BAB I PENDAHULUAN. 99 persen kasus kematian ibu terjadi di negara berkembang. Hal ini terungkap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. menentukan jumlah Perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100.

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN. sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga perempat resiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang kelima. Indonesia berada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua persalinan yaitu persalinan

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 359 kematian ibu per kelahiran hidup. AKI kembali. hidup pada tahun 2015 (Kemenkes, 2015:104).

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Definisi WHO (World Health Organization), kematian maternal ialah

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperehensif adalah suatu pemeriksaan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut data yang diperoleh dari WHO tahun 2010, sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan 21,14%, hipertensi 26,34% dan lain-lain sebesar 40,49%

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI BPS BENIS JAYANTO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. setelah kelahiran (Cunningham, 2013). Periode nifas ini terjadi pemulihan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi.proses tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia saat ini masih tinggi. World. Healthy Organization (WHO) mencatat tiap tahunnya lebih dari 500

BAB I PENDAHULUAN. hamil saat proses melahirkan adalah episiotomi. Episiotomi yaitu tindakan bedah

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87).

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB V PENUTUP. primer akibat robekan portio, perineum derajat II, dan hematoma vagina di

BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Pudiastuti (2011:24), mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang. Diperkirakan setiap tahunnya 300.000 ibu di dunia meninggal ketika melahirkan. Sebanyak 99 persen kasus kematian ibu terjadi di negara berkembang. Hal ini terungkap berdasarkan laporan terbaru yang dirilis United Nations Population fund (UNFPA). Sampel dari studi ini dilakukan di 58 Negara di dunia, termasuk Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2011, di Indonesia mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup. Diperkirakan 10.500 ibu di Indonesia mati saat melahirkan tiap tahunnya. Pada tahun 2015, angka kematian ibu (AKI) ditargetkan turun menjadi 102 kasus per 100.000 kelahiran untuk mencapai tujuan pembangunan millenium. Menurut Widoyono (2011:23), Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan laporan kabupaten/kota sebesar 116,01/100.000 jiwa kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI tahun 2010 sebesar 104,97/100.000 jiwa kelahiran hidup. Sedangkan di Kota Semarang jumlah kematian maternal pada tahun 2011 sebanyak 31 kasus dari 25.852 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 119,9 per 100.000 kelahiran hidup. 1

2 Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011:2), menyatakan penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (32%), hipertensi( 25%) dan partus lama dan infeksi (5%) dan abortus (1%). Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah masih banyaknya kasus 3 terlambat dan 4 terlalu yaitu terlambat mengenali tanda bahaya persalinan, terlambat rujuk ke fasilitas kesehatan dan terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan. Menurut Prawirodhardjo (2009:523), perdarahan pasca persalinan dapat menyebabkan kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 82-88% dalam 2 minggu setelah bayi baru lahir. Yang terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir disebabkan oleh atonia uteri, berbagai robekan jalan lahir, dan sisanya adalah sisa plasenta. Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi, yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi. Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka episiotomi, robekan perineum spontan derajat ringan sampai ruptur perinei totalis (sfingter ani terputus), robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks, daerah sekitar klitoris dan uretra dan bahkan yang terberat rupture uteri. Menurut Lysa Destiati dan Fitria Prabandari (2010:8), dalam penelitiannya di RSIA Bunda Arif Porwokerto menyatakan bahwa jumlah ibu bersalin dari 252 mengalami bersalin spontan dengan ruptur perineum

3 sebanyak 169 orang (67,1%) dan yang tidak mengalami ruptur perineum sebanyak 83 orang (32,9 %). Sebanyak 60 % perempuan mengalami trauma perineum (akibat episiotomi atau ruptur perineum) pada persalinan pervaginam dan sekurang-kurangnya 1000 perempuan membutuhkan tatalaksana perbaikan perineum setelah persalinan. Komplikasi yang dapat terjadi pada trauma perineum antara lain perdarahan, hematoma, abses, nyeri perineum, fistula, dispareuni, dan inkontinensia ani. Menurut Dwi Mayang Puspasari (2010:3), dalam studi pendahuluannya di BPS Cristin Sulastri daerah Lamper Krajan Semarang mengatakan bahwa 121 pasien ditemukan ibu bersalin normal yang tidak mengalami laserasi perineum (32,2%), laserasi derajat I (24,8%), derajat II (33,9%), derajat III (6,6%), derajat IV (2,5%). Ruptur perineum derajat III dan IV didapatkan pada 0,6% 0,9% dari semua persalinan pervaginam dimana dilakukan episiotomi mediolateralis. Menurut data Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang, pada bulan Januari 2011 sampai bulan Juni 2013 Angka Kematian Ibu bersalin belum ada. Tercatat ada 2412 persalinan dari bulan Januari 2011 sampai bulan Juni 2013 dengan lahir spontan. Pada bulan Januari sampai Desember 2011 total 825 ibu bersalin spontan, Pada bulan Januari sampai Desember 2012 total 1099 ibu bersalin spontan dan pada bulan Januari sampai Juni 2013 total 488 ibu bersalin spontan. Dalam proses persalinan terjadi komplikasi yang bermacam-macam salah satunya laserasi jalan lahir. laserasi jalan lahir merupakan robekan yang terjadi pada perineum, vagina, serviks. Angka

4 Kejadian laserasi jalan lahir dari bulan Januari 2011 sampai bulan Juni 2013 keseluruhan berjumlah 39 kasus yang terdiri dari 36 kasus tidak terdiagnosa dan 3 kasus terdiagnosa. Kasus terdiagnosa dari bulan Januari sampai bulan Desember 2011 ada satu yaitu dengan ruptur perineum derajat IV, pada bulan Januari sampai bulan Desember 2012 ada dua yaitu dengan ruptur perineum derajat III dan derajat IV, dan pada bulan Januari sampai Juni 2013 ada satu yaitu dengan ruptur perineum derajat III. Menurut Mufdlilah (2012:198), keutuhan perineum menjadi bagian penting dari proses persalinan dan diperlukan untuk mengontrol proses BAK dan BAB, menjaga tekanan abdomen dan fungsi seksual sehat, maka kerusakan pada perineum harus dihindarkan selain itu ruptur sekitar klitoris dan uretra dapat menimbulkan perdarahan hebat dan mungkin sangat sulit untuk diperbaiki. Penolong harus melakukan penjahitan reparasi dan hemostasis. Data diatas menunjukkan bahwa kasus laserasi jalan lahir dapat menyebabkan angka kematian ibu yang dikarenakan perdarahan sampai terjadi syok, jika tidak segera dilakukan tindakan. Maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah Berjudul Asuhan Kebidanan ibu bersalin patologi dengan laserasi Perineum Derajat III Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.

5 B. Rumusan Masalah Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan laserasi Perineum derajat III Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III menggunakan manajemen 7 langkah varney dan SOAP. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar mengenai asuhan kebidanan persalinan patologi dengan laserasi perineum derajat III. b. Mampu mengintepretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah yang berhubungan dengan asuhan persalinan patologi dengan laserasi perineum derajat III. c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganan mengenai masalah persalinan patologidengan laserasi perineum derajat III. d. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan konsultasi, kalaborasi dengan tenaga ahli sesuai dengan kondisi pasien mengenai masalah persalinan patologi dengan laserasi perineum derajat III.

6 e. Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengenai masalah persalinan parologi dengan laserasi perineum derajat III. f. Mampu melaksanakan langsung asuhan persalinandengan laserasi perineum derajat III. g. Mampu mengevaluasi setiap asuhan yang telah diberikan kepada pasien dengan laserasi perineum derajat III. h. Mampu menganalisis kesenjangan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III antara teori dan dilahan atau tempat pelayanan kesehatan. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Ibu bersalin yang mengalami laserasi perineum derajat III 2. Tempat Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang 3. Waktu Karya tulis ilmiah dimulai dari bulan April sampai Juli 2013 E. Manfaat 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Rumah Sakit Hasil karya tulis ilmiah ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III.

7 b. Bagi Penulis Hasil karya tulis ilmiah ini dapat menambah pemahaman dan pengetahuan asuhan kebidanan ibu bersalin laserasi perineum derajat III. c. Bagi Pasien Pasien mendapatkan informasi yang berhubungan tentang pencegahan, penatalaksanaan dan perawatan laserasi perineum derajat III. d. Bagi Institusi Pendidikan Hasil karya tulis ilmiah ini dapat menambah wacana dan informasi mengenai asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III. e. Bagi Masyarakat Dapat menambah pengetahuan pembaca tentang cara memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III.

8 b. Bagi Penulis Mendapatkan pengalaman nyata serta dapat menerapkan apa yang telah didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III. c. Bagi Pasien Dapat memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang laserasi perineum derajat III sehingga dapat membantu proses perawatan pasca tindakan. d. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III. e. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khusunya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi dengan laserasi jalan lahir derajat III. F. Metode Pengumpulan Data Menurut Mufdlilah (2010:112), dalam pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu :

9 1. Wawancara Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang penting diperhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan ke data ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III yang relefan. Penulis melakukan tanya jawab langsung terhadap pasien, keluarga dan semua tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam rangka pengumpulan data subyektif yang berhubungan dengan kesehatan ibu bersalin patologi dengan laserasi perineum derajat III. 2. Observasi Observasi adalah pengumpulan data melalui indera yang meliputi penglihatan (kondisi perineum ruptur atau tidak, jumlah perdarahan) pendengaran (tekanan darah), perabaan (pernafasan, nadi, fundus uteri). Penulis mengamati dan ikut berperan aktif dalam melakukan asuhan kepada pasien bersalin dengan laserasi perineum derajat III. 3. Studi dokumentasi Dokumentasi adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan/ kejadian yang dilihat dan dilakukan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan laserasi perineum derajat III. Penulis mengumpulkan data dari rekam medis pasien dengan laserasi perineum derajat III yang dapat membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

10 4. Studi kepustakaan Penulis mengumpulkan, membaca, dan mempelajari buku-buku, artikel dari sumber-sumber yang berkaitan dengan laserasi perineum derajat III sehingga mempermudah dalam penyusunan karya tulis ilmiah.