GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

Transkripsi

1 GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014 OLEH : DEBY MEITIA SANDY Dosen Tetap Pada Program Studi KebidananSTIK Bina Husada Palembang debymeitiasandy@yahoo.com Abstrak Abortus merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang paling sering terjadi dalam kehamilan khususnya pada trimester pertama, di Indonesia sekitar 15-20% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Berdasarkan data dari rekam medik Rumah Sakit Muhamadiyah Palembang pada Tahun 2012 kasus abortus inkomplit sebanyak 101 kasus (12,4%) dari 809 ibu hamil. Tahun 2013 tercatat jumlah kasus abortus inkomplit sebanyak 98 kasus (11,1%) dari 887 ibu hamil. Tahun 2014 dari januari-juni tercatat jumlah kasus abortus inkomplit sebanyak 52 kasus (8,8%) dari 592 ibu hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran umur dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus inkomplit Tahun 2014.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif.populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit pada status rekam medik Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang bulan januari-juni Tahun Besar populasi yang sama dengan besarnya sampel adalah 52 kejadian. Data umur dan paritas pada ibu hamil dikumpulkan, dianalisis dan disajikan secara tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Muhamadiyah Palembang Tahun 2014 ditemukan ibu hamil dengan abortus inkomplit sebanyak 52 orang. Umur ibu yang mengalami abortus inkomplit lebih banyak pada umur resiko rendah sebanyak 31 responden (59,6%) dan umur resiko tinggi sebanyak 21 responden (40,4%), responden paritas ibu yang mengalami abortus inkomplit lebih banyak pada paritas resiko rendah sebanyak 28 responden (53,8%) dan paritas resiko tinggi sebanyak 24 responden (46,2%). Karena masih tingginya angka kejadian abortus inkomplit di Rumah Sakit Muhamadiyah Palembang di harapkan pada ibu hamil agar untuk bisa lebih aktif memeriksakan kehamilannya dan bertanya tentang kehamilannya agar meningkatkan informasi ibu dan mencegah terjadinya kehamilan dengan resiko terjadinya abortus inkomplit. Kata kunci :Umur, Paritas dan Abortus Inkomplit 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Data dari WHO ( world Health Organization) Target AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia pada tahun 2014 adalah 102 kematian per kelahiran hidup. Sementara itu pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) berjumlah 359 per kelahiran hidup.meningkat tajam dibanding 2007 yaitu 228 per kelahiran hidup.melengkapi hal tersebut, data dari laporan daerah yang diterima Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah sebanyak 5019 orang. Di Indonesia diperkirakan sekitar 2-2,5% juga mengalami keguguran setiap Gambaran Umur Dan Paritas Ibu Hamil Dengan Kejadian Abortus Inkomplit... Deby Meitia Sandy 163

2 Jurnal Harapan Bangsa Vol. 1 No. 2, Desember 2014 tahun. Padahal target Indonesia untuk AKI dalam Millenium Development Goal's (MDG s) 2015 berkisar 102 per kelahiran hidup. Target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu AKI harus dapat diturunkan menjadi 102/ kelahiran hidup.menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan sebanyak 28%. Sebab lain, yaitu preeklampsi dan eklampsia sebanyak 24%, infeksi sebanyak 11%, partus lama sebanyak 5%, dan abortus sebanyak 5%. Jumlah kematian ibu tahun 2010 di Kota palembang sebanyak 131 orang pada tahun 2011 dikota palembang sebanyak 120 orang pada tahun 2012 sebanyak 149 orang. Hingga juni 2013 angka kematian ibu mencapai 56 orang.penyebab kematian ibu diantaranya disebabkan oleh perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, jantung, sesak nafas dan selebihnya disebabkan faktor lainnya termasuk abortus. Abortus merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang paling sering terjadi dalam kehamilan khusunya pada trimester pertama.abortus umumnya ditandai dengan perdarahan yang biasanya sedikit, namun lama kelamaan perdarahan menjadi cukup banyak seperti haid dan keadaan ini merupakan salah satu kegawatdaruratan pada ibu hamil di trimester pertama yang tidak hanya mengancam janin namun juga ikut serta menambah angka kematian ibu. Berdasarkan data dari rekam medik Rumah Sakit Muhamadiyah Palembang tercatat pada tahun 2012 tercatat jumlah kasus abortus inkomplit sebanyak 101 kasus (12,4%) dari 809 ibu hamil. Tahun 2013 dari tercatat jumlah kasus abortus inkomplit sebanyak 98 kasus (11,1%) dari 887 ibu hamil. Tahun 2014 dari bulan Januari-Juni berjumlah 52 kasus (8,8 %) dari 592 ibu hamil [6]. Dari data diatas maka penulis mengambil judul Gambaran umur dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus inkomplit di rumah sakit muhammadiyah Palembang tahun Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas didapatkan bahwa abortus inkomplit merupakan salah satu komplikasi dalam kehamilan, dan dari hasil penelitian diatas bahwa angka kejadian abortus inkomplit pada januari-juni tahun 2014 di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang mengalami penurunan sehingga peneliti tertarik mengambil judul Gambaran Umur dan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya gambaran umur dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus inkomplit tahun Tujuan Khusus a. Diketahuinya distribusi frekuensi umur pada ibu hamil dengan kejadian abortus inkomplit tahun 2014 b. Diketahuinya distribusi frekuensi paritas pada ibu hamil dengan kejadian abortus inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat menjadi diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan sumbangan saran bagi tenaga kesehatan (bidan) untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu hamil dengan abortus inkomplit. 2 Metode Penelitian 2.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif. 2.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit pada status rekam medik Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Januari-juni Tahun 2014 berjumlah 52 orang. Teknik Pengambilan Sampel yang digunakan adalah total populasi, yaitu semua ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit pada status rekam medik Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 berjumlah 52 orang. 2.3 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang bertempat di Jalan Ahmad Yani No 13 Ulu Kota Palembang, dan waktu penelitian tanggal 6-10 Oktober Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Ibu hamil/pasien yang 1 Abortus didiagnosa oleh Dokter Inkomplit mengalami abortus inkomplit yang tertera di rekam medik Lamanya hidup seorang ibu 2 Umur berdasarkan ulang tahun terakhir yang tertera di rekam medik 164 Gambaran Umur Dan Paritas Ibu Hamil Dengan Kejadian Abortus Inkomplit... Deby Meitia Sandy

3 3 Paritas Jumlah anak yang hidup atau mati yang dilahirkan oleh ibu yang tertera di rekam medik Dari tabel diatas, dapat dilihat dari 52 responden di dapatkan hasil bahwa umur resiko tinggi sebanyak 21 orang (40,4%) dan kelompok umur resiko rendah sebanyak 31 orang (59,6%). 2.5 Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah checklist atau registrasiibu hamil/pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang januari-juni tahun Sumber (Jenis Data) Sumber (jenis) data dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data yang didapat dari register pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Bulan Januari-Juni tahun Pengolahan Data Empat tahap pengolahan data yang dilakukan adalah: 1. Editing, yakni kegiatan untuk melakukan pengecekan pada register, apakah telah lengkap terisi sebagaimana variabel yang akan diteliti. 2. Coding, yakni kegiatan merubah huruf menjadi data berbentuk angka, sesuai kategori dari masing-masing variabel. 3. Processing, yakni kegiatan memproses data yang telah di-coding, di-entry sehingga dapat dianalisis melalui komputerisasi. 4. Cleaning, yakni kegiatan pengecekan kembali data yang telah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. 2.8 Teknik Analisis data Data dianalisis dengan analisis univariat, yakni Analisis distribusi frekuansi yang di lakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitan dengan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel, kemudian hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel. 3 Hasil dan Pembahasan 3.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan Umur Ibu Hamil dengan Abortus Inkomplit, Setelah dilakukan pengolahan data maka didapatkan tabel sbb: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 No Umur Frekuensi Persentase (%) 1 Resiko Tinggi 21 40,4 2 Resiko Rendah 31 59, Distribusi Frekuensi berdasarkan Paritas Ibu Hamil dengan Abortus Inkomplit, Setelah dilakukan pengolahan data maka didapatkan tabel sbb: Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu Hamil dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 No Paritas Frekuensi Persentase (%) 1 Resiko Tinggi 24 46,2 2 Resiko Rendah 28 53, Dari tabel diatas, dapat dilihat dari 52 responden di dapatkan hasil bahwa paritas resiko tinggi sebanyak 24 orang (46,2%) dan paritas resiko rendah sebanyak 28 orang (53,8%). 3.2 Pembahasan Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil dengan Abortus Inkomplit Berdasarkan hasil analisa univariat di dapatkan bahwa dari 52 responden di dapatkan hasil bahwa umur resiko tinggi sebanyak 21 orang (40,4%) dan kelompok umur resiko rendah sebanyak 31 orang (59,6%). Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur tahun. Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun dapat menyebabkan abortus karena pada kehamilan di umur kurang dari 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang, belum siap menjadi ibu atau tidak menginginkan kehamilannya sehingga mudah mengalami guncangan yang menyebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya dan umur lebih dari 35 tahun merupakan kehamilan dengan persalinan beresiko. Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Dewi pada tahun 2010 di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang menyatakan dari 72 responden terdapat kelompok pada umur resiko rendah sebanyak 64 responden (88,9 %) sedangkan umur ibu dengan resiko tinggi sebanyak 8 responden (11,1%). Berdasarkan hasil penelitian menurut pendapat peneliti didapatkan bahwa umur resiko rendah lebih tinggi dari resiko tinggi hal ini tidak Gambaran Umur Dan Paritas Ibu Hamil Dengan Kejadian Abortus Inkomplit... Deby Meitia Sandy 165

4 Jurnal Harapan Bangsa Vol. 1 No. 2, Desember 2014 sejalan dengan teori karena usia ibu akan mempengaruhi pengalaman, perilaku dan psikis dalam menerima kehamilan, hal ini akan menentukan bagaimana sikap seorang ibu dalam mempersiapkan dan menghadapi kehamilannya, beberapa faktor yang berpengaruh terjadinya abortus pada wanita yang tergolong umur beresiko rendah satunya adalah status gizi, sosial ekonomi yang rendah, dan pekerjaan yang membuat ibu beraktivitas berlebihan Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu Hamil dengan Abortus Inkomplit Berdasarkan hasil univariat di dapatkan bahwa dari 52 responden di dapatkan hasil bahwa paritas resiko tinggi sebanyak 24 orang (46,2%) dan paritas resiko rendah sebanyak 28 orang (53,8%). Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.paritas 2-3 biasanya paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas lebih tinggi kematian maternal.resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetric lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ismarini pada tahun 2013 di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang menyatakan dari 72 responden terdapat kelompok paritas ibu resiko rendah sebanyak 41 responden (56,9%) sedangkan paritas ibu dengan resiko tinggi sebanyak 31 responden (43,1%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa paritas resiko rendah lebih tinggi dari paritas resiko tinggi hal ini tidak sejalan dengan teori karena salah satu faktor resiko ibu terjadinya abortus inkomplit dapat di lihat dari riwayat abortus sebelumnya, jika ibu memiliki riwayat abortus maka kemungkinan akan terjadi lagi, karena alat resproduksi tidak cukup kuat untuk mempertahankan hasil konsepsi ketika seorang ibu mengalami trauma ataupun keadaan yang mengancam kandungannya. Maka diperlukan upaya kerjasama dengan pihak terkait seperti tenaga kesehatan untuk dapat meningkatkan pelayanan kebidanan bagi ibu hamil dan memberi upaya preventif terhadap faktor-faktor risiko terjadinya abortus inkomplit. 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dari hasil penelitian terhadap 52 sampel ibu hamil dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Bulan Januari-Juni Tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa : 1. Responden umur ibu yang mengalami abortus inkomplit lebih banyak pada umur resiko rendah sebanyak 31 responden (59,6%). 2. Responden paritas ibu yang mengalami abortus inkomplit lebih banyak pada paritas resiko rendah sebanyak 28 responden (53,8%). 4.2 Saran Diharapkan pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang agar lebih dapat meningkatkan pelayanan ANC dan penyuluhan tentang abortus inkomplit kepada masyarakat khususnya pada wanita hamil dengan tujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya abortus inkomplit, sehingga angka kejadian abortus inkomplit dapat berkurang. DAFTAR PUSTAKA WHO 2014.Diunduh dari diakses tanggal 09/2/2014.Pukul WIB. Diunduh dari diakses tanggal 17/1/2014. Pukul WIB Kompas,2014 ( 552/ /763/angka-kematian-ibu- tinggi-bkkbn-serukan-4-jangan-dan-3- terlambat diakses tanggal 14 des 2014). Diunduh dari http//m.palembangpos.com diakses pada tanggal 19/1/2014 Prawirohardjo sarwono. Ilmu Kebidanan.Jakarta : p.t. bina pustaka sarwono prawirohardjo.2012 Muhamadiyah, RS Rekam medik Rumah Sakit Muhamadiyah Palembang Sibagariang, Eva Ellya. Buku Saku Metodologi Penelitian untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media Gambaran Umur Dan Paritas Ibu Hamil Dengan Kejadian Abortus Inkomplit... Deby Meitia Sandy

5 Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk.ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta : EGC.2010 Dewi, Ayu Devita Citra. KTI tentang Gambaran Karakteristik Ibu dengan Abortus Inkomplit Tahun Palembang: Akademi Kebidanan STIK Bina Husada Wiknjosastro H, Saifuddin A.B dan Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Ismarini Dinia, KTI Tentang Karakteristik Kejadian Abortus Inkomplit pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun Palembang: Akademi Kebidanan Siti Khadijah Gambaran Umur Dan Paritas Ibu Hamil Dengan Kejadian Abortus Inkomplit... Deby Meitia Sandy 167