BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hutan merupakan suatu kawasan atau wilayah yang mendukung kehidupan dari berbagai jenis makhluk hidup termasuk manusia.hutan bukanlah tempat tinggaldari satu jenis makhluk hidup saja, melainkan tempat tinggal berbagai makhluk hidup yang beranekaragam jenisnya, baik itu makhluk hidup yang berukuran besar ataupun kecil (Arief. 2001 : 11). Menurut Hendarti (2008:58) hutan dapat diartikan sebagai suatu ekosistem yang tersusun atas berbagai komponen yang saling ketergantungan dan saling mempengaruhi, sehingga tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Hutan yang masih terjaga kealamiannya memiliki komponen-komponen ekosistem yang beragam serta bervariasi.komponen dari suatu ekosistem tersebut terdiri atas komponen abiotik (meliputi: air, tanah, udara, cahaya, suhu, danlainnya) serta komponen biotik (meliputi: produsen, konsumen, dan dekomposer). Salah satu komponen yang memiliki peranan penting dihutan belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik adalah dekomposer, contohnya jamur. Hutan Harapan Rainforest merupakan salah satu paru-paru dunia yang terletak di 2 Provinsi yaitu: Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Hutan tropis dataran rendah seluas hampir 100 ribu ha ini namanya sudah cukup dikenal, baik di dalam maupun luar negeri.
Hutan harapan saat ini sedang menjalani program pemulihan untuk dikembalikan menjadi hutan alam atau dikenal juga sebagai Restorasi Ekosistem. Bila restorasi hutan harapan berhasil, maka Hutan Harapan akan menjadi model positif yang dapat dikembangkan dalam pengelolaan hutan alam di Indonesia dan dunia. Keberhasilan restorasi Hutan Harapan juga akan memperbaiki citra Indonesia di mata Internasional, yang saat ini reputasinya dikenal sebagai salah satu negeri dengan laju kehancuran hutan tercepat di dunia. Hutan Harapan juga dikenal sebagai ikon Jambi dalam pemulihan hutan dan perlindungan ekosistem serta penyelamatan spesies langka. Proyek Restorasi Ekosistem (RE) pertama ini merupakan peluang bagi Jambi dan Indonesia secara umum untuk mengangkat citra dalam penyelamatan dan perlindungan hutan. Proyek RE ini merupakan proyek pertama di Indonesia yang berlokasi di Jambi dan Sumatera Selatan. Hutan Harapan adalah hutan dataran rendah terakhir yang masih tersisa di Pulau Sumatera. Program restorasi Hutan Harapan merupakan inovasi pengelolaan hutan di Indonesia dan juga menjadi inspirasi di 19 negara di dunia. Hutan Harapan sudah menjadi tempat di mana suku asli bisa hidup damai di dalamnya dan memanfaatkan hasil hutan non-kayu, sambil tetap menjaga dan mempertahankan Ekosistem Hutan Harapan. Jamur merupakan satu diantara berbagai jenis organisme yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan dan kelestarian alam. Jamur berperan sebagai dekomposer bersama dengan bakteri dan beberapa spesies protozoa,
sehingga banyak membantu proses dekomposisi bahan organik untuk mempercepat siklus materi dalam ekosistem hutan. Dengan demikian, jamur ikut membantu menyuburkan tanah melalui penyediaan nutrisi bagi tumbuhan, sehingga hutan tumbuh dengan subur (Suharna, 1993). Jamur khususnya kelompok jamur makroskopis atau makrofungi (Basidiomycota), merupakan kelompok utama organisme pendegradasi lignoselulosa karena mampu menghasilkan enzim-enzim pendegradasi lignoselulosa seperti selulase, ligninase, dan hemiselulase (Munir, 2006), sehingga siklus materi di alam dapat terus berlangsung. Selain itu, kelompok jamur makroskopis secara nyata mempengaruhi jaring-jaring makanan di hutan, kelangsungan hidup atau perkecambahan anakan-anakan pohon, pertumbuhan pohon, dan keseluruhan kesehatan hutan. Jadi, keberadaan jamur makroskopis adalah indikator penting komunitas hutan yang dinamis (Molina et al., 2001). Diperkirakan terdapat 1,5 juta spesies jamur di dunia dan hingga tahun 1996 hanya 69.000 spesies jamur yang telah berhasil diidentifikasi. Sejumlah 200.000 spesies dari 1,5 juta spesies jamur tersebut diperkirakan ditemukan di Indonesia, dimana hingga saat ini belum ada data pasti mengenai jumlah spesies jamur tersebut, yang telah berhasil diidentifikasi, dimanfaatkan, ataupun yang telah punah akibat ulah manusia (Gandjar et al., 2006). Selain itu, masih banyak spesies jamur makroskopis yang belum diketahui manfaatnya hingga saat ini, sehingga pemanfaatan langsung sebagai sumber makanan ataupun bahan obat belum maksimal dilakukan. Spesies jamur makroskopis yang telah banyak dibudidayakan di Indonesia, yakni Pleurotus ostreatus dan Auricularia spp.,
belum berkembang pesat dalam hal teknik budidaya dan pemasaran, karena belum terlalu dikenal sebagai bahan makanan yang kaya akan kandungan protein. Penelitian tentang jamur makroskopis sudah dilakukan dibeberapa tempat yaitu Kebun Raya Bukit Sari oleh Aryani (2013:4) ditemukan 36 jenis jamur makroskopis yang termasuk kedalam 8 famili yaitu Polyporaceae, Ganodermataceae,Tricholomataceae, Lentariacea, Thelophoracea, Meripilaceae, Auriculariaceae, dan Boletaceaedan 7 jenis jamur yang tidak teridentifikasi. Selanjutnya di Kawasan sekitar Hutan Kampus Universitas oleh Muhlisin (2013:7) ditemukan 22 jenis sampel, 1 sampel tidak teridentifikasi yang termasuk kedalam 8 famili.selanjutnya di Taman Hutan Kota Muhammad Sabki oleh Fitria (2013:9) ditemukan 20 jenis jamur diantaranya family Ganodermataceae, Hymenochaetaceae, lanatariaceae, polyperaceae, dan Stereaceae. Dari beberapa penelitan yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa jamur yang paling banyak ditemukan tergolong jamur Basidiomycota yaitu family Ganotermatacea, Auriculariaceae, dan Polyperacae. Berdasarkan latar belakang masalah peniliti mencoba melakukan penelitian dengan judul Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Filum Basidiomycota di Kawasan Hutan Harapan Rainforest Kabupaten Batanghari. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, rumusan masalah dari penelitian yang akan dilakukan adalah Bagaimana keanekaragaman jenis jamur
makroskopis Filum Basidiomycota di kawasan Hutan Harapan Rainforest Kabupaten Batanghari? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis jamur makroskopis Filum Basidiomycota di kawasan Hutan Harapan Rainforest Kabupaten Batanghari 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Sebagai materi tambahan praktikum Mikologi dan Mikrobiologi bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. 2. Memberikan informasi kepada peniliti selanjutnya, masyarakat tentang keanekaragaman jenis jamur makroskopis Filum Basidiomycota yang terdapat di kawasan Hutan Harapan Rainforest Kabupaten Batanghari 3. Sebagai bahan inventarisasi bagi pihak Hutan Harapan Rainforest mengenai keanekaragaman jenis jamur makroskopis Filum Basidiomycota yang ada di kawasan Hutan Harapan Raintforest. 1.5 Asumsi Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan diasumsikan bahwa jamur makroskopis Filum Basidiomycota yang ada di kawasan Hutan Harapan Rainforest Kabupaten Batanghari memiliki jenis-jenis jamur yang berbeda di bandingkan dengan lokasilokasi yang sudah diamati sebelumnya.
1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1.6.1 Ruang lingkup Penelitian ini akan dilakukan di Hutan Harapan Rainforest Kabupaten Batanghari, dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel dengan cara jelajah. 1.6.2 Keterbatasan penelitian 1. Sampel yang diamati merupakan jamur makroskopis Filum Basidiomycota yang hidup dipohon, kayu mati, tanah, serasah, maupun menempel pada inangnya yang terdapat di kawasan tersebut. 2. Penelitian ini merupakan penelitian secara deskriptif kuantitatif, yaitu metode penelitian dengan menggunakan teknik pengambilan sampel dan dokumentasi dengan cara menjelajah atau melacak keberadaan jamur yang terdapat di lapangan. 1.7 Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran, maka dibuat definisi operasional dari penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut : 1. Keanekaragaman merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam variasi bentuk, tekstur, ukuran, warna, dan jumlah sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk hidup, baik tingkat genetik (dalam satu jenis), tingkat jenis (spesies), maupun tingkat ekosistem.
2. Jamur makroskopis yang dimaksud merupakan jamur yang tergolong dalam divisi Basidiomycota yang merupakan jamur berukuran besar (ukuran 0,6cm atau lebih besar) yang hidup dikayu mati, tanah, serasah, maupun menempel pada inangnya yang terdapat di. 3. merupakan hutan yang dijaga kelestariannya dimana masih memiliki vegetasi dalam keadaan baik.