PENGARUH PENAMBAHAN EM4 DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

S U N A R D I A

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

EFEKTIFITAS PENYIRAMAN EM

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

DWI SETYO ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

EFEKTIFITAS DOSIS EM4 (Effective Microorganism) DALAM PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

PEMANFAATAN LIMBAH DISTILASI BIOETANOL DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

Nur Rahmah Fithriyah

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Cara Menanam Cabe di Polybag

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

EFEKTIFITAS MIKROORGANISME (EM) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN GELOMBANG CINTA (Anthurium Plowmanii) DENGAN MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN KOMPOS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat maupun oleh lembaga pemerintah tetapi seringkali hanya

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan

PEMANFAATAN AMPAS TAHU DAN LIMBAH JAMUR DALAM PEMBUATAN KOMPOS ORGANIK UNTUK MEMENUHI UNSUR NITROGEN (N)

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

TATA CARA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN EM4 DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI Muhammad Irfan Ansari, Jaka Darma Jaya dan Permana Alamsyah Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut irfan_ansari53@yahoo.com ABSTRAK Kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari ayam petelur dan ayam pedaging yang memiliki potensi besar sebagai bahan baku pupuk organik. Pupuk organik dari ternak seperti kotoran ayam dapat memberi keuntungan ekonomis yang tinggi. Tugas akhir ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana cara membuat pupuk organik dari pupuk kandang, untuk mengetahui formulasi pupuk terbaik dan menerapkan pupuk pada tanaman seledri. Pembuatan pupuk dari kotoran ayam dilakukan dengan menyiapkan larutan EM-4 terlebih dahulu yaitu larutan fermentasi EM-4 seperti P1 = 20 ml, P2 = 40 ml, P3 = 60 ml dan P4 = 80 ml, 200 ml larutan gula dan 1 L air untuk 24 jam. Dua kilogram kotoran ayam dicampur dengan bahan tambahan seperti sekam 2 kg, limbah sayuran 4 kg dan larutan EM-4 fermentasi 1 L. Campuran difermentasi selama 19 hari di karung. Penelitian ini menunjukkan bahwa P4 cepat terjadi pembusukkan dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Semua pupuk kemudian diaplikasikan ke tanaman seledri dan diamati untuk beberapa parameter tinggi tanaman, jumlah dan lebar daun dan berat tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 (perlakuan 3) memberikan efek terbaik pada tinggi badan (5,9 cm), jumlah daun (5 daun) dan lebar (0,96 cm) dan berat tanaman (0,29) setelah pengamatan enam belas hari. Kata kunci : seledri, kotoran ayam, fermentasi, pupuk organik PENDAHULUAN Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan. Persoalan besar yang terjadi disebabkan karena pencemaran tanah yang menyebabkan persediaan unsur hara dalam tanah semakin lama semakin menipis. Apalagi banyak unsur yang hilang tidak dikembalikan lagi ke tanah, jika hal ini berlangsung terus-menerus maka tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan unsur hara secara tepat, yakni melalui pemberian pupuk. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik (Melati, 2008). Salah satu jenis pupuk yang menjadi alternatif dan mulai popular kembali setelah cukup lama tidak pernah digunakan dalam perkembangan pertanian yaitu pupuk organik. Menurut Parman (2007), pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Saat ini ada beberapa jenis pupuk organik sebagai pupuk alam berdasarkan bahan dasarnya, yaitu pupuk kandang, kompos, humus, pupuk hijau, dan pupuk mikroba, sedangkan ditinjau dari bentuknya ada pupuk organik cair dan ada pupuk organik padat. Pupuk organik dapat dibuat dari limbah, contohnya limbah peternakan ayam, berupa kotoran dapat dijadikan Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 1

bahan pembuatan pupuk organik. Kotoran ayam memiliki manfaat seperti meningkatkan produktifitas tanaman, dapat memperbaiki sifat kimia biologi tanah pada lahan pertanian, memberikan kandungan nutrisi yang banyak, memudahkan dalam proses pengolahan lahan dan kotoran ayam mudah untuk didapatkan dengan harga yang sangat terjangkau. Pembuatan pupuk organik pada biasanya membutuhkan waktu yang lama dalam fermentasinya, namun seiring perkembangan zaman pembuatan pupuk organik sekarang tidak menggunakan waktu yang terlalu lama lagi, karena sudah ada nya bantuan aktivator effective mikroorganisme (EM-4). Aktivator EM-4 merupakan bahan yang mengandung beberapa mikroorganisme yang sangat bermanfaat dalam proses fermentasi. Manfaat EM-4 sendiri dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara untuk tanaman, dapat menekan aktivitas serangga, serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Umniyatie, 2005). Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun, menyebabkan kebutuhan akan sayuran meningkat. Kondisi ini menciptakan suatu peluang untuk membudidayakan seledri secara intensif didataran rendah dengan menggunakan teknologi yaitu dengan aplikasi pupuk organik. Tanaman seledri perkembangannya semakin luas dan budidaya tanaman seledri menunjukkan bahwa peluang pasar tanaman seledri semakin besar di Indonesia. Besarnya peluang pasar daun seledri membuat banyak pabrik di Indonesia yang mengolahnya untuk berbagai keperluan ayam sebanyak 2 kg dengan bahan tambahan seperti sekam 2 kg, limbah sayuran 4 kg dan 1 L larutan EM-4 yang telah difermentasikan, bahan yang sudah tercampur kemudian difermentasikan selama 19 hari dalam karung dan diamati perubahan yang terjadi seperti tekstur, seperti shampo, jus, sabun, dan lain-lain (Rukmini, 2011). METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sendok, karung goni, cangkul, polybeg, botol aqua, penggaris, gelas beaker, erlemenyer dan neraca analitik. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kotoran ayam, EM-4, Sekam, limbah sayuran, gula pasir dan air sumur. Prosedur Kerja Pembuatan Larutan Pembuatan pupuk dari kotoran ayam dimulai dengan membuat larutan EM-4 terlebih dahulu. Larutan EM-4 dibuat dengan menambahkan larutan gula sebanyak 200 ml terhadap setiap perlakuan sedangkan kontrol tidak menggunakan larutan gula dan penambahan larutan EM- 4 di variasikan pada P1= 20 ml, P2= 40 ml, P3= 60 ml, P4= 80 ml, untuk kontol tidak menggunakan larutan EM-4, kemudian dimasukkan ke dalam air sumur 1 L dan difermentasikan selama 24 jam. Pembuatan Pupuk Pembuatan pupuk dilakukan di tempat yang tidak terkena sinar matahari dan terlindung dari hujan, agar tidak mengganggu ketika proses fermentasi dan dapat menghasilkan pupuk yang lebih baik. Cara pembuatan pupuk dari kotoran ayam dengan mencampur kotoran warna dan aroma, setelah 19 hari pupuk siap digunakan. Aplikasi Pupuk pada Tanaman Seledri Tanah yang digunakan dalam aplikasi lapangan adalah tanah yang telah digemburkan dan diratakan menggunakan cangkul sebelum dimasukkan kedalam Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 2

polybag. Selanjutnya tanah dicampur dengan pupuk dengan perbandingan 1:1. Terdapat 15 untuk semua jenis perlakuan pupuk dan 3 polybag tanpa pemberian pupuk, jadi total yang digunakan adalah 18 polybag. Pemberian pupuk dilakukan satu kali saja pada awal pemindahan ke polybag. Dosis aplikasi yang diberikan dari 5 perlakuan pupuk yang dihasilkan adalah 50 gr pada setiap tanaman seledri. Pengamatan dilakukan selama 15 hari tehadap tanaman seledri yang sudah di berikan pupuk. Tanaman seledri terlebih dahulu dilakukan pembibitan, pembibitan yang digunakan ialah vegetatif atau dari anakan dengan mengambil anakan yang disekitar seledri untuk dipindahkan ke polybag dan anakan yang diambil berumur 1 bulan. Tujuan pembibitan vegetatif ialah agar tanaman cepat tumbuh dan dapat mempercepat pengamatan dilakukan. Tanaman disiram setiap pagi dan sore hari. Setiap tanaman diamati pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), lebar daun (cm), warna daun dan pada hari ke 15 akan dipanen kemudian ditimbang beratnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Pupuk Organik Pembuatan pupuk dari kotoran ayam ini dilakukan dengan cara memfermentasi semua bahan Bahan yang digunakan ialah Kotoran ayam, limbah sayuran, sekam, air gula dan EM-4 selama 19 hari. Terdapat 5 sampel dalam pembuatan pupuk dari kotoran ayam dengan penandaan nomor P1 sampai P4 ditambah 1 kontrol, adapun pengamatan yang dilakukan selama proses fermentasi adalah tekstur, warna dan aroma. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman sehingga cocok sebagai bahan baku pembuatan pupuk ini, dengan penambahan sekam, limbah sayuran dan penambahan larutan EM-4 yang terbuat dari EM-4, air gula dan air sumur yang telah difermentasi selama 24 jam. Penambahan limbah sayuran, sekam dan EM-4 pada pembuatan pupuk ini sangat tepat, karena limbah sayur berpotensi sebagai pengawet maupun sebagai starter fermentasi karena memiliki kandungan asam tinggi dan mikrobia yang menguntungkan. Asam pada limbah sayur berupa asam laktat sebagai hasil metabolisme bakteri asam laktat. Pemanfaatan ekstrak limbah sayur hasil fermentasi yaitu berupa asam organik, dapat digunakan sebagai starter untuk fermentasi pupuk (Siboro, 2013). Penambahan sekam karena sekam memiliki kelebihan sebagai media tanam antara lain bentuknya yang seperti perahu dan memiliki lambung, sehingga mampu menahan nutrisi lebih lama, dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan porositas dan sebagai penangkal bekicot atau binatang lainnya, sedangkan pemberian EM-4 dapat menekan Pertumbuhan mikroorganisme patogen atau yang merugikan tanah dan tanaman sekaligus menghilangkan bau yang ditimbulkan dari proses penguraian bahan organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanaman, meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan, misalnya Mycorhiza, Rhizobium, bakteri pelarut fosfat. Penambahan EM-4 yg bervariasi dapat memberi pengaruh yang berbedabeda pada tanaman, penambahan EM-4 yang banyak akan mempengaruhi waktu fermentasi pembuatan pupuk. Menurut Ratna (2013), penggunaan Effective Microorganism 4 (EM 4) ditujukan untuk mempercepat pengomposan karena pengomposan yang terjadi secara alamiah tanpa penambahan mikroorganisme akan berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan pengomposan yang menggunakan penambahan mikroorganisme. Pada pengamatan pertama, belum ada perubahan yang signifikan yang dapat Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 3

ditemukan seperti warna tetap sama bewarna kuning persis dengan warna bahan tambahan pembutan pupuk yaitu sekam. Pengamatan aroma pada hari ke 0 sampai dengan hari ke 3 pada proses fermentasi belum ada menunjukkan perubahan, perubahan aroma terjadi pada hari ke 4, yaitu pada perlakuan 4 pupuk beraroma sedikit berbau busuk. Hal ini terjadi akibat kurangnya udara di dalam karung dan adanya limbah sayuran yang menjadi bahan tambahan pengolahan pupuk, sehingga ketika dibuka mengakibatkan pupuk beraroma busuk. Bedasarkan hasil fermentasi, tekstur pupuk pada hari pertama kasar, basah dan lembab disekitar pupuk sehingga ini awal yang menyebabkan adanya binatang yaitu ulat. Perubahan tekstur terjadi pada hari ke 7 yaitu pupuk mulai mengering, perubahan ini disebabkan karena cuaca yang tidak menentu. Menurut Nur aini (2016), ada banyak faktor yang mempengaruhi bakteri tumbuh pada fermentasi yaitu substrat, suhu, ph, oksigen dan mikroba yang digunakan. Substrat sebagai sumber karbohidrat merupakan bahan baku fermentasi yang mengandung nutrisi nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuhan. Pengaruh Pupuk Terhadap Pertumbuhan Tanaman Seledri Tinggi Tanaman Pengamatan tinggi tanaman seledri dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman pada hari 0 setelah pemindahan pada polybag sampai dengan hari ke 15. Pertumbuhan tinggi Gambar 1. Pengaruh pupuk terhadap tinggi seledri dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisiologi dan tanaman genetik tanaman (Thania, 2011). terjadi sebagai akibat perpanjangan selsel meristem salah satunya ditentukan menunjukan bahwa pemberian berbagai Bedasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh tingkat ketersediaan unsur hara, perlakuan pupuk oleh karena itu adanya tambahan unsur hara yang lebih tinggi pada media dari kotoran ayam memberikan pengaruh tanam sehingga mampu mendukung terhadap tinggi tanaman seledri. Hal ini di pertumbuhan tanaman seledri lebih baik sebabkan oleh ketersediaan unsur hara yang dan hal ini diperlihatkan dengan cukup baik untuk menyuplai pertumbuhan tinggi pertumbuhan tinggi tanaman, tanaman. Data menunjukkan bahwa hasil pertumbuhan tangkai daun yang lebih pengamatan rata rata tinggi tanaman seledri baik pula (Fitrah, 2015). Ketersediaan paling tinggi adalah pada perlakuan 3 yaitu 5,9 unsur hara merupakan komponen cm. penting dalam proses metabolisme tanaman. Pertumbuhan tanaman sangat Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 4

Hal tersebut menunjukkan bahwa unsur jumlah nutrisi yang diberikan pupuk dengan perlakuan 3 memberikan pengaruh yang cukup berbeda dengan perlakuan yang lain. Jumlah Daun Pengamatan jumlah daun tanaman seledri dimulai pada hari ke 0 setelah pemindahan dari polybag sampai dengan hari ke 15. Pengamatan dilakukan dengan menghitung banyaknya daun per tanaman. Gambar 2. Pengaruh pupuk terhadap jumlah daun Jumlah rata rata daun terbanyak yaitu 5 helai pada perlakuan 3. Hal ini diduga jumlah kandungan unsur hara yang terdapat pada perlakuan 3 sama dengan jumlah kandungan unsur hara yang terdapat pada pengamatan tinggi daun, sehingga jumlah kandungan unsur hara tersebut dapat berpengaruh pada jumlah daun, sedangkan pada perlakuan tanpa pupuk merupakan perlakuan yang tidak banyak perubahan untuk jumlah daun. Menurut Rahmanto (2015), daun merupakan organ yang paling utama berfungsi dalam fotosintesis, karena pada daun terdapat pigmen yang berperan dalam menyerap cahaya matahari, jumlah daun erat kaitannya dengan tinggi tanaman, dimana dengan meningkatnya tinggi tanaman maka jumlah ruas yang terbentuk lebih tinggi menyebabkan jumlah daun meningkat karena daun terbentuk pada ruas ruas yang ada. Lebar Daun Pengamatan lebar daun tanaman seledri dilakukan dengan mengamati daun tanaman seledri dari hari ke 0 setelah di pindahkan ke polybag sampai hari ke 15. Bedasarkan hasil pengamatan rata - rata lebar daun tanaman seledri adalah perlakuan 3 yaitu 0,96 cm sedangkan rata rata daun terkecil terdapat pada perlakuan tidak menggunakan pupuk yaitu 0,63 cm. Pengamatan dilakukan selama 15 hari dimulai setelah pemindahan tanaman seledri ke polybag. Bedasarkan pengamatan yang dilakukan dengan berbagai perlakuan rata rata lebar daun terdapat pada perlakuan 3 yaitu 0,96 cm, hal ini disebabkan karena tanaman seledri pada perlakuan ke 3 lebih tinggi pertumbuhannya dibanding dengan perlakuan yang lain sehingga keperluan unsur hara yang di perlukan lebih besar dan hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan daun khususnya lebar daun. Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 5

Gambar 3. Pengaruh pupuk terhadap lebar daun Warna Daun untuk menopang pertambahan berat Setelah dilakukan pengamatan tanaman seledri. warna daun selama 15 hari pada tanaman seledri, warna tetap sama seperti warna KESIMPULAN awal dipindahkannya tanaman seledri ke polybag yaitu bewarna hijau. Hal ini Pupuk dari kotoran ayam pada diduga disebabkan karena tanaman seledri perlakuan 3 yaitu dengan penambahan disimpan pada tempat yang terbuka larutan EM-4 sebanyak 60 ml mampu sehingga tanaman semua perlakuan memberikan pengaruh terbaik terhadap terkena sinar matahari dan adanya unsur tinggi, lebar daun, jumlah daun dan berat kalium. Menurut Nur aini (2016), kalium tanaman seledri, dibandingkan dengan berfungsi untuk memperkuat bagian kayu perlakuan lain dan kontrol tanpa tanaman dan meningkatkan kualitas buah. menggunakan EM-4. Hasil aplikasi Kekurangan unsur kalium menyebabkan lapangan pupuk pada tanaman seledri daun menguning dan semakin lama menunjukkan bahwa pupuk memberikan berubah menjadi coklat, jika dibiarkan pengaruh pada tinggi tanaman, jumlah daun daun tersebut akan rontok. daun, lebar daun dan berat tanaman. Berat Tanaman DAFTAR PUSTAKA Penimbangan berat tanaman seledri dilakukan pada hari ke 15, yaitu dengan Fitrah A., Amir N. 2015. Pengaruh Jenis menimbang bobot segar. Hasil penelitian Pupuk Organik Padat Dan Cair menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan Tehadap Pertumbuhan Dan Produksi pupuk kotoran ayam terhadap berat Tanaman Seledri Di Polybag. tanaman seledri setelah dipanen Klorofil, Vol. 10 (1) : 43-48. menunjukan bahwa tidak terdapat Melati M., Asiah A., Rinawati D. 2008. pengaruh yang berbeda nyata pada setiap Aplikasi pupuk organik dan perlakuan, tetapi perlakuan 3 atau P3 residunya untuk produksi kedelai cenderung memberikan hasil yang lebih panen muda. J. Agron Indonesia, baik terhadap berat tanaman seledri 36:204-213. dibandingkan dengan perlakuan yang Nur'aini, D. 2016. Pengaruh Penambahan lainnya. Hal ini diasumsikan bahwa kadar Berbagai Jenis Mikroorganisme K dalam pupuk kotoran ayam dengan Lokal (MOL) Dalam Pembuatan penambahan EM-4 sebanyak 60 ml cukup Kompos Berbahan Baku Tandan Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 6

Kosong Kelapa Sawit. Tekonologi Industri Pertanian: Pelaihari. Parman & Sarjana. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L). J. Anatomi dan Fisiologi, Vol. 15 (2). Rahmanto. 2015. Optimasi Pembuatan Pupuk organik Cair Dari Limbah Padat pabrik kelapa sawit. Teknologi Industri Pertanian: Pelaihari Ratna, T.A 2013. Pengaruh Penggunaan Effective Microorganism 4 (EM-4) Dan Molase Terhadap Kualitas Kompos Dalam Pengomposan Sampah Organik RSUD DR. R. Soetrasno Rembang. Skripsi, Fakultas Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang Rukmini. 2011. Pengaruh Media Tumbuh dan Pupuk Organik Cair Terhadap Perumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri. Skripsi, Fakultas Pertanian. Universitas Mataram Siboro,E., Surya,E., dan Herlina,N. (2013). Pembuatan Pupuk Cair Dan Biogas Dari Campuran Limbah Sayuran. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2 (3). Umniyatie, S.,dkk. (2005). Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Mikroba Efektif (Effective Microorganisme 4). Laporan. PPM UNY: Karya Alternatif Mahasiswa. Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur 7