal Penyebab kematian ibu N % Preeklamsi/eklamsia 20 54.1 Infeksi 7 18.9 Penyakit jantung 6 16.2 Perdarahan 2 5.4 Penyebab lainnya 2 5.4 Total 37 100_ Penyebab kematian terbanyak adalah preeklamsia / eklamsia sebanyak 20 kasus (54,1%), infeksi sebanyak 7 kasus (18,9%), penyakit jantung sebanyak 6 kasus (16,2%), perdarahan sebanyak 2 kasus (5,4%) dan penyebab lainnya 2 kasus (5,4%). Ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

oleh Nasution NH dan Effendi IH di RSUP. H. Adam Malik Medan, dimana penyebab utama kematian maternal adalah preeklamsia/eklamsia. 6,7 Penelitian di RSU. Dr. Mohammad Hoesin Palembang, terdapat 109 kasus kematian maternal (2005 2009), dengan penyebab kematian tertinggi adalah preeklamsia/eklamsia (50%), perdarahan (28%). 20 4.2.Hubungan Determinan Jauh Dengan Kondisi Ibu Bersalin Tabel 4.2. Tabulasi silang antara determinan jauh dengan kondisi ibu bersalin. Determinan jauh Kondisi Ibu Bersalin meninggal hidup jumlah Keterangan Pendidikan formal < 9 tahun 17 (45,9%) 194 (30,1%) 211(30,9%) p=0,04* formal > 9 tahun 20 (54,1%) 450 (69,9%) 470 (69,1%) OR=1,97 Pekerjaan suami Tetap 4 (10,8%) 74 (11,5%) 78 (11,4%) p=1* Tidak 33 (89,2%) 570 (88,5%) 603 (88,6%) OR=1,07 *chi square test Berdasarkan determinan jauh, secara statistik dengan uji Chi-square faktor pendidikan ibu berhubungan secara signifikan dengan hasil dari persalinan (p<0,05) dengan probabiliti lebih tinggi 1,97 kali pada ibu dengan pendidikan formal yang lebih rendah. Dilihat dari faktor pekerjaan suami, persentase hasil persalinan yang meninggal dari pekerjaan suami yang tidak tetap lebih besar daripada yang memiliki pekerjaan tetap namun secara statistik dengan uji Chi-square faktor pekerjaan suami tidak berhubungan secara signifikan dengan hasil dari persalinan (p>0,05). Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Kemenkes RI bahwa kematian maternal sering terjadi pada kelompok miskin, tidak berpendidikan,

tinggal di tempat terpencil, dan mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memperjuangkan kehidupannya sendiri. 11,31 4.3.Hubungan Determinan Antara Dengan Kondisi Ibu Bersalin Tabel 4.3. Tabulasi silang antara determinan antara dengan kondisi ibu bersalin. Determinan Antara Kondisi Ibu Bersalin Meninggal Hidup Jumlah Keterangan Umur Ibu <20 thn&>35 thn 14 (37,8%) 169 (26,2%) 183 (26,8%) p=0,122* 20-35 thn 23 (62,2%) 475 (63,8%) 498 (63,2%) OR= 1,7 Paritas 1 dan >3 24 (64,8%) 354 (54,9%) 378 (55,5%) p=0,239* 2 3 13 (35,2%) 290 (45,1%) 303 (44,5%) OR=1,51 Jarak Hamil <24 bulan 25 (67,5%) 374 (58,1%) 399 (58,6%) p=0,254* >24 bulan 12 (32,5%) 270 (41,9%) 282 (41,4%) OR=1,5 Jumlah ANC <4 kali 17 (45,9%) 234 (36,3%) 251 (36,8%) p= 0,255* 4 kali 20 (54,1%) 410 (63,7%) 430 (63,2%) OR= 1,47 Alamat Ibu Kota 15 (40,5%) 290 (45,0%) 305 (44,8%) p=0,593* Desa 22 (59,5%) 354 (55.0%) 376 (55,2%) OR=0,832 Status Rujukan Dirujuk 21 (56,7%) 74 (11,5%) 95 (13,9%) p = 0,001*

tidak dirujuk 16 (43,3%) 570 (88,5%) 586 (86,1%) OR=10,11 Tempat persalinan RSHAM 31 (83,8%) 641 (99,5%) 672 (98,6%) p = 0,001* Diluar RSHAM 6 (16,2%) 3 (0,5%) 9 (1,4%) OR = 41,35 Penolong pertama persalinan Bidan 1 (2,7%) 3 (0,5%) 4 (0,6%) p = 0,083* Dokter 36 (97,3%) 641 (99,5%) 677 (99,4%) OR= 5,935 Riwayat Penyakit Sistemik Ibu Ada 14 (37,8%) 61 (9,5%) 75 (11%) p = 0,001* Tidak ada 23 (62,2%) 583 (90,5%) 606 (89%) OR = 5,818 *chi square test Berdasarkan determinan antara, persentase ibu yang meninggal pada kelompok umur <20 tahun dan >35 tahun lebih kecil daripada persentase ibu pada kelompok umur 20 35 tahun, namun secara statistik dengan Chi-square faktor umur ibu tidak ada hubungan secara signifikan dengan hasil dari persalinan (p>0,05). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa kematian maternal akan meningkat 4 kali lipat pada ibu yang hamil pada usia 35 39 tahun bila dibanding wanita yang hamil pada usia 20 24 tahun. Usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan melahirkan. Wanita yang melahirkan pada usia 14 tahun mengalami resiko kematian saat melahirkan sebesar 5 sampai 7 kali. Sedangkan wanita yang melahirkan pada usia antara 15 sampai 19 tahun mengalami risiko kematian saat melahirkan sebesar 2 kali lipat. Tingginya

tingkat kematian tersebut disebabkan oleh preeklampsia, perdarahan post partum, sepsis, infeksi HIV dan malaria. 11,13,21 Pada faktor paritas terhadap kematian ibu persentasenya lebih tinggi pada ibu dengan paritas 1 dan >3 namun secara statistik dengan uji Chi-square tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan dengan hasil dari persalinan (p>0,05). Sama halnya yang disebutkan oleh Saifudin bahwa paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 (belum pernah melahirkan/baru melahirkan pertama kali) dan paritas > 4 memiliki angka kematian maternal lebih tinggi. Paritas 1 dan usia muda berisiko karena ibu belum siap secara medis maupun secara mental, sedangkan paritas di atas 4 dan usia tua, secara fisik ibu mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan. 2,11,31 Pada faktor jarak kehamilan terhadap kematian ibu persentasenya lebih tinggi pada ibu dengan jarak kehamilan <24 bulan namun secara statistik dengan uji Chi-square tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan dengan hasil dari persalinan (p>0,05). Jarak antar kehamilan yang kurang dari 2 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian maternal (Kemenkes RI, 2004). Persalinan dengan interval kurang dari 24 bulan merupakan kelompok resiko tinggi untuk perdarahan postpartum, kesakitan, dan kematian ibu (Kemenkes RI, 2004) Faktor jumlah pemeriksaan ANC terhadap kematian ibu persentasenya sedikit lebih rendah pada ibu dengan jumlah ANC <4 kali namun secara statistik dengan uji Chi-square tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan dengan hasil dari persalinan (p>0,05). Demikian juga berdasarkan faktor asal tempat tinggal terhadap kematian ibu menunjukkan bahwa kematian ibu hamil dari desa persentasenya sedikit lebih tinggi dari pada ibu yang dari kota, namun secara statistik dengan uji Chisquare tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan dengan hasil dari persalinan (p>0,05). Bila dilihat dari faktor rujukan, maka persentase ibu yang dari rujukan lebih banyak yang mengalami kematian dibandingkan dengan ibu yang tidak dirujuk dan secara statistik dengan uji Chi-square menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan dengan hasil persalinan (p<0,05). Probabiliti kematian ibu yang dari rujukan lebih besar 10,11 kali dibandingkan dengan yang tidak berasal dari rujukan. Jumlah ANC, tempat tinggal, dan rujukan merupakan beberapa indikator akan akses pelayanan kesehatan. Hal ini menjadi salah satu faktor penentu kesehatan maternal dimana terjangkaunya akses terhadap tempat pelayanan kesehatan, seperti lokasi dimana ibu dapat memperoleh pelayanan kontrasepsi, pemeriksaan antenatal, pelayanan kesehatan primer atau pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia di masyarakat. 2,13 Berdasarkan faktor tempat persalinan, maka persentase ibu yang bersalin di luar RSHAM lebih sedikit yang mengalami kematian dibandingkan dengan ibu yang bersalin di RSHAM dan secara statistik dengan uji Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan hasil persalinan (p<0,05). Probabiliti kematian ibu yang dari rujukan lebih besar 41,36 kali dibandingkan dengan yang berasal dari luar RSHAM. Berdasarkan faktor penolong pertama persalinan antara dokter dan bidan, secara statistik dengan uji Chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan penolong pertama persalinan dengan hasil persalinan (p>0,05). Berdasarkan faktor riwayat penyakit sistemik ibu, maka persentase ibu dengan riwayat penyakit sistemik lebih sedikit yang mengalami kematian dibandingkan dengan ibu yang tidak ada riwayat penyakit sistemik namun secara statistik dengan uji Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan hasil persalinan (p<0,05) serta probabiliti kematian ibu yang dengan riwayat penyakit sistemik lebih besar 5,818 kali dibandingkan dengan yang tidak ada riwayat penyakit sistemik. Hal ini selaras dengan fakta bahwa status kesehatan ibu berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu meliputi status gizi, anemia, penyakit yang diderita ibu, dan riwayat komplikasi pada kehamilan dan persalinan sebelumnya. 32

4.4.Hubungan Determinan Hasil Dengan Kondisi Ibu Bersalin Tabel 4.4. Tabulasi silang antara determinan hasil dengan kondisi ibu bersalin. Determinan Hasil Kondisi Ibu Bersalin Keterangan Meninggal Hidup Jumlah Jenis Persalinan Spontan 7 (18.9%) 268 (41.6%) 275 (40.4%) p=0,006* Dgn Tindakan 30 (81.1%) 376 (58.4%) 406 (59.6%) OR=0,327 Komplikasi Kehamilan Ada 29 (78,4%) 328 (50,9%) 357 (52,4%) p = 0.001* Tidak 8 (21,6%) 316 (49,1%) 324 (47,6%) OR = 3,49 Komplikasi Persalinan Ada 8 (21,6%) 141 (21,9%) 149 (21,9%) p = 0,969* Tidak 29 (78,4%) 503 (78,1%) 532 (78,1%) OR=0,984 Komplikasi nifas Ada 30 (81,1%) 4 (0,6%) 34 (5%) p = 0,0001* Tidak 7 (18,9%) 640 (99,4%) 647 (95%) OR = 685,71 *chi square test Berdasarkan determinan hasil, persentase ibu yang meninggal pada kelompok dengan persalinan dengan tindakan lebih besar daripada persentase ibu pada kelompok yang partus spontan, dan secara statistik dengan uji Chisquare faktor jenis persalinan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan hasil dari persalinan (p<0,05). Probabiliti kematian ibu dengan partus spontan sebesar 0,327 kali dibandingkan dengan jenis persalinan dengan tindakan.

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase ibu yang meninggal pada kelompok dengan komplikasi kehamilan lebih besar daripada persentase ibu pada kelompok yang tidak ada komplikasi kehamilan, dan secara statistik dengan uji Chi-square faktor komplikasi kehamilan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan hasil dari persalinan (p<0,05). Probabiliti kematian ibu dengan adanya komplikasi kehamilan lebih besar 3,49 kali dibandingkan dengan yang tidak ada komplikasi kehamilan. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian bahwa komplikasi kehamilan merupakan penyebab langsung kematian maternal. Komplikasi kehamilan yang sering terjadi yaitu perdarahan, preeklamsia/ eklamsia, dan infeksi. 14,15,26,27,28,29 Bila ditinjau dari faktor komplikasi persalinan, persentase ibu yang meninggal pada kelompok dengan tidak ada komplikasi persalinan relative lebih besar daripada yang ada komplikasi persalinan, namun secara statistik dengan uji Chi-square faktor komplikasi persalinan menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan dengan hasil dari persalinan (p>0,05). Berbeda dengan faktor komplikasi nifas, menunjukkan bahwa persentase ibu yang meninggal lebih besar pada kelompok dengan adanya komplikasi nifas dan secara statistik dengan uji Chi-square faktor komplikasi nifas menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan hasil dari persalinan (p<0,05). Probability kematian ibu dengan adanya komplikasi nifas lebih besar 685,71 kali dibandingkan dengan yang tidak ada komplikasi nifas. Hal ini sesuai bahwa komplikasi yang timbul pada persalinan dan masa nifas merupakan penyebab langsung kematian maternal. Komplikasi yang terjadi menjelang persalinan, sesaat dan setelah persalinan terutama adalah perdarahan, partus macet atau partus lama dan infeksi akibat trauma pada persalinan.,14,15,30

ANALISIS MULTIVARIAT Analisis multivariat dalam penlitian ini menggunakan uji regresi logistik berganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk mengalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotom atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik berganda metode Enter adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,25 pada analisis bivariatnya. 4.5. Pengaruh Determinan Jauh, Antara, dan Hasil Terhadap Kematian Ibu. Tabel 4.5 Pengaruh determinan jauh, antara dan hasil terhadap kematian ibu. B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Pendidikan 1,126,827 1,854 1,173 3,083 Paritas,023,249,008 1,927 1,023 Umur 1,442,825 3,050 1,081 4,227 Tempatpersalinan(1) -19,045 16481,909,000 1,999,000 Pnlongpertamapersalinan(1) 19,272 16481,909,000 1,999 2,343E8 Statusdirujukatautidak(1) -,846,773 1,199 1,274,429 Peny_Sistemik 3,815,901 17,919 1,000 45,361 Klp_jenispersalinan,714,777,846 1,358 2,043 KomplikasiKehamilan(1) -2,310,843 7,514 1,006,099 Komplikasinifas(1) -7,515 1,119 45,113 1,000,001 Constant -5,497 2,984 3,393 1,065,004 *Uji regresi logistik berganda Berdasarkan analisis bivariat diketahui dari kesepuluh faktor berdasarkan determinan jauh, antara, dan hasil yaitu pendidikan ibu, paritas, umur ibu, status rujukan, tempat persalinan, penolong pertama persalinan, riwayat penyakit sistemik pada ibu, jenis persalinan, komplikasi kehamilan, dan komplikasi nifas mempunyai nilai p<0,25, sehingga kesepuluh faktor tersebut dimasukkan kedalam model regresi logistik berganda.

Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square 1 81,186 a,261,759 Tabel 4.6 Faktor ibu yang paling berpengaruh terhadap kematian ibu B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Komplikasi Kehamilan -2,008,751 7,158 1,007,134 Komplikasi nifas -7,199,867 68,896 1,000,001 Peny. Sistemik 3,148,784 16,119 1,000 23,280 Constant,502 1,223,169 1,681 1,653 *Uji regresi logistik berganda Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda diperoleh faktor riwayat penyakit sistemik pada ibu, komplikasi kehamilan, dan komplikasi nifas paling berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu dengan nilai p<0,05. Variabel komplikasi kehamilan mempunyai nilai koefisien regresi -2,008, dengan nilai p=0,007 dan nilai Exp(B) =0,134, berarti ibu hamil dengan ada komplikasi kehamilan mempunyai kemungkinan untuk meninggal 0,134 kali dibandingkan dengan ibu hamil dengan tidak ada komplikasi kehamilan. Variabel komplikasi nifas mempunyai nilai koefisien regresi -7,199, dengan nilai p=0,001 dan nilai Exp(B) =0,001, berarti ibu hamil dengan ada komplikasi nifas mempunyai kemungkinan untuk meninggal 0,001 kali dibandingkan dengan ibu hamil dengan tidak ada komplikasi nifas. Variabel penyakit sistemik yang diderita ibu mempunyai nilai koefisien regresi 3,148 dengan nilai p= 0,0001 dan nilai Exp(B) =23,28, berarti ibu hamil dengan ada penyakit sistemik mempunyai kemungkinan untuk meninggal lebih besar yaitu 23,28 kali dibandingkan dengan ibu hamil dengan tidak ada penyakit sistemik. Berdasarkan koefisien Nagelkerke R Square diperoleh bahwa komplikasi kehamilan, komplikasi nifas, dan penyakit sistemik mempunyai pengaruh sebesar 75,9% terhadap kejadian meninggalnya ibu hamil dan sisanya 24,1% dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan nilai koefisien regresi (β) masing-masing variabel yang berpengaruh signifikan dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 Y = 0,502-2,008 (X1) -7,199 (X 2 ) + 3,148 (X 3 ) Y = Kematian ibu X1 = Komplikasi kehamilan X2 = Komplikasi Nifas X3 = Penyakit sistemik

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil pengumpulan data secara retrospektif didapatkan 681 pasien obstetri dari Januari 2010 - Desember 2012 di RSUP. H. Adam Malik Medan. Setelah dilakukan analisa statistik didapatkan faktor yang mempunyai hubungan dengan kematian maternal adalah: 1. Faktor determinan jauh yang bermakna terhadap kematian ibu adalah pendidikan formal. 2. Faktor determinan antara yang bermakna terhadap kematian ibu adalah status rujukan, tempat persalinan, dan riwayat penyakit sistemik. 3. Faktor determinan hasil yang bermakna terhadap kematian ibu adalah jenis persalinan, komplikasi kehamilan, dan komplikasi nifas. 4. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kematian ibu adalah faktor penyakit sistemik pada ibu, faktor komplikasi kehamilan, dan komplikasi nifas. 5.2. Saran 1. Untuk menurunkan angka kematian ibu sebaiknya ibu hamil dengan penyakit sistemik harus dikendalikan terlebih dahulu penyakitnya sebelum melaksanakan persalinan. 2. Pelaporan dan pencatatan rekam medis yang lebih lengkap dan baik agar data penelitian selanjutnya mendapatkan rekam medis yang lengkap. 3. Penanganan yang tepat selama persalinan untuk meminimalkan komplikasi akan berpengaruh signifikan terhadap penurunan angka kematian ibu.