Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada periode waktu tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

BAB I PENGANTAR. 1.1.Latar Belakang. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aktiva riil (real

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya pada kegiatan investasi, baik berupa real asset maupun. terkandung apabila kita ingin melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara demand dan supply

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilakukan dalam bentuk investasi riil (real investment) dan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

(Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari Januari 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup atau derajatnya di masyarakat meningkat. Banyak cara yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAHAM SKRIPSII. Gelar. Disusun Oleh NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdampak kepada Indonesia. Krisis keuangan tersebut disebabkan oleh jatuhnya

I. PENDAHULUAN. krisis kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat (AS) telah

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

Transkripsi:

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL YANG DIBENTUK OLEH SINGLE INDEX MODEL DAN ROYS CRITERION (STUDI KASUS SAHAM- SAHAM LQ45 PERIODE FEBRUARI 2005-JANUARI 2010DI BURSA EFEK INDONESIA) Rikas Dwi Cahyo¹ ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika),, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan sebuah cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai asset, karena investor dapat memperoleh penghasilan atau kembalian atas investasi di masa depan. Penghasilan tersebut dapat berupa penerimaan kas dan atau kenaikan nilai investasi. Berdasarkan bentuknya, Investasi dapat digolongkan ke dalam dua jenis yaitu : 1. Investasi pada real asset 2. Investasi pada financial asset Pada real asset investasi dapat dilakukan dengan membeli peralatan, pendirian pabrik, perbaikan mesin produksi, dll. Sedangkan investasi pada financial asset (instrumen keuangan) dapat dilakukan pada pasar uang (berupa sertifikat deposito, commercial papper, dll) maupun pasar modal (berupa saham, obligasi, dll). Investasi dalam real assets secara langsung dapat meningkatkan kapasitas produksi, sementara pada investasi di pasar modal khususnya investasi dalam sekuritas saham atau obligasi tidak mencermikan kekayaan masyarakat. Saham hanya merupakan lembaran kertas atau mungkin jurnal komputer, tetapi secara tidak langsung berkontribusi terhadap kapasitas produksi suatu perusahaan, karena asset ini memisahkan kepemilikan dan manajemen dalam suatu perusahaan dan memfasilitasi pemindahan dana perusahaan. Namun demikian, investasi pada Asset keuangan memiliki kontribusi terhadap kekayaan individu dan perusahaan yang dimilikinya, karena investasi keuangan merupakan klaim atas laba yang dihasilkan asset riil Bodie, Kane dan Marcus (2005 : 4) Pasar modal didefinisikan sebagai suatu tempat berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang 1

berkaitan dengan efek (UU No. 8/1995 Tentang Pasar Modal). Dengan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pasar modal mempunyai peran yang strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Investasi di pasar modal mengikuti prinsip risk and return tradeoff dalam arti jika investor ingin mendapatkan return yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi, sementara jika ia tidak ingin menanggung risiko yang tinggi maka ia harus bersedia menerima return yang juga rendah. Karena pada dasarnya dalam setiap bentuk investasi mengandung risiko berdasarkan return yang akan diperoleh.. Pasar modal menjanjikan tingkat pengembalian berdasarkan risiko yang akan ditanggung oleh investor. karena sebagaimanapun menariknya sebuah investasi pasti memiliki risiko. Investasi saham dan reksadana memiliki rate of return paling tinggi sekaligus risiko yang paling tinggi pula bila dibandingkan investasi jenis lainnya. Hal ini menyebabkan investor harus memilih secara hati-hati pada jenis berbagai investasi. Pemilihan jenis investasi ini tidak hanya mengandalkan intuisi semata, tetapi juga membutuhkan analisis yang baik dan cermat. Berbeda halnya investasi pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau deposito bulanan di bank-bank pemerintah yang dapat dikatakan bebas risiko atau risk free karena Bank Indonesia dan bank-bank pemerintah dipastikan akan melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo, investasi di pasar modal mempunyai risiko yang lebih tinggi karena besar sekali kemungkinan bahwa pendapatan yang diharapkan tidak terealisasikan. Salah satu faktor yang menyebabkan investasi di bidang ini risikonya tinggi ialah faktor-faktor internal (kondisi perusahaan dan prospek industri dimana perusahaan bergerak) dan faktor eksternal seperti kondisi perekonomian, keamanan dan politik nasional. Tetapi tentu saja dengan risiko yang tinggi didapatkan return yang tinggi pula, sebaliknya dengan risiko yang kecil maka return yang didapat akan kecil pula. Berikut ini perbandingan berbagai investasi dilihat dari rate of return : 2

Gambar 1.1 Sumber : Bank Indonesia Perbandingan Rate of Return Beberapa Instrumen Keuangan Berdasarkan bentuknya investasi finansial dibedakan kembali menjadi dua bagian yaitu Direct Financial yaitu suatu investasi finansial di pasar modal yang langsung dilakukan oleh investor tanpa perantara, dan Indirect Financial yaitu suatu investasi finansial yang melibatkan Manajer Investasi dalam proses investasinya. Fungsi dari manajer investasi ialah mengelola dana para investor agar mendapatkan hasil yang paling baik dengan membentuk sebuah portofolio. Ketika seorang investor ingin berinvestasi di pasar modal, investor dihadapkan pada berbagai macam saham yang dapat dipilihnya. Dengan demikian, investor harus memilih kombinasi saham yang dapat memberikan return yang maksimal. Salah satu cara meminimalkan risiko adalah dengan melakukan diversifikasi investasi dengan mengumpulkan berbagai kombinasi/ gabungan / sekumpulan assets, baik berupa real assets maupun finansial assets yang dikenal dengan konsep Portofolio. 3

Menurut Tandelilin (2001:9) ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Agar mendapatkan portofolio yang memberikan tingkat return yang optimal, pihak investor harus melakukan suatu analisis terhadap saham-saham yang akan dibeli. Hasil analisis dapat digunakan untuk pembentukan portofolio investasi. Analisis terhadap saham harus dilakukan dengan teliti, terutama mengenai tingkat return dan risk. Dengan adanya analisis, maka hasil analisis tersebut dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat akan dapat memberikan hasil yang optimal. Kegagalan para investor dalam membentuk portofolio yang optimal pada umumnya disebabkan karena investor mendapatkan informasi yang terlalu banyak (overloaded information), sehingga investor tidak bisa mengambil informasi yang paling relevan dan paling dibutuhkan dalam membuat portofolio dan menganalisis prospek jangka panjangnya. Konsep diversivikasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, diversifikasi memberikan sebuah informasi yang paling relevan yang bisa digunakan untuk mengukur ketidakpastian risiko investasi. Tetapi selain mendiversifisikasikan investasi menjadi portofolio, yang juga tak kalah penting adalah analisis terhadap pasar tersebut, dalam hal ini adalah pasar modal sebagai wahana berinvestasi. Pasar modal selaku lembaga yang mewadahai investasi dari masyarakat merupakan alternatif yang penting bagi perusahaan khususnya yang sudah go public untuk mencari dana segar. Melalui pasar modal, dunia usaha akan memperoleh 4

pembiyaan yang diperlukan. Sejak dibuka pada tahun 1977 dan diswastanisasi menjadi Bursa Efek Jakarta pada tahun 1991 dan kemudian melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya dan mengganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007, Bursa Efek Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya indeks harga saham gabungan dari tahun ke tahun seperti terlihat pada gambar 1.2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2008 ditutup dengan rata-rata mencapai 1.340,89, naik bila di bandingkan dengan IHSG sejak tahun 2005. tetapi angka ini turun bila dibandingkan dengan IHSG pada tahun 2006 sebesar 1852.51 dan 2007 sebesar 2745.83. IHSG pada tahun 2008 turun sebesar 51,17% dibandingkan dengan tahun 2007. ini dikarenakan krisis financial global yang berdampak pada perdagangan saham di BEI. Sumber : Duniainvestasi.com Gambar 1.2 Pegerakan Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia periode April 2004 November 2009 5

Indeks harga saham adalah indikator pergerakan rata-rata harga saham di bursa efek pada suatu saat tertentu, yang dihitung setiap hari dengan menggunakan harga saham terakhir di pasar regular. Indeks harga saham yang di gunakan di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks harga saham gabungan yang mencerminkan perkembangan harga saham-saham yang tercatat dalam bursa secara keseluruhan dan indeks harga saham individual yang mencerminkan perkembangan harga saham tertentu. Indeks harga saham menjadi penting mengingat terdapat perbedaan mendasar antara jual beli di bursa dengan jual beli barang-barang ekonomi di pasar pada umumnya. Di bursa efek, investor tidak secara langsung menjual dan membeli saham-saham yang di perdagangkan sehingga investor tidak mempunyai informasi langsung mengenai pergerakan harga saham atau kondisi pasar setiap waktu. Indeks inilah yang menjadi pedoman bagi investor untuk berinvestasi. Indeks Harga Saham tidak saja penting bagi investor, tetapi juga perantara perdagangan efek, ahli analisis efek, serta pengelola bursa efek/pemerintah. Kenaikan/penurunan Indeks Harga Saham merupakan indikasi adanya kenaikan/penurunan harga saham-saham yang di perdagangkan di bursa efek. Kenaikan/penurunan Indeks Harga Saham dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain stabilitas keamanan, politik dan UU sebuah Negara, kondisi perekonomian sebuah Negara dan kondisi finansial global. Hal ini tercermin pada IHSG pada tahun 2008 yang ditutup turun 51,17% dikarenakan imbas Krisis keuangan global yang bermula dari krisis sub-prime mortgage di Amerika Serikat, yang berdampak luas pada sektor keuangan dunia termasuk Indonesia. Hal tersebut juga berdampak pada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu ada banyak faktor baik internasional maupun domestik yang berpotensi negatif terhadap investasi di Indonesia. Salah satunya adalah, Beberapa jenis instrumen investasi di Indonesia yang dinilai sudah terlalu mahal (overvalued), seperti saham dan property, sehingga sangat rawan untuk terjadi 6

koreksi, belum stabilnya ekonomi Amerika pasca krisis, serta Bencana Alam yang semakin sering melanda sebagai salah satu faktor perdorong inflasi. Pembentukan sebuah portofolio diharapkan dapat mengurangi risiko - risiko yang akan terjadi dengan mendiversifikasi investasi, sehingga investasi yang dilakukan tidak terjebak pada satu jenis investasi yang dapat berakibat fatal. Contoh yang paling signifikan adalah kasus PT Bumi Resources Tbk. Pada awal tahun 2008, harga saham produsen batubara terbesar di Indonesia itu masih berada pada harga Rp 6.000 per lembar saham. Tapi, pada akhir 2008, harga saham PT Bumi Resources Tbk turun hingga mencapai harga Rp 910 per lembar saham atau turun 84,83 persen dalam jangka waktu satu tahun. Berdasarkan contoh kasus diatas maka pembentukan sebuah portolio dinilai sangat penting bagi investor dalam melakukan investasi. Oleh karena itu dengan adanya kondisi ketidakpastian yang akan bisa menimbulkan risiko yang tinggi pula bagi para investor, maka penulis ingin melihat berbagai peluang yang masih bisa memberikan keuntungan dalam berinvestasi, yaitu dengan melakukan analisis terhadap sektor yang masih memberikan peluang investasi. Masalah dalam membentuk portofolio adalah bagaimana memilih saham dan menentukan kombinasi terbaik saham-saham agar terbentuk portofolio yang optimal. Dan untuk menjawab permasalahan tersebut maka para ahli melakukan berbagai penelitian antara lain, Markowitz yang memperkenalkan Markowitz Model/Modern Portofolio Theory (MPT) pada tahun 1956 yang menyebutkan bahwa Portofolio dibentuk melalui konsep diversifikasi, yaitu menjelaskan bagimana agar investor dapat memaksimalkan return dengan mengurangi risiko dengan membagi investasinya ke berbagai asset, Dengan demikian investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko 7

tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu. Single Index Model yang di perkenalkan oleh Sharpe (1963) memberikan sebuah alternatif analisis varian yang lebih mudah dari model markowitz, karena SIM menyederhanakan jumlah dan jenis input (data), serta prosedur analisis untuk menentukan portfolio yang optimal. Pada tahun 1952 A.D Roy memperkenalkan Roy s Safety-First Criterion untuk menentukan portofolio optimal menggunakan model safety first model. yang lebih menekankan pada pembatasan return yang rendah. Menurut Roy, portofolio yang paling baik adalah portofolio yang mempunyai probabilitas return dibawah suatu tingkat tertentu. Karena model-model tersebut memiliki cara kerja dan metode yang berbeda satu dengan lainnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan kinerja portofolio yang sebelumnya telah dibentuk dengan Single Index Model dan Roy s Criterion dengan periode yang berbeda di dalam saham-saham LQ 45 dikarenakan saham-saham tersebut menjadi acuan para investor dengan alasan besarnya kapitalisasi pasar serta kelikuidan sahamnya, pemilihan metode Single Index Model dan Roy s Criterion didasarkan pada perbedaan yang signifikan dalam setiap model pembentukan sebuah portofolio. sehingga penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul : Analisis Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Yang Dibentuk Oleh Single Index Model dan Roy s Criterion (Studi Kasus Saham-Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode Februari 2005 januari 2010) 1.2 Perumusan Masalah Pembentukan portofolio optimal dibutuhkan pemodal untuk mengambil keputusan terhadap suatu rencana investasi. Terutama berinvestasi di pasar modal memiliki risiko yang sangat tinggi tetapi memiliki return yang tinggi pula. oleh karena itu portofolio dibutuhkan seorang investor untuk meminimalkan risiko yang 8

ada. Portofolio optimal harus disusun menggunakan informasi yang cukup dan metode analisis yang optimal. Pada penelitian ini akan disusun suatu portofolio dari sejumlah saham yang tercatat pada LQ45 di Bursa Efek Indonesia menggunakan tiga metode yaitu Single Index Model dan Roy s Criterion yang kemudian dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga akan terlihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak diantara ketiga metode tersebut. Masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini antara lain, adalah : 1. Bagaimana hasil penyusunan portofolio optimal berdasarkan, Single Index Model dan Roy s Criterion pada Saham-Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode Februari 2005 januari 2010? 2. Bagaimana hasil kinerja portofolio optimal berdasarkan Single Index Model dan Roy s Criterion pada Saham-Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode Februari 2005 januari 2010? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio yang disusun berdasarkan Single Index Model dan Roy s Criterion pada Saham- Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode Februari 2005 januari 2010? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah 1. Mengetahui bagaimana susunan portofolio optimal yang disusun berdasarkan, Single Index Model dan Roy s Criterion 2. Mengetahui bagaimana kinerja portofolio optimal yang disusun berdasarkan Single Index Model dan Roy s Criterion. 3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio yang disusun berdasarkan Single Index Model dan Roy s Criterion 9

1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis, perusahaan, investor dan pihak lainnya, dimana kegunaan tersebut adalah: 1. Bagi para peneliti lain, akademisi, serta pihak-pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pembentukan portofolio optimal serta kinerjanya. 2. Bagi para investor yang ingin berinvestasi di pasar modal Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi mengenai pembentukan portofolio optimal serta kinerjanya. 3. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya, khususnya bagi peneliti lain yang berminat mempelajari masalah yang sama 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis pada penelitian ini adalah salah satu atau semua metode pembentukan portofolio memberikan hasil yang berbeda antara satu sama lain secara signifikan 10

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian mengenai teori teori yang berkaitan dengan penelitian dan mendukung pemecahan permasalahan. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, dan analisis BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai data-data yang telah dikumpulkan dan diolah, kemudian dianalisis untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang diteliti dengan menggunakan program windows excel 2007. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan akhir dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, serta saran yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Portofolio Optimal dengan Single Index Model : Periode Februari 2005 s.d. Juli 2005 7,11, Agustus 2005 s.d. Januari 2006 6,83, Februari 2006 s.d. Juli 2006 5,83, Agustus 2006 s.d Januari 2007 4,48, Februari 2007 s.d Juli 2007 4,57, Agustus 2007 s.d Januari 2008 6,28, Februari 2008 s.d Juli 2008 13,93, Agustus 2008 s.d Januari 2009 0, Februari 2009 s.d Juli 2009 8,96 dan Agustus 2009 s.d Januari 2010 6,61. Return portofolio tertinggi berada pada semester 7 periode Februari 2008 s.d Juli 2008 dan Return portofolio terendah berada pada semester 4 periode Agustus 2006 s.d Januari 2007. 2. Portofolio Optimal yang Dibentuk Roy s Criterion dari Tiap Periode : Periode Februari 2005 s.d. Juli 2005 1,99, Agustus 2005 s.d. Januari 2006 0,33, Februari 2006 s.d. Juli 2006 4,93, Agustus 2006 s.d Januari 2007 2,16, Februari 2007 s.d Juli 2007 0,36, Agustus 2007 s.d Januari 2008 0,11, Februari 2008 s.d Juli 2008 8,83, Agustus 2008 s.d Januari 2009 0, Februari 2009 s.d Juli 2009 1,96 dan Agustus 2009 s.d Januari 2010 0,73. Return portofolio tertinggi berada pada semester 7 periode Februari 2008 s.d Juli 2008 dan Return portofolio terendah berada pada semester periode Agustus 2007 s.d Januari 2008. 3. Kinerja portofolio Sharpe & Treynor Measure berdasarkan peringkat menunjukan bahwa Single Index Model adalah yang paling baik karena mempunyai kinerja lebih baik selama 7 periode penelitian dibandingkan model Roy s Creation. 88

4. Pengujian Hipotesis Dengan menggunakan metode Paired Sample T-Test didapat nilai t hitung Treynor adalah 0,504664025, sedangkan t hitung Sharpe adalah 0,683965832. Karena t hitung lebih kecil dari t tabel 2,09, maka Ho diterima atau Ho = βo, artinya Kinerja portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan model Single Index Model tidak berbeda secara signifikan dengan portofolio optimal yang terbentuk dengan menggunakan Roy s Criterion. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Saran bagi peneliti dan akademisi lain Penelitian ini menyimpulan bahwa kedua model pembentukan portofolio ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal kinerja portofolionya, maka akan lebih baik jika dalam penelitian selanjutnya akan membahas metode pembentuk portofolio mana yang lebih baik, maka dapat dipilih cukup satu saja diantara metode Single Index Model dan Roy s Criterion, Selanjutnya salah satu metode pembentukan portofolio tersebut dapat dibandingkan dengan metode lain yang belum dibahas di penelitian ini. Penelitian ini menitik beratkan perbedaan portofolio berdasarkan kinerja yang dihasilkan, maka untuk penelitian berikutnya penulis menyarankan agar perbedaan dapat dilihat dari berbagai variabel selain kinerja portofolio. 2. Saran bagi para investor Dilihat dari saham-saham yang paling sering masuk ke dalam portofolio optimal dari kedua metode, maka saham saham tersebut hendaknya layak diperhitungkan menjadi pilihan investor. artinya saham-saham tersebut ialah saham yang konsisten dan paling Liquid dalam masa periode 89

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 pengamatan. Dalam menyusun portofolio optimal, maka salah satu dari kedua model yang penulis kemukakan dalam penelitian ini, yaitu Single Index Model dan Roy s Criterion kiranya dapat digunakan sebagai dasar pembentukan portofolio optimal karena dari pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan kedua model tersebut memiliki kinerja portofolio yang tidak berbeda secara siginifikan. Tetapi bila investor menginginkan return yang lebih optimal diantara Single Index Model dan Roy s Criterion maka hendaknya investor memilih Single Index Model dalam model pembentukan portofolio. 90