BAB II TINJAUAN PUSTAKA. to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam organisme

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Pengetahuan ibu hamil dalam mengatasi emesis gravidarum

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

Kesehatan Masyarakat Gamping I sudah terjangkau oleh BPJS bagi

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 3, Oktober 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan

DAFTAR PUSTAKA. Andarmoyo, S Keperawatan Keluarga Konsep, Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya telah menunjukkan kemajuan yang baik, namun masih

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui,

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

B. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB I PENDAHULUAN. dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Ibu Hamil 1. Motivasi Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam organisme (hal ini manusia) yang mendorong untuk berbuat sesuatu atau merupakan driving force. Tindakan manusia dipengaruhi faktor dari luar dan dari dalam. Motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia (Walgito, 2002). Motif adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. (Notoatmodjo, 2003 & Purwanto, 1998) 2. Unsur-Unsur Motivasi Menurut Purwanto (1998), unsur-unsur motivasi terdiri dari : 1) Motivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan rangsangan dari dalam maupun dari luar; 2) Motivasi seringkali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi; 3) Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif pencapaian tujuan; 4) Motivasi berhubungan erat dengan hubungan dalam diri manusia.

8 3. Jenis Motivasi Berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dari dalam kebutuhan sehingga manusia menjadi puas. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. (Purwanto, 1998 & Notoadmodjo, 2003) 4. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasi adalah : a. Faktor Fisik Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik, missal status kesehatan dan status gizi ibu hamil (Http: // situs.kespro.info/kia/htm). Bila ibu hamil merasa dalam status kesehatan yang baik, tidak ada keluhan maka mereka menganggap bahwa tidak perlu melakukan pemeriksaan kehamilan, jadi ibu hanya memeriksakan kehamilan hanya bila ada keluhan saja. b. Faktor Proses Mental Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Ibu

9 hamil yang mengalami gangguan pada proses mental tentu sulit untuk membuat suatu keputusan bahwa pemeriksaan kehamilan adalah suatu kebutuhan karena adanya gangguan pada proses berpikir. c. Faktor Hereditas Bahwa manusia diciptakan dengan berbagai macam tipe kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Ada tipe kepribadian tertentu yang mudah termotivasi atau sebaliknya. (Notoatmodjo, 2003) d. Faktor Lingkungan Lingkungan adalah suatu yang berada di sekitar individu baik fisik, biologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan sangat berpengaruh terhadap motivasi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Termasuk dalam lingkungan salah satunya adalah dukungan keluarga khususnya suami. e. Faktor Kematangan Usia Kematangan usia akan berpengaruh pada proses berpikir dan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. f. Fasilitas (Sarana dan Prasarana) Ketersidaan fasilitas untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang memadai, mudah terjangkau menjadi motivasi bagi ibu untuk memeriksakan kehamilannya. Termasuk dalam fasilitas adalah adanya sumber biaya yang mencukupi bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

10 g. Media Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kesehatan (Sugiyono, 1999). Dengan adanya media ini ibu hamil menjadi lebih tahu tentang pemeriksaan kehamilan dan pada akhirnya dapat menjadi motivasi untuk melakukan pemerisaan kehamilan. 5. Ibu Hamil Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan, yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh dalam rahim. Selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan. Usia kehamilan dapat dibagi menjadi 3 trimester sebagai berikut : a. Trimester I dari usia 0 3 bulan atau 0 12 minggu. b. Trimester II dari usia 4 7 bulan atau 13 28 minggu c. Trimester III dari usia 8 9 bulan atau 29 42 minggu (Depkes, 1995) 6. Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care 7. Definisi Banyak pengertian mengenai pemeriksaan kehamilan atau yang disebut juga dengan Antenatal Care (ANC). Namun secara umum bahwa pengertian pemeriksaan kehamilan adalah suatu pemeriksaan yang

11 dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap ibu hamil beserta janinnya secara berkala untuk mengawasi kondisi kesehatan ibu serta pertumbuhan dan perkembangan janin guna persiapan persalinannya, massa nifas, persiapan pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. (Manuaba, 1998 & Hanifa, 2001). 8. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan a. Tujuan Umum Tujuan Umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. b. Tujuan Khusus adalah : 1) Mengenali dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas, misal pada kehamilan adanya hiperemesis gravidarum yaitu muntah berlebihan yang dapat membahayakan ibu hamil karena keluarnya cairan dan berkurangnya masukan nutrisi karena mual muntah. 2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin, misal adanya penyakit hipertensi yang menyertai kehamilan. 3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

12 4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari berkaitan dengan kehamilan, nifas, laktasi dan keluarga berencana. 5) Mempersiapkan peran ibu dan kelurga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Mochtar, 1998 & Manuaba, 1998) 9. Tempat pelaksanaan Pemeriksaan Kehamilan Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care dapat dilaksanakan di beberapa tempat seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Praktek Swasta, Rumah Bersalin, Rumah Sakit. 10. Sasaran Sasaran pelayanan Antenatal adalah semua ibu hamil. Sasaran ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Angka ini dapat diperoleh dengan berbagai cara: a. Angka sebenarnya yang diperoleh berdasarkan cacah jiwa. b. Angka perkiraan yaitu memakai rumus: Angka kelahiran kasar Child Birth Rate (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk setempat dengan pengambilan angka (CBR) dari propinsi atau bila ada dari kabupaten setempat atau bila tidak mempunyai data CBR menggunakan angka rasional yaitu: 3% x jumlah penduduk setempat.

13 11. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan Sesuai kebijakan program kunjungan antenatal atau pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan sebagi berikut: a. Satu kali pada trimester pertama dengan usia kehamilan 0-12 minggu. b. Satu kali pada trimester kedua dengan usia kemailan 13-28 minggu. c. Dua kali pada trimester ketiga dengan usia kehamilan 29-42 minggu. (Depkes, 1995) Sedangkan Manuaba (1998) menyatakan bahwa pemeriksaan kehamilan akan lebih baik lagi apabila dilakukan lebih sering lagisekitar 12-13 kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Pemeriksaan pertama Ideal pemeriksaan pertama dilakukan sedini mungkin, yaitu segera setelah diketahui terlambat haid (kurang lebih terlambat 1 bulan). 2) Pemeriksaan ulang a) Periksa ulang 1 kali sebulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan. b) Periksa ulang 2 kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan. c) Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan tertentu.

14 B. Dukungan Sosial suami 1. Definisi Dukungan sosial berfokus pada sifat interaksi yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasikan oleh individu. Dukungan sosial keluaga mengacu pada dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluaga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial atau tidak digunakan tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998). Hubungan sosial merupakan suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang bersangkutan sehingga individu tersebut menjadi tahu bahwa orang lain memperhatikan, menghargai dan mencintai dirinya (Smet, 1994). 2. Sumber-sumber Dukungan Sosial Smet (1994) mengatakan sumber dari dukungan sosial diperoleh dari orang-orang yang memiliki hubungan berarti dengan individu seperti keluarga, teman dekat, pasangan hidup, saudara dan tetangga. 3. Jenis Dukungan Sosial Suami Menurut Winnbust, dkk (1988) dalam Smet (1994) ada 4 dukungan sosial suami yaitu: 1). Dukungan Emosional adalah mencakup ungkapan empati, keperdulian dan perhatian orang yang bersangkutan; 2) Dukungan

15 Informasi adalah dukungan yang diberikan apabila individu tidak mampu menyelesaikan masalah dengan memberikan informasi, nasehat dan petunjuk tentang cara-cara pemecahan masalah; 3) Dukungan Instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam bentuk materi yang bertujuan untuk meringankan beban bagi individu yang membutuhkan orang lain untuk memenuhinya; 4) Dukungan Penghargaan (penilaian) adalah dukungan yang terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan positif untuk orang lain contohnya: pujian, persetujuan orang lain. Dukungan Sosial dapat diukur dengan melihat tiga elemen: a) Perilaku suportif actual dari teman-teman dan sanak family, b) sifat kerangka sosial (apakah kelompok jaringan tertutup dari individu-individu atau lebih menyebar), c) cara individu merasakan dukungan yang diberikan oleh teman-teman dan sanak familynya. (Niven, 2000). C. Hubungan Dukungan Sosial Suami dengan motivasi ibu hamil Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Dukungan yang diberikan suami selama istri hamil dapat mengurangi kecemasan serta mengembalikan kepercayaan diri dari calon ibu dalam mengalami proses kehamilan. Ada empat bentuk dukungan yang diberikan suami kepada istri dalam menghadapi proses kehamilannya, yaitu : a) dukungan emosinal, b) dukungan instrumental, c) dukungan penghargaan dan d) dukungan informasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan suami kepada calon ibu dalam menghadapi proses

16 kehamilanya dapat membuat calon ibu merasa tenang dan memiliki mental yang kuat untuk menghadapi prosese persalinannya nanti. (Wirawan, 2002). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fraulin Plasmey (2002) dengan judul Pengaruh dukungan suami terhadap cakupan ANC yang dilakukan di Desa Cilayung wilayah kerja puskesmas Cikeruh Sumedang. Memperlihatkan adanya pengaruh positif dukungan suami terhadap pelayanan ANC. Penelitian lain tentang dukungan suami selama kehamilan dilakukan oleh Nuriya (2004) dengan judul Dukungan suami dengan motivasi ibu hamil dalam melakukan senam hamil di Semarang. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang kuat terhadap ibu hamil.

17 D. Kerangka Teori Berdasarkan uraian teori di atas maka kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut: Dukungan Sosial Suami: - Dukungan Emosional - Dukungan Informasi - Dukungan Instrumental - Dukungan Penghargaan Motivasi Ibu Pemeriksaan kehamilan Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi: - Faktor Fisik - Faktor Proses Mental - Faktor Hereditas - Faktor Lingkungan - Faktor Kematangan Usia - Fasilitas (Sarana dan Prasarana) - Media Gambar :1 Kerangka Teori Sumber : 1. Smet, (1994) Psikologi Kesehatan.Jakarta : PT Grasindo 2. Notoadmojo, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Cetakan 1. Jakarta : PT Rineka Cipta 3. Manuaba,.(1998). Ilmu Peanyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

18 E. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Dukungan Sosial Suami: - Dukungan Emosional - Dukungan Informasi - Dukungan Instrumental - Dukungan penghargaan Motivasi ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan Gambar :2 Kerangka Konsep F. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas Variabel yang akan menentukan atau berpengaruh terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah dukungan suami. 2. Variabel Terikat Variabel yang kondisi atau nilainya dipengaruhi variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan G. Hipotesa Dari permasalahan yang ada maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara dukungan sosial suami dengan motivasi ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan.