FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMINORHEA PRIMER PADA SISWI SMA PGRI 2 PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
[Type the document title]

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

Abstrak. Analisis Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas XI SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya

Yuli S. BR Sitorus 1, Sri Rahayu Sanusi 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KAHU KABUPATEN BONE

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NUSA BHAKTI KOTA SEMARANG

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DISMENOREA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN GANGGUAN HAID PADA SISWI SMA DI KECAMATAN SEMARANG BARAT

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH) DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA DI AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENANGANAN DISMENORE DI SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS I SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG MENSTRUASI

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

I. PENDAHULUAN. Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA KARYAWATI BAGIAN PRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

Faktor Yang Berhubungn Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMINORE DI SMAN 5 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

FAKTOR RISIKO DISMENORE PRIMER PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP X) KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA AEROBIK DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. lantaran tidak mampu menahan rasa nyeri bahkan ada yang sampai

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 6 Gorontalo didirikan pada tahun 1951 dan mulai beroperasi pada tahun 1979.

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

Romy Wahyuny, Kejadian Dismenorea Pada Mahasiswi Universitas Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu 2014

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Obesitas sebagai Resiko Pemberat Dismenore pada Remaja. Obesity As High RiskOf Dysmenorrhea in Adolescents

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI ACEH BESAR KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN IN READINESS TO FACE MENARCHE STATE OF ACEH BESAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

TINGKAT STRES DAN DISMENOREA PADA REMAJA KELAS XI PROGRAM AKSELERASI DAN REGULER DI SMA N 3 SURAKARTA

JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : ISSN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMINORHEA PRIMER PADA SISWI SMA PGRI 2 PALEMBANG Suci Sulistyorini, Santi, Septi Monica, Selvi Septia Ningsih Dosen Tetap Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada Palembang email : chilodysuci@ymail.com ABSTRAK Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial. World Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara 12 24 tahun (Kusmiran, 2011).. Menurut data WHO, rata-rata insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8 81%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian disminorhea primer pada siswi SMA PGRI 2 Palembang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Lokasi penelitian dilakukan di kelas X SMA PGRI 2 Palembang. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 21 Februari 2017.Populasi penelitian yaitu semua siswi kelas X SMA PGRI 2 Palembang tahun 2017 yang berjumlah 126 responden. Sampel penelitian yaitu total populasi. Analisa yang dilakukan adalah analisa data univariat dan bivariat. Berdasarkan data univariat didapatkan data dari 126 responden sebanyak 113 responden (89,7%) mengalami disminorhea primer dan sebanyak 13 (10,3%) responden tidak mengalami disminorhea primer, usia menarche dini 8 (6,3%)responden, usia menarche normal 118 (93,7%), siklus menstruasi abnormal 43 (34,1 %), siklus menstruasi normal 83 (65,9%), lama menstruasi abnormal 27 (21,4%), lama menstruasi normal 99 (78,6%), riwayat keluarga terdapat disminorhea primer 100 (79,4%), dan riwayat keluarga tidak ada 26 (20,6%). Berdasarkan data bivariat diperoleh hasil ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian disminorhea primer dengan p value = 0,027 OR 3,986 dan tidak ada hubungan antara usia menarche, lama menstruasi,dan lama menstruasi terhadap kejadian disminorhea primer di SMA PGRI 2 Palembang. Untuk petugas kesehatan diharapkan dapat lebih meningkatkan konseling dan memberikan penyuluhan terhadap remaja khususnya remaja putri mengenai kesehatan reproduksi agar dapat mempersiapkan organ reproduksi yang sehat.kata Kunci : Disminorhea primer, Usia menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, riwayat keluarga. ABSTRACT Adolescence is a period of transition from childhood into adulthood that includes biological, psychological, and social changes. World Health Organization (WHO) determines the age of adolescents between 12-24 years (Kusmiran, 2011).. According to WHO data, the average incidence of dysmenorrhea in young women between 16.8-81%. The purpose of this study are to know the factors that affect the incidence of primary disminorhea in students of senior high school PGRI 2 Palembang. This research was conducted by using analytic survey design with Cross Sectional approach. The location of the research was conducted in class X of senior high school PGRI 2 Palembang. The time of the research was conducted on February, 2017. Populasi research that all students of class X of senior high school PGRI 2 Palembang 2017 which amounted to 126 respondents. Research sample is total population. The analysis is univariate and bivariate data analysis. Based on univariate data, data from 126 respondents were 113 respondents (89,7%) experiencing primary disminorhea and 13 (10,3%) respondent did not experience primary disminorhea, menarche early age 8 (6,3%) respondent, normal 223

menarche age 118 (93.7%), abnormal menstrual cycle 43 (34.1%), normal menstrual cycle 83 (65.9%), abnormal menstrual period 27 (21.4%), normal menstrual length 99 (78.6% ), Family history of primary disminorhea 100 (79.4%), and family history of no 26 (20.6%). Based on bivariate data, it was found that there was a correlation between family history and primary disminorhea incidence with p value = 0.027 OR 3,986 and there was no correlation between menarche age, menstrual period, and menstruation duration of primary disminorhea event at SMA PGRI 2 Palembang. For health workers expected to further improve counseling and provide counseling to teenagers, especially young women about reproductive health in order to prepare healthy reproductive organs. Keywords: Primary disminorhea, Age of menarche, menstrual cycle, menstrual period, family history. PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial. World Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara 12 24 tahun. 5 Salah satu tanda seorang perempuan telah memasuki usia pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi adalah pengeluaran cairan secara berkala dari vagina selama usia reproduksi. 12 Gangguan ginekologi pada masa remaja yang sangat sering terjadi adalah gangguan yang berhubungan dengan siklus menstruasi, pendarahan uterus disfungsi, yang termasuk di dalamnya adalah dismenore, pre menstrual syndrome, dan hirsutisme. Gangguan yang paling sering terjadi adalah dismenore. 4 Kejadian dismenore cukup tinggi diseluruh dunia. Menurut data WHO, ratarata insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8 81%. Ratarata di negara-negara Eropa dismenore terjadi pada 45-97% wanita. Dengan prevalensi terendah di Bulgaria (8,8%) dan tertinggi mencapai 94% di negara Finlandia. 6 Prevalensi dismenore tertinggi sering ditemui pada remaja wanita, yang diperkirakan antara 20-90%. Sekitar 15% remaja dilaporkan mengalami dismenore berat. Di Amerika Serikat, dismenore diakui sebagai penyebab paling sering ketidakhadiran di sekolah yang dialami remaja putri. Selain itu, juga dilakukan survey pada 113 wanita Amerika Serikat dan dinyatakan prevalensi sebanyak 29-44%, paling banyak pada usia 18-45 tahun. 5 Prevalensi dismenore di Indonesia tahun 2008 sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. 14 Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Novia dan Nunik (2008) di Desa Banjar Kematren dengan 100 responden wanita usia subur (15 30 tahun ), ditemukan 71 % responden mengalami dismenorea primer. Adapun variabel yang 224

berpengaruh dalam kejadian dismenorea primer dalam penelitian ini adalah umur, pernikahan dan riwayat keluarga dan variabel yang tidak berpengaruh dalam kejadian dismenorea primer adalah umur menarche, lama menstruasi, pengalaman melahirkan, status gizi, kebiasaan olah raga dan kebiasaan merokok. Analisis kasus yang dilakukan oleh Susanto dkk (2008) di Kotamadaya Makassar, dari 997 remaja putri yang menjadi responden 93,8 % diantaranya mengalami dismenorea primer. Pada usia 13-15 tahun merupakan usia terbanyak yang mengeluhkan dismenorea sebanyak 53,9 % kasus. Hal ini menunjukkan tingginya prevalensi kejadian dismenorea primer pada remaja. Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan dismenore primer berupa usia yang sangat muda ketika menarche (<12 tahun), nulliparity, perdarahan menstruasi yang berlebihan dan lama berhenti, merokok, konsumsi alkohol, adanya riwayat dismenore pada keluarga, obesitas. Adapun faktor resiko yang turut berkontribusi dalam timbulnya dismenore sekunder adalah leiomiomata (fibroid), pelvic inflammatory disease, abses tuboovarian, endometriosis, adenomiosis ( Karim,2013). Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan di SMAN PGRI 2 Palembang tahun 2017, dari 10 siswi kelas X terdapat 8 responden ditemukan mengalami dismenorea dengan tingkatan nyeri yang ringan. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya siswi yang mengalami dismenorea di SMA PGRI 2 Palembang sehingga dianggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi kejadian dismenorea pada siswi SMA PGRI 2 Palembang. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dan Sampel penelitian Populasi penelitian yaitu semua siswi kelas X SMA PGRI 2 Palembang tahun 2017 yang berjumlah 126 responden. Sampel penelitian ini yaitu total populasi. Tempat dan waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kelas X SMA PGRI 2 Palembang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017. Pengumpulan dan Pengolaan data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara dan kuesioner. Analisa Data Analisa data yang digunakan menggunakan analisa univariat dan bivariat (Uji Chi-Square). 225

HASIL PENELITIAN Tabel 1 Hasil Analisis Univariat Variabel % Kejadian Disminorhea Primer Ya Tidak Usia Menarche Menarche Dini Normal Siklus Menstruasi Abnormal Normal Lama Menstruasi Abnormal Normal Riwayat Keluarga Ya Tidak 89,7 10,3 7,9 92,1 34,1 65,9 21.4 78.6 79,4 20,6 Dari table 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang diteliti mengalami disminorhea primer, usia menarche lebih banyak usia menarche normal, siklus menstruasi lebih banyak siklus normal, lama menstruasi lebih banyak normal, dan riwayat keluarga lebih banyak ya. Tabel 2 Hasil Analisa Bivariat Variabel P Value Usia Menarche 0,275 Siklus Menstruasi 0,131 Lama Menstruasi 0,296 Riwayat Keluarga 0,027 Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa terdapat 3(tiga) variable independen yang mempunyai p value > 0,005 yaitu usia menarche,siklus menstruasi dan lama menstruasi. Ke tiga variable tersebut tidak ada pengaruh terhadap kejadian disminorhea pada siswi SMA PGRI 2 Palembang. Ada 1 (satu )variabel yang nilai p value < 0,005 yaiti riwayat keluarga, berarti riwayat keluarga mempunyai pengaruh terhadap kejadian disminorhea primer pada siswi SMA PGRI 2 Palembang. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada siswi kelas X SMA PGRI 2 Palembang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas X SMA PGRI 2 Palembang. Sampel diambil dari total populasi yang berjumal 126 responden. 1. Kejadian Disminorhea Primer Pada penelitian ini sampel sebesar 126 responden terdapat 13 responden (10,3%) yang tidak mengalami disminorhea primer lebih kecil dibanding responden yang mengalami disminorhea primer sebesar 113 (89,7%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Shofia dkk (2013) yang berjudul faktor yang berhubungan dengan kejadian disminorhe pada siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun 2013 didapatkan 226

hasil dengan sampel sebesar 171 responden terdapat 139 (81,3%) responden mengalami disminorhea sedangkan yang tidak mengalami disminorhea sebesar 32 (18,7%). Kejadian dismenore cukup tinggi diseluruh dunia. Menurut data WHO, ratarata insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8 81%. Ratarata di negara-negara Eropa dismenore terjadi pada 45-97% wanita. Dengan prevalensi terendah di Bulgaria (8,8%) dan tertinggi mencapai 94% di negara Finlandia. 4 Masih tingginya angka kejadian disminorhea primer pada siswi di SMA PGRI 2 Palembang hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang melatar belakangi, penyebab dismenore primer belum jelas hingga saat ini. Dahulu disebutkan faktor keturunan, psikis, dan lingkungan dapat mempengaruhi hal ini. Namun pada hasil penelitian ini didapatkan faktor riwayat keluarga mempengaruhi kejadian disminorhea sebesar 3,9 kali. 2. Usia Menarche Berdasarkan analisa univariat didapatkan sebesar 13 (10,3%) responden yang tidak mengalami kejadian disminorhea primer lebih kecil dibanding yang mengalami kejadian disminorhea primer yaitu sebesar 113 (89,7%) responden. Dari hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p value = 0,275 lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian disminorhea primer. Hal ini sejalan dengan penelitian Utami, dkk (2013) dengan judul factor yang berhubungan dengan kejadian disminorhea pada remaja putri di SMAN 1 Kahu Kabupaten Bone didapatkan hasil tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian disminorhea. Berbeda dengan hasil penelitian Hasrinta dan Pajeriaty (2014), yang dilakukan di SMA Negeri 21 Makasar, menunjukkan bahwa responden paling banyak yaitu yang usia menarche 12 tahun sebanyak 62,0%, dengan nilai p=0,029<0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer. Menurut Rahimian (2006) factor resiko terjadinya dismenore primer adalah Menarche dini. Menarche pada usia lebih awal yaitu sebelum umur 12 tahun menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri ketika menstruasi. Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan antara usia menarche dengan kejadian disminorhea dikarenakan terdapat factor-faktor lain yang mungkin 227

mempengaruhi kejadian disminorhea salah satunya adalah asupan nutrisi pada remaja berbeda-beda. Jenis makanan yang tersedia di setiap sekolahan juga berbeda- beda. Sebagian besar remaja memiliki pola makan yang tidak sehat (sering makan junk food, merokok, tidak pernah berolah raga, dll) akan semakin memicu peningkatan rasa nyeri saat menstruasi. 3. Siklus Menstruasi Berdasarkan analisa univariat didapatkan sebesar 83 (65,7%) responden siklus menstruasi normal lebih besar dibanding siklus menstruasi abnormal yaitu sebesar 43 (34,1%) responden. Dari hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p value = 0,131 lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian disminorhea primer. Hal ini sejalan dengan penelitian Shopia, dkk (2013) yang berjudul faktor yang berhubungan dengan kejadian disminorhe pada siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun 2013 didapatkan p value = 0,330, tidak ada hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian disminorhea. Siklus menstruasi dipengaruhi juga oleh faktor psikis, pada remaja putri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenorea. Ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut, mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan haid seperti dismenorea (Liliwati, 2007). Dari hasil penelitian diketahui 65,7% siswi SMA PGRI 2 Palembang bersiklus menstruasi normal. Hal ini terjadi karena pada umumnya 3 tahun setelah menarche siklus menstruasi akan teratur (24 31 hari), karena hormon hormon reproduksi telah berfungsi dengan baik. Dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan siklus menstruasi dengan kejadian dismenorea. Hal ini bisa disebabkan banyak faktor, seperti faktor hormonal, status gizi, life style anak remaja yang cenderung malas untuk olahraga akan berpengaruh terhadap kejadian disminorhea dan akan mempengaruhi sistem seluruh tubuh. 4. Lama Menstruasi Berdasarkan analisa univariat didapatkan sebesar 99 (78,6%) responden dengan lama menstruasi normal lebih besar dibanding lama menstruasi abnormal yaitu sebesar 27 (21,4%) responden. Dari hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p value = 0,296 lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama 228

menstruasi dengan kejadian disminorhea primer. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Sophia, et al., (2013) pada Siswi SMK Negeri 10 di Medan yang menunjukkan bahwa responden yang mengalami dismenore terbanyak yaitu mereka yang mengalami lama menstruasi > 7 hari (87,2%) dengan nilai p value sebesar 0,046 sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore. Dalam penelitian ini juga menyebutkan bahwa lama menstruasi > 7 hari memiliki kemungkinan 1,2 kali lebih besar mengalami dismenore dibandingkan siswi yang lama menstruasinya 7 hari. Hal ini dikarenakan perbedaan lokasi penelitian. Sebagaimana yang diketahui bahwa perbedaan lokasi penelitian juga akan mempengaruhi hasil penelitian, dengan berbagai ragam budaya dan tingkat sosial ekonomi yang berbedabeda. Permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat social ekonomi masyarakat. 5. Riwayat Keluarga Berdasarkan analisa univariat didapatkan sebesar 26 (20,6%) responden tidak ada riwayat keluarga disminorhea lebih kecil dibanding ada riwayat keluarga disminorhea yaitu sebesar 100 (79,4%). Dari hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p value = 0,027 lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian disminorhea primer. Berdasarkan nilai OR 3,986 berarti riwayat keluarga disminorhea mempunyai risiko 3,9 kali mengalami kejadian disminorhea primer. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Utami dkk (2013) yang berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri Di Sman 1 Kahu Kabupaten Bone didapatkan hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,001 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat dismeore pada keluarga dengan kejadian dismenore. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian shopia, dkk (2013) didapatkan Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,019 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat dismeore pada keluarga dengan kejadian dismenore. Riwayat keluarga (ibu atau saudara perempuan kandung) merupakan salah satu faktor risiko dismenore. Kondisi anatomi dan fisiologis dari seseorang pada umumnya hampir sama dengan orang tua dan saudara saudaranya. Sebagian besar responden yang mengalami dismenorea serta memiliki riwayat keluaga positif. Hal ini disebabkan 229

adanya faktor genetik yang dapat mempengaruhi keadaan responden sehingga apabila ada keluaga responden yang mengalami dismenorea cenderung mempengaruhi psikis responden. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN 1. Tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian disminorhea primer pada siswi di SMA PGRI 2 Palembang. 2. Tidak ada hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian disminorhea primer pada siswi di SMA PGRI 2 Palembang. 3. Tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian disminorhea primer pada siswi di SMA PGRI 2 Palembang. 4. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian disminorhea primer pada siswi di SMA PGRI 2 Palembang. SARAN Setelah melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorea primer pada remaja putri, sebaiknya remaja putri melakukan upaya preventif terhadap dismenorea yang sering terjadi misalnya dengan menjaga pola hidup sehat (makan makanan bergizi, olahraga, istirahat yang cukup) pada saat mentruasi, terutama bagi remaja putri yang memiliki riwayat keluarga positif dismenorea dan melakukan pemeriksaan diri ke dokter agar dapat melakukan pencegahan dini terhadap penyakitpenyakit endometris lainnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Anurogo, dito., Ari Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Penebit Andi: Yogyakarta 2. Edmonds, K, 2007. Gynaecological Disorders of Childhood and Adolescense : Dewhurst s Textbook of Obstetrics and Gynaecological 7thEdition. Blackwell Publishing : London. 3. Adlina. 2010. Disminore (nyeri haid), (http://webcache.g.com, diakses oleh : Ananda Aya Sofya, 25-04-2010, 07:10 wib) 4. French, Linda, 2005. Dysmenorrhea. American Family Physician 71(2): 285-291. 5. Kasdu, D. 200. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta. Puspa Swara 6. Kusmiran, E, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika : Jakarta. 7. Manuaba. 2001, Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obsterti Ginekologi dan KB. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. 230

8. Notoatmodjo. S,(2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 9. Novia, Ika., Nunik Puspitasari. 2008. Faktor yang Mememngaruhi Kejadian Dismenorea Primer. The Indonesian Journal Of Public Health 4, 96 104 10. Pradita,Erlina.2010. Index,(http://foru m.dudung.net, diakse oleh : Ananda Aya Sofya, 18-05-2010, 12:35 wib). 11. Prawirohardjo, S, 2008. Ilmu Kandungan. PT Bina Pustaka : Jakarta. 12. Ramaiah. 2006, Gangguan Menstruasi. Yogyakarta : Digiosa Media. 13. Shofia F, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan disminorhea pada siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun 2013. Jurnal FKM USU. 14. Santoso, 2008. Angka Kejadian Nyeri Haid pada Remaja Indonesia. Journal of Obstretics & Gynecology 15. Utami, A. N. R., Ansar. J., Sidik. D. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenore pada Remaja Putri di SMAN 1 Kahu Kabupaten Bone. [Karya Tulis Ilmiah]. Makasar: Fakultas Kesehatan Masyarakat. UNHAS. 231