KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK

dokumen-dokumen yang mirip
MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (1822)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers

Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur

MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS

Abstract Keywords : Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, morphometric, meristic, growth patterns


3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Meristik, morphometric, FISH GROWTH PATTERNS AND PEARL Sepat (Trichogaster leeri). Abstract

Abstract. Keywords : Thynnichthys thynnoides, Pinang Luar Oxbow Lake, morphometric, meristic, growth patterns

BAB III METODE PENELITIAN

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN HIDUNG BUDAK (Ceratoglanis scleronema Bleeker, 1862) DI SUNGAI MENTULIK, KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN PARANG- PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS

ASPEK REPRODUKSI IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

Reproductive Biology of Featherback Fish (Notopterus notopterus Pallas, 1769) from the Sail River, Pekanbaru Regency, Riau Province

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SENGARAT (Belodontichtys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU ABSTRACT

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU. Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2

By Siti Muryati 1, Ridwan Manda Putra 2, Deni Efizon 2 Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

Abstrak. notopterus, Sungai Sail, morfometrik, meristik, pola. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

Beberapa contoh air, plankton, makrozoobentos, substrat, tanaman air dan ikan yang perlu dianalisis dibawa ke laboratorium untuk dianalisis Dari

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS DANAU (Ompok hypophthalmus, Bleeker 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU

3. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

3. METODE PENELITIAN

STUDI MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LEMEDUK (Barbodes schwanenfeldii) DI SUNGAI BELUMAI KABUPATEN DELI SERDANG ANITA RAHMAN

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

3. METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

ASPEK REPRODUKSI IKAN PARANG-PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal 1775) DI PERAIRAN LAUT BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

POLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

Lampiran 1 Ringkasan Skripsi. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Alamat pos elektronik:

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA AIR DI SUNGAI SAMIN KABUPATEN KARANGANYAR DAN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH. Skripsi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

Keyword: Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, GSI, fecundity, and eggs diameter

JENIS - JENIS IKAN SELAIS (Pisces: Siluridae) DI SUNGAI KUMU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

ABSTRACT CHARLES P. H. SIMANJUNTAK

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

Tingkat Kematangan Gonad Ikan Lais (Ompok hypopthalmus) yang Tertangkap di Rawa Banjiran Sungai Rungan Kalimantan Tengah

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

3. METODE PENELITIAN

Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT. 1). Students of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

ANALISIS UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL DI KOTA PADANG PADA JENIS KELAMIN BERBEDA

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Pengambilan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. METODE PENELITIAN

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)

Status taksonomi ikan laut lokal Tarakan, Kalimantan Utara sebagai langkah awal upaya konservasi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

KANDUNGAN LOGAM KADMIUM (Cd), TIMBAL (Pb) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN KOMUNITAS IKAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI PERCUT TESIS.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

KELIMPAHAN UDANG KARANG BERDURI (Panulirus spp) DI PERAIRAN PANTAI WATUKARUNG PACITAN SKRIPSI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Studi morfometrik Ikan Kuweh (Caranx sexfaciatus) di perairan Desa Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe

KEANEKARAGAMAN ORDO ANURA DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU. A. Nola 1, Titrawani 2, Yusfiati 2

Transkripsi:

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK 1 Riri Anggraini Putri, 2 Roza Elvyra, 2 Yusfiati 1 Mahasiswa Program S1 Biologi 2 Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia ririanggrainiputri@ymail.com ABSTRACT This research is one of study about morphometric-meristic of lais danau fish (Ompok hypophthalmus) in two different habitats, Tapung river and Siak river. The purpose of this research is to determine the difference between morphometric and meristic of male lais danau fish and female lais danau fish in Tapung river and Siak river. This research was conducted on January-March 2014. As many as 60 fish (consisting of 30 males and 30 females) were collected every month for each loacation. The data were analyzed using Microsoft Excel and SPSS Version 16. Morphometric characters of lais danau fish in Siak river, are smaller than the males and females of lais danau fish in Tapung river. The growth status of lais danau fish for each location of the research are positive allometric, negative allometric, and isometric. T-test showed that morphometric between male lais danau fish and female lais danau fish for each location of the research were significant different. Meristic of male lais danau fish and female lais danau fish for each location of the research were not significant different. Keywords : Lais Danau Fish (Ompok hypopthalmus), Meristic, Morphometric. ABSTRAK Penelitian ini merupakan salah satu studi karakter morfometrik-meristik ikan lais danau (Ompok hypophthalmus) pada dua habitat yang berbeda yaitu Sungai Tapung dan Sungai Siak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan morfometrik dan meristik ikan lais danau jantan dan betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak.Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Maret 2014. Ikan lais danau dikumpulkan sebanyak 60 ekor yang terdiri dari 30 jantan dan 30 betina setiap bulan di masing masing lokasi penelitian. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan program Excel dan SPSS Versi 16. Karakter morfometrik ikan lais danau jantan dan betina yang berada di Sungai Siak memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan ikan lais danau yang berada di Sungai Tapung. Status pertumbuhan ikan lais danau pada masing-masing lokasi pengamatan adalah allometrik positif, allometrik negatif dan isometrik. Uji T menunjukkan adanya perbedaan morfometrik yang signifikanpada ikan lais danau jantan dan ikan lais danau betina di masing masing lokasi penelitian. Meristik ikan lais danau jantan dan ikan lais danau betina di masing masing lokasi penelitian tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kata kunci : Ikan Lais Danau (Ompok hypophthalmus), Meristik, Morfometrik. 57

PENDAHULUAN Sungai Tapung merupakan salah satu jenis sungai paparan banjir yang ada di Provinsi Riau.Sungai Tapung terbagi dua muara yaitu Sungai Tapung Hulu dan Sungai Tapung Hilir. Sungai Tapung merupakan sungai yang masih alami yang ada di Provinsi Riau karena masih banyak jenis-jenis ikan yang hidup di sungai tersebut. Salah satu jenis ikan yang hidup di ekosistem paparan banjir Sungai Tapung adalah jenis ikan lais danau (Ompok. hypophthalmus). Sungai Siak merupakan salah satu sungai terbesar di Provinsi Riau. Sungai ini berada di wilayah Provinsi Riau yang melewati empat kabupaten dan satu wilayah kota yaitu Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kota Pekanbaru (Sudiana & Soewandita 2007). Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya perusahaan besar yang ada disekitar Sungai Siak akan mengakibatkan kualitas air berubah (Mulyadi 2005). Hal ini tentu berpengaruh dengan ikan yang hidup di perairan Sungai Siak yaitu salah satunya ikan lais danau (Ompok. hypophthalmus). Pengukuran morfometrik dan perhitungan meristik merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan jenis ikan (Affandi et al. 1992). Pengukuran morfometrik dapat berupa pengukuran bentuk-bentuk luar dari bagian tubuh tertentu. Sedangkan perhitungan meristik yaitu berkaitan dengan perhitungan jumlah bagian tertentu. Penelitian ini merupakan salah satu studi karakter morfometrikmeristik ikan lais danau (O. hypophthalmus) pada dua habitat yang berbeda yaitu Sungai Tapung dan Sungai Siak Provinsi Riau. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 Maret 2014.Sampel berasal dari Sungai Tapung dan Sungai Siak. Pengamatan morfologi (pengukuran morfometrik dan meristik) ikan dilakukan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan lais sebanyak maksimal 60 ekor yang terdiri dari 30 ekor jantan dan 30 ekor betina, untuk masing-masing stasiun dari dua lokasi pengambilan sampel yaitu dari Sungai Tapung dan Sungai Siak setiap bulan penelitian, formalin 4%, formalin 10%, alkohol 70%. Alat-alat yang digunakan yaitu cool box, toples, timbangan digital, jangka sorong, jarum, alat bedah, thermometer, turbidity meter, indikator ph universal, botol DO (Dissolved oxygen), stopwatch, tali, kamera, alat tulis dan kertas label. 58

Gambar 1 : Sketsa Pengukuran Morfometrik Ikan Lais Danau. 1)Panjang total, 2)Panjang standar 3)Panjang kepala, 4)Tinggi kepala, 5)Tinggi badan, 6)Tinggi batang ekor, 7)Jarak mulut ke pangkal sirip punggung, 8)Jarak mulut ke mata, 9) Jarak mulut ke pangkal sirip dada, 10)Jarak mulut ke pangkal sirip perut, 11)Panjang dasar sirip anus, 12)Panjang dasar sirip ekor, 13)Tinggi sirip punggung, 14)Panjang dasar sirip punggung, 15)Jarak sirip anus ke pangkal sirip ekor, 16)Tinggi sirip anus, 17)Panjang dasar sirip dada, 18)Tinggi sirip dada, 19)Jarak mata kecelah insang, 20)Diameter mata. 59

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Kisaran Nilai Morfometrik Ikan Lais Danau (Ompok hypopthalmus) Jantan di Sungai Tapung dan Sungai Siak. Sungai Tapung Sungai Siak Karakter Kisaran (mm) Rata-rata (mm) Kisaran (mm) Rata-rata (mm) PT 157-269 207.7 130-224 157.7 PS 138-234 180.72 112-194 137.87 PK 19-39 27.41 16-30 21.13 JMTI 6-20 14.17 6-19 11.37 DM 2-8 4.21 2-6 2.52 JMM 5-16 11.14 5-13 8.56 TK 7-20 13.71 5-16 8.9 TB 17-66 40.58 17-54 27.78 TBE 3-10 5.94 2-9 3.83 LK 6-20 13.49 4-17 9.3 LB 4-15 9.31 2-12 4.9 JMSD 14-41 31.07 14-32 23.4 JMSP 33-67 50.32 27-52 36.86 JSASE 2-5 2.87 1-4 2.29 PDSA 84-153 111.74 73-118 89.8 TSA 6-20 14.84 7-19 12.17 PDSD 5-13 7.89 2-10 5.26 TSD 18-42 31.74 10-35 21.98 PDSE 18-38 27.42 10-31 20.87 PDSP 1-3 1.43 1-3 1.24 TSP 10-24 17.12 10-21 13.42 PDSPr 3-19 7.78 3-10 5.49 JMPSpr 30-72 52.61 30-59 39.44 BB 11.58-119.49 49.88 11.04-89.3 22.2 Ikan lais O. hypopthalmus yang dikumpulkan dan diukur selama penelitian berjumlah 360 ekor yang terdiri dari 90 jantan dan 90 betina pada masing-masing lokasi penelitian, diperoleh dengan berbagai ukuran yaitu di Sungai Tapung panjang total (PT) ikan betina dengan kisaran 160 mm hingga 270 mm dan ikan jantan dengan kisaran 157 mm hingga 269 mm, sedangkan di Sungai Siak dengan kisaran panjang total (PT) ikan betina 122 mm hingga 250 mm dan ikan jantan 130 mm hingga 224 mm. Hasil analisis terhadap 23 karakter morfometrik ikan O. hypopthalmus jantan dan betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak disajikan dalam bentuk Tabel 1 dan 2. Pada Tabel 1 menyatakan bahwa kisaran nilai morfometrik ikan lais danau jantan yang tertangkap pada masing masing lokasi penelitian juga memiliki kisaran yang jauh berbeda. Perbedaan kisaran nilai morfometrik ikan lais jantan antar lokasi penelitian dapat dilihat dari perbedaan ukuran pada karakter morfometrik seperti PT, PS, PK, TB, JMSD, JMSP, PDSA, TSD, PDSE, dan BB. Hal ini menunjukkan ukuran ikan lais jantan di Sungai Tapung juga lebih besar dari ikan lais jantan di Sungai Siak. 60

Tabel 2. Kisaran Nilai Morfometrik Ikan Lais Danau (Ompok hypopthalmus) Betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak. Sungai Tapung Sungai Siak Karakter Kisaran (mm) Rata-rata Kisaran Rata-rata (mm) (mm) (mm) PT 160-270 220.78 122-250 168.87 PS 140-230 191.37 106-230 149.08 PK 19-40 28.63 15-37 23.04 JMTI 9-25 16.17 6-24 12.33 DM 2-7 4.94 2-7 3.13 JMM 7-19 11.69 6-17 9.36 TK 6-20 14.63 5-20 10.17 TB 24-63 42.9 18-53 28.5 TBE 4-10 6.51 2-12 4.76 LK 9-22 15.97 4-21 10.43 LB 5-15 10.56 2-14 5.76 JMSD 22-42 32.54 6-37 25.44 JMSP 38-67 52.97 10-64 39 JSASE 1-5 2.92 1-4 2.17 PDSA 91-163 119.41 67-157 96.7 TSA 8-21 13.96 6-21 12.71 PDSD 5-12 8.28 3-13 6.53 TSD 21-42 33.76 15-39 23.77 PDSE 17-38 28.77 15-35 21.5 PDSP 1-2 1.46 1-3 1.28 TSP 11-25 18.69 10-21 14.4 PDSPr 2-19 8.4 2-10 5.46 JMPSpr 41-70 56.08 30-68 42.19 BB 21.2-106.86 62.24 10-89.3 28.02 Tabel 2 menyatakan bahwa perbedaan kisaran nilai morfometrik ikan lais betina antar lokasi penelitian dapat dilihat dari perbedaan ukuran yang jauh pada karakter morfometrik seperti PT, PS, PK, TB, LK, JMSD, JMSP, PDSA, TSD, JMPSpr, dan BB. Hal ini menunjukkan ukuran ikan lais betina di Sungai Tapung lebih besar dari sungai Siak. Kisaran panjang total ikan jantan dan betina di Sungai Tapung lebih tinggi dibandingkan dengan Sungai Siak. Berdasarkan hasil analisis kualitas air di Sungai Tapung memiliki kekeruhan 28 NTU, kecepatan arus 0.29 m/dtk, sedangkan di Sungai Siak memiliki kekeruhan 32 NTU, kecepatan arus 0.47. Sesuai data Sungai Siak memiliki tingkat kuat arus dan kekeruhan yang lebih tinggi dari pada Sungai Tapung, sehingga ukuran tubuh ikan yang terdapat di Sungai Siak lebih kecil dari pada di Sungai Tapung. Kecepatan arus mempengaruhi besar kecilnya tubuh ikan. Sesuai dengan pendapat Watson (1984) yang mengatakan bahwa semakin besar kuat arus maka semakin besar pula tekanan yang diberikan pada tubuh ikan, sehingga ikan membutuhkan energi yang lebih untuk lebih aktif beraktifitas. 61

Status Hubungan Karakter Morfometrik Ikan Lais Danau (Ompok hypopthalmus) Tabel 3. Persamaan Regresi Linier dan Status Pertumbuhan Ikan Lais Danau (Ompok hypopthalmus) Jantan di Sungai Tapung dan Sungai Siak. Sungai Tapung Persamaan Regresi Sungai Siak Persamaan Regresi Karakter Status Status Perumbuhan Perumbuhan PS 0.0637 + 0.9465 PT AN 0.0218 + 0.9635 PT AN PK - 0.3681 + 0.7783 PT AN - 1.1499 + 1.1209 PT AP JMTI - 1.4194 + 1.105 PT AP - 0.1216 + 0.5333 PT AN DM - 4.253 + 2.098 PT AP - 2.7812 + 1.4425 PT AP JMM - 0.3944 + 0.6202 PT AN - 1.6393 + 1.1675 PT AP TK - 1.7826 + 1.258 PT AP - 3.139 + 1.8536 PT AP TB - 2.5611 + 1.795 PT AP - 1.4227 + 1.3011 PT AP TBE - 3.2578 + 1.7352 PT AP - 3.1947 + 1.7108 PT AP LK - 2.0555 + 1.3717 PT AP - 2.4936 + 1.5712 PT AP LB - 3.1314 + 1.7651 PT AP - 5.315 + 2.7188 PT AP JMSD - 0.5783 + 0.8922 PT AN - 0.1603 + 0.6903 PT AN JMSP - 0.7428 + 1.0545 PT I - 0.9893 + 1.1622 PT AP JSASE - 0.3451 + 0.3415 PT AN - 0.9798 + 0.5999 PT AN PDSA 0.1756 + 0.808 PT AN 0.3849 + 0.7137 PT AN TSA - 0.501 + 0.717 PT AN 0.1756 + 0.808 PT AN PDSD - 1.1042 + 0.8622 PT AN - 4.1172 + 2.1933 PT AP TSD - 1.2499 + 1.185 PT AP - 1.5673 + 1.3217 PT AP PDSE - 0.4044 + 0.7888 PT AN - 1.0615 + 1.0818 PT I PDSP - 1.7443 + 0.8098 PT AN - 0.6995 + 0.3518 PT AN TSP - 0.0899 + 0.5524 PT AN - 0.5259 + 0.7568 PT AN PDSPr - 3.9958 + 2.0953 PT AP - 0.3397 + 0.4842 PT AN JMPDpr - 0.9453 + 1.1498 PT AP - 0.4733 + 0.9407 PT AN BB - 5.9498 + 3.2803 PT AP - 0.2622 + 0.7108 PT AN Keterangan : Status pertumbuhan morfologi ikan lais danau jantan di Sungai Tapung dan Sungai Siak berdasarkan nilai b, AP (b>1) = allometrik positif, AN (b<1) = allometrik negatif dan I (b=1) = isometrik. Pada Tabel 3 dan 4 di atas terlihat status pertumbuhan tiap-tiap karakter ikan lais danau betina dan ikan lais danau jantan yang terdapat di Sungai Tapung dan Sungai Siak memiliki status hubungan allometrik positif, allometrik negatif dan isometrik. Berdasarkan pengukuran morfometrik ikan lais danau jantan di Sungai Tapung yang memiliki status allometrik positif yaitu hubungan PT dengan JMTI, DM, TK, TB, TBE, LK, LB, TSD, PDSPr, JMPSPr, dan BB. Hubungan tersebut menunjukkan pertambahan panjang total lebih lambat dibandingkan dengan panjang karakter morfometrik pembandingnya, pada ikan lais jantan di Sungai Siak yang memiliki status allometrik positif yaitu PK, DM, JMM, TK, TB, TBE, LK, LB, JMSP, PDSD, TSD. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih lambat dibandingkan dengan karakter morfometrik pembandingnya. Status allometrik negatif ikan lais danau jantan Sungai Tapung dapat dilihat pada PT dengan PS, PK, JMM, JMSD, JSAE, PDSA, TSA, PDSD, PDSE, PDSP dan TSP. 62

Tabel 4. Persamaan Regresi Linier dan Status Pertumbuhan Ikan Lais Danau (Ompok hypopthalmus) Betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak. Sungai Tapung Sungai Siak Karakter Persamaan Regresi Status Persamaan Regresi Status Pertumbuhan Pertumbuhan PS 0.0914 + 0.9345 PT AN - 0.2155 + 1.0721 PT I PK - 0.7878 + 0.9571 PT AN -1.0865 + 1.0985 PT I JMTI - 1.2352 + 1.0409 PT I -1.2665 + 1.0556 PT I DM - 3.2491 + 1.6789 PT AP - 3.2736 +1.6836 PT AP JMM - 0.8819 + 0.83 PT AN - 1.9591 + 1.3129 PT AP TK - 2.8322 + 1.7033 PT AP - 2.7368 + 1.6727 PT AP TB - 1.2514 + 1.2291 PT AP - 0.9999 + 1.0987 PT I TBE - 1.5254 + 0.9954 PT AN - 3.6798 + 1.9419 PT AP LK - 2.7106 + 1.6672 PT AP - 2.8367 + 1.724 PT AP LB - 3.4765 + 1.9167 PT AP - 2.8367 + 1.724 PT AP JMSD - 3.4765 + 1.9167 PT AP - 0.7796 + 0.9792 PT AN JMSP - 0.7282 + 1.0459 PT I - 1.4087 + 1.344 PT AP JSASE - 1.8165 + 0.9678 PT AN - 2.419 + 1.2232 PT AP PDSA - 0.1091 + 0.9324 PT AN - 0.0464 + 0.912 PT AN TSA 1.2663-0.0581 PT AN - 0.3587 + 0.6532 PT AN PDSD - 1.7719 + 1.1457 PT AP - 3.3219 + 1.848 PT AP TSD - 1.4587 + 1.2729 PT AP - 1.2564 + 1.1803 PT AP PDSE - 1.6417 + 1.3211 PT AP - 0.464 + 0.8056 PT AN PDSP - 2.0109 + 0.9176 PT AN - 1.877 + 0.8821 PT AN TSP - 0.9475 + 0.9458 PT AN - 0.6204 + 0.7971 PT AN PDSPr - 2.015 + 1.2439 PT AP 0.1481 + 0.2547 PT AN JMPSpr - 0.4683 + 0.9457 PT AN - 0.6356 + 1.0138 PT I BB - 4.4959 + 2.6734 PT AP - 3.514 + 2.1956 PT AP Keterangan : Status pertumbuhan morfologi ikan lais danau betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak berdasarkan nilai b, AP (b>1) = allometrik positif, AN (b<1) = allometrik negatif dan I (b=1) = isometrik. Pada ikan lais danau jantan yang terdapat di Sungai Siak yang memiliki status allometrik negatif yaitu PS, JMTI, JMSD, JSASE, PDSA, TSA, PDSP, TSP, PDSPr, JMPSPr dan BB. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih cepat dari pada pertambahan karakter morfometrik pembandingnya. Status isometrik pada ikan lais danau jantan di Sungai Tapung dapat dilihat pada hubungan PT dengan JMSP sedangkan pada ikan lais danau jantan di Sungai Siak dapat dilihat pada hubungan PT dengan PDSE. Hubungan ini menunjukkan bahwa pertambahan karakter morfometrik pembanding seimbang dengan pertambahan panjang total. Berdasarkan pengukuran terhadap morfometrik ikan lais danau betina di Sungai Tapung yang memiliki status allometrik positif yaitu hubungan PT dengan DM, TK, TB, LK, LB, JMSD, PDSD, TSD, PDSE, PDSPr, dan BB. Hubungan ini menunjukkan bahwa pertambahan karakter morfometrik pembanding lebih lambat dari pada panjang total, sedangkan pada ikan lais danau betina di Sungai Siak yang memiliki status allometrik positif yaitu PT dengan DM, JMM, TK, TBE,, LKLB, JMSD, PDSD, TSD, PDSE, PDSPr, dan BB. Hubungan ini menunjukkan bahwa pertambahan karakter morfometrik pembanding lebih lambat dari pada panjang total, sedangkan pada ikan lais danau betina di Sungai Siak yang memiliki status 63

allometrik positif yaitupt dengan DM, JMM, TK, TBE,, LK, LB, JMSP, JSASE, PDSD, TSD, danbb. Hubungan ini menunjukkan bahwa pertambahan karakter morfometrik pembanding lebih lambat dari pada panjang total. Status allometrik negatif ikan lais danau betina di Sungai Tapung dapat dilihat dari hubungan PT dengan PS, PK, JMM, TBE, JSASE, PDSA, TSA, PSDP, TSP, JMPSPr. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang total lebih cepat dari pada pertambahan karakter morfometrik pembandinganya. Pada status allometrik negatif ikan lais danau betina di Sungai Siak dapat dilihat pada hubungan PT dengan JMSD, PDSA, TSA, PDSE, PDSP, TSP, PDSPr. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang total lebih cepat dari pada pertambahan karakter morfometrik pembandingnya. Status isometrik ikan lais danau betina di Sungai Tapung dapat dilihat dari hubungan PT dengan JMTI dan JMSP sedangkan pada ikan lais danau betina di Sungai Siak status isometrik dapat di lihat dari hubungan PT dengan PS, PK, TB, JMTI, JMPSpr. Pada Tabel 5 nisbah karakter morfometrik ikan lais danau jantan yang berbeda nyata antara Sungai Tapung dan Sungai Siak adalah PK, JMTI, DM, JMM, TK, TB, TBE, LK, LB, JMSP, JSASE, PDSD, TSD, PDSE, PDSP, TSP, PDSPr, JMPSPr dan BB sedangkan pada ikan lais danau betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak nisbah karakter morfometrik yang berbeda nyata adalah PK, JMTI, DM, JMM, TK, TB, TBE, LK, LB, JMSD, JMSP, JSASE, PDSD, TSD, PDSE, PDSP, TSP, PDSPr, JMPSPr dan BB. Adanya perbedaan karakter morfometrik ikan lais danau jantan dan betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak dikarenakan oleh adanya perbedaan kondisi lingkungan pada masing-masing lokasi penelitian seperti adanya perbedaan suhu, ph, kecerahan, kekeruhan, dan oksigen terlarut yang dapat mempengaruhi karakter morfometrik ikan lais danau jantan dan betina di masing masing lokasi penelitian. Hasil pengamatan dan perhitungan meristik, diketahui bahwa karakter meristik ini menunjukkan bahwa ikan lais danau di Sungai Tapung dan Sungai Siak baik jantan maupun betina tidak memiliki perbedaan yang berarti.adanya sedikit perbedaan pada jumlah jari jari sirip punggung, sirip anus, sirip dada, sirip ekor dan sirip perut hanyalah merupakan variasi antar anggota dalam spesies.perbedaan yang ada tidak bersifat mutlak atau tetap tetapi hanya berupa variasi. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan karakteristik tersebut bukan merupakan ciri spesies, dengan demikian dapat diduga bahwa ikan selais danau yang ada di Sungai Tapung maupun Siak masih termasuk dalam satu spesies. 64

Tabel 5. Hasil Uji T Nisbah Karakter Morfometrik Ikan Lais Danau (Ompok hypopthalmus) Jantan dan Betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak. Karakter Sungai Tapung : Sungai Siak (Jantan) Sungai Tapung : Sungai Siak (Betina) t hitung t tabel Ket t hitung t tabel Ket PS/PT 0.90 1.66 TB 1.22 1.66 TB PK/PT 3.81 1.66 B* 4.10 1.66 B* JMTI/PT 2.20 1.66 B* 6.07 1.66 B* DM/PT 10.09 1.66 B* 9.80 1.66 B* JMM/PT 5.93 1.66 B* 4.80 1.66 B* TK/PT 9.79 1.66 B* 7.39 1.66 B* TB/PT 6.18 1.66 B* 10.48 1.66 B* TBE/PT 8.77 1.66 B* 6.76 1.66 B* LK/PT 7.99 1.66 B* 9.80 1.66 B* LB/PT 11.90 1.66 B* 8.54 1.66 B* JMSD/PT 0.98 1.66 TB 4.17 1.66 B* JMSP/PT 9.93 1.66 B* 6.38 1.66 B* JSASE/PT 4.71 1.66 B* 5.72 1.66 B* PDSA/PT -3.11 1.66 TB -2.84 1.66 TB TSA/PT 1.54 1.66 TB -1.24 1.66 TB PDSD/PT 9.57 1.66 B* 4.90 1.66 B* TSD/PT 8.30 1.66 B* 9.65 1.66 B* PDSE/PT 2.70 1.66 B* 6.00 1.66 B* PDSP/PT 2.40 1.66 B* 2.44 1.66 B* TSP/PT 3.84 1.66 B* 5.89 1.66 B* PDSpr/PT 3.80 1.66 B* 6.07 1.66 B* JMPSpr/PT 5.51 1.66 B* 7.15 1.66 B* BB/PT 8.77 1.66 B* 11.42 1.66 B* Keterangan : TB : Tidak Berbeda Nyata B : Berbeda Nyata Tabel 6. Data Meristik Ikan Lais Danau (Ompok hypopthalmus) Jantan dan Betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak. Karakter Sungai Tapung Sungai Siak Jantan Betina Jantan Betina JJJSD 4 4-5 4 4-5 JJJSA 71-88 69-86 68-87 71-88 JJJSP 14-16 14-18 14-16 13-16 JJJSC 16-20 16-23 15-19 16-20 JJJSPr 8 7-8 8 7-8 KESIMPULAN Karakter morfometrik ikan lais danau jantan dan betina yang berada di Sungai Siak memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan ikan lais danau yang berada di Sungai Tapung. sedangkan status hubungan karakter morfometrik ikan lais danau (Ompok hypopthalmus) di Sungai Tapung dan Sungai Siak memiliki status hubunganallometrik positif, allometrik negatif, dan isometrik. Hasil uji t menunjukkan adanya perbedaan karakter morfometrik ikan lais danau jantan dan 65

betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak dikarenakan oleh adanya perbedaan kondisi lingkungan pada masing-masing lokasi penelitian.karakter meristik ikan lais danau jantan dan betina di Sungai Tapung dan Sungai Siak tidak memiliki perbedaan. DAFTAR PUSTAKA Affandi, R, D.S. Sjafei, M. F. Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Ikhtiologi: Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institute Pertanian Bogor. Mulyadi A. 2005. Hidup Bersama Sungai Kasus Provinsi Riau. Pekanbaru : Unri Press. Razak, A. 2005. Statistika Pengolahan Data Sosial Sistem Manual. Autografika. Pekanbaru. Sudiana N, dan Soewandita H. 2007. Pola Konservasi Sumberdaya Air Daerah Aliran Sungai Siak Alami 12 (1). Watson, D.J. dan E.K. Balon.1984. Ecomorphologycal Analisis of fish Taxocenes in Rainforest Streams of Nortern Borneo. Departement of Zoology. University of Guelph Ontario. Canada. J. Fish Biology (1984). 25 : 371-384. 66