Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya going concern, suatu entitas dianggap mampu. aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa.

PEMILIHAN PREDIKTOR DELISTING TERBAIK (PERBANDINGAN ANTARA THE ZMIJEWSKI MODEL, THE ALTMAN MODEL, DAN THE SPRINGATE MODEL)

BAB I PENDAHULUAN. dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya

ABSTRACT. Key Words: Financial Ratio Analysis, Bankruptcy Prediction with Altman, Foster, Zmijewski And Springate Model.

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang mengalami delisted atau kebangkrutan, antara lain dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi dapat didefinisikan sebagai tindakan penundaan penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. menginventasikan dana diberbagai bentuk aset.

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN METODE Z- SCORE ALTMAN, SPRINGATE, ZMIJEWSKI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di situs resmi BI ( dan situs resmi masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan siklus ekonomi menyebabkan dunia usaha terus mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal berfungsi untuk menghubungkan perusahaan terbuka pada

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 1400

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refrensi penulisan pada penelitian sekarang. Berikut ini adalah uraian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensi yang terjadi di Asia pada tahun 1997, dimana nilai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

bidang EKONOMI Keywords : Kebangkrutan, Altman, Springate, Ohlson, Grover

ANALISIS PENILAIAN FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) PADA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS METODE Z SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN INDUSTRI BAJA DI BEI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. oleh para pelaku bisnis. Akuntansi mempunyai peran untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang bermula dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan (bankruptcy) biasanya diartikan sebagai ketidakmampuan

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendukung seperti kerangka penelitian dan hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

ABSTRAK. Kata kunci: rasio keuangan, CR, ROA, EPS, dan harga saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai. a. Working Capital To Total Assets (X 1 )

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang masing-masing pelaku bisnis untuk meraih keuntungan dan. keuangan menjadi penting dan strategis (Imanzadeh et al. 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

BAB I PENDAHULUAN. suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

BAB III METODE PENELITIAN. sumber topik untuk penelitian. Adapun objek Penelitian yang akan diuji dalam

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL ALTMAN Z-SCORE, ZMIJEWSKI, DAN SPRINGATE DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DELISTING DI BEI (Studi Kasus pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk Periode Tahun 2008-2010) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: Ajeng Eka Aprillia B100140007 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL ALTMAN Z-SCORRE, ZMIJEWSKI, DAN SPRINGATE DALAM MEMPRREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DELISTING DI BEI (Studi Kasus pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk Periode Tahun 2008-2010) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model prediksi kebangkrutan yang tepat dalam memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan tiga model prediksi kebangkrutan yaitu Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 perusahaan yang telah delisted dari BEI. Untuk sampelnya yang diambil adalah PT. Aqua Golden Mississipi Tbk. Hasil penelitian ini dari ketiga model prediksi kebangkrutan menyatakan bahwa PT. Aqua Golden Mississipi Tbk diklasifikasikan sebagai perusahaan yang sehat. Kata kunci : Prediksi Kebangkrutan, Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate ABSTRACT This research is mean to find out the most appropriate prediction models of bankruptcy to predict bankruptcy in companies. The researchs using three methods prediction of bankruptcy, The Altman Z-Score, Zmijewski, and Sprngate. The population used in this study were 20 companies that were delisted from BEI. The sample is taken from PT. Aqua Golden Mississipi. The result of this research from three methods has been using is PT. Aqua Golden Mississipi is classified as a healthy company. Keyword : Bankruptcy Prediction, The Altman Z-Score, Zmijewski, and Springate 1. PENDAHULUAN Prediksi kebangkrutan merupakan peningkatan penting untuk tata kelola perusahaan. Dunia ekonomi telah lebih berhati-hati atas risiko yang terlibat dalam tanggung jawab perusahaan, terutama setelah kematian sebuah organisasi raksasa seperti WorldCom dan Enron. Salah satu tujuan utama dari Perusahaan Basel II adalah untuk meminimalkan risiko kredit. Banyak model berbeda telah digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Metode ini semua memiliki kekuatan khusus dan kelemahan, dan memilih diantara mereka untuk aplikasi empiris tidak langsung (Aziz dan Dar, 2006) 1

Kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesalahan prediksi terhadap kelangsungan operasi suatu perusahaan di masa mendatang dapat berakibat fatal yaitu kehilangan pendapatan atau investasi yang telah ditanamkan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, pentingnya suatu model prediksi kebangkrutan suatu perusahaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti pemberi pinjaman, investor, pemerintah, akuntan, dan manajemen (Zu amah, 2005) Indikator perusahaan bangkrut di pasar modal adalah perusahaan delisted. Perusahaan yang delisted dari Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan yang dihapuskan atau dikeluarkan dari daftar perusahaan yang sahamnya diiperdagangkan di BEI. Setelah sebuah perusahaan dikeluarkan dari bursa, maka semua kewajiban yang dimiliki perusahaan tersebut akan ikut terhapus, termasuk kewajiban untuk menerbitkan laporan keuangan. Bagi investor, perusahaan yang sudah delisted adalah identik dengan bangkrut, karena mereka sudah tidak bisa lagi melakukan investasi di perusahaan tersebut. Delisting dapat dilakukan atas permntaan perusahaan yang menerbitkan saham atau atas perintah BEI. Delisting atas perintah BEI biasanya karena tidak dapat memenuhi kewajiban dan aturan yang telah ditetapkan. Biasanya delisting yang atas kehendak perusahaan sendiri (Voluntary Delisting) karena perusahaan sudah dalam keadaan yang mapan dan mampu menghasilkan kenaikan profit yang berkesinambungan. Kebangkrutan perusahaan adalah solusi akhir yang terrsedia untuk sebuah yang tidak mampu membayar kewajiban utangnya. Sebuah kebangkrutan dilakukan dengan benar dirancang untuk melikuidasi aset perusahaan dan kepemilikan lainnya dan mendistribusikan mereka untuk penggunaan yang lebih produktif dalam perekonomian. Sementara sebagian besar perusahaan saat ini membawa utang untuk beberapa derajat atau lain untuk membiayai operasi seharihari, secara umum diterima bahwa banyak sekali jumlah utang, terutama bila dibandingkan dengan aset yang dimiliki, adalah faktor utama dalam mempercepat kebangkrutan perusahaan (Haseley, 2012). 2

Landasan Teori Model model Prediksi Kebangkrutan The Altman Z- Score Model Altman (1968) menggunakan metode Multiple Discriminant Analysis dengan lima jenis rasio keuangan yaitu working capital to total asset, retained earning to total asset, earning before interest and taxes to total asset, market value of equity to book of total debts, dan sales to total asset. The Zmijewski Model : Zmijewski (1984) menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksinya. Zmijewski menggunakan probit analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan yang telah bangkrut dan 800 perusahaan yang bertahan saat ini. The Springate Model : Model ini dikembangkan oleh Springate (1978) dengan analisis multidiskriminan, dengan menggunakan 40 perusahaan sebagai sampelnya. Model ini dapat digunakan untuk meemprediksi kebangkrutan dengan tingkat 92,5%. Kebangkrutan Brigham dan Gapenski dalam Fachrudin (2008:2-3) mengatakan kebangkrutan dapat diartikan dalam beberapa cara tergantung masalah yang dihadapi oleh perusahaan : Kegagalan Ekonomi (Economic Failure) Kegagalan ekonomi mengindikasi bahwa pendapatan perusahaan tidak mampu untuk menutupi biaya totalnya, termasuk biaya modal. Kegagalan Usaha (Business Failure) Istilah business failure digunakan untukk mengelompokkan kegiatan bisnis yang telah menghentikan operasinya kemudian berakibat kerugian bagi para kreditur. Insolvensi Teknis (Technical Insolvency) Perusahaan dianggap menngalami insolvensi teknis jika tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Insolvensi teknis mengindikasikan tingkat likuiditas yang sangat rendah dan mungkin hanya bersifat sementara. Insolvensi dalam Pengertian Kebangkrutan (Insolvency in Bankuptcy) Hal ini terjadi ketika kewajiban total perusahaan melebihi nilai total aktivanya. Kondisi ini jauh lebih serius dari serius insolvensi teknis dan cenderung mengarah pada likuidasi. 3

Kebangkrutan Secara Resmi (Legal Bankruptcy) Perusahaan tidak akan secara resmi dinyatakan bangkrut kecuali : Perusahaan mengalami kebangkrutan berdasarkan kriteria yang telah dibuat oleh federal bankruptcy act (Undang- Undang Kebangkrutan), Telah dinyatakan bangkrut oleh perusahaan. Hipotesis merupakan praduga jawaban yang terjadi antara variabel independen dengan dependen dan menjadi pernyataan atau dugaan sementara yang diungkapkan secara deklaratif. Pernyataan atau dugaan diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa diuji secara empiris. Hipotesis dilambangkan dengan H (Sumarni dan Wahyuni, 2006). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya menghasilkan adanya hasil dari model Altman Z-Score, Zmijewski, dan Spingate terhadap Prediksi Kebangkrutan Perusahaan maka penulis berinisiatif menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dari rumusan masalah adalah sebagai berikut : H 1 : Altman Z-Score adalah model yang paling tepat dalam memprediksi kebangkrutan 2. METODOLOGI Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan delisted di BEI dari tahun 2009-2013. Poopulasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus (Santono dan Tjiptono, 2011). Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah PT. Aqua Golden Mississipi Tbk yang telah tercatat penghapusannya pada tanggal 1 April 2011. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan : 2002). Data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia pada tahun buku 2008-2010. Teknik pengambilan dengan menggunakan Purposive Sampling. 4

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan serta membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2011). Altman Z-Score (Z) Altman pada tahun 1968 memperkenalkan analisis Z- Score, yaitu sebuah analisis yang menghubungkan berbagai rasio dalaam laporan keuangan sebagai variabelnya dan digabungkan kedalam sebuah persamaan untuk memperoleh nilai Z, dimana nilai Z disini adalah nilai untuk memprediksi kondisi perusahaan, baik dalam keadaan sehat maupun bangkrut. Nilai yang digunakan model Altman Z-Score (Z) adalah Z > 2,90 sebagai perusahaan sehat, sedangkan Z < 1,20 sebagai perusahaan potensial bangkrut dan Z antara 1,20 sebagai perusahaaan pada Grey Area atau daerah kelabu (Peter dan Yoseph, 2011). Rumus perhitungan Altman Z-Score adalah : Z= 1,2WCTA+1,4RETA+3,3EBITA+0,6MVEBVD+1SATA Zmijewski (Zmij) Rasio keuangan yang digunkan pada model ini dipilih dari rasio keuangan yang telah digunakan pada penelitian terdahulu. Perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang sehat dan tidak sehat ditunjukkan oleh indikator F-test terhadap rasio-rasio kelompok, fixed payment coverage, liquidity, trends, Rate of Returns, firm size, stock return volatility, leverage, dan turnover. Semakin besar nilai Zmijewski (Zmij) maka semakin besa kemungkinan atau probabilitas perusahaan tersebut bangkrut. Nilai yang digunakan dalam model ini adalah 0 dimana jika nilai Zmij bernilai positif, bearti perusahaan berpotensi mengalami kebangkrutan. Sedangkan semkin negatif nilai Zmij dari perusahaan maka semakin jauh perusahaan dari potensi mengalami kebangkrutan (Imanzadeh : 2011). Rumus perhitungan Zmijewski adalah : Zmij = -4,3 4,5ROA + 5,7DR 0,004CR Springate (S) Springate menemukan 4 rasio yang dapat digunakan dalam memprediksi adanya kebangkrutan perusahaan. Nilai yang berlaku untuk model ini adalah 0,862. Nilai Springate (S) yang lebih kecil dari 0,862 menunjukkan 5

bahwa perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan. Keempat rasio tersebut dikombinasikan dalaam suatu persamaan yaitu sebagai berikut : S = 1,03WCTA + 3,07EBITA + 0,66NBCL + 1SATA 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Analisis data yang dimaksudkan adalah untuk mengetahui tingkat prediksi kebangkrutan pada PT. Aqua Golden Mississipi periode 2008-2010. Tabel 1Hasil perhitungan Altman Z-Score PT. Aqua Golden Mississipi Tbk Periode 2008-2010 Tahun WCTA RETA EBITA MVEBVD SATA Z-SCORE Kondisi 2008 0,574 0,532 0,095 109.099,9 0,00322 65.461,65 Sehat 2009 0,572 0,535 0,110 93.576,3 0,0033 56.147,58 Sehat 2010 0,560 0,511 0,064 78.102,08 0,0017 46.862,85 Sehat Sumber : Dari data yang telah diolah Berdasarkan dari tabel pengolahan diatas, metode Altman Z-Score pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk tahun 2008 menunjukkan hasil sebesar 65.461,65 dan dinyatakan kondisi perusahaan dalam keadaan sehat, pada tahun 2009 menunjukkan hasil sebesar 56.147,58 dengan kondisi perusahaan dinyatakan sehat, dan pada tahun 2010 menunjukkan hasil sebesar 46.862,85 dengan kondisi perusahaan yang dinyatakan sehat juga. Tabel 2 Hasil perhitungan Zmijewski PT. Aqua Golden Mississipi Tbk Periode 2008-2010 Tahun ROA DR CR Zmijewski Kondisi 2008 0,117 0,411 7,81-2,51504 Berpotensi bangkrut 2009 0,117 0,419 6,33-2,46352 Berpotensi bangkrut 2010 0,068 0,448 4,72-2,11688 Berpotensi bangkrut Sumber : Dari beberapa data yang telah diolah. Dari hasil pengolahan tabel diatas, metode Zmijewski pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk tahun 2008 menunjukkan hasil nilai sebesar -2,515 6

perusahaan dinyatakan dalam kondisi berpotensi bangkrut, pada tahun 2009 menunjukkan hasil sebesar -2,463 dan perusahaan juga dinyatakan dalam kondisi berpotensi bangkrut, dan pada tahun 2010 menunjukkan hasil sebesar -2,116 perusahaan dinyatakan dalam keadaan berpotensi bangkrut. Tabel 3 Hasil perhitungan Springate PT. Aqua Golden Mississipi Tbk periode 2008-2010 Tahun WCTA RETA EBITA EBTL SATA Springate Kondisi 2008 0,574 0,532 0,095 1,396 0,00322 1,804 Sehat 2009 0,572 0,535 0,110 1,098 0,0033 1,651 Sehat 2010 0,560 0,511 0,064 0,453 0,0017 1,0727 Sehat Sumber : Dari beberapa data yang telah diolah Dari hasil perhitungan data diatas, metode Springate pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk tahun 2008 menunjukkan hasil nilai sebesar 1,804 dan perusahaan dinyatakan dalam kondisi sehat, tahun 2009 menunjukkan nilai sebesar 1,651 perusahaan dinyatakan dalam kondisi sehat, dan pada tahun 2010 menunjukkan nilai sebesar 1,0727 perusahaan juga dinyatakan dalam kondisi yang sehat. Tabel 4 Hasil Perbandingan dari ketiga model prediksi kebangkrutan PT. Aqua Golden Mississipi Tbk Perode 2008-2010 Tahun Altman Zmijewski Springate Z-Score 2008 65.461,65-2,51504 1,804 2009 56.147,58-2,46352 1,651 2010 46.862,85-2,11688 1,0727 Kondisi Sehat Berpotensi bangkrut Sehat Sumber : Dari beberapa data yang telah diolah 3.2 Pembahasan Altman Z-Score Dari hasil tabel perhitungan diatas model Altman Z-Score menunjukkan hasil nilai yang menyatakan perusahaan pada periode 2008-2010 sehat. Meskipun pada tahun 2009 mengalami penurunan nilai sebesar 9.314,07 dan pada tahun 2010 juga mengalami penurunan nilai sebesar 9.284,73. Secara keseluruhan dalam metodel ini PT. Aquua Golden Mississipi 7

Tbk pada periode 2008-2010 dinyatakan tidak mengalami kebangkrutan atau perusahaan dinyatakan sehat. Zmijewski Dari hasil pengolahan tabel diatas, metode Zmijewski menunjukkan hasil nilai yang menyatakan perusahaan pada periode tahun 2008-2010 berpotensi untuk bangkrut. Dimana pada tahun 2009 perusahaan mengalami kenaikan nilai sebesar 0,052 dan pada tahun 2010 juga mengalami kenaikan nilai sebesar 0,347. Meskipun setiap tahun mengalami kenaikan, akan tetapi menurut prediksi kebangkrutan metode Zmijewski PT. Aqua Golden Mississipi Tbk dinyatakan perusahaan dalam kondisi berpotensi mengalami kebangkrutan. Springate Dari hasil pengolahan diatas, menurut metode Springate menunjukkan hasil nillai yang menyatakan perusahaan pada periode tahun 2008-2010 sehat. Pada tahun 2009 perusahaan mengalami penurunan nilai sebesar 0,153 dan pada tahun 2010 juga mengalami penurunan nilai sebesar 0,578. Meskipun setiap tahun mengalami penurunan, namun menurut metode Springate PT. Aqua Golden Mississipi Tbk tidak mengalami kebangkrutan atau dapat dikatakan sebagai perusahaan yang sehat. 4. PENUTUP Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisis prediksi kebangkrutan pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk maka dari ketiga model prediksi kebangkrutan yang digunakan, model yag paling tepat dalam memprediksi adalah Zmijewski. Dimana model prediksi kebangkrutan Zmijewski memiliki hasil perhitungan yang mendekati standar nilai untuk kebangkrutan. Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya lagi. Jumlah sampel yang diambil hanya satu perusahaan dan periode yang terbatas. Perusahaan delisted yang dijadikan sampel hanya satu perusahaan, serta penelitian ini hanya menggunakan tiga model prediksi kebangkrutan yaitu Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate, dan penelitian ini hanya membandingkan prediksi model Altman Z- 8

Score, Zmijewski, dan Springate bukan untuk menciptakan prediksi kebangkrutan yang baru. DAFTAR PUSTAKA Aziz, M. Adnan dan Humaypn A. Dar. 2006. Predicting Corporate Bankruptcy : Where We Stand?. The International Journal of Business in Society, Vol. 6 Iss 1 pp. 18-33 Haseley, Michael. 2012. An Analysis of the Efficacy of the Altman and Springate Bankruptcy Models in Companies Listed on the Stock Exchange of Thailand (2006-2012). Bangkok. Sugiyono, Prof, Dr, 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Penerbit Alfabeta. Zu amah, S. 2005. Perbandingan Ketepatan Klaasifikasi Model Prediksi Kepailitan Berbasis Akrual dan Berbasis Aliran Kas. SNA VIII: hal 441-459. 9