BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus didefinisikan sebagai fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas. Kasus itu dapat berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat pula keputusan, kebijakan, proses, atau suatu peristiwa khusus tertentu (Punch, 1998 dalam Poerwandari, 2005). Adapun kasus yang akan peneliti teliti adalah kasus bagaimana aktualisasi diri pada penderita hemofilia (studi pada penderita hemofilia x di kota Padang). Menurut Sugiyono (2011:15), bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) mengatakan penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Sejalan dengan pendapat tersebut Denzin dan Linclon (dalam Moleong, 2010:5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan menafsirkan fenomena yang terjadi dan 1
2 dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yaitu wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen. B. Unit Analisis Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah aktualisasi diri pada penderita hemofilia (studi pada penderita hemofilia x di kota Padang). Aktualisasi diri yang dimaksud disini adalah kemampuan atau kebutuhan seseorang untuk mengembangkan kreatifitas dan potensi yang ada dalam dirinya. C. Subjek Penelitian Subjek atau informan penelitian diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hal ini dilakukan karena orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita inginkan dan diharapkan (Sugiyono, 2011:219). Jumlah subjek yang akan di teliti dengan judul Aktualisasi Diri Pada Penderita Hemofilia (Studi Pada Penderita Hemofilia X di Kota Padang) yaitu sebanyak satu orang. Informannya yaitu adik subjek dan teman dekat subjek. D. Jumlah Subjek Penelitian Bila dilihat dari sumber datanya peneliti membagi dua subjek dalam penelitian ini, yaitu subjek primer dan subjek sekunder. 1. Subjek Primer Subjek primer adalah subjek yang langsung memberikan informasi kepada peneliti. Subjek yang direncanakan dalam penelitian ini adalah sebanyak empat
3 orang, tetapi dengan berbagai pertimbangan hanya satu orang subjek yang dapat mewakili penderita hemofilia. Pertimbangan pembatasan subjek ini didasarkan kepada keterbatasan sendiri baik waktu, biaya maupun kemampuan peneliti sendiri. Adapun satu orang tersebut adalah berprofesi sabagai pegawai wiraswasta. 2. Subjek sekunder Subjek sekunder adalah informan yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya lewat orang lain. Maka dari itu peneliti memerlukan data tambahan dari informan lain untuk memperkuat hasil penelitian yang akan diteliti. Berhubung dengan itu peneliti mengambil subjek sekunder sebanyak tiga orang. Adapun subjek sekunder adalah satu adik dari subjek primer dan dua orang teman dekat dari subjek primer. Maka dari itu total jumlah subjek penelitian yang peneliti ambil sebanyak empat orang. E. Lokasi Penelitian Penelitian ini sebagian besar dilakukan di kota Padang dan beberapa bagian dilakukan di Kota Pariaman dan di kampung halaman subjek yaitu di nagari Durian Dangka kecamatan V Koto Kampung Dalam kabupaten Padang Pariaman. Tempat ini dipilih dengan alasan karena terdapat kemudahan peneliti dalam menemukan subjek dan mengakses informasi. F. Teknik Penggalian Data Menurut Poerwandari (2005:124) metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan serta sifat objek yang diteliti. Metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif
4 antara lain: wawancara, observasi, analisa terhadap karya (tulis, film dan karya lain), analisa dokumen, analisa catatan pribadi, studi kasus, dan, riwayat hidup. Lofland (dalam Moleong, 2010:157) menjelaskan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan foto. Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif dikumpulkan oleh peneliti sendiri secara pribadi. Tidak menggunakan angket atau tes yang telah disusun terlebih dahulu, dalam suatu penelitian data merupakan hal yang penting, maka untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. 1. Wawancara Wawancara menurut Moleong (2010:186) merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (penulis) mengajukan pertanyaan terhadap terwawancara (informan) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Terkait dengan penelitian ini data yang diperoleh melalui wawancara adalah untuk mendapatkan data secara mendalam mengenai penyakit hemofilia pada subjek, faktor penyebab terjadinya penyakit hemofilia, dan jenis-jenisnya serta aktualisasi diri pada penderita hemofilia tersebut. Poerwandari (2005:127), mendefinisikan wawancara sebagai percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tetentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan
5 tentang makna-makna subjektif dan sosial yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2010:188-189) mengungkapkan wawancara terbagi menjadi empat yaitu, wawancara oleh tim atau panel, wawancara tertutup dan terbuka, wawancara riwayat secara lisan, wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara yang peneliti pilih dalam penelitian ini yaitu wawancara terbuka, yaitu subjek mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara tersebut. Proses wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan guideline wawancara agar dalam melakukan teknik wawancara peneliti bisa melihat daftar pertanyaan yang telah peneliti susun. Peneliti melakukan wawancara terhadap penderita hemofilia di Kota Padang dan orang terdekat penderita hemofilia yaitu adik penderita hemofilia dan teman dekat penderita hemofilia. Alat yang digunakan dalam proses wawancara ialah sebuah aplikasi recorder (perekam suara) dalam smartphone, dengan demikian semua wawancara dan percakapan dapat di simpan dan di dengarkan berkali-kali. 2. Observasi Menurut Poerwandari (2005:116-118) observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Tujuan observasi ialah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktifitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktifitas dan makna kejadian dilihat
6 dari prespektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang dialami tersebut. Deskripsi harus akurat dan faktual tanpa harus dipenuhi berbagai catatan yang tidak relevan. Patton (dalam Poerwandari, 2005:119) juga mengatakan data hasil observasi menjadi data penting karena peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks mana hal yang diteliti ada atau terjadi. Selanjutnya observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. Ni matuzahroh dan Prasetyaningrum (2014:13-18) mengatakan observasi terbagi menjadi lima jenis, yaitu observasi systematic vs unsystematic, observasi eksperimental vs natural, observasi partisipan vs nonpartisipan, observasi unobtrusive vs obtrusive, dan observasi formal vs informal. Menurut Borden & Abbott (dalam Ni matuzahroh & Prasetyaningrum, 2014:15) observasi yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, yaitu observasi dimana peneliti terlibat aktif dengan kegiatan yang sedang diamati dan mencatat perilaku yang muncul pada saat itu Metode pengumpulan data yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah dengan anecdotal record, yaitu pencacatan terhadap respon verbal atau perilaku yang bisa dilakukan setiap saat ketika diperlukan (Rahayu & Ardani dalam Ni matuzahroh & Prasetyaningrum, 2014:56). Teknik observasi atau pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penderita hemofilia dapat mengaktualisasikan dirinya. Peneliti melakukan observasi pada penderita
7 hemofilia di kota Padang sebanyak satu orang. Adapun data yang diperoleh adalah bagaimana aktualisasi diri pada penderita hemofilia (studi pada penderita hemofilia x di kota Padang). 3. Dokumen Basrowi & Suwandi (2008:158-160) menjelaskan bahwa metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Penyusunan dari pencatatan dokumen perlu dilakukan, supaya data dari sesuatu sumber atau dokumen bisa dikumpulkan secara terseleksi sesuai dengan keperluan penelitian bersangkutan. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dokumen biasanya dibagi atas dokumen pribadi dan resmi. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk mengukur, menafsirkan bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2010:217). Dokumen yang akan peneliti pilih dalam penelitian ini adalah seluruh dokumen yang dimiliki oleh subjek penelitian tentang Aktualisasi Diri Pada Penderita Hemofilia Di Kota Padang (Studi Pada Penderita Hemofilia X di Kota Padang), seperti kartu kontrol rumah sakit, kartu keanggotaan komunitas, SK organisasi, dan lain-lain. Teknik pengumpulan dokumen pada penelitian ini dilakukan agar hasil penelitian yang telah peneliti dapatkan melalui observasi dan wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya.
8 G. Teknik Pengorganisasian dan Analisis Data Menurut Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2010:248) analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain. Dasar analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis tematik (thematic analysis). Alasan peneliti menggunakan analisis tematik adalah untuk menemukan pola atau tema terkait dengan fokus penelitian peneliti, yang datanya telah diperoleh melalui observasi dan wawancara. Analisis tematik merupakan proses pengkodean informasi yang menghasilkan tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang terkait berdasarkan fenomena yang diteliti (Poerwandari, 2005:152). Menurut Poerwandari (2005:147-168) terdapat beberapa tahapan dalam menganalisis data kualitatif, yaitu: 1. Organisasi Data Pengolahan dan analisis data sesungguhnya dimulai dengan mengorganisasikan data, data kualitatif sangat beragam dan banyak. Peneliti berkewajiban untuk mengorganisasikan datanya dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin. Hal-hal yang penting untuk disimpan dan diorganisasikan, yaitu data mentah (catatan lapangan kaset hasil lapangan), data yang sudah diproses sebahagiannya (transkip wawancara, catatan penelitian), data yang sudah
9 ditandai atau dibumbuhi kode-kode spesifik, analisis (dokumentasi atau langkahlangkah dalam proses penelitian). 2. Koding dan Analisis Koding dimaksudkan untuk mengorganisasikan data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran mengenai fenomena penelitian secara praktis dan efektif. Langkah awal koding dapat dilakukan, yaitu menyusun transkip verbatim kata demi kata dan memberikan nama untuk masingmasing berkas dengan kode-kode tertentu. 3. Tahap Interpretasi Peneliti harus melakukan interpretasi awal terhadap setiap kategori data. Hasil interpretasi awal ini dapat kembali mengumpulkan data dan melakukan kembali proses dari satu sampai dengan tiga. Hal ini merupakan keunikan dari pendekatan kualitatif, yang selalu terjadi proses bolak balik dari pengumpulan data, dan proses interpretasi atau analisis. Interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif menandai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasikan data melalui prespektif tersebut. Menulis hasil akhir berupa kesimpulan yang berisi fakta-fakta yang telah diperoleh setelah melakukan penelitian. H. Uji Keabsahan Data Penelitian Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2014:363). Uji keabsahan data dalam penelitian
10 kualitatif meliputi, perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dan triangulasi. Kredibilitas yang akan peneliti pakai untuk menguji keabsahan data penelitian tentang Aktualisasi Diri Pada Penderita Hemofilia (Studi Pada Penderita Hemofilia X di Kota Padang) adalah dengan cara triangulasi yang terbagi menjadi tiga (Sugiyono, 2014:372), yaitu: 1. Triangulasi Sumber Hal ini untuk mengambil data digunakan observasi dan wawancara, untuk mengetahui bagaimana aktualisasi diri pada penderita hemofilia (studi pada penderita hemofilia x di kota Padang). Maka pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh dilakukan wawancara dan observasi terhadap orang-orang yang bersangkutan. Hasil observasi dan wawancara yang telah didapatkan akan di gambarkan dan dikategorikan mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan spesifik dari sumber tersebut. Sumber dalam penelitian ini yaitu penderita hemofilia, adik subjek dan teman dekat subjek. 2. Triangulasi Teknik Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari wawancara, lalu dicek dengan observasi, melihat apakah hasil dari wawancara sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan. 3. Triangulasi Waktu Melakukan pengecekan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Jika hasil uji dilakukan menghasilkan data yang
11 berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.