Bab I PENDAHULUAN. Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

LAMPIRAN 1. Padoman Wawancara

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

THE MISSION (part #A) - MISI (bagian #A)

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat GPIB Jemaat Bethesda Sidoarjo

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RINGKASAN HASIL SURVEI, 24 JULI 2016

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

Pendidikan Agama Kristen Protestan

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan Umum Gereja Saat Ini

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

Bab I Pendahuluan UKDW

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

BAB I PENDAHULUAN. dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007

BAB I PENDAHULUAN. 8 Tgl 11 Agustus 1949 dengan jumlah jemaat sebanyak 83 jemaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu. dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat

MENJADI PEMIMPIN SEL Sesi 1: DASAR ALKITAB

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti tradisi. Istilah asing lainnya yang memiliki pengertian dengan agama adalah dari

1 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor

TATA GEREJA PEMBUKAAN

Spiritualitas Penatalayanan

Gereja Menyediakan Persekutuan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Informasi tersebut

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB V PENUTUP. juga akan mencoba mengajukan beberapa rekomendasi atau saran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GBI Keluarga Allah Yogyakarta

UKDW. Bab I Pendahuluan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :

2

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama kata gereja yang diberikan oleh banyak kamus, khususnya kamus daring (online), adalah a building used for public Christian worship (Sebuah bangunan yang digunakan untuk ibadah umum kristiani). Definisi tersebut adalah definisi yang diberikan oleh kamus-kamus seperti Merriam-Webster, dictionary.com, thefreedictionary.com, dan oxford online dictionary. Namun mengingat konteks penelitian yang dilakukan, tentunya kita akan memaknai kata ini sesuai dengan makna yang dipahami oleh warga lembaga ini khususnya, yakni warga Kristiani, warga gereja. Di antara begitu banyak definisi gereja, Alkitab mendefinisikan gereja bukan sebagai gedung atau bangunan yang dibuat oleh manusia. Kata Gereja berasal dari bahasa Yunani, Ekklesia, yang didefinisikan sebagai perkumpulan atau orang-orang yang dipanggil keluar (1 Petrus 2:9). Akar kata gereja tidak berhubungan dengan gedung tetapi berhubungan dengan orangnya. Gereja bukanlah sebuah benda mati tetapi gereja adalah sesuatu yang hidup. Gereja adalah warganya, manusianya. Gereja pertama-tama tercatat di dalam sejarah peradaban manusia di sekitar tahun 30 Masehi. Gereja terus berkembang, baik dalam hal jumlah anggotanya, denominasi, tata cara beribadah, musik pujian, bahkan teknologi yang digunakan di dalam kegiatan peribadatannya. Tentu saja pengamatan dan Universitas Kristen Maranatha 1

pengukuran perkembangan gereja masih akan sangat dititikberatkan pada pertambahan jumlah anggota jemaat/pengikutnya. Perkembangan jumlah anggota jemaat gereja dapat diamati dengan relatif mudah, yaitu dengan melakukan perbandingan antara jumlah pemeluk ajaran Kristiani dari waktu ke waktu. Jumlah anggota gereja di masa lalu dibandingkan dengan jumlahnya saat ini. Hingga saat ini, jumlah pemeluk ajaran Kristiani masih menjadi yang terbanyak di dunia. Peningkatan jumlah jemaat yang disertai dengan upaya untuk terus mengembangkan gereja, memadankan secara lahiriah dan batiniah segala keinginan dan ekspektasi jemaat sehingga mampu menarik lebih banyak jemaat untuk bergabung, telah membuat gereja beradaptasi dan berevolusi. Setiap gereja berupaya untuk sejeli mungkin menangkap kebutuhan pasar lalu beradaptasi dengan menyediakan semua yang dibutuhkan itu di dalam diri mereka masingmasing sebagai institusi, dan kerap kali adaptasi ini terjadi begitu cepatnya disesuaikan dengan tuntutan pasar yang menimbulkan perubahan yang bahkan dapat menjadi sangat radikal. Sebagaimana dapat kita amati dewasa ini, Ada begitu banyak aliran gereja yang berbeda di wilayah negara Republik Indonesia saja. Masing-masing memiliki kekayaan ciri yang berbeda atau beragam. Perbedaan atau keberagaman yang dimaksud adalah perbedaan dalam hal susunan rumpun ibadah (liturgi), musik iringan ibadah, bahkan dalam beberapa doktrin dan ajaran. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap organisasi gereja dapat diibaratkan seperti kue-kue beraneka rasa dan warna di dalam etalase sebuah toko Universitas Kristen Maranatha 2

kue ternama. Begitu banyak pilihan rasa dan rupa yang tersedia yang memberikan kesempatan bagi pelanggan-pelanggan toko tersebut untuk memilih sesuai dengan selera mereka masing-masing. Ada pelanggan yang menyukai kue-kue manis, ada yang suka kue-kue yang asin, dan sebagainya. Akibat dari perbedaan selera tersebut, terjadilah perbedaan antara kue yang satu dengan kue yang lainnya. Yang satu lebih mahal dibandingkan dengan yang lain. Yang satu lebih laris dibandingkan dengan yang lain. Yang satu lebih dicari dibandingkan dengan yang lain. Organisasi gereja di seluruh muka bumi pun mengalami hal yang sama. Perbedaan-perbedaan yang mereka miliki menentukan berapa banyak orang yang melibatkan diri di dalam suatu gereja. Orang-orang yang memiliki selera, kepentingan, maupun latar belakang yang sama kemudian terkumpul di dalam naungan sebuah lembaga gereja tertentu yang sesuai dengan selera mereka. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam jumlah anggota (atau yang lebih sering disebut jemaat) masing-masing gereja. Ada gereja yang memiliki jemaat sedikit, ada pula gereja yang memiliki jemaat amat sangat banyak. Gereja secara rohani adalah sebuah persekutuan. Di dalamnya berkumpul orang-orang yang memiliki kesamaan tujuan yang bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana telah dijabarkan terdahulu bahwa minat jemaat untuk bergabung dengan suatu gereja tertentu dipengaruhi oleh selera masing-masing jemaat. Jika sebuah gereja mampu menyentuh hal ini, menjangkau hati calon jemaat potensial, tentu saja gereja tersebut akan mampu untuk mengalami peningkatan jumlah jemaat melalui Universitas Kristen Maranatha 3

masuknya jemaat baru (atau yang di dalam lingkungan gereja dikenal dengan istilah atestasi). Selain selera, minat gabung jemaat potensial juga dipengaruhi oleh kenyamanan serta keterlayanan mereka. Keterlayanan yang menciptakan kenyamanan ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan para pemimpin gereja. Pemimpin gereja di sini merujuk kepada para Majelis Jemaat, Pendeta, komisikomisi, dan badan-badan. Merekalah yang menggerakkan roda kegiatan pelayanan dan menentukan apakah anggota jemaat merasa terlayani dengan baik atau tidak. Berbicara tentang keberhasilan kegiatan suatu gereja, selain terutama bergantung kepada perkenan dan campur tangan Yang Maha Kuasa, Sang Pemilik Gereja, keberhasilan seluruh kegiatan gereja juga bergantung pada seluruh warganya. Warga yang dimaksud di sini meliputi warga jemaat, simpatisan, para pemimpin jemaat yaitu Majelis Jemaat, komisi-komisi dan kelompok-kelompok kerja, maupun tenaga karyawan. Semuanya bersinergi, sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing, berkontribusi demi keberhasilan pelayanan yang dilakukan serta bagi keberhasilan dan keberlangsungan gereja. Majelis jemaat melakukan tugas pastoral yaitu membimbing jemaat, para karyawan melakukan tugas mereka masing-masing seperti menjadi supir, pekerjaan rumah tangga, dll. Anggota jemaat dan simpatisan, sekalipun mereka mungkin hanya datang ke gereja satu kali dalam seminggu, memegang peranan yang penting serta sentral di dalam kehidupan jemaat. Tidak dapat dipungkiri bahwa warga jemaat dan simpatisanlah yang membuat gereja tetap berdiri. Warga jemaat dan simpatisan lah yang secara langsung memberikan dukungan berupa dukungan partisipasi Universitas Kristen Maranatha 4

sumber daya manusia, dukungan moril, dan dukungan dana melalui persembahan yang mereka berikan. Persembahan yang terkumpul inilah yang menentukan keterlaksanaan kegiatan-kegiatan pelayanan gereja. Besaran persembahan yang terkumpul selain ditentukan oleh berapa besar persembahan yang diberikan oleh masing-masing individu warga gereja, juga ditentukan oleh berapa banyak jumlah anggota jemaat suatu gereja. Jumlah warga jemaat dan simpatisan berbanding lurus dengan jumlah persembahan yang dapat terkumpul. Memang benar bahwa urgensi keberadaan jemaat dalam suatu gereja bukanlah semata-mata mengenai berapa banyaknya persembahan yang bisa terkumpul, semakin banyak jemaatnya, semakin banyak pula persembahannya, yang artinya semakin besar pemasukannya. Urgensi keberadaan jemaat juga berkaitan dengan sesuatu yang bersifat rohani yaitu keselamatan jiwa dari setiap domba yang suatu gereja gembalakan. Namun penelitian ini tidak membahas spiritualitas warga gereja melainkan bagaimana komitmen dapat ditumbuhkan di dalam diri setiap jemaat sehingga mereka dapat terus dengan setia hadir dan beribadah di dalam gereja yang telah mereka pilih. Adalah sangat penting untuk menjaga dan merawat anggota jemaat sehingga mereka merasa terayomi dan kesetiaan kepada Tuhan dan kepada institusi gereja bersemi dan bertumbuh di dalam diri mereka. Di dalam penelitian ini, penyusun meneliti sebuah gereja yaitu GKI Pasirkaliki yang beralamat di jalan HOS Tjokroaminoto 157, Bandung. Gereja ini memang belum termasuk gereja yang besar. Gereja yang telah berusia 29 tahun Universitas Kristen Maranatha 5

ini memiliki jumlah jemaat 951 orang dengan jumlah Majelis Jemaat 26 orang (sudah termasuk pendeta jemaat). Gereja Kristen Indonesia, sebagaimana organisasi lainnya, memiliki logo lambang. Logo/lambang GKI dapat dilihat dalam gambar berikut: Gambar 1.1 Lambang Gereja Kristen Indonesia sumber : http://www.gki.or.id/arti-logo-gki/ diakses pada tanggal 19 Juli 2017 pukul 20:18 Adapun makna dari logo GKI di atas adalah: Logo GKI terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu perahu, salib, gelombang, serta Alfa Omega, berikut ini adalah maknanya : 1. Perahu melambangkan gereja Tuhan yang bergerak maju memenuhi tugas panggilannya di dunia dan pengakuan GKI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari gereja-gereja Tuhan untuk mewujudkan Gereja Yang Esa di Indonesia dan di dunia. 2. Salib melambangkan kasih dan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus yang menentukan jalan hidup GKI. Universitas Kristen Maranatha 6

3. Gelombang melambangkan dunia yang penuh tantangan dan peluang di mana GKI diutus. 4. Alfa dan Omega melambangkan Tuhan Allah yang kekal, yang berkuasa menetapkan dan menyertai seluruh perjalanan GKI. GKI Pasirkaliki merupakan bagian dari GKI Jabar. Gereja ini mengadakan 4 kali ibadah umum setiap minggunya. Ibadah umum tersebut diselenggarakan di tiga tempat yang berbeda. Selain ibadah-ibadah umum tersebut, diselenggarakan pula Ibadah-ibadah lainnya seperti Ibadah-ibadah kategorial: beberapa ibadah sekolah minggu, Ibadah Remaja, Ibadah pemuda maupun ibadah rayon. Adapun data kehadiran jemaat dalam ibadah umum setiap minggu dapat dilihat dalam tabel 1.2. berikut ini. Tabel 1.2. Data kehadiran jemaat dalam ibadah umum rutin di GKI Pasirkaliki Sumber: Laporan Kehidupan dan Kinerja Jemaat (LKKJ) GKI Pasirkaliki Bandung Universitas Kristen Maranatha 7

jumlah jemaat Gambar 1.2. Data kehadiran jemaat dalam ibadah umum rutin di GKI Pasirkaliki dalam grafik 900 675 450 225 0 1011 1112 1213 1314 1415 1516 1617 Tahun pelayanan Jml anggota jemaat dewasa tercatat Jml. Anggota +Simpatisan Sumber: Laporan Kehidupan dan Kinerja Jemaat (LKKJ) GKI Pasirkaliki Bandung Fluktuasi di dalam kehadiran jemaat seperti tergambar dalam tabel dan grafik di atas disebabkan oleh faktor-faktor yang telah tersebut sebelumnya dalam tulisan ini. Namun semua faktor tersebut sesungguhnya dapat diintervensi dan diarahkan untuk menciptakan kondisi ideal yang diharapkan, dan yang bisa melakukan intervensi ini adalah para pimpinan dalam gereja tersebut, yaitu Majelis Jemaat, Pendeta, Komisi-komisi, dan badan-badan. Karena itulah peran Pemimpin Jemaat yang nyata dalam kinerjanya akan sangat menentukan apakah jemaat yang dinaungi dapat merasa terlayani dan terpelihara dengan baik lalu kemudian merasa betah dan berkomitmen untuk setia melakukan pekerjaan pelayanan di dalam gereja tersebut. Universitas Kristen Maranatha 8

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Di dalam uraian latar belakang penelitian di atas, terlihat fluktuasi kehadiran jemaat dengan tren yang cenderung negatif. Ini adalah sesuatu yang perlu untuk diperhatikan oleh GKI Pasirkaliki khususnya. Berbagai faktor berpotensi memengaruhi komitmen Jemaat GKI Pasirkaliki, sehingga kita kemudian dapat mengidentifikasi permasalahan yang mendasari penelitian ini, yaitu: apakah hubungan antara budaya Jemaat, servant leadership, kinerja Pemimpin Jemaat, dan komitmen jemaat di GKI Pasirkaliki Bandung? 1.2.2. Rumusan Masalah Di dalam perumusan masalah dan pembahasan penelitian ini, penulis akan memandang setiap variabel secara umum sebagaimana berlaku pada setiap organisasi atau institusi lainnya, karena hal dan cara pandang ini memang masih tepat dan relevan untuk dilakukan. Dengan demikian penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana budaya organisasional di GKI Pasirkaliki. 2. Bagaimana servant leadership di GKI Pasirkaliki. 3. Bagaimana kinerja para Pemimpin di GKI Pasirkaliki. 4. Bagaimana komitmen organisasional jemaat GKI Pasirkaliki. 5. Bagaimana hubungan budaya organisasional, servant leadership, kinerja Pemimpin, dan komitmen organisasional di GKI Pasirkaliki. Universitas Kristen Maranatha 9

1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisa dan memahami budaya organisasional di GKI Pasirkaliki. 2. Menganalisa dan memahami servant leadership GKI Pasirkaliki. 3. Menganalisa dan memahami kinerja pemimpin di GKI Pasirkaliki. 4. Menganalisa dan memahami komitmen organisasional di GKI Pasirkaliki. 5. Menganalisa dan memahami hubungan antara keempat keempat variabel di atas. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. 1.4.1. Manfaat Teoretis Jika faktor-faktor yang diteliti yaitu: budaya organisasional, kepemimpinan servant leadership, dan kinerja pemimpin dan komitmen organisasional terbukti saling berhubungan, maka kiranya penelitian ini dapat memberi kontribusi nyata dalam memperkuat teori-teori yang berkaitan sehingga dapat dijadikan landasan teori bagi kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya. Universitas Kristen Maranatha 10

1.4.2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Sebagai masukan mengenai hubungan implementasi servant leadership dalam pengelolaan gereja pada umumnya, maupun GKI Pasirkaliki pada khususnya. b. Sebagai masukan dalam menyikapi keragaman budaya yang semakin kaya sejalan dengan perjalanan kehidupan jemaat GKI Pasirkaliki. c. Sebagai masukan dalam peningkatan kinerja Pemimpin di GKI Pasirkaliki. d. Sebagai masukan dalam memahami dan memperkuat atau meningkatkan komitmen organisasional dalam Jemaat GKI Pasirkaliki. Universitas Kristen Maranatha 11